Anda di halaman 1dari 45

HAK ASASI

MANUSIA
MAKNA HAK
DAN
KEWAJIBAN
ASASI
MANUSIA
Manusia sebagai Makhluk
Individu dan Makhluk Sosial

Makhluk Individu :
* Kesatuan Jiwa dan Raga
* Memiliki kemampuan atau potensi :
- Akal dan Pikiran :
memenuhi kebutuhan.
- Perasaan dan Keyakinan :
membedakan baik, buruk, benar,
salah.
Makhluk Sosial (zoon politicon)
:

makhluk yang pada dasarnya ingin


bergaul dengan sesama manusia
lainnya (Aristoteles) :

- Adanya status kodrati


- Adanya potensi dasar
kemanusiaan
Makhluk
Individu

Makhluk
HA
Sosial
M
PENGERTIAN HAM

HAM adalah hak-hak dasar yang


dimiliki setiap manusia sebagai
anugerah dari Tuhan YME, yang
dibawa sejak lahir.
PENGERTIAN HAM
(UU 39/1999 tentang HAM)
HAM adalah seperangkat hak yang
melekat pada hakikat dan keberadaan
manusia sebagai makhluk Tuhan Yang
Maha Esa dan merupakan anugerah-Nya
dan wajib dihormati, dijunjung tinggi oleh
negara, hukum, pemerintah, dan setiap
orang demi kehormatan dan perlindungan
harkat dan martabat manusia
SIFAT HAM
1. Kodrati
2. Hakiki
3. Universal
4. Tidak dapat dicabut/dibagi
5. Dibutuhkan manusia untuk melindungi
martabat kemanusiaannya dan
digunakan sebagai landasan moral dalam
bergaul atau berkomunikasi
6. Mencakup seluruh aspek kehidupan
7. Dalam pelaksanaannya tidak dapat
secara mutlak
KEWAJIBAN ASASI
Makna Kewajiban Asasi:
Kewajiban secara sederhana dapat diartikan
sebagai segala sesuatu yang harus dilaksana-
kan dengan penuh tanggung jawab, dan jika
tidak melaksanakan dikenakan sanksi.
Dengan demikian kewajiban asasi dapat
diartikan sebagai kewajiban dasar setiap
manusia.
Kewajiban dasar manusia merupakan sepe-
rangkat kewajiban yang apabila tidak dilaksa-
nakan, tidak memungkinkan terlaksananya dan
tegaknya hak asasi manusia.
SUBSTANSI HAK
DAN
KEWAJIBAN
ASASI MANUSIA
DALAM
PANCASILA
DIMENSI NILAI PANCASILA :

1. Dimensi Spiritual :
Mengandung pengertian bahwa
Pancasila mengandung nilai-nilai
keimanan dan ketakwaan kepada
Tuhan YME sebagai landasan
keseluruhan nilai dalam falsafah
negara.
2. Dimensi Kultural :
Mengandung pengertian bahwa
Pancasila merupakan landasan
falsafah negara, pandangan hidup
bernegara, dan sebagai dasar negara

3. Dimensi Institusional :
Mengandung pengertian bahwa
Pancasila harus menjadi landasan
utama untuk mencapai cita-cita,
tujuan bernegara dan dalam
penyelenggaraan pemerintahan
TATARAN NILAI PANCASILA :

