GAGAL JANTUNG By : Ns. Sila Dewi Anggreni, S.Pd, M.Kep, Sp.KMB A. Pengertian Gagal jantung adalah sindroma klinis (kumpulan tanda dan gejala) ditandai oleh sesak nafas dan fatik (saat istirahat atau saat aktivitas) yang disebabkan oleh kelainan struktur atau fungsi jantung (W.Sudoyo, Aru.Ilmu Penyakit Dalam, 2006)
Paradigma lama (Model Hemodinamik)
Dulu gagal jantung dianggap merupakan akibat dari berkurangnya kontraktilitas dan daya pompa jantung. Sehingga diperlukan ionotropik untuk meningkatkannya dan diuretika serta vasodilator untuk mengurangi beban ((un-load)
Paradigma baru (Model Neurohumoral)
Sekarang gagal jantung dianggap sebagai remodeling progresif akibat beban/penyakit pada miokard sehingga pencegahan progresivitas dengan penghambat neurohumoral (neurohumoral blocker) Seperti ACE (Angiotensin Converting Enzym - Inhibitor, Angiotensin Receptor –Blocker atau penyekat beta diutamakan disamping obat konvensional : diuretika dan digitalis. Ditambah dengan terapi yang muncul belakangan ini seperti biventricular pacing, recyncronizing cardiac teraphy (RCT), intracardiac-defibrilator (ICD), bedah reconstruksi ventrikel kiri (LV reconstruction surgery) dan mioplasti B. Beberapa istilah dalam Gagal Jantung 1. Gagal jantung sistolik dan diastolik Kedua jenis ini terjadi secara tumpang tindih dan tidak dapat dibedakan dari pemeriksaan jasmani, photo thoraks atau EKG dan hanya dapat dibedakan dengan eko-Doppler
Gagal jantung sistolik adalah ketidakmampuan
kontraksi jantung memompa sehingga curah jantung menurun dan menyebabkan kelemahan, fatik, kemampuan aktivitas fisik menurun (hipo perfusi) Patogenesis gagal jantung sistolik Gagal jantung sistolik didasari oleh suatu beban atau penyakit miokard/index of ivents) yang mengakibatkan remodeling struktural lalu diperberat oleh progresivitas beban/penyakit tersebut dan menghasilkan sindrom klinis yang disebut gagal jantung. Remodeling struktural ini dipicu dan diperberat oleh berbagai mekanisme kompensasi sehingga fungsi jantung terpelihara relatif normal (gagal jantung asimtomatik). Sindrom gagal jantung yang simtomatik akan tampak apabila timbul faktor precipitasi seperti : infeksi, aritmia, infark jantung, anemia, hipertiroid, aktivitas berlebihan, stress, konsumsi garam berlebih, emboli paru, hipertensi, miokarditis, virus, demam rematik, endokarditis infektif. Gagal jantung diastolik adalah gangguan relaksasi dan gangguan pengisian ventrikel. Diagnosis dibuat dengan pemeriksaan Doppler Ekokardiografi aliran darah mitral dan aliran vena pulmonalis
2. Gagal jantung kiri dan gagal jantung kanan
Gagal jantung kiri terjadi akibat kelemahan ventrikel
yang meningkatkan tekanan vena pulmonalis sehingga tekanan paru meningkat akibatnya pasien sesak nafas Gagal jantung kanan Terjadi kalau kelainannya melemahkan ventrikel kanan seperti pada hipertensi pulmonal primer/ sekunder, tromboemboli paru kronik sehingga terjadi kongesti vena sistemik yang menyebabkan edema perifer, hepatomegali dan distensi vena jugularis 3. Gagal jantung kongestif Gagal jantung kongestif paling sering digunakan jika terjadi gagal jantung kiri dan kanan. Dimana terjadi ketidakmampuan jantung untuk memompa darah yang adekuat untuk memenuhi kebutuhan jaringan akan oksigen dan nutrisi. 4. Gagal jantung akut dan kronik
Gagal jantung akut didefenisikan sebagai serangan
