Anda di halaman 1dari 72

MANAJEMEN

INDUSTRI

EKA 6242
Muhammad Munir
MANAJEMEN INDUSTRI (1)
POKOK BAHASAN:
 Operation Management (Manajemen
Operasional)
 Pengambilan keputusan oleh manajer
 Industri jasa dan manufaktur
 Aliran informasi antara MO dan fungsi bisnis
lainnya
MANAJEMEN OPERASIONAL
Operasi dan Produktifitas

 Manajemen Operasional: rangkaian kegiatan atau


aktifitas yang menciptakan nilai produk baik berupa
barang maupun jasa melalui proses transformasi input
menjadi output.

 Manajemen Operasi: studi tentang pengambilan


keputusan dalam fungsi, sistem operasi dan tanggung
jawab untuk memproduksi barang dan jasa dalam
organisasi.
MANAJEMEN OPERASIONAL
Operasi dan Produktifitas

Dalam produk barang dan jasa , semua organisasi bisnis


(perusahaan) paling tidak menjalankan 3 fungsi utama:

1. Fungsi Pemasaran (Marketing Function) yang


berhubungan dengan pasar untuk dapat menciptakan
permintaan dan pada akhirnya menyampaikan produk
yang dihasilkan ke pasar.

2. Fungsi Keuangan (Finance Function) yang mengelola


berbagai urusan keuangan didalam perusahaan maupun
perusahaan dangan fihak luar perusahaan.

3. Fungsi Produksi atau Operasi (Operation Function)


berkaitan dengan penciptaan barang dan jasa yang
dihasilkan perusahaan.
Pentingnya Manajemen Operasional penting untuk dipelajari

1. MO merupakan salah satu fungsi utama yang harus ada di


semua jenis organisasi sehingga apabila akan mengelola
organisasi maka mau tidak mau harus mempelajari konsep MO.

2. Dengan mempelajari MO, dapat diketahui seluk beluk dan


berbagai hal yang berkaitan dengan cara memproduksi barang
maupun jasa

3. Dengan mempelajari MO, dipahami dan dimengerti dengan benar


apa yang seharusnya dilakukan oleh manajer operasional.

4. MO merupakan bagian yang paling mahal dalam organisasi,


sehingga penting sekali untuk dipelajari.

5. Efektifitas dan efisiensi MO akan berdampak besar bagi


perusahaan

5
Hal yang dilakukan oleh Manajer Operasional dan Lingkup Tanggung
Jawabnya

1. Desain barang dan jasa.


Keputusan ini menyangkut sebagian besar proses transformasi yang akan
dilakukan, dengan kata lain keputusan operasional berikutnya tergantung
pada keputusan desain barang dan jasa.
2. Manajemen Kualitas.
Kualitas yang diinginkan konsumen harus ditetapkan, sehingga aturan
maupun prosedur untuk mengenali dan memenuhi kualitas tersebut dapat
dibakukan.
3. Desain proses dan kapasitas.
Menentukan proses yang akan digunakan dalam kegiatan operasional dan
kapasitas yang akan digunakan merupakan hal penting dalam manajemen
operasional karena berkaitan dengan berbagai hal.
4. Strategi lokasi.
Lokasi yang dipilih untuk melakukan kegiatan operasional perusahaan baik
yang bergerak di sector barang maupun jasa akan sangat menentukan
prestasi perusahaan.
5. Strategi layout. Layout atau tata letak akan berdampak pada efisiensi dan
efektifitas kegiatan oprasional.

6
6. Sumber daya manusia dan desain pekerjaan. Karena tenaga
kerja merupakan bagian integral dan paling penting dari seluruh
input yang digunakan dalam perusahaan maka keputusan yang
berkaitan dengan hal ini adalah sesuatu yang paling penting.
7. Manajemen Rantai Pasokan. (Supply Chain Management).
Keputusan ini menjelaskan akan pentingnya integrasi antara
perusahaan dengan pihak supplier maupun distributor karena
adanya interdependensi.
8. Manajemen Persediaan. Keputusan ini penting untuk dipahami
karena persediaan yang tepat akan menentukan efisiensi dan
efektifitas perusahaan.
9. Penjadwalan. Keputusan tentang jadwal operasional merupakan hal
kritis yang harus benar-benar dimengerti karena sangat
menentukan sekali bagi perusahaan.
10.Pemeliharaan. Keputusan yang dibuat harus dengan system yang
handal dan stabil.

