Anda di halaman 1dari 13

KEMENTERIAN DALAM NEGERI

REPUBLIK INDONESIA

KEBIJAKAN DAN URGENSI PARTISIPASI MASYARAKAT


DALAM PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN
DAERAH

Oleh :
Nyoto Suwignyo
Direktur Perencanaan, Evaluasi dan Informasi Pembangunan Daerah

JAKARTA, 3 September 2020

@kemendagri @kemendagri @kemendagri_ri


KEBIJAKAN PENINGKATAN PARMAS DALAM RPJPN

Mewujudkan masyarakat Indonesia yang


RPJPN mandiri, maju, adil, dan makmur melalui
2020-2025 percepatan pembangunan di berbagai bidang
Sasaran
dengan menekankan terbangunnya struktur
Pembangunan perekonomian yang kokoh berlandaskan
2020-2024
keunggulan kompetitif di berbagai wilayah
yang didukung oleh sumber daya manusia
yang berkualitas dan berdaya saing
VISI, MISI DAN AGENDA PEMBANGUNAN RPJMN 2020-2024
VISI
“Terwujudnya Indonesia Maju yang Berdaulat, Mandiri, dan
Berkepribadian Berlandaskan Gotong Royong”
MISI ARAHAN PRESIDEN AGENDA PEMBANGUNAN
1. Memperkuat ketahanan ekonomi untuk
1. Peningkatan Kualitas Manusia dan
pertumbuhan yang berkualitas dan
Indonesia
berkeadilan
2. Struktur Ekonomi yang Produktif,
2. Mengembangkan wilayah untuk
Mandiri dan Berdaya Saing
3. Pembangunan yang merata dan
1.Pembangunan SDM mengurangi kesenjangan dan
2.Pembangunan Infrastruktur menjamin pemerataan
berkeadilan
3. Meningkatkan sumber daya manusia
4. Mencapai lingkungan hidup yang 3.Penyederhanaan Regulasi yang berkualitas dan berdaya saing
berkelanjutan 4.Penyederhanaan Birokrasi 4. Revolusi mental dan pembangunan
5. Kemajuan budaya yang mencerminkan
kepribadian bangsa 5.Transformasi Ekonomi kebudayaan
5. Memperkuat infrastruktur untuk
6. Penegakan sistem hukum yang bebas
mendukung pengembangan ekonomi
korupsi, bermartabat dan terpercaya
dan pelayanan dasar
7. Perlindungan bagi segenap bangsa dan
6. Membangun lingkungan hidup,
memberikan rasa aman pada seluruh
Kementerian Dalam Negeri memiliki peran meningkatkan ketahanan bencana dan
warga
perubahan iklim
8. Pengelolaan pemerintahan yang dalam mengkoordinasikan pembinaan & 7. Memperkuat stabilitas Polhukhankam
bersih, efektif dan terpercaya pengawasan penyelenggaraan Pemda utk dan transformasi pelayanan publik
sesuai dengan ketentuan PUU
KEBIJAKAN PENINGKATAN PARMAS DALAM RPJMN
ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI PEMBANGUNAN
PRINSIP DASAR PEMBANGUNAN NASIONAL  Peningkatan Nilai Tambah Ekonomi
 Membangun Kemandirian Peningkatan nilai tambah, lapangan kerja, dan investasi di sektor riil, dan
Memiliki SDM yg berkarakter, unggul, bertanggungjawab & kreativitas industrialisasi Pengembangan amenitas dan atraksi wisata juga melibatkan
tinggi untuk dapat menjadi modal pembangunan bagi bangsa sendiri. industri dan partisipasi masyarakat.
 Menjamin Keadilan Pelaksanaannya mencakup kerja sama pembiayaan, perbaikan pengelolaan
Menjamin akses & kesempatan yang sama bagi seluruh masyarakat destinasi, penerapan standar layanan, penguatan rantai pasok industri
tanpa diskriminasi untuk berpartisipasi seluas-luasnya dalam pariwisata, penataan kota sebagai service hub pariwisata, penataan kawasan
pembangunan dan mendapatkan manfaatnya. perdesaan untuk mendukung pariwisata, serta pengembangan desa wisata.
 Menjaga Keberlanjutan
Keadilan dalam satu generasi, dimana keadilan di dalam sebuah generasi
KEBIJAKAN DAN STRATEGI PEMBANGUNAN
umat manusia dimana beban permasalahan lingkungan hrs dipikul
bersama oleh masy. dlm satu generasi. KEWILAYAHAN TAHUN 2020-2024
 Meningkatkan pemerataan antarwilayah
PENGARUSUTAMAAN DALAM RPJMN 2020-2024
KBI dan KTI maupun Jawa dan luar Jawa,
 Pengarusutamaan modal sosial budaya
melalui strategi pembangunan
Internalisasi nilai dan pendayagunaan kekayaan budaya
• Mendukung seluruh proses pembangunan. Transformasi sosial, budaya dan ekonomi desa yg didukung dengan:
• Pengetahuan tradisional (local knowledge), kearifan local (local  Pengembangan desa wisata, desa digital dan produk unggulan desa dan
wisdom), kawasan perdesaan, pengembangan BUMDesa/BUMDes Bersama
 Optimalisasi pemanfaatan dana desa untuk mendorong kegiatan produktif,
• Pranata sosial di masyarakat sebagai penjelmaan nilai-nilai sosial
memberdayakan masyarakat desa termasuk membiayai pendamping lokal desa
budaya komunitas harus menjadi pertimbangan dalam proses
perencanaan serta penyusunan kebijakan dan program
pembangunan nasional.
• Penghargaan atas khazanah budaya masyarakat, sekaligus upaya RPJMN 2020-2024
pelestarian dan pemajuan kebudayaan bangsa
KEBIJAKAN PENINGKATAN PARMAS DALAM RPJMN