cepat (rapid onset) dari gejala-gejala atau tanda-tanda akibat fungsi jantung yang abnormal Gagal jantung akut dapat terjadi dengan atau tanpa adanya sakit jantung sebelumnya. Disfungsi jantung bisa berupa disfungsi sistolik atau disfungsi diastolik, keadaan irama jantung yang abnormal atau ketidakseimbangan dari pre-load atau after-load. Seringkali memerlukan pengobatan penyelamatan jiwa dan perlu pengobatan segera
Gagal jantung akut dapat berupa denovo (serangan baru
dari gagal jantung akut tanpa ada kelainan sebelumnya Dan dapat juga berupa dekompensasi akut dari gagal jantung kronik Manifestasi klinis gagal jantung akut sangat banyak dan kadang ada tumpang tindih dengan manifestasi klinis yang lain dan penangannya pun bisa sangat berbeda. a. Gagal jantung dekompensasi ( de novo atau sebagai gagal jantung kronik yang mengalami dekompensasi) dengan tanda dan gejala gagal jantung akut dengan gejala ringan dan belum sampai syok kardiogenik, edema paru atau krisis hipertensi) b. Gagal jantung akut hipertensif. Terdapat tanda dan gejala gagal jantung disertai tekanan darah tinggi dan gangguan fungsi jantung relatif dan pada photo thoraks terlihat tanda-tanda edema paru akut c. Edema paru yang diperjelas dengan foto thoraks dengan respiratory distress berat dengan ronkhi yang terdengar pada lapangan paru dan ortopnea O2 saturasi biasanya kurang dari 9o % d. Syok kardiogenik Adanya tanda-tanda hipoperfusi yang diakibatkan oleh gagal jantung preload dikoreksi. Tidak ada defenisi yang jelas dari parameter hemodinaik akan tetapi syok kardiogenik biasanya ditandai dengan penurunan tekanan darah : sistolik kurang dari 90 mm Hg atau berkurangnya tekanan arteri rata-rata lebih dari 30 mm Hg dan atau penurunan pengeluaran urin dengan laju nadi > 60 x per menit. e. High out put failure Ditandai dengan curah jantung yang tinggi biasanya dengan laju denyut jantung yang tinggi, misalnya mitral aritmia, anemia ditandai dengan jaringan perifer yang hangat, kongesti paru disertai dengan tekanan darah yang rendah
f. Gagal jantung kanan
Ditandai dengan sindroma low out put, peninggian vena jugularis, pembesaran hati dan hipotensi Gagal jantung kronis didefenisikan sebagai sindroma klinik yang komplek yang disertai keluhan gagal jantung berupa sesak, fatik baik dalam keadaan istirahat atau latihan adanya edema dan tanda objektif adanya disfungsi jantung dalam keadaan istirahat. C. Etiologi Gagal Jantung 1. Kelainan otot jantung 2. Aterosklerosis koroner 3. Hipertensi sistemik atau pulmonal 4. Peradangan dan penyakit miokardium 5. Penyakit jantung yang lain 6. Faktor sistemik D. Patofisiologi Gagal Jantung Mekanisme yang mendasari gagal jantung meliputi gangguan kemampuan kontraktilitas jantung yang menyebabkan curah jantung lebih rendah dari curah jantung normal Konsep curah jantung paling baik dijelaskan dengan persamaan CO = HR x SV Dimana curah jatung (Cardiac Out put) adalah fungsi frekwensi jantung (Heart Rate) dikalikan volume sekuncup (Stroke Volume) Frekwensi jantung adalah fungsi syaraf otonom. Bila curah jantung berkurang sistem syaraf simpatis akan mempercepat frekwensi jantung untuk mempertahankan curah jantung Bila mekanisme kompensasi ini gagal untuk mempertahankan perfusi jaringan yang memadai maka volume sekuncup jantunglah yang harus menyesuaikan diri untuk mempertahankan curah jantung Tetapi pada gagal jantung dengan masalah utama kerusakan dan kekakuan serabut otot jantung, volume sekuncup berkurang dan curah jantung normal masih dapat dipertahankan
