Anda di halaman 1dari 23

Makro

Perekonomian
Indonesia
ULLYA VIDRIZA, SE, M.SI
Learning Objective

Sinergi Kebijakan
Data Fiskal dan
Neraca Makroekonomi Moneter untuk
Makroekonomi
Indonesia Pemulihan
Ekonomi Nasional
Neraca Makroekonomi

Neraca
Makroekonomi

Neraca Neraca
perdagangan pembayaran
atau balance of atau balance of
trade (BoT) payment
DEFINISI
(NERAA PERDAGANGAN)
DEFINISI
(NERACA PERDAGANGAN)
DEFINISI
(NERACA PEMBAYARAN)
Analisis Neraca Perdagangan dan
Neraca Pembayaran
Data Neraca Perdagangan Indonesia
Neraca Perdagangan INDONESIA TOTAL Periode 2016 - 2021
Uraian 2016 2017 2018 2019 2020 Trend(%) 16-20 2020 2021 Perub.(%) 21/20
TOTAL PERDAGANGAN 280,839.0 325,813.7 368,724.0 338,958.7 304,875.3 2,06 80,929.9 92,286.7 14,03
MIGAS 31,845.3 40,060.6 47,040.6 33,674.6 22,565.9 -8,26 7,615.9 7,787.6 2,25
NON MIGAS 248,993.7 285,753.1 321,683.5 305,284.1 282,309.4 3,22 73,314.0 84,499.1 15,26
EKSPOR 145,186.2 168,828.2 180,012.7 167,683.0 163,306.5 2,31 41,760.9 48,904.3 17,11
MIGAS 13,105.5 15,744.4 17,171.7 11,789.3 8,309.1 -11,31 2,274.6 2,652.4 16,61
NON MIGAS 132,080.7 153,083.8 162,840.9 155,893.7 154,997.4 3,44 39,486.3 46,251.9 17,13
IMPOR 135,652.8 156,985.6 188,711.4 171,275.7 141,568.8 1,74 39,169.0 43,382.4 10,76
MIGAS 18,739.8 24,316.2 29,868.8 21,885.3 14,256.8 -6,31 5,341.3 5,135.2 -3,86
NON MIGAS 116,913.0 132,669.3 158,842.5 149,390.4 127,312.0 2,93 33,827.7 38,247.2 13,06
NERACA PERDAGANGAN 9,533.4 11,842.6 -8,698.7 -3,592.7 21,737.7 0,00 2,591.9 5,521.9 113,05
MIGAS -5,634.3 -8,571.9 -12,697.1 -10,096.1 -5,947.8 -2,76 -3,066.7 -2,482.9 19,04
NON MIGAS 15,167.7 20,414.5 3,998.4 6,503.3 27,685.4 0,60 5,658.6 8,004.8 41,46
Analisis Perkembangan Neraca Perdagangan Indonesia

Nilai Ekspor Indonesia sepanjang 2016 mencapai US$ 144,43 miliar


sementara nilai impor US$ 135,65 miliar. Alhasil, sepanjang 2016, neraca
perdagangan kembali mencatat surplus 8,78 miliar, meningkat 14,5
persen dari tahun sebelumnya, yakni 7,67 miliar.