PRINSIP KERANGKA KELEMBAGAAN


 Sejalan dengan kebijakan nasional
ARAH KEBIJAKAN DANA OTSUS
 Sejalan dengan Per-UU
 Peningkatan penguatan dan pemberdayaan Rakyat
 Mendukung Outcome pembangunan
berlandaskan budaya, kemanusiaan, dan adat
 Sejalan dengan perkembangan lingkungan strategis pembangunan
 Penguatan tata Kelola pemerintahan yang partisipatif,
 Dilakukan dengan transparan, partisipatif, dan akuntabel
transparan, akuntabel dan adil
 Mengedepankan kerjasama multi pihak yang kolaboratif
 Penguatan koordinasi, kerjasama dan kemitraan

ARAH KEBIJAKAN DANA DESA


 Kemandirian masyarakat desa yg memiliki ketahanan sosial, KAIDAH PELAKSANAAN PENDANAAN
 Peningkatan kualitas alokasi pada prioritas melalui proyek prioritas &
ekonomi dan ekologi
integrasi pendanaa
 Meningkatkan kapasitas aparatur desa dalam tata Kelola
 Identifikasi proyek yg dapat dilakukan Pusat, Daerah, BUMN, BUMD,
pemerintahan yang baik KPBU, swasta dan Masyarakat
 Transformasi ekonomi desa melalui pengembangan desa wisata,  Menyesuaikan modalitas pendanaan dgn sasaran pembanunan serta
desa digital, produk unggulan desa, pengembangan kawasan memastikan kesiapan pelaksanaan proyek
perdesaan, dan peningkatan peran Badan Usaha Milik Desa  Optimalisasi dan perluasan pemanfaatan sumber pendaan
(BUMDes)/BUMDes Bersama  Inovasi pendanaan pembangunan

PERLUASAN KAPASITAS PENDANAAN


Creative Financing (Pendanaan Baru)  memperbesar porsi kerja sama pemerintah dan badan usaha 
Eksplorasi pendanaan non-konvensional  Blended Finance
KEBIJAKAN PARMAS DALAM UU 23/2014 & PP 45/2017

Peningkatan Peran
Serta/Partisipasi
Masyarakat dalam
penyelenggaraan
pemerintahan daerah
menjadi salah satu
instrumen dalam
mempercepat
pencapaian tujuan
otonomi daerah
CAKUPAN PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM UU 23/14 & PP 45/17