1. Nilai Dasar :
Nilai dasar berkaitan dengan hakikat kelima sila
Pancasila, yaitu: nilai ketuhanan, nilai kemanusiaan,
nilai persatuan, nilai kerakyatan, dan nilai keadilan.
Nilai-nilai dasar tersebut bersifat abstrak, universal,
sehingga di dalamnya terkandung cita-cita, tujuan,
serta nilai-nilai yang baik dan benar.
Nilai dasar ini bersifat tetap dan terlekat pada kelang-
sungan hidup negara
2. Nilai Instrumental :
Nilai instrumental merupakan penjabaran dari nilai-
nilai dasar Pancasila. Nilai instrumental sifatnya lebih
khusus dibandingkan dengan nilai dasar.
Nilai instrumental merupakan pedoman pelaksanaan
kelima sila Pancasila.
Perwujudan nilai instrumental pada umumnya berben-
tuk ketentuan-ketentuan konstitusional dalam
peraturan perundangan mulai dari Undang-Undang
Dasar sampai dengan peraturan daerah.
3. Nilai Praksis :
Nilai praksis merupakan realisasi nilai-nilai
instrumental suatu pengamalan dalam kehidupan
sehari-hari.
Nilai praksis Pancasila senantiasa berkembang dan
selalu dapat dilakukan perubahan dan perbaikan
sesuai dengan perkembangan zaman dan aspirasi
masyarakat.
Hal tersebut dikarenakan Pancasila merupakan
ideologi yang terbuka.
Hak dan kewajiban Asasi
Manusia dalam Nilai Dasar
Pancasila
• Sila Ketuhanan Yang Maha Esa :

menjamin hak kemerdekaan untuk memeluk agama,


melaksanakan ibadah dan kewajiban untuk menghor-
mati perbedaan agama.

• Sila Kemanusiaan yang Adil dan Beradab :


menempatkan hak setiap warga negara pada
kedudukan yang sama dalam hukum serta memiliki
kewajiban dan hak-hak yang sama untuk mendapat
jaminan dan perlindungan hukum.
• Sila Persatuan Indonesia :
mengamanatkan adanya unsur pemersatu
diantara warga negara dengan semangat gotong
royong, saling membantu, saling menghormati,
rela berkorban dan menempatkan kepentingan
bangsa dan negara diatas kepentingan pribadi
atau golongan.
Hal ini sesuai dengan prinsip hak asasi manusia
dimana hendaknya sesama manusia bergaul satu
sama lainnya dalam semangat persaudaraan.
• Sila Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat
Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan /
Perwakilan :

dicerminkan dalam kehidupan pemerintahan,


bernegara, dan bermasyarakat yang demokratis.
Menghargai hak setiap warga negara untuk
bermusyawarah dan mufakat yang dilakukan
tanpa adanya tekanan, paksaan, ataupun intervensi
yang membelenggu hak-hak partisipasi masyarakat.
• Sila Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat
Indonesia ;
mengakui hak milik perorangan dan dilindungi
pemanfaatannya oleh negara serta memberi
kesempatan sebesar-besarnya pada masyarakat.
Hak dan kewajiban Asasi
Manusia dalam Nilai
Instrumental Pancasila
• UUD NRI Tahun 1945 : Pasal 28 A s.d. Pasal 28 J

• Ketetapan MPR : Tap MPR Nomor XVII/MPR/1998


tentang Hak Asasi Manusia. Di dalam Tap MPR
tersebut terdapat Piagam HAM Indonesia.
• Ketentuan dalam Undang-undang
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 5 tahun
1998 tentang Konvensi Menentang Penyiksaan dan
Perlakuan atau Penghukuman yang Kejam, Tidak
Manusiawi, atau Merendahkan Martabat Manusia.
• Ketentuan dalam Undang-undang
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 39
tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 26


