PENAWARAN TOTAL
Di ampu oleh
Bapak Drs.Ec. Budiono, M.Si
KELOMPOK 4
Di Susun Oleh :
1. Ainun Is Yuni Zafirah 20080574024
2. Moch. Nur Angga 20080574029
3. Zahara Ayu Chairani 20080574130
4. Muhammad Ridhwan Haekal 20080574139
5. Elza Oktavia Marsyanda 20080574143
6. Ahmad Diya’ul Haq A. 20080574149
PERMINTAAN TOTAL
Pengertian
. Definisi dari permintaan agregat dalam perekonomian tertutup adalah jumlah
seluruh komponen pengeluaran konsumsi (C) yang dilakukan oleh sektor rumah
tangga, pengeluaran untuk investasi (I) dan juga belanja pemerintah (G)
terhadap barang dan jasa domestik.
Komponen Permintaan Agregat
Kita menghitung permintaan agregat dengan menjumlahkan permintaan dari empat sektor ekonomi
makro (rumah tangga, bisnis, pemerintah, dan eksternal):
A. Konsumsi
Konsumsi mewakili pengeluaran rumah tangga untuk barang dan jasa. Penentu utama dari
komponen ini adalah pendapatan disposabel (disposable income), kadang-kadang juga disebut
pendapatan setelah pajak atau pendapatan sekali pakai.
B. Investasi
Pengeluaran investasi adalah pembelian barang dan jasa oleh bisnis. Pembelian biasanya
untuk modal fisik, yang sangat penting untuk kapasitas produksi mereka. Keputusan
investasi terutama tergantung pada keuntungan yang diharapkan dan biaya pendanaan.
C. Pengeluaran Pemerintah
Pengeluaran pemerintah dianggap sebagai variabel eksogen. Itu karena variabel ekonomi
seperti pertumbuhan ekonomi, nilai tukar mata uang, dan suku bunga; tidak mempengaruhi
keputusan pengeluaran.
D. Ekspor Bersih
Ekspor neto sama dengan ekspor dikurangi impor. Ekspor adalah permintaan asing
untuk output dalam negeri. Impor mewakili permintaan domestik untuk output orang
asing. Komponen ini ditentukan oleh pendapatan dan harga relatif antara ekonomi
domestik dan dunia.
02
KURVA PERMINTAAN
AGREGAT DAN
DETERMINANNYA
Kurva permintaan agregat secara grafis mewakili AD. Kurva memiliki
kemiringan ke bawah, yang berarti bahwa kuantitas yang diminta
berkurang ketika tingkat harga meningkat.
faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan
agregat dan kurvanya:
Keterangan :
AE = C + I + G AE = Pengeluaran agregat (agregate expenditure)
C = Konsumsi rumah tangga termasuk pengeluaran untuk
barang dan jasa
I = Pengeluaran untuk investasi
G = Belanja pemerintah untuk barang dan jasa
Fokus pembahasan teori ini adalah pada jumlah uang yang beredar dan
permintaan uang, serta bagaimana masing-masing bergantung pada suku
bunga.
Jumlah Uang Yang Beredar
Jumlah uang yang beredar dikendalikan oleh bank sentral. Bank sentral biasanya
mengubah jumlah uang yang beredar melalui :
Tingkat harga merupakan suatu penentu jumlah permintaan uang. Pada harga
lebih tinggi, uang yang dipertukaran semakin banya setiap kali barang atau jasa
dijual. Akibatnya orang akan memilih untuk menaikkan jumlah permintaan pada
setiap suku bunga yang berlaku. Oleh karena itu, kenaikan tingkat harga dari P1
menjadi P2 menggeser kurva permintaan ke kanan dari MD1 menjadi MD2,
seperti terlihat pada panel (a) gambar 2.
Perubahan Jumlah Uang yang Beredar
Seperti pada gambar 3 panel (a), kenaikan jumlah uang yang beredar menggeser
jumlah kurva jumlah uang yang beredar ke kanan dari MS1 ke MS2. Karena kurva
permintaan uang belum berubah, suku bunga turun dai r1 menjadi r2 untuk
menyeimbangkan penawaran dan permintaan uang. Artinya, suku bunga harus turun
agar orang memiliki uang tambahan yang dibuat oleh bank sentral.
Peranan Target Suku Bunga dalam Kebijakan Moneter
Cara lain bagi bank sentral untuk untuk melakukan kebijakan moneter adalah
dengan menargetkan suku bunga pinjaman jangka pendek bagi bank-bank daripada
menargetkan jumlah uang yang beredar, sebagiannya karena jumlah uang yang
beredar sulit diukur dengan cukup tepat. Teori preferensi likuiditas memberi satu
prinsip penting : Kebijakan moneter dapat dijelaskan, baik dalam termonologi jumlah
uang yang beredar maupun terminology suku bunga.