PERAN PEMDA
Menyampaikan informasi ttg penyelenggaraan
CAKUPAN PARMAS Pemda kpd masyarakat

Penyusunan Perda dan kebijakan


daerah Mendorong kelompok dan organisasi
masyarakat untuk berperan aktif dalam
Pemda Wajib Perencanaan, penganggaran, pelaksanaan, penyelenggaraan Pemerintahan Daerah
pemonitoran, dan pengevaluasian melalui dukungan pengembangan kapasitas
Mendorong masyarakat
Partisipasi pembangunan daerah
Masyarakat Dalam
Penyelenggaraan Pengelolaan aset dan/atau sumber daya alam
Pemda daerah
Mengembangkan kelembagaan &
(Ps. 354 UU 23/2014) mekanisme pengambilan keputusan yg
Penyelenggaraan memungkinkan kelompok dan organisasi
pelayanan publik kemasyarakatan dapat terlibat secara efektif

Kegiatan lainnya sesuai dengan ketentuan


peraturan perundang-undangan
TUSI DITJEN BINA PEMBANGUNAN DAERAH TERKAIT PARTISIPASI MASYARAKAT

a. Perumusan kebijakan di bidang fasilitasi penyelenggaraan urusan


pemerintahan daerah, perencanaan pembangunan daerah, sinkronisasi
dan harmonisasi pembangunan daerah, fasilitasi pengelolaan sistem
PERPRES 11/2015 TTG KEMENDAGRI & informasi pembangunan daerah, dan partisipasi masyarakat
PERMENDAGRI 43/2015 TTG SOTK KEMENDAGRI b. Pelaksanaan kebijakan di bidang fasilitasi penyelenggaraan urusan
pemerintahan daerah, perencanaan pembangunan daerah, sinkronisasi
dan harmonisasi pembangunan daerah, dan partisipasi masyarakat;
TUGAS DITJEN BINA PEMBANGUNAN DAERAH c. Pelaksanaan pembinaan umum dan koordinasi di bidang fasilitasi
(Ps. 18 Perpres 11/15 & Ps. 569 Permendagri 43/15) penyelenggaraan urusan pemerintahan daerah, perencanaan
pembangunan daerah, sinkronisasi dan harmonisasi pembangunan
Menyelenggarakan perumusan dan pelaksanaan kebijakan daerah, fasilitasi pengelolaan sistem informasi pembangunan daerah,
di bidang urusan pemerintahan dan pembinaan dan partisipasi masyarakat;
d. Pelaksanaan koordinasi dan fasilitasi penyusunan norma, standar,
pembangunan daerah sesuai dengan ketentuan Per-UU
prosedur, dan kriteria serta standar pelayanan minimal penyelenggaraan
urusan pemerintahan;
e. Pelaksanaan pemantauan, evaluasi, dan pelaporan di bidang fasilitasi
penyelenggaraan urusan pemerintahan daerah, perencanaan
pembangunan daerah, sinkronisasi dan harmonisasi pembangunan
FUNGSI DITJEN BINA PEMBANGUNAN DAERAH daerah, pengelolaan sistem informasi pembangunan daerah, dan
(Ps. 19 Perpres 11/15 & Ps. 570 Permendagri 43/15) partisipasi masyarakat;
f. Pemberian bimbingan teknis dan supervisi di bidang fasilitasi
penyelenggaraan urusan pemerintahan daerah, perencanaan
pembangunan daerah, sinkronisasi dan harmonisasi pembangunan
daerah, pengelolaan sistem informasi pembangunan daerah, dan
partisipasi masyarakat;
g. Pelaksanaan administrasi Direktorat Jenderal Bina Pembangunan Daerah;
dan
h. Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Menteri
KONDISI GAMBARAN UMUM PARTISIPASI MASYARAKAT

Perhatian Pemda
terhadap Parmas
masih kurang Belum ada
Tujuan Otda (Konsideran instrumen sebagai
Menimbang)  alat ukur Parmas
Meningkatkan Peran Serta
Masyarakat
Petunjuk teknis
(UU 23/2014)
belum ada/masih
parsial