tahun 2000 tentang Pengadilan Hak Asasi Manusia
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 11
tahun 2005 tentang Kovenan Internasional tentang
Hak-hak Sipil dan Politik
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 12
tahun 2005 tentang Kovenan Internasional Hak-hak
Ekonomi, Sosial dan Budaya.
• Ketentuan dalam PERPPU
Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-undang
(Perppu) Nomor 1 tahun 1999 tentang Pengadilan
Hak Asasi Manusi
• Ketentuan dalam Peraturan Pemerintah (PP) :
Peraturan Pemerintah Nomor 2 tahun 2002 tentang
Tatacara Perlindungan terhadap Korban dan Saksi
dalam pelanggaran Hak Asasi Manusia yang Berat.
Peraturan Pemerintah Nomor 3 tahun 2002 tentang
Kompensasi, Restitusi, Rehabilitasi terhadap
Korban Pelanggaran Hak Asasi Manusia Berat
• Ketentuan dalam Kepres :
Keputusan Presiden Nomor 50 tahun 1993 tentang Komisi
Nasional Hak Asasi Manusia
Keputusan Presiden Nomor 83 tahun 1998 tentang Pengesahan
Konvensi Nomor 87 tentang Kebebasan Berserikat dan
Perlindungan untuk Berorganisasi
Keputusan Presiden Nomor 31 tahun 2001 tentang
Pembentukan Pengadilan HAM pada Pengadilan Negeri
Jakarta Pusat, Pengadilan Negeri Surabaya, Pengadilan
Negeri Medan dan Pengadilan Negeri Makasar.
Keputusan Presiden Nomor 96 tahun 2001 tentang
Perubahan Keppres Nomor 53 tahun 2001 tentang
Pembentukan Pengadilan Hak Asasi Manusia Ad Hoc pada
Pengadilan Negeri Jakarta Pusat.
Keputusan Presiden Nomor Nomor 40 tahun 2004 tentang
Rencana Aksi Nasional Hak Asasi Manusia Indonesia tahun
2004-2009
Hak dan kewajiban Asasi
Manusia dalam Nilai Praksis
Pancasila
• Sila Ketuhanan Yang Maha Esa :

Hormat-menghormati dan bekerja sama antar umat


beragama sehingga terbina kerukunan hidup
Saling menghormati kebebasan beribadah sesuai
dengan agama dan kepercayaannya

Tidak memaksakan suatu agama dan kepercayaan


kepada orang lain
• Sila Kemanusiaan yang adil dan beradab :

Mengakui persamaan derajat, hak dan kewajiban


antara sesama manusia
Saling mencintai sesama manusia
Tenggang rasa kepada orang lain
Tidak semena-mena kepada orang lain
Menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan
Berani membela kebenaran dan keadilan
Hormat-menghormati dan bekerja sama dengan
bangsa lain
• Sila Persatuan Indonesia :

Menempatkan persatuan, kesatuan, kepentingan dan


keselamatan bangsa dan negara di atas kepentingan
pribadi atau golongan
Rela berkorban untuk kepentingan bangsa dan
negara
Cinta tanah air dan bangsa
Bangga sebagai Bangsa Indonesia dan ber-Tanah
Air Indonesia
Memajukan pergaulan demi persatuan dan
kesatuan bangsa yang ber-Bhinneka Tunggal Ika
• Sila Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/perwakilan :

Mengutamakan kepentingan negara dan masyarakat


Tidak memaksakan kehendak kepada orang lain
Mengutamakan musyawarah dalam mengambil
keputusan untuk kepentingan bersama
Menerima dan melaksanakan setiap keputusan
musyawarah
Mempertanggungjawabkan setiap keputusan
musyawarah secara moral kepada Tuhan Yang
Maha Esa
• Sila Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia :

Menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban


Menghormati hak-hak orang lain
Suka memberi pertolongan kepada orang lain
Menjauhi sikap pemerasan kepada orang lain

Menjauhi sifat boros dan gaya hidup mewah


Rela bekerja keras
Menghargai hasil karya orang lain
TUGAS ANALISIS HAK DAN KEWAJIBAN
ASASI MANUSIA DALAM UUD NRI TAHUN 1945

HAK
Pasal/ayat MACAM HAK ASASI
................... ....................................................................................
................... ....................................................................................
KEWAJIBAN
Pasal/ayat MACAM KEWAJIBAN ASASI
................... ....................................................................................
................... ....................................................................................
HAK DAN KEWAJIBAN
Pasal/ayat MACAM HAK DAN KEWAJIBAN ASASI
................... ....................................................................................
................... ....................................................................................
DALAM RANGKA
MEMENUHI KEBUTUHAN
MANUSIA
TERKADANG
MELAKUKAN