Volume sekuncup merupakan jumlah darah yang
dipompa setiap kontraksi yang sangat tergantung pada tiga faktor : preload, kontraktilitas dan afterload Preload adalah sinonim dengan hukum Starling pada jantung yang menyatakan bahwa jumlah darah yang mengisi jantung berbanding langsung dengan tekanan yang ditimbulkan oleh panjangnya regangan serabut jantung
Kontraktilitas mengacu kepada perubahan kekuatan
kontraksi yang terjadi pada tingkat sel dan berhubungan dengan perubahan panjang serabut jantung dan kadar kalsium Afterload mengacu pada besarnya tekanan ventrikel yang harus dihasilkan untuk memompa darah melawan perbedaan tekanan yang ditimbulkan oleh tekanan arteriole
Pada gagal jantung jika terdapat satu atau lebih dari
ke tiga faktor tersebut terganggu maka akan menyebabkan curah jantung berkurang Jantung yang normal dapat berespon terhadap peningkatan kebutuhan metabolisme dengan menggunakan mekanisme kompensasi yang bervariasi untuk mempertahankan cardiac output yang meliputi a. Respon syaraf simpatik terhadap baroreseptor atau kemoreseptor b. Pengencangan dan pelebaran otot jantung untuk menyesuaikan terhadap peningkatan volume c. Vasokonstriksi arteri renal dan aktivasi sistem renin-angiotensin d. Respon-respon terhadap serum sodium dan regulasi ADH dari reabsobsi cairan
* Kegagalan mekanisme kompensasi dapat dipercepat
oleh adanya volume darah sirkulasi yang dipompakan untuk menentang peningkatan resistensi vaskular oleh pengencangan jantung Kecepatan jantung memperpendek waktu pengisian ventrikel dan arteri koronaria, menurunkan cardiac out put dan menyebabkan oksigenasi yang tidak adekuat ke myokardium
Peningkatan tekanan dinding akibat dilatasi
menyebabkan peningkatan kebutuhan oksigen dan terjadilah pembesaran jantung (hipertropi) terutama pada jantung iskemik atau kerusakan yang menyebabkan kegagalan mekanisme pemompaan Kegagalan jantung biasanya berakhir dengan ketidakmampuan mekanisme fisiologis untuk berkompensasi E. Manifestasi Klinis Tanda dominan gagal jantung adalah meningkatnya volume intravaskular Kongesti jaringan terjadi akibat tekanan arteri dan vena yang meningkat akibat turunnya curah jantung Peningkatan vena pulmonalis dapat menyebabkan cairan mengalir dari kapiler paru ke alveoli akibatnya terjadi edema paru yang dimanifestasikan dengan batuk dan nafas pendek Meningkatnya tekanan vena sistemik dapat menyebabkan edema perifer umum dan penambahan berat badan Turunnya curah jantung pada gagal jantung dimanifestasikan secara luas karena darah tidak dapat mencapai jaringan dan organ (perfusi rendah) untuk menyampaikan oksigen yang dibutuhkan
Beberapa efek yang biasanya timbul akibat perfusi
rendah adalah pusing, kelelahan, tidak toleransi terhadap latihan dan panas, ekstremitas dingin dan haluaran urin berkurang (oliguri) Tekanan perfusi ginjal yang menurun mengakibatkan pelepasan renin pada ginjal yang akan menyebabkan sekresi aldosteron, retensi natrium dan cairan serta peningkatan volume intravaskular
Pada gagal jantung kiri yang menonjol adalah
kongesti paru karena ventrikel kiri tidak mampu memompa darah yang datang dari paru Peningkatan tekanan dalam sirkulasi paru menyebabkan cairan terdorong ke jaringan paru. Manifestasi klinis yang terjadi meliputi dispnu, batuk, mudah lelah, tachikardi dengan bunyi jantung S3, kecemasan dan kegelisahan
Dispnu terjadi akibat penimbunan cairan dalam alveoli