Secara kumulatif, nilai ekspor tahunan Indonesia pada 2017 mencapai


168,73 miliar dolar AS atau meningkat 16,22 persen dibanding tahun 2016,
sedangkan nilai impor tahun 2017 mencapai 156,893 miliar dolar AS atau
meningkat 15,66 persen dibanding tahun 2016.Selain itu, untuk neraca
perdagangan Indonesia nonmigas tahun 2017 dilihat dari negara, tercatat
surplus terhadap India (10,16 miliar dolar AS), Amerika Serikat (9,44
miliar dolar AS), dan Belanda (3,03 miliar dolar AS) atau dengan kata lain
ekspor ke negara-negara tersebut lebih tinggi ketimbang impornya.
Pada tahun 2018 Neraca Perdagangan mengalami defisit yang
disebabkan oleh defisitnya migas US$ 12,4 miliar. Utamanya didorong
defisit minyak mentah dan hasil minyak, masing-masing sebesar US$
4,04 miliar dan US$ 15,95 miliar.Sedangkan sektor non-migas surplus
US$ 3,84 miliar.BPS mencatat, nilai ekspor sepanjang 2018 sebesar US$
180,06 miliar dan impor sebesar US$ 188,63 miliar. Baik ekspor maupun
impor dibanding tahun lalu masing-masing tercatat tumbuh 6,65% dan
20,15%.
Lanjutan Hasil Analisis
Secara terperinci, ekspor Indonesia pada November 2019 tercatat sebesar US$ 14,01 miliar
atau turun sebesar 6,17% mom. Sementara impor pada November 2019 tercatat sebesar US$
15,34 miliar atau naik 3,94% .total nilai ekspor dan impor Indonesia tentunya dipengaruhi
oleh peningkatan dan penurunan harga komoditas baik minyak dan gas (migas) maupun non-
migas.Beberapa di antaranya adalah kenaikan harga minyak mentah Indonesia atau
Indonesian Crude Price (ICP) hingga mencapai US$ 63,26 per barel dari bulan sebelumnya
yang sebesar US$ 59,82 per barel

Nilai ekspor di sepanjang tahun 2020 sebesar US$ 163,31 miliar. Lalu nilai impor sebesar US$
141,5 miliar.Meski nilai ekspor lebih besar daripada nilai impor, tetapi ekspor Indonesia pada
tahun 2020 ini masih turun bila dibandingkan dengan nilai ekspor di sepanjang tahun 2019.
Penurunannya sebesar 2,61% yoy.

Perdagangan Indonesia kembali kembali untung pada bulan Maret 2021. Badan Pusat
Statistik (BPS) mencatat, neraca dagang pada bulan lalu surplus US$ 1,57 miliar.
perdagangan Indonesia kembali kembali untung pada bulan Maret 2021. Badan Pusat
Statistik (BPS) mencatat, neraca dagang pada bulan lalu surplus US$ 1,57 miliar.
Data Neraca Pembayaran Indonesia
Data Neraca Pembayaran Indonesia, Lanjutan
Analisis Perkembangan Neraca Pembayaran Indonesia
Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) pada triwulan IV 2020 tetap baik, sehingga
menopang ketahanan eksternal. NPI pada triwulan IV 2020 mencatat defisit
rendah sebesar USDO, 2 miliar, ditopang oleh surplus transaksi yang berjalan,
di tengah transaksi modal dan finansial yang mencatat defisit rendah. Dengan
perkembangan tersebut, NPI secara total tahun 2020 mencatat surplus USD2,6
miliar. Posisi cadangan pada akhir Desember 2020 meningkat menjadi sebesar
USD135,9 miliar atau setara dengan pembiayaan 9,8 bulan impor dan utang luar
negeri pemerintah serta berada di atas standar kecukupan internasional.

Perkembangan NPI secara keseluruhan tahun 2020 mencatat surplus, sehingga


ketahanan sektor eksternal tetap terjaga di tengah tekanan pandemi Covid-19.
Surplus NPI tahun 2020 tercatat sebesar USD2,6 miliar, lanjutkan capaian
surplus pada tahun sebelumnya sebesar USD4,7 miliar. Perkembangan
tersebut oleh penurunan defisit transaksi berjalan serta surplus transaksi
modal dan finansial. Defisit transaksi yang berjalan pada tahun 2020 tercatat
sebesar USD4,7 miliar (-0,4% dari PDB), jauh menurun dibandingkan defisit
pada 2019 sebesar USD30,3 miliar (-2,7% dari PDB). Penurunan defisit tersebut
sejalan dengan kinerja ekspor yang terbatas akibat melemahnya permintaan
dari negara mitra dagang yang terdampak Covid-19, di tengah impor yang juga
tertahan akibat permintaan domestik yang belum kuat. Sementara itu, transaksi
modal dan finansial pada 2020 tetap mencatat surplus sebesar USD7,9 miliar
sejalan dengan optimisme investor terhadap pemulihan perekonomian
domestik yang tidak menjamin dan ketidakpastian di pasar keuangan global
yang mereda, terutama pada semester || 2020.
DATA MAKROEKONOMI INDONESIA