PELANGGARAN HAM
PELANGGARAN HAM
Pengertian :
- Menurut UU No. 39 Tahun 1999 ;

Pelanggaran HAM adalah setiap perbuatan seseorang


atau sekelompok orang termasuk aparat negara baik
disengaja ataupun kelalaian yang secara melawan
hukum mengurangi, menghalangi dan/atau mencabut
hak asasi manusia seseorang atau sekelompok orang
yang dijamin oleh undang-undang sehingga tidak
mendapatkan atau dikhawatirkan tidak akan memper-
oleh penyelesaian hukum yang adil dan benar
berdasarkan mekanisme hukum yang berlaku.
MACAM PELANGGARAN HAM
1. PELANGGARAN HAM RINGAN
Bersifat Kejahatan Biasa seperti ;
Penganiayaan, Pemukulan, Pembunuhan,
Pencemaran nama baik/penghinaan

2. PELANGGARAN HAM BERAT


Bersifat Kejahatan Luar Biasa seperti ;
a. KEJAHATAN GENOSIDA
b. KEJAHATAN KEMANUSIAAN
Kejahatan Genosida

Genosida adalah perbuatan


yang dilakukan dengan tujuan
untuk menghancurkan seluruh
atau untuk sebagian suatu
kelompok bangsa, etnis, ras,
agama
Kejahatan terhadap
kemanusiaan

Adalah perbuatan yang dilakukan


sebagai bagian dari serangan
yang meluas atau sistematik
yang dapat diketahui bahwa
serangan tersebut ditujukan
secara langsung terhadap
penduduk sipil
FAKTOR PENYEBAB
PELANGGARAN HAM
- Faktor Internal, yaitu dorongan untuk
melakukan pelanggaran HAM yang berasal
dari diri pelaku pelanggar HAM, diantara-
nya adalah:
1. Sikap egois atau terlalu mementingkan diri sendiri
2. Rendahnya kesadaran HAM
3. Sikap tidak toleran
FAKTOR PENYEBAB
PELANGGARAN HAM
- Faktor Eksternal, yaitu faktor-faktor di luar
diri manusia yang mendorong seseorang
atau sekelompok orang melakukan
pelanggaran HAM, diantaranya sebagai
berikut:
1. Penyalahgunaan kekuasaan
2. Ketidaktegasan aparat penegak hukum
3. Penyalahgunaan teknologi
4. Kesenjangan sosial dan ekonomi yang tinggi
CONTOH KASUS PELANGGARAN
HAM DI INDONESIA

• Kerusuhan Tanjung Priok tanggal 12 September


1984. Dalam kasus ini 24 orang tewas, 36 orang
luka berat dan 19 orang luka ringan. Keputusan
majelis hakim kasus ini menetapkan 14 terdakwa
seluruhnya dinyatakan bebas.

• Penyerbuan Kantor Partai Demokrasi Indonesia


tanggal 27 Juli 1996. Dalam kasus ini lima orang
tewas, 149 orang luka-luka dan 23 orang hilang.
Keputusan majelis hakim kasus ini menetapkan
empat terdakwa dinyatakan bebas dan satu orang
terdakwa divonis 2 (dua) bulan 10 hari.
• Penembakan mahasiswa Universitas Trisakti pada
tanggal 12 Mei 1998. Dalam kasus ini 5 (lima)
orang tewas. Mahkamah Militer yang menyidang-
kan kasus ini memvonis dua terdakwa dengan
hukuman 4 (empat) bulan penjara, empat terdak-
wa divonis 2-5 bulan penjara dan sembilan orang
terdakwa divonis penjara 3-6 tahun.