yang mengganggu pertukaran gas. Dispnu bahkan dapat terjadi pada saat istirahat atau dicetuskan oleh gerakan minimal/sedang bahkan dapat terjadi ortopnu Beberapa pasien sering mengalami ortopnu pada malam hari yang disebut dengan paroxismal nokturnal dispnu. Hal ini terjadi bila pasien yang sebelumnya duduk lama dengan posisi kaki dan tangan dibawah, bila pasien berbaring ke tempat tidur maka setelah beberapa jam cairan yang tertimbun di ekstremitas yang sebelumnya berada dibawah mulai diabsorbsi dan ventrikel kiri yang sudah terganggu tidak mampu mengosongkan peningkatan volume dengan adekuat akibatnya tekanan dalam sirkulasi paru meningkat dan lebih lanjut cairan berpindah ke alveoli Batuk yang berhubungan dengan gagal ventrikel kiri bisa kering dan tidak produktif, tetapi juga sering dijumpai batuk basah yaitu batuk yang menghasilkan sputum berbusa dalam jumlah yang banyak bahkan pada sebagian kasus dapat ditemui bercak darah Mudah lelah terjadi akibat curah jantung yang kurang yang menghambat jaringan dari sirkulasi normal dan oksigen serta menurunnya pembuangan sisa hasil katabolisme.Juga terjadi akibat meningkatnya energi yang digunakan untuk bernafas dan insomnia yang terjadi akibat distress pernafasan dan batuk Kegelisahan dan kecemasan terjadi akibat gangguan oksigenasi jaringan, stres akibat kesakitan bernafas dan pengetahuan klien bahwa jantung tidak berfungsi lagi dengan baik
Begitu terjadi kecemasan maka terjadi bahkan
meningkatnya dispnu yang dapat memperberat kecemasan. Bila ventrikel kanan gagal yang menonjol adalah kongesti viseral dan jaringan perifer. Hal ini terjadi karena sisi kanan jantung tidak mampu mengosongkan volme darah dengan adekuat sehingga tidak dapat mengakomodasi semua darah yang secara normal kembali dari sirkulasi vena Manifestasi klinis yang tampak meliputi edema ekstremitas bawah yang biasanya merupakan pittinga edema, penambahan berat badan, hepatomegali, distensi vena leher, asites, anoreksia dan mual,nokturia dan lemah Edema dimulai pada kaki dan tumit (edema dependent) dan secara bertahap bertambah ke atas tungkai dan paha serta akhirnya ke daerah genetalia eksterna dan tubuh bagian bawah
Hepatomegali dan nyeri tekan pada kuadran kanan
atas abdomen terjadi akibat pembesaran vena di hepar. Bila proses ini berkembang maka tekanan dalam pembuluh portal meningkat sehingga cairan terdorong keluar ke rongga abdomen (asites) Pengumpulan cairan dalam rongga abdomen ini dapat menyebabkan tekanan pada diafragma dan distres pernafasan
• Anoreksia dan mual terjadi akibat pembesaran vena dan
statis vena dalam rongga abdomen
• Nocturia terjadi karena perfusi renal didukung oleh posisi
penderita pada saat berbaring. Diuresis terjadi paling sering pada malam hari karena curah jantung akan membaik dengan istirahat Lemah, menyertai gagal jantung sisi kanan disebabkan karena menurunnya curah jantung, gangguan sirkulasi dan pembuangan produk sampah katabolisme yang tidak adekuat dari jaringan F. Diagnosa Keperawatan Diagnosa Keperawatan Utama : 1. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelelahan dan dispnu akibat turunnya curah jantung 2. Kecemasan berhubungan dengan kesulitan bernafas akibat oksigenasi yang tidak adekuat 3. Gangguan perfusi jaringan perifer berhubungan dengan statis vena 4. Kurangnya pengetahuan tentang program perawatan diri berhubungan dengan kurangnya informasi tentang perubahan gaya hidup Masalah Kolaboratif