KERANGKA EKONOMI MAKRO RKP 2022


2020 2021f* 2022f* 2023f* 2024f*
Pertumbuhan Ekonomi (%, YoY) -2,1 5,0 5,4 – 6,0 5,2 – 6,1 5,2 – 6,3
Investasi -4,9 4,3 6,5 – 7,2 8,1 – 9,1 5,8 – 7,0
Ekspor -7,7 7,3 6,5 – 7,1 5,6 – 6,5 5,2 – 6,3
Industri Pengolahan -2,9 5,2 5,6 – 6,3 5,2 – 6,2 5,2 – 6,4
Jasa-Jasa -1,4 6,0 6,2 – 6,9 5,9 – 6,9 6,0 – 7,1
Stabilitas Makro-Ekonomi
Inflasi (%, akhir periode) 1,7 2,5 2,0 – 4,0 2,0 – 4,0 1,5 – 3,5
Nilai Tukar (USD/IDR) 14.577 14.450 13.900 – 15.000 13.800 – 15.000 13.600 – 15.000

Defisit Transaksi Berjalan (% PDB) -0,45 -1,0 (1,6) – (1,7) (1,8) – (2,1) (2,2) – (2,7)
Cadangan Devisa (USD Miliar) 135,9 136,1 138,2 – 141,4 138,5 – 144,4 140,3 – 141,2

Posisi cadangan devisa tahun 2022 diperkirakan setara dengan pembiayaan 8,0-8,1 bulan impor yang berada di atas
standar kecukupan internasional sekitar 3 bulan impor. 

** Tax Ratio arti sempit. Untuk tax ratio arti luas mencakup Perpajakan, PNBP SDA Migas, PNBP SDA Nonmigas Pertambangan Umum,
*) Angka Perkiraan Bappenas berdasarkan proyeksi Bappenas diperkirakan sebesar 8,9 –8,9 persen PDB (2022), 8,9 – 9,6 persen PDB (2023), dan 8,9 – 9,7 persen PDB (2024)
Sumber: BPS, BI, Kemenkeu, Perkiraan Bappenas

Kedeputian Bidang Ekonomi 15


PERKIRAAN APBN 2022 DAN JANGKA MENENGAH :
SKENARIO DEFISIT DI ATAS 3 PERSEN PDB DI 2023
Ruang Stimulus Fiskal yang longgar masih diperlukan sampai tahun 2023, dan dapat kembali ke 3 PDB% di tahun 2024

Kebijakan fiskal pada tahun 2022


diharapkan masih memberikan stimulus
terhadap perekonomian (kebijakan fiskal
akomodatif), karena:
1. Tahun 2022 merupakan momentum untuk
ekonomi tumbuh tinggi, dan masih 2021 2022 2023 2024
Uraian (% PDB)
memerlukan dorongan dari sisi fiskal. APBN Proyeksi Proyeksi Proyeksi
Pendapatan Negara dan Hibah
2. Sektor swasta belum sepenuhnya pulih 9,9 10,2 – 10,4 10,5 – 10,8 10,6 – 11,2

3. Tahapan awal transformasi ekonomi paska Penerimaan Perpajakan* 8,2 8,3 – 8,4 8,6 – 8,9 8,9 – 9,2
COVID-19, sehingga dorongan dari sisi Belanja Negara 15,6 14,9 – 15,9 14,5 – 15,1 13,6 - 14,2
pemerintah masih diperlukan. Keseimbangan Primer -3,6 (2,6) – (3,2) (1,8) - (2,1) (0,8) - (0,8)
Surplus/Defisit -5,7 (4,7) – (5,5) (4,0) - (4,3) (2,9) - (3,0)
4. Kebijakan fiskal akomodatif akan
Rasio Utang
memberikan sinyal positif terhadap pasar, 41,4 45,3 – 46,5 46,0 - 47,3 45,8 - 46,7
dan memberikan kepercayaan bagi investor Pertumbuhan Ekonomi 5,0 5,4 – 6,0 5,2 – 6,1 5,2 – 6,3
untuk melakukan investasi.
Keterangan: * Tax Ratio arti sempit. Untuk tax ratio arti luas mencakup Perpajakan, PNBP SDA Migas, PNBP SDA Nonmigas
Pertambangan Umum, berdasarkan proyeksi Bappenas diperkirakan sebesar 8,9 –9,0 persen PDB (2022), 9,1 – 9,3 persen
PDB (2023), dan 9,1 – 9,7 persen PDB (2024)

