Anda di halaman 1dari 8

Visi dan Misi Pendidikan Kewarganegaraan

 Visi Pendidikan Kewarganegaraan

 Visi matakuliah pengembangan kepribadian merupakan sumber nilai dan


pedoman dalam pengembangan dan penyelenggaraan program studi, guna
mengantarkan mahasiswa memantapkan kepribadiannya sebagai manusia
Indonesia seutuhnya dan memelihara budi pekerti kemanusiaan yang luhur.
 Menurut Martini, dkk (2013:2) visi matakuliah pendidikan kewarganegaraan
adalah mampu untuk membawa mahasiswa melihat inti dari suatu persoalan
secara lebih mendalam dengan melalui khayalan, penglihatan maupun
pengamatan.
 Dengan visi di atas, kiranya pendidikan kewarganegaraan diharapkan
berperan penting dalam memantapkan kepribadian manusia (dalam hal ini
mahasiswa) seutuhnya, dalam arti memiliki keutuhan dan keterpaduan antara
kemantapan unsur rohani dan unsur jasmaninya, sejahtera lahir dan batin.
Visi dan Misi Pendidikan Kewarganegaraan
 Misi Pendidikan Kewarganegaraan

 Misi Pendidikan Kewarganegaraan adalah untuk membantu mahasiswa


memantapkan kepribadiannya agar secara konsisten mampu mewujudkan
nilai-nilai dasar Pancasila, rasa kebangsaan dan cinta tanah air sepanjang
hayat dalam menguasai, menerapkan dan mengembangkan IPTEKS yang
dimilikinya dengan rasa tanggung jawab serta memegang teguh persatuan
dan kesatuan bangsa dan negara.

 Oleh karenanya, melalui pendidikan kewarganegaraan diharapkan


mahasiswa dapat memahami dan mengamalkan nilai-nilai Pancasila dalam
kehidupan pribadi, keluarga, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara
dan dalam dunia percaturan internasional.
Tujuan dan Fungsi Secara Umum
Pendidikan Kewarganegaraan
 Tujuannya yaitu agar warga negara menjadi warga negara yang baik, yakni
warga yang memiliki kecerdasan (civic intelligence) baik intelektual,
emosional, moral, sosial maupun spiritual, dan memiliki rasa bangga dan
tanggung jawab serta dapat ikut berpartisipasi dalam kehidupan
bermasyarakat dan bernegara.

 Fungsi Pendidikan Kewarganegaraan ialah suatu program Pendidikan yang


membentuk karakter warga negara menjadi warga negara yang memiliki
nilai dan moral yang luhur, cerdas, terampil dan setia kepada bangsa
sebagaimana yang diamanatkan Pancasila.
Kompetensi Dasar Pendidikan
Kewarganegaraan
 Kompetensi Pendidikan Kewarganegaraan secara umum
Seperangkat tindakan cerdas, penuh rasa tanggungjawab, dapat memecahkan
masalah hidup bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara dengan menerapkan
konsepsi filsafat Pancasila, menerapkan konstitusi negara dalam kehidupan
sehari-hari, serta Geopolitik Indonesia dan Geostrategi Indonesia.
 Menurut Sumarsono, dkk (2002) kompetensi Pendidikan Kewarganegaraan
adalah seperangkat tindakan cerdas, penuh rasa tanggungjawab, dapat
memecahkan masalah hidup bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara dengan
menerapkan konsepsi falsafah bangsa, wawasan nusantara, dan ketahanan
nasional.
 Menurut SK Dirjen Dikri Nomor43 Tahun 2006 Kompetensi Pendidikan
Kewarganegaraan adalah menjadi ilmuwan dan profesional yang memiliki rasa
kebangsaan dan cinta tanah air, demokratis yang berkeadaban, menjadi
warganegara yang memiliki daya saing, berdisiplin dan berpartisipasi aktif
membangun kehidupan yang damai berdasarkan sistem nilai Pancasila.
Kompetensi Dasar Pendidikan Kewarganegaraan

Menurut Branson kompetensi Pendidikan Kewarganegaraan digolongkan


menjadi 3 komponen utama yaitu civic knowledge, civic skills, dan civic
disposition. Sejalan dengan Dept Diknas (2007:2). Dicantumkan aspek
kompetensi dalam Pendidikan Kewarganegaraan yaitu:

1. Pengetahuan Kewarganegaraan (civic knowledge)


Menyangkut pengetahuan akademik keilmuan yang dikembangkan dari
berbagai teori atau konsep politik, hukum , dan moral. Dengan demikian
Pendidikan Kewarganegaraan menjadi bidang kajian multidisipliner.
Berdasarkan Permendiknas no.22 tahun 2006 secara tersirat pengetahuan
kewarganegaraan terjabar ke dalam dan mencakup pengetahuan
mengenai delapan ruang lingkup kajian yaitu persatuan dan kesatuan
bangsa, norma, hukum, dan peraturan, HAM, kebutuhan warga negara,
konstitusi negara, kekuasaan dan politik, pancasila dan globalisasi.
Kompetensi Dasar Pendidikan
Kewarganegaraan
2. Keterampilan Kewarganegaraan (civic skills)
Meliputi keterampilan intelektual (intelectual skill) dan keterampilan berpartisipasi (partisipatory
skill) dalm kehidupan berbangsa dan bernegara.
Keterampilan intelektual yang terpenting bagi terbentuknya warga negara yang berwawasan luas,
efektif dan bertanggung jawab antara lain adalah keterampilan berpikir kritis. Keterampilan
berpikir kritis meliputi mengidentifikasi, menggambarkan atau mendeskripsikan, menjelaskan,
menganalisis, mengevaluasi, menentukan dan mempertahankan pendapat yang berkenaan
dengan masalah-masalah publik.
Keterampilan partisipasi diantaranya:
1. Berinteraksi termasuk berkomunikasi tentunya terhadap objek yang berkaitan dengan
masalah-masalh publik, yang termasuk keterampilan ini adalah bertanya, menjawab,
berdiskusi dengan sopan santun, menjelaskan artikulasi kepentingan, membangun koalisi,
negoisasi, kompromi mengelola konflik secara damai, mencari konsensus.
2. Memantau atau memonitor masalah politik dan pemerintahan terutama dalam penanganan
persoalan-persoalan publik , yang termasuk keterampilan ini adalah menggunakan sumber
informasi seperti perpustakaan, surat kabar, TV, dll. Untuk mengetahui persoalan-persoalan
publik upaya mendapatkan informasi tentang persoalan publik dari kelompok kepentingan,
pejabat pemerintah, lembaga-lembaga pemerintah. Misalnya dengan cara menghadiri
berbagai pertemuan publik seperti pertemuan organisasi siswa, komite sekolah, pertemuan
desa, pertemuan walikota, LSM, dan organisasi kemasyarakatan.
Kompetensi Dasar Pendidikan Kewarganegaraan
3. Mempengaruhi proses politik, pemerintah baik secara formal maupun informal yang termasuk tiga
keterampilan ini adalah melakukan simulasi tentang kegiatan: kampanye, pemilu, dengar pendapat DPR dan
DPRD, pertemuan Walikota, lobby, peradilan, memberikan suara dalam suatu pemilihan, membuat petisi,
melakukan pembicaraan atau memberi kesaksian, dihadapan publik, bergabung atau bekerja dalam lembaga
advokasi untuk memperjuangkan keputusan bersama atau pihak lain, meminta atau menyediakan diri untuk
menduduki jabatan tertentu.

3. Watak Kepribadian Kewarganegaraan (civic disposition)


Merupakan dimensi yang paling subtantif dan esensial dalam mata pelajaran kewarganegaraan, dimensi watak atau karakter
kewarganegaraan dapat dipandang sebagai: muara dari” pengembangan dari dimensi sebelumnya. Karakter klewarganegaraan
merupakan watak atau sifat-sifat yang harus dimiliki oleh setiap warga negara untuk mendukung efektivitas partisipasi politik,
berfungsinya sistem politik yang sehat, berkembanganya martabat dan harga diri, karakter kewarganegaraan mencakup karakter privat
(pribadi) dan karakter publik (kemasyarakatan) yang utama meliputi:
1). Menjadi anggota masyarakat yang independen atau mandiri
2). Memenuhi tanggung jawab personal kewarganegaraan di bidang ekonomi dan politik yang termasuk karakter ini: mengurus diri
sendiri, memberi nafkah atau menopang keluarga, merawat, mengurus dan mendidik anak, mengikuti dan informasi tentang isu-isu
publik, voting, membayar pajak, menjadi saksi di pengadilan, memberikan pelayanan kepada masyarakat, melakukan tugas
kepemimpinana sesuai bakat dan kemampuan masing-masing.
3). Menghormati harkat dan martabat tiap individu yang termasuk karakter ini: mendengarkan pendapat orang lain, santun,
menghargai hak dan kepentingan sesama warga negara, mematuhi peraturan prinsip mayoritas, namun tetap menghargai hak minoritas
untuk berbeda pendapat.
4). Berpartisipasi dalam urusan-urusan kewarganegaraan secara bijaksana dan efektif. Diantaranya: menghormati hak-hak orang lain,
menghormati hukum orang lain, jujur, berpikir terbuka, berpikir kritis, bersedia melakukan negoisasi dan berkompromi, ulet dan tidak
mudah putus asa, keharusan memiliki perasaan kasihan, patriotisme, keteguan hati, toleran kepada ketidakpastian.
5). Mengembangkan fungsi demokrasi konstitusional yang sehat diantaranya: religius, cerdas, tangguh, peduli, demokratis, nasionalis,
patuh pada aturan sosial, menghargai kebaragaman, sadar akan hak dan kewajiban pada diri sendiri dan orang lain, berpikir krritis,
logis, kreatif, dan inovatoif serta tanggung jawab.

Anda mungkin juga menyukai