PP 45/2017 telah Belum ada dokumen


dijalankan Pemda, bersama antara Pem,
Inovasi Parmas Masy, Swasta
namun Parmas masih rendah
cenderung formalitas

Masyarakat cenderung
masih jadi objek
pembangunan perlu
peningkatan kapasitas
KEMENTERIAN DALAM NEGERI
REPUBLIK INDONESIA
TINGKATAN PARTISIPASI MASYARAKAT DAN
TUJUAN YANG DIHARAPKAN

Mewujudkan
Masyarakat sepenuhnya mengelola berbagai kegiatan
Pengendalian Warga (pemberdayaan masyarakat)
masyarakat yang
mandiri, peduli dan
Pendelegasian
Masyarakat memiliki kekuasaan yang jelas dan kritis dalam makna
bertanggung jawab terhadap pembangunan positif unuk
Citizen Masyarakat diberikan kesempatan untuk bernegosiasiai mengoptimalkan
Kemitraan
Power dan melakukan kesepakatan  penyelenggaraan
pembangunan daerah
Komunikasi telah berjalan baik, namun pemerintah tetap
Penentraman
menahan kewenangan

Komunikasi telah bersifat dua arah, tapi masih bersifat


Konsultasi
formalitas

Informasi Satu arah dan tidak ada sarana timbal balik


Tokenism

Terapi/komunikasi
Komunikasi namun bersifat terbatas
terbatas

Non - Relatif tidak ada komunikasi


Manipulasi
Participation

@kemendagri @kemendagri @kemendagri_ri


Arnstein (1969)
KEMENTERIAN DALAM NEGERI
REPUBLIK INDONESIA
POSISI SEKOLAH POLITIK ANGGARAN (SEPOLA)
DALAM MENDUKUNG PP 45 TAHUN 2017

SEPOLA PP 45/2017

CAKUPAN PARMAS KEGIATAN MENDORONG PARMAS


Pendidikan politik bagi masyarakat
sipil untuk meningkatkan kapasitas Perencanaan, penganggaran, Mendorong kelompok dan organisasi
literasi, partisipasi, advokasi serta pelaksanaan, pemonitoran, dan
pengevaluasian pembangunan
masyarakat untuk berperan aktif dalam
penyelenggaraan Pemerintahan Daerah
kapasitas politik anggaran publik daerah melalui dukungan pengembangan
kapasitas masyarakat

Pengelolaan aset dan/atau


Mengembangkan kelembagaan &
sumber daya alam daerah
mekanisme pengambilan keputusan yg
memungkinkan kelompok dan organisasi
Anggaran yang adil dalam hubungan kemasyarakatan dpt terlibat secara efektif

negara dan warga negara pada sektor


kehutanan dan perkebunan
SEPOLA pada prinsipnya mendukung pelaksanaan PP 45/2017
khususnya yang terkait pemonitoran pelaksanaan pembangunan dan
peningkatan kapasitas masy. dlm mewujudkan Parmas yang efektif
@kemendagri @kemendagri @kemendagri_ri
URGENSI SUBSTANSI DALAM SEPOLA YANG DIHARAPKAN

Pembagian kewenangan pemerintah


terkait pengelolaan hutan dan
perkebunan SEPOLA dapat
meningkatkan kapasitas
Jenis-jenis hutan dan perkebunan masyarakat untuk
mewujudkan partisipasi
masyarakat yang efektif
SEPOLA dan mempercepat
Mekanisme pengelolaan keuangan hutan
dan perkebunan tercapainya tujuan
pembangunan sesuai
Tata cara akses informasi dan penyampaian
ketentuan Perundang-
informasi kepada Pemda terkait kehutanan undangan
dan perkebunan sesuai Per-UU

Skenario pola kemitraan antara pemerintah


daerah, masyarakat dan swasta dalam
pengelolaan hutan dan perkebunan
KEMENTERIAN DALAM NEGERI
REPUBLIK INDONESIA

TERIMAKASIH
13

@kemendagri @kemendagri @kemendagri_ri

Anda mungkin juga menyukai