Sumber: Kemenkeu dan Bappenas


Kedeputian Bidang Ekonomi 16
PERKIRAAN APBN 2022 DAN JANGKA MENENGAH :
SKENARIO DEFISIT KEMBALI DI BAWAH 3 PERSEN PDB DI 2023
Ruang fiskal terbatas: menyeimbangkan antara mendorong pertumbuhan dan menjaga keberlanjutan fiskal

Kebijakan fiskal pada tahun 2022 diharapkan masih


memberikan stimulus terhadap perekonomian (kebijakan
fiskal akomodatif), karena:
1. Tahun 2022 merupakan momentum untuk ekonomi
tumbuh tinggi, dan masih memerlukan dorongan dari sisi
fiskal.
2021 2022 2023 2024
• Defisit anggaran kembali ke 3,0% PDB di tahun Uraian (% PDB)
APBN Proyeksi Proyeksi Proyeksi
2023. Pendapatan Negara dan Hibah
9,9 10,2 – 10,4 10,6 – 11,4 10,6 – 11,2
2. Sektor swasta belum sepenuhnya pulih (belum kembali
sepenuhnya ke periode sebelum krisis), karena paska Penerimaan Perpajakan* 8,2 8,3 – 8,4 8,4 – 9,2 8,7 – 9,2
krisis biasanya pemulihan sektor swasta terjadi secara Belanja Negara 15,6 14,9 – 15,9 13,2 - 14,4 13,6 - 14,1
bertahap. Keseimbangan Primer -3,6 (2,6) – (3,2) (0,8) - (0,8) (0,8) - (0,9)
3. Tahapan awal transformasi ekonomi paska COVID-19, Surplus/Defisit -5,7 (4,7) – (5,5) (2,9) - (3,0) (2,9) - (3,0)
sehingga dorongan dari sisi pemerintah masih Rasio Utang 41,4 45,3 – 46,5 44,9 - 45,9 44,7 - 45,5
diperlukan.
Pertumbuhan Ekonomi 5,0 5,4 – 6,0 5,2 – 6,1 5,2 – 6,3
4. Kebijakan fiskal akomodatif akan memberikan sinyal
positif terhadap pasar, dan memberikan kepercayaan bagi Keterangan: * Tax Ratio arti sempit. Untuk tax ratio arti luas mencakup Perpajakan, PNBP SDA Migas, PNBP SDA Nonmigas
investor untuk melakukan investasi. Pertambangan Umum, berdasarkan proyeksi Bappenas diperkirakan sebesar 8,9 –9,0 persen PDB (2022), 9,0 – 9,7 persen
PDB (2023), dan 9,1 – 9,7 persen PDB (2024)

Sumber: Kemenkeu dan Bappenas


Kedeputian Bidang Ekonomi 17
Sinergi Kebijakan Fiskal dan Moneter untuk
Pemulihan Ekonomi Nasional
Sinergi Kebijakan Nasional dalam Pemulihan Ekonomi Indonesia
Stimulus Kebijakan Fiskal
Stimulus Kebijakan Moneter
Referensi
https://www.bi.go.id/id/publikasi/laporan/lpp/default.aspx
Dell, Melissa and Benjamin A. Olken. 2017. The Development Effects of the Extractive Colonial Economy:
The Dutch Cultivation System in Java.
https://columbiapeseminar.files.wordpress.com/2015/09/dellapril2017.pdf
THEE Kian Wie. 2011. The Introduction, Evolution, and End of Colonial Extractive Institutions in the
Netherlands Indies and Its Long-Term Consequences in Independent Indonesia, 1830 2000.
http://s3.amazonaws.com/zanran_storage/vkc.library.uu.nl/ContentPages/2531798963.pdf
Quiz
1. Jelaskan secara rinci tugas pokok dan fungsi masing-masing Lembaga berikut :
a. Bank Indonesia
b. Kementerian Keuangan
c. OJK
d. LPS
dalam hal sinergi akselerasi Pemulihan Ekonomi Nasional.!!
2. Jelaskan Mengenai analisis Neraca Perdagangan ( BoT ) dan Analisis Naraca Pembayaran ( BoT)
TERIMA KASIH
TEAM TEACHING MK PEREKONOMIAN INDONESIA

Anda mungkin juga menyukai