Apabila bank sentral menurunkan target suku bunga, penjual obligasi
membeli obligasi pemerintah, dan pembelian ini menaikkan jumlah uang yang
beredar dan menurunkan suku bunga keseimbangan (seperti terlihat pada gambar
3). Begitupun sebaliknya, apabila bank sentral menaikkan target suku bunga,
penjual obligasi menjual obligasi pemerintah, dan penjualan ini menurunkan
jumlah uang yang beredar dan menaikkan suku bunga keseimbangan.
04
PENGARUH KEBIJAKAN MONETER
DAN FISKAL TERHADAP PERMINTAAN
AGREGAT
BAGAIMANA KEBIJAKAN FISKAL MEMENGARUHI
PERMINTAAN AGREGAT
Pemerintah dapat memengaruhi perilaku ekonomi tidak hanya melalui kebijakan moneter tetapi
melalui kebijakan fiskal.Dalam jangka pendek,pengaruh utama kebijakan fiskal adalah terhadap permintaan
agregat barang dan jasa.
Akibat efek penggandaan,satu dolar belanja pemerintah dapatmenghasilkan lebih dari satu
dolar permintaan agregat.Namun,dasar pemikiran dari efek penggandaan ini tidak
terbataspada perubahan balanja pemerintah.Sebaliknya,logika tersebut berlaku terhadap
segala peristiwa yang mengubah semua komponen PDB konsumsi,investasi, belanja
pemerintah atau ekspor neto.Penggandaan merupakan konsep penting dalam ekonomi
makro karena memperlihatkan bagaimana perekonomian dapat menggandakan dampak
perubahan belanja
EFEK PEMBATASAN PAKSA
Efek pengandaan kelihatannya menunjukan bahwa jika pemerintah melakukan belanja kontrak konstruksi
dengan buildit $20 miliar, ekspansi permintaan agregat yang ditimbulkan pasti lebih besar dari $20 miliar.
Penurunan permintaan agregat yang terjadi apabila ekspansi fiskal menaikan suku bunga disebut dengan efek
pembatasan paksa ( crowding-out effect).
PERUBAHAN – PERUBAHAN DALAM PERPAJAKAN
Perangkat kebijakan fiskal penting lainnya, selain tingkat belanja pemerintah, adalah tingkat perpajakan.
Apabila pemerintah menurunkan pajak pendapatan perseorangan, misalnya, pendapatan bersih rumah tangga pun
menjadi meningkat. Rumah tangga akan menabun dari pendapatan tambahan ini, namun mereka juga akan
membelanjakan sebagian untuk barang – barang konsumsi.
Besarnya pergeseran permintaan agregat yang ditimbulkan oleh perubahan pajak juga dipengaruhi oleh
efek penggandaan dan pembatasan paksa. Ketika pemerintah menurunkan pajak dan mendorong belanja
konsumen, pernghasilan dan keuntungan meningkat yang juga mendorong belanja konsumen. Ini merupakan efek
pengandaan.
Menggunakan Kebijakan Untuk Menstabilkan Perekonomian
Pemerintah merupakan penentu posisi kurva permintaan agregat. Apabila pemerintah memangkas
belanja pemerintah, permintaan agregat akan turun yang akan menekan produksi dan lapangan kerja
dalam jangka pendek. Jika ingin mencegah dampak merugikan dari kebijakan fiskal ini, bank sentral
dapat bertindak guna memperluas permintaan agregat dengan meningkatkan jumlah uang yang beredar.
Ekspansi moneter dapat menurunkan suku bunga, mendorong belanja investasi, dan memperluas
permintaan agregat. Pemerintah dapat mengubah kebijakan moneter dan fiskalnya untuk merespon
gelombang optimisme dan pesimisme ini sehingga mestabilkan perekonomian
Penentang Kebijakan Stabilisasi Aktif
Seperti kita ketahui kebijakan moneter dilakukan dengan mengubah suku bunga, yang kemudian
mempengaruhi belanja investasi namun demikian, banyak perusahaan telah membuat perubahan investasi
oleh karena itu mayoritas ekonom percaya bahwa kebijakan moneter memerlukan setidaknya 6 bulan
untuk benar – benar mempengaruhi output dan tingkat penyerapan tenaga kerja kelambanan kebijakan
moneter dan fiskal ini menjadi masalah karena sebagian prakiraan sangat tidak tepat.
Stabilisator Otomatis
Stabilisator otomatis ( automatic stabilizers ) adalah perubahan – perubahan kebijakan fiskal yang
mendorong permintaan agregat ketika perekonomian mengalami resesi yang tidak mengharuskan
pemerintah melakukan tindakan yang disengaja. Stabilisator otomatis terpenting adalah sistem pajak.
Apabila ekonomi mengalami resesi, jumlah pajak yang dikumpulkan oleh pemerintah menurun secara
otomatis karena hampir semua pajak terkait erat dengan kegiatan perekonomian.
TERIMAKASIH