7
Bidang kegiatan yang memerlukan keahlian MO

1. Manajer Pabrik (Plant Manager) : manajemen pabrik termasuk keahlian di


bidang perencanaan produksi, manajemen pembelian, manajemen
persediaan, termasuk pengelolaan karyawan di bagian operasional maupun
pengelolalaan sumber daya lainnya yang dipergunakan di pabrik.
2. Direktur Pembelian (Director of Purchashing) : mengenai fungsi
pembelian, kemampuan menelaah program penjualan, mengintegrasikan
atau membuat keterkaitan dari supplier sampai distributor, mengkoordinasi
aktifitas operasi.
3. Manajer Mutu (Quality Manager) : mengenai konsep statistic untuk dapat
melakukan pengawasan semua aspek operasional karena kualitas
merupakan tanggung jawab secara bersama diantara semua pihak yang
terlibat dalam perusahaan terutama fungsi operasional.
4. Konsultan Perbaikan Proses (Process Improvement Consultants) :
berkaitan dengan desain proses sehingga dapat memberikan berbagai
konsultasi mengenai perbaikan proses untuk operasi perusahaan.
5. Manajer dan Perencana Rantai Pasokan (Supply Chain Manager and
Planner) bertanggung jawab mengenai negosiasi kontrak jangka panjang
antara perusahaan dengan supplier maupun distributor sehingga harus
mempunyai keahlian tentang Material Requirement Planning, Supply Chain
Management, Teknologi komunikasi canggih dalam dunia bisnis, konsep
penjadwalan dan persediaan.
8
SEJARAH LAHIRNYA KONSEP MANAJEMEN OPERASIONAL

Secara singkat, beberapa contoh sumbangan para pemikir yang


antara lain adalah:
 Ely Whitney (1800) adalah ahli manajemen yang mempopulerkan
konsep standardisasi dan pengendalian mutu dengan
menghasilkan produk yang dapat dibongkar pasang untuk jenis
produk senjata yang dapat dijual dengan harga tinggi.
  Frederick W. Taylor (1881) beliau dianggap sebagai bapak ilmu
manajemen, yang memberikan kontribusi pada keyakinannya
bahwa manajemen bisa menjadi lebih kuat dan agresif dengan cara
memperbaiki metode kerja.
 Taylor dan mitra kerjanya, Henry L. Gantt serta Frank dan Lillian
Gilberth termasuk yang pertama kali mencari cara yang sistematis
dan terbaik untuk memproduksi.
 Henry Ford dan Charles Sorensen (1913) berhasil memadukan
pengetahuan mereka akan komponen yang distandardisasi dengan
lini produksi sehingga memberikan sumbangan penting tentang
mail order.
9
FOKUS PADA BIAYA FOKUS PADA MUTU FOKUS PADA
“CUSTOMIZATION”
Early Concept 1776-1880 Lean Production Era 1980-1995 Mass Customization Era 1995-
- Labor Specialization (Smith, - Just in Time 2010
Babbage) - Computer Aided Design - Globalization
- Standardized Parts (Whitney) Electronic Data Interchange - Internet
- Total Quality Managemnet - Resource
Scientific Management Era - Baldrige Award Planning
1880-1910 - Empowerment - Learning Organization
- Gantt Chart (Gantt) - Kanbans - International Quality
- Motion & Times Studies Standards
 (Gilberth) - Finite Schedulling
- Proceess Analysis (Taylor) - Supply Chain Management
- Queuing Theory (Erlang) - Agile Manufacturing
- E-commerce
Mass Production Era 1910-1980
- Moving Asssembly Line
 (Ford/Sorensen)
- Statistical Sampling
(Shewhart)
- Economiq Order Quantity
 (Harris)
- Linear Programming,
 PERT/CPM (Du Pont),
Material Requiremet Planning

10
PENGAMBILAN KEPUTUSAN
Making Decision is a Fundamental Life Skill
Making Decision is a Fundamental Life
Skill
Irasional > Rasional

Spiritual

Filosofi/ Nilai/ Budaya

Konsep/ Tujuan

Strategi/ taktik

Operasional/ praktek/ aksi


(course of action)

Rasional > Irasional

While hard data may inform our intellect, it is largely soft data that generates wisdom…Hard information is often
limited in scope, lacking richness, and often fails to encompass important non economic and non quantitative
factors.
Henry Mintzberg, The Rise and Fall of Strategic Thinking
PENGAMBILAN KEPUTUSAN RASIONAL
Situasi terbaik dalam memanfaatkan pertimbangan Rasional
• masalah yang terstruktur (mis. Masalah permesinan)
• apabila data terpercaya tersedia untuk analisis
• tersedia contoh untuk memahami kondisi sejenis

Kelebihan Kekurangan
Metode yang teruji dan mapan Diasumsikan sudah ada pengetahuan
Fokus pada pengumpulan data dan yang akan dihasilkan
kriteria yang ditetapkan Model linier dan tidak dinamis

Mengurangi subyektifitas (mengikuti langkah-langkah


Efisien – tergantung teknologi yang keterkaitan)
Dimunculkan sebagai sebagai
diterapkan (pengumpulan dan
pengolahan serta presentasi data) obyektif namun pengambilan
Yang umum digunakan konsep dasar keputusan oleh siapapun
BCR (Benefit-Cost Ratio) dan membutuhkan justifikasi pribadi (tidak
Probabilitas  hasilnya ‘kepuasan’ bebas nilai)
atau ‘optimasi’/ ‘maksimasi’

“It is impossible to be purely rational”


- Herbert Simon, Nobel Prize Winner
Pengambilan Keputusan dan Manajer
 Manajemen adalah suatu proses untuk mencapai tujuan organisasi
melalui pemanfaatan sumberdaya yang dimiliki (SDM, dana, energi,
material, ruang dan waktu).