• Tragedi Semanggi I pada tanggal 13 November


1998. Dalam kasus ini lima orang tewas.
Kemudian terjadi lagi tragedi Semanggi II pada
tanggal 24 September 1999 yang memakan lima
orang korban meninggal.
• Penculikan aktivis, pada bulan April 1997 April
1999. Dalam kasus ini 20 orang aktivis dinyatakan
hilang (9 orang diantaranya telah dibebaskan dan
11 orang dinyatakan hilang).
UPAYA PENEGAKAN
HAM DI INDONESIA
1. Pembentukan Komisi Nasional Hak Asasi Manusia
(Komnas HAM)
 Komnas HAM dibentuk pada tanggal 7 Juni 1993 melalui
Kepres Nomor 50 tahun 1993.
 berfungsi sebagai lembaga pengkajian, penelitian,
penyuluhan, pemantauan dan mediasi HAM.
 beranggotakan 35 orang yang dipilih oleh DPR
berdasarkan usulan Komnas HAM dan diresmikan oleh
Presiden.
 Masa jabatan anggota Komnas HAM selama lima tahun
dan dapat diangkat lagi hanya untuk satu kali masa
jabatan.
Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM)
mempunyai wewenang ;
 melakukan perdamaian pada kedua belah pihak
yang bermasalah
 menyelesaikan masalah secara konsultasi
maupun negosiasi
 menyampaikan rekomendasi atas suatu kasus
pelanggaran hak asasi manusia kepada
pemerintah dan DPR untuk ditindak lanjuti.
 memberi saran kepada pihak yang bermasalah
untuk menyelesaikan sengketa di pengadilan.
2. Pembentukan Instrumen HAM.
 Amandemen UUD NRI Tahun 1945 : Bab XA Pasal
28 A s.d. 28 J
 TAP MPR Nomor XVII/MPR/1998 tentang HAM
 Undang-Undang RI Nomor 39 tahun 1999 tentang
Hak Asasi Manusia
 Undang-Undang RI Nomor 26 tahun 2000 tentang
Pengadilan HAM.
 Ditetapkan peraturan perundang-undangan
tentang perlindungan anak, yaitu:
 Undang-Undang RI Nomor 3 Tahun 1997 tentang Pengadilan Anak
 Undang-Undang RI Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak
 Undang-Undang RI Nomor 11 Tahun 2012 tentang Sistem Peradilan
Anak
 Meratifikasi instrumen HAM internasional
3. Pembentukan Pengadilan HAM.
 Pengadilan HAM dibentuk berdasarkan Undang-
Undang RI Nomor 26 tahun 2000
 Pengadilan HAM adalah pengadilan khusus
terhadap pelanggaran HAM berat yang diharapkan
dapat melindungi hak asasi manusia baik
perseorangan maupun masyarakat dan menjadi
dasar dalam penegakan, kepastian hukum,
keadilan dan perasaan aman, baik perseorangan
maupun masyarakat
 Pengadilan HAM bertugas dan berwenang
memeriksa dan memutuskan perkara
pelanggaran hak asasi manusia yang berat
yang dilakukan oleh warga negara Indonesia
yang terjadi di dalam negeri atau di luar negeri
UPAYA PENANGANAN KASUS
PELANGGARAN HAM

1. PENCEGAHAN PELANGGARAN HAM


- Pendidikan HAM kepada masyarakat
- Penciptaan peraturan perundangan
- Penciptaan lembaga HAM
- Lembaga pemantau/pengawas HAM
- Lembaga peradilan HAM
2. PENINDAKAN PELANGGARAN HAM
Penyelidikan, Penyidikan, Penuntutan
dan Pemeriksaan di Pengadilan HAM

3. MEMBANGUN HARMONISASI HAK DAN


KEWAJIBAN
- Kesadaran mendahulukan melaksana-
kan kewajiban dari pada menuntut hak
- Menghindari sikap egois

Anda mungkin juga menyukai