 Sumberdaya yang dimaksud dipahami sebagai inputs, dan hasil yang


dicapai untuk memenuhi tujuan disebut output dari proses
menajemen.

 Manajer memandang proses ini sebagai upaya untuk memperoleh


hasil yang optimal.
Tiga Kategori Pekerjaan Manajer
(Mintzberg, 1973)

1. Peran Interpersonal: figur


kepala, pemimpin, penghubung.
2. Peran Informasional: monitor,
diseminator, jurubicara.
3. Peran Keputusan:
entrepreneur, menangani
kekacauan, pengatur alokasi
sumberdaya, negosiator.
4 Tipe Model Umum Pengambilan
Keputusan
 Iconic (Scale) Models.   Mathematical (Quantitative)
penyederhanaan dari model Models. 
abstrak; replika fisik dari sebuah hubungan yang kompleks dari
sistem, biasanya berdasarkan banyak sistem umumnya tidak
perbedaan skala dibandingkan dapat sepenuhnya terwakili. Untuk
aslinya dapat mengabstraksikannya
diperlukan pemanfaatan model-
 Analog Models.  model matematis. (Probability, B/C
ratio, others)
berlawanan dengan model iconic,
tidak mirip dengan sistem yang riel
tetapi mempunyai perilaku yang  Mental models
mirip. memberikan gambaran subyektif
bagaimana seseorang memikirkan
tentang suatu situasi.
Model Pengambilan Keputusan
Manajerial

Model Ekonomi-Rasional
 Kerangka perspektif bagaimana suatu keputusan diambil dengan
asumsi bahwa pengambil keputusan memiliki informasi akurat yang
lengkap

Model Keputusan-Perilaku (Behavioral Decision)


 Tidak seperti Model Ekonomi-Rasional, model Keputusan-Perilaku ini
memahami adanya keterbatasan manusia yang membuat keputusan
rasional sulit untuk dicapai.
The Manager’s Decision Role
Proses Pengambilan Keputusan
Behavioral Decision Model
Satu konsep yang penting untuk dipahami dalam proses
pengambilan keputusan:

Bounded
Rationality Intuition
Analisis yang tidak disadari
Mengenal keterbatasan manusia berdasarkan pengalaman
oleh adanya pembatasan (yang lalu)
organisasional, seperti waktu,
informasi, sumberdaya, dan juga
kapabilitas mentalnya

Satisficing Escalation of
Suatu pencarian sampai Commitment
dengan tingkat memuaskan Kecenderungan untuk menambah
dan tidak perlu sampai komitmen dari aksi (hasil keputusan)
sempurna atau optimal sebelumnya seperti yang diharapkan jika
seorang pimpinan jika mengikuti proses
pengambilan keputusan yang efektif
Hambatan dalam Membuat Keputusan

Ego in Decision Making


 1/3 ego drove the decision
 81% edict or persuasion drove the
decision
 2/3 never explored alternatives once
they made up their minds

- Dr. Paul Nutt, Why Decisions Fail


Hambatan dalam Membuat Keputusan

Kekuatan x Ego = Kelemahan


 Confidence (percaya diri) Sense of infallibility (tidak merasa bersalah)
 Quickness (kecepatan) Overhastiness (terlalu terburu-buru)
 Sharp wit (bijak) Abrasiveness (pembawaan kasar)
 Determination Inflexibility
 Dedication Workaholism
 Commitment Intolerance
 Perseverance (tekun) Resistance to change (kaku)
 Persuasive Manipulation

- Adapted from The Paradox of Success by John O’Neil


Influencing Do’s dan Don’ts
(Jenny Rogers “Influencing Skills”)

Influencing do’s
􀂃 Try to understand the other person
􀂃 Listen and show you are listening
􀂃 Know yourself
􀂃 Ask open questions
􀂃 Create rapport
􀂃 Let people find their own solutions
􀂃 Stay open to being influenced yourself
􀂃 Create common ground through your Influencing don’ts
enthusiasm 􀂃 Start with a fixed position that you are
determined to defend
􀂃 Interrupt the other person with your
views
􀂃 Talk more than you listen
􀂃 Overly rely on facts, figures, logic, data
􀂃 Make assumptions about the other
person’s
motivation
􀂃 Leave other people to guess what you
want
Apa yang membuat keputusan
berkualitas?

Kewaspadaan dapat meningkatkan


kualitas keputusan. Kewaspadaan
yang dimaksud di sini adalah
adanya perhatian terhadap
prosedur pengambilan keputusan
yang benar
Strategi Umum Pengambilan Keputusan
Spontanitas Hasrat
Memilih opsi pertama yang muncul dalam Memilih opsi yang memungkin untuk
benak/pikiran; tanpa menghiraukan adanya mencapai hasil terbaik walaupun akan
pilihan alternatif lainnya berhadapan dengan resiko

Patuh Menghindar
Mengikuti aturan atau tata nilai atau Memilih opsi yang sebisa mungkin terhindar
kesepakatan dari hasil yang buruk

Penundaan Keamanan
Menunda pemikiran dan tindakan sampai Memilih opsi yang kemungkinan cukup
tinggal terbatas beberapa opsi saja berhasil, hanya membebani sedikit orang,
dan diarahkan untuk pilihan yang sedikit
beresiko
Menyulitkan
Terakumulasinya banyak informasi sehingga
membingungkan dalam menganalisis opsi Sintesis
Memilih opsi yang memiliki peluang terbaik
untuk berhasil dan paling disukai
Intensi
Memilih opsi yang dapat memuaskan secara
intelektual maupun emosional sekaligus
Strategi Pengambilan Keputusan
Manajerial
STRATEGI OPTIMUM
Memutuskan memilih alternatif solusi terbaik dari sejumlah alternatif

STRATEGI KEPUASAN
Memutuskan memilih solusi yang telah memenuhi persyaratan
minimum (tidak harus sempurna atau seluruh alternatif dikaji)

STRATEGI QUASI KEPUASAN


Menggunakan bobot daripada menghitung satu per satu faktor atau
variabel penentu
8 Elements of Smart Choices
Problem
Objectives
Alternatives
PrOACT
Consequences
Tradeoffs

Kondisi dasar
(lingkungan) yang Uncertainty
menjadi perhatian Risk tolerance
utama pada setiap
penetapan elemen Linked Decision
PrOACT

Hammond, et.al., 1999. Smart Choices; A Practical Guide to Making Better Decisions
Problem
• Cara kita menetapkan problem
menunjukkan kerangka keputusan kita
• Solusi yang baik bagi penempatan
permasalahan suatu keputusan yang pas Langkah
akan menjadi smarter choice daripada • tanya: mengapa perlu membuat
excellent solution untuk penempatan keputusan?
permasalahan yang lemah
• apa kendala dalam membuat
• Kelemahan utama dalam
keputusan
memformulasikan permasalahan
pengambilan keputusan adalah sifat • identifikasi elemen dasar dalam
malas . Oleh karena itu dianjurkan untuk membuat keputusan
senantiasa kreatif dalam merumuskan • temu-kenali faktor terkait
solusi – ubahlah permasalahan menjadi dengan masalah
peluang  ciptakan alternatif kreatif
• rumuskan definisi permasalahan
yang aplikatif
• uji rumusan permasalahan
dengan pihak lain
Objective
SMART Objectives… Langkah:
1. Tulis seluruh hal yang menjadi
 Specific perhatian untuk mengarahkan
 Measurable pada Objectives
2. Ubah perhatian2 tadi menjadi
 Achievable Objectives
 Reach 3. Bedakan antara hasil akhir dan
 Time-bound makna hasil, contoh atlit lari
mencapai garis finis di Olimpiade
4. Klarifikasi makna tadi menjadi
Objectives
5. Uji alakah Objectives tadi masih
tercakup dalam perhatian2 di atas

The reason most people never reach their goals is that


they don’t define them… Winners can tell you where
they are going, what they plan to do along the way,
and who will be sharing the adventure with them.

– Denis
Alternative

Kunci memperoleh alternatif lebih baik


• manfaatkan rumusan Objectives, tanyakan bagaimana mencapainya?
• kaji kemungkinan hambatan-hambatan
• tumbuhkan aspirasi
• gunakan pikirin sendiri terlebih dulu
• belajar dari pengalaman
• tanya pendapat pihak lain
• identifikasi alternatif-alternatif baru
• susun alternatif tersebut baru kaji/evaluasi
• jangan pernah berhenti mencari alternatif

“ Don’t box yourself in with limited alternatives”


Hammond, 1999
Consequences

Susun tabel konsekuensi:


1. Siapkan mental anda untuk kondisi masa
yang akan datang
2. Buat jabaran ‘free-form’ konsekuensi
untuk setiap alternatif
3. Hindari / kurangi setiap alternatif yang
kurang menguntungkan berdasarkan
kajian konsekuensi
4. Organisir jabaran konsekuensi dari setiap
alternatif terpilih

“ be sure you really understand the consequences of


your alternatives before make a choice”
Hammond, 1999
Tradeoffs

• Bandingkan konsekuensi dan


alternatif kemudian tetapkan atau
kurangi sejumlah pilihan yang tidak
menguntungkan.
• Tradeoff merupakan pilihan atas
perbandingan masing-masing
alternatif dan konsekuensinya yang
dinilai atas dasar objectives

“ Decision with multiple objectives can not be resolved


(ditetapkan) by focusing on any one objective”
Hammond, 1999
Kelebihan Kekurangan
 Berbagi pengalaman dan  Butuh waktu lebih banyak
keahlian dari beberapa individu  Ada dominasi minoritas
 Lebih banyak data, informasi,  Ada kecenderungan kompromi
dan pengetahuan yang  Ada kecenderungan anggota
terakumulasi grup lebih terkonsentrasi pada
 Masalah dipandang dari kepentingan individual dari
berbagai sektor tujuan kelompok
 Lebih banyak anggota yang  Tidak terhindar dari tekanan
dapat memperoleh kepuasan sosial
 Lebih banyak dapat diterima  Ada kecenderungan lebih
dan sepakat dengan keputusan sebagai kelompok pemikir
yang diambil (bukan pengambil keputusan)

Group decision making is becoming more common as organizations focus


on improving customer service and push decision making to lower levels.
Guidelines for Decision Making
by Richard Denhardt

 Jaga komitmen dalam proses pengambilan


keputusan; manfaatkan komitmen ini dan
biarkan data/informasi yang terpercaya bukan
emosi yang mengarahkan keputusan
 Dapatkan asupan dari staf, khususnya yang
berkaitan dengan permasalahan kerja yang
bersangkutan, sebelum membuat keputusan
kunci
 Hindari sebisa mungkin pola pengambilan
keputusan ‘top-down’
 Yakin terhadap dukungan kelompok
pengambil keputusan dalam organisasi
Teknik yang digunakan untuk menghasilkan “Quality in Group
Decision Making”
 Brainstorming
 membuka segala kemungkinan pemikiran tanpa harus dievaluasi
 Nominal Group Technique
 suatu proses rancangan struktural untuk mensimulasi secara kreatif ‘group decision
making’ manakala ada kelemahan dalam pencapaian kesepakatan atau ada
kelemahan penguasaan pengetahuan terhadap permasalahan yang dihadapi dari
para anggota
 Delphi Technique
 Suatu teknik analisis yang digunakan untuk memprediksi keadaan masa depan
tanpa harus melibatkan pertemuan dengan ‘group decision making’ secara langsung
(tatap muka)
 Devil’s Advocacy Approach
 seseorang atau subkelompok diutus untuk mengkritisi rumusan tindakan dan
mengidentifikasi permasalahan yang perlu menjadi perhatian sebelum adanya
keputusan final
 Dialectical Inquiry
 Approaches a decision from two opposite points and structures a debate between
conflicting views
Perbedaan Perusahaan Manufaktur dengan
Perusahaan Jasa
• Manufaktur dan Jasa merupakan dua sektor ekonomi yang
sangat penting.
• Kedua sektor ini berkontribusi pada pengembangan ekonomi,
infrastruktur dan kualitas hidup penduduk di suatu Negara.
• Manufaktur berkaitan dengan produksi barang yang
dibutuhkan dan dikonsumsi oleh orang-orang (konsumen).
• Jasa atau layanan mengacu pada industri yang tidak
menghasilkan barang tetapi memberikan pelayanan bagi
orang-orang atau masyarakat seperti layanan kesehatan,
layanan transportasi, layanan perbankan dan lain sebagainya.
• Meskipun memiliki berbagai perbedaan,
namun Manufaktur dan Jasa memiliki
kesamaan yaitu membutuhkan Sumber
Daya Manusia yang berkompeten di
bidangnya, membutuhkan Lingkungan
kerja untuk operasional dan tentunya
juga hasil akhir yang diinginkan yakni
mencari profit atau laba.
1. Barang Fisik

• Perbedaan utama antara perusahaan


Manufaktur dan perusahaan Jasa adalah
tangibilitas (tangibility) dari output yang
dihasilkan.
• Output atau Keluaran dari perusahaan
manufaktur adalah memproduksi barang fisik
yang dapat dilihat dan disentuh oleh pelanggan.
• Output atau keluaran dari perusahaan Jasa
seperti konsultasi, pemeliharaan dan pelatihan
adalah tidak berwujud (intangible).
2. Tingkat Persediaan

• Perusahaan Jasa tidak seperti perusahan Manufaktur yang


memerlukan persediaan.
• Perusahaan Jasa hanya menciptakan layanan apabila
diperlukan oleh pelanggannya.
• Perusahaan Manufaktur pada umumnya akan memproduksi
barang terlebih dahulu sehingga menyebabkan adanya
persediaan dengan tingkat yang berbeda-beda tergantung
pada perkiraan permintaan pasar.
• Produsen akan mempertahankan tingkat persediaannya
seminimal mungkin. Tingkat persediaan atau inventory level
ini sangat tergantung pada keakuratan permintaan dan
kapasitas produksinya untuk memenuhi permintaan
berdasarkan waktu yang tepat.
• Persediaan pada dasarnya merupakan biaya pada
perusahaan-perusahaan manufaktur.
3. Permintaan Pelanggan
• Perusahaan Jasa tidak akan menghasilkan layanan
atau jasa kecuali dibutuhkan oleh pelanggan.
• Perusahaan Jasa pada umumnya menghasilkan
layanan yang disesuaikan dengan kebutuhan
pelanggan.
• Perusahaan manufaktur dapat memproduksi
barang tanpa pesanan pelanggan atau perkiraan
permintaan pelanggan. Namun, memproduksi
barang yang tidak memenuhi kebutuhan pasar
adalah strategi yang buruk dan harus dihindari
oleh setiap perusahaan manufaktur.
4. Persyaratan Tenaga Kerja

• Perusahaan Jasa memerlukan orang-orang yang


memiliki keterampilan dan pengetahuan khusus serta
disiplin ilmu pada bidang yang sesuai layanan yang
ditawarinya.
• Penyampaian layanan atau Jasa bersifat padat karya
dan tidak dapat dengan mudah diotomatisasi.
• Pabrik pada perusahaan manufaktur dapat
mengotomatisasi banyak proses produksinya sehingga
dapat mengurangi kebutuhan terhadap tenaga kerja
atau bisa juga memindahkan fasilitas produksinya ke
Negara-negara yang biaya tenaga kerjanya lebih
rendah.
5. Lokasi Fisik

• Perusahaan Jasa tidak memerlukan lokasi


fisik.
• Orang-orang yang bekerja di perusahaan
jasa dapat memberikan layanan dimana
saja.
• Perusahaan manufaktur atau pabrik
harus memiliki lokasi fisik untuk
mengoperasikan produksinya dan juga
penyimpanan persediaannya.
CONTOH KEGIATAN MANAJEMEN OPERASIONAL
DI SEKTOR BARANG DAN JASA
 
1. Produk barang
 Manufaktur, pertanian, perkebunan, perikanan,
berbagai pabrik pembuatan produk barang,
pertambangan, industri berat maupun ringan,
konstruksi, otomotif, perumahan.

2. Produk jasa
 Jasa professional, pendidikan, hukum, kesehatan,
perdagangan, layanan masyarakat, transportasi,
perbankan, asuransi, hiburan, administrasi, real
estate, jasa perbaikan.

Sumber: Heizer (2004; 12)

43
Kecenderungan terbaru yang menarik dalam Manajemen Operasional

Tabel 1 . Tantangan Dinamis dalam manajemen operasional


DAHULU PENYEBAB SEKARANG
Fokus local atau Biaya rendah, komunikasi Fokus global
nasional global, transportasi lancar
Jumlah pengiriman Siklus produk singkat, Pengiriman JIT
besar perlunya modal untuk (Just in Time)
mengurangi persediaan

Pembelian dengan Penekanan mutu butuh Kemitraan rantai pasokan,


tawaran terendah pemasok yang terlibat Perencanaan sumber daya
peningkatan produksi perusahaan, e-commerce.

Pengembangan produk Siklus hidup produk lebih Pengembangan produk


lambat pendek, penggunaan cepat, aliansi, desain
teknologi computer untuk kerjasama
komunikasi maupun
operasional
Produk yang Pasar global yang Customization masal
standarisasi berlimpah, proses produksi dengan penekanan pada
semakin fleksibel kualitas
Spesialisasi pekerjaan Kondisi sosial budaya Pemberdayaan sumber
44
Tantangan Produktifitas
Tabel 2. Perbedaan Barang dan Jasa

Karakteristik Barang Karakteristik Jasa


- Dapat dijual lagi Tidak bisa dijual lagi
- Dapat disimpan Tidak dapat disimpan
- Kualitas dapat diukur Kualitas sulit diukur
- Penjualan terpisah dengan Penjualan sebagai bagian jasa
produksi
- Dapat dipindahkan Pemindahan pada tenaganya
- Lokasi sangat mempengaruhi Lokasi penting untuk interaksi dengan
biaya konsumen
- Mudah diotomatisasi Sulit diotomatisasi
- Pendapatan dari produk nyata Pendapatan dari pelayanan

45
APA YANG DIMAKSUDKAN DENGAN PRODUKTIFITAS ?

 Produktifitas dapat diartikan sebagai


perbandingan antara output (barang dan jasa yang dihasilkan) dengan input
(sumber daya yang digunakan untuk menghasilkan output).
Out put
 Produktifitas = -----------
input
 Bila input yang digunakan untuk menghitung produktifitas :
 salah satu sumber daya saja, disebut single factor productivity,
 semua sumber daya yang digunakan, disebut multiple factor productivity.

Out put
 Single factor productivity = -------------
input
Out put
 Multiple factor productivity = --------------------------------------------------------
Labor + Material Cost + Overhead Cost

46
Contoh perhitungan produktifitas

 Diketahui data-data sebagai berikut :


Output yang dihasilkan = 600 unit/minggu
Jumlah Pekerja 3 orang masing-masing bekerja selama 8 jam kerja perhari
dan 5 hari per minggu.
600
 Maka Produktifitas tenaga kerja = ------------- = 5 unit/jam
3x8x5

 Jika upah pekerja sebesar Rp 5.000,- /jam


 Material yang diperlukan seharga Rp 500.000,-
 Biaya overhead sebesar Rp 900.000,-
 Output tersebut dapat dijual dengan harga Rp 10.000,-/unit

600 x Rp 10.000
 Multifaktor produktifitas = --------------------------------------------------------- = 3
(3 x 8 x 5 x Rp 5000)+Rp500.000 + Rp 900.000

47
 Jika output yang dihasilkan meningkat sebesar 50 % dengan
kenaikan semua biaya dan harga masing-masing sebesar 25 % ,
maka Kondisi yang baru menjadi:

600 x 1,5
 Produktifitas tenaga kerja = ------------- = 7,5 unit/jam
(3 x 8 x 5) berarti ada peningkatan

 Produktifitas tenaga kerja sebesar 50 % dari sebelumnya.


600 x 1,5 x 1,25 x Rp 10.000
 Multifaktor produktifitas = ----------------------------------------------- = 4,5
(600.000+500.000+900.000) x1,25

 Berarti ada peningkatan multifaktor produktifitas sebesar 50 %


(3 menjadi 4,5)

48
OPERASI SEBAGAI SUATU SISTEM PRODUKTIF

Manajemen Oporasional
INPUT OUTPUT
 Enerji
 Tenaga kerja PROSES Barang
 Modal TRANSFORMASI atau
 Material Jasa
 Informasi
 Manajemen
 
Operasi sebagai suatu system produktif

 Sumber: Schroeder (1993;14)

49
Tabel 3. Contoh Sistem Produktif
Operasional Input Output

Bank Teller, staff, komputer, fasilitas, Jasa keuangan (kredit, deposito,


enerji tabungan dll)
Restoran Koki, pelayan, bahan masakan, Makanan, Hiburan, suasana
fasilitas, enerji
Rumah Sakit Dokter, perawat, staff, peralatan Jasa kesahatan, pasien sehat
medis, obat, enerji, fasilitas
Universitas Dosen, staff, peralatan, fasilitas, Alumni, riset, pengabdian masyarakat
pengetahuan, enerji
Pabrik Tenaga kerja, peralatan, material, Produk akhir
enerji
Penerbangan Pesawat, pilot, staff, fasilitas, Transportasi udara antar lokasi
tenaga kerja, enerji

----------------------------------------
Sumber : Schroeder (1993;15)

50
VARIABEL PRODUKTIFITAS

 1) Tenaga Kerja (Labor) yang berari kuantitas dan


kualitas tenaga kerja yang dipekerjakan di organisasi
tersebut. Peningkatan kemampuan tenaga kerja dapat
dilakukan dengan melalui pendidikan, perbaikan fasilitas
kerja (transportasi, sanitasi), ketersediaan tenaga kerja
yang memadai.
 
 2) Modal (Capital) yang digunakan oleh organisasi untuk
membiayai kegiatan operasionalnya, yang mana sangat
dipengaruhi oleh inflasi dan pajak yang berlaku.

 3) Manajemen (Management) yang bertanggung jawab


untuk memastikan pengelolaan semua sumber daya
yang digunakan perusahaan secara efektif dan efisien

51
PRODUKTIFITAS DAN STANDAR HIDUP

 Perbaikan proses pembayaran berhubungan secara langsung


dengan balas jasa yang diterima setiap individu, tim kerja dan juga
kondisi ekonomi keseluruhan suatu negara.
 Pada tingkat nasional, produktifitas diukur sebagai “dollar value of
output per unit labor”.
 Sedangkan ukuran unit tergantung kualitas output (barang dan jasa
yang dihasilkan) dari suatu negara dan juga efisiensi produksi.
 Oleh karena itu produktifitas sebagai penentu utama dari standar
hidup suatu negara, karena jika nilai output per jam kerja meningkat
maka manfaat bagi negara akan semakin besar karena tingkat
pendapatan tinggi dan pada akhirnya akan meningkatkan standar
hidup. Dan juga produktifitas sumber daya akan menentukan upah
yang diterima para pekerja.
 Demikian pula sebaliknya terjadinya inflasi yang tidak dibarengi
dengan peningkatan produktifitas akan menekan standar hidup
secara realistis.

52
TANTANGAN PADA TANGGUNG JAWAB SOSIAL

 Perubahan situasi dan kondisi yang ada menjadikan para


manajer operasional untuk selalu menghadapi perubahan dan
tantangan yang terus menerus.

 Perubahan tersebut bisa disebabkan berubahnya konsumen,


investor, pekerja, supplier, lingkungan, pemerintah, organisasi
lain, (stake holder).

 Perubahan tersebut mengandung konsekuensi logis bahwa


manajemen operasional yang dilakukan oleh manajernya
harus bertanggung jawab terhadap kondisi sosial yang terjadi.

53
BERBAGAI HAL MENGENAI PRODUKTIFITAS DI SEKTOR JASA

1. Pertumbuhan Jasa
Di dalam masyarakat maju, sektor ekonomi yang terbesar adalah dari
disektor jasa, seperti terlihat pada ilustrasi berikut ini
 
Gambar 2.3 . Perkembangan sektor ekonomi
Jasa sebagai % GDP
 Amerika Serikat ---VV---------------------------------0----------------0
 Kanada ---VV----------------------------------0-------------0
 Perancis ---VV--------------------0-------- --------------0
 Italia ---VV----------------------0- -------------------0
 Inggis ---VV-------------------------0--------------0
 Jepang ---VV-----------------------0---------------0
 Jerman Barat ---VV-----------0------------------------0
0 1970 ‘-----------‘-----------‘-----------‘------------‘
0 2000 40 50 60 70 80
persen
 Sumber: Statistical Abstract States, 2001
 Dari tabel diatas hingga tahun 2000 di beberapa Negara maju terlihat
bahwa pertumbuhan jasa cukup pesat hampir lebih dari 60 % GNP
disumbang oleh sektor jasa.

54
2. Produktifitas di sektor jasa

Produktifitas di sektor jasa sulit untuk ditingkatkan karena :


 Kebutuhan akan jumlah tenaga kerja yang banyak , seperti
contohnya untuk bidang pengajaran maupun konsultasi.

 Proses operasional seringkali bersifat individual seperti pada


konsultasi investasi.

 Kebanyakan jasa harus dikerjakan oleh para professional yang


memiliki keahlian tertentu misalnya di dunia kesehatan dilakukan
oleh para dokter atau tenaga kesehatan.

 Hanya sebagian yang dapat diotomatisasi, banyak yang tidak bisa


misalnya jasa salon.

 Kualitas jasa sulit dievaluasi contohnya kinerja di kantor pengacara.

55
Upaya-upaya yang dapat dilakukan
 Semakin spesifik jasa yang diberikan akan semakin sulit mencapai
peningkatan produktifitas , akan tetapi kesulitan peningkatan
produktifitas dibarengi dengan berbagai upaya perbaikan yang telah
dilakukan diantaranya dengan penggunaan fasilitas yang lebih
memadai atau canggih juga keahlian personil yang lebih trampil
maupun cara pengelolaan yang lebih professional .
contohnya :
 di Supermarket telah disediakan mesin untuk mengecek harga.
 di Bank disediakan fasilitas ATM, phone banking, internet banking,
mobil banking.
 di Rumah Sakit peralatan kesehatan banyak yang komputerisas,
kegiatan administrasi lazim menggunakan computer.
 di Restoran menyediakan drive thrue untuk layanan cepat,
Operasional selama 24 jam di berbagai bidang jasa dsb.

l“
56
SISTEM INFORMASI
DALAM MANAJEMEN
DEFINISI INFORMASI
 (Suartini) = data yang dianalisis sedemikian rupa
sehingga dapat memberikan makna kepada yang
memerlukannya
 (Boy S.) = data yang telah diolah dan dianalisis
secara formal dengan cara yang benar dan secara
efektif sehingga hasilnya bisa bermanfaat dalam
operasional dan manajemen
 (Dadan Umar D) = suatu hasil pengolahan data
dalam bentuk agregat untuk menghasilkan
pengetahuan/kemampuan
CIRI-CIRI INFORMASI
Data yang telah diolah
Mempunyai makna (berguna bagi
penerima/ user)
Menggambarkan kejadian dan kesatuan
yang nyata
Untuk tujuan tertentu (pengambilan
keputusan
KUALITAS INFORMASI
Jogiyanto :
1. Akurat = informasi harus bebas dari
kesalahan-kesalahan dan tidak bias atau
menyesatkan. Akurat juga berarti harus jelas
mencerminkan maksudnya
2. Tepat waktu = tidak boleh terlambat, karena
informasi usang tidak akan punya nilai lagi
3. Relevan = informasi tersebut mempunyai
manfaat bagi pemakainya, sesuai yang
membutuhkan
SIKLUS INFORMASI
Tahapan pengolahan data menjadi informasi :
1. Pengumpulan data : proses pengumpulan data
asli dengan cara tertentu (sampling, data
transaksi/ proses pencatatan data ke dalam file)
2. Input : proses pemasukan data dan prosedur
pengolahan data (= urutan langkah untuk
mengolah data yang ditulis dalam suatu bahasa
pemrograman/ program) ke dalam komputer, bisa
dengan keyboard.
SIKLUS INFORMASI
3. Pengolahan Data : tahapan dimana data
diolah sesuai prosedur yang telah
dimasukan, meliputi :
a. Pencatatan data masukan (recording/
capturing) : data harus dicatat dalam
beberapa bentuk sebelum diproses.
Proses ini tidak hanya pada tahap
origination atau distribution tapi seluruh
siklus pengolahan
3. Pengolahan Data
b. Manipulasi data : operasi manipulasi data
yang dikumpulkan dapat berupa :
klasifikasi (pengelompokan); kalkulasi
(perhitungan); sorting (pengurutan);
merging (penggabungan), summarizing
(meringkas); storing (penyimpanan);
retrieving (penggunaan kembali)
4. Output = hasil pengolahan data akan
ditampilkan pada alat output (monitor,
printer) sebagai informasi
5. Distribusi = setelah proses pengolahan
data dilakukan, informasi yang dihasilkan
harus segera didistribusikan kepada yang
memerlukan, sebab hasil pengolahan
tersebut dapat menjadi bahan pertimbangan
pengambilan keputusan atau jadi data
dalam pengolahan data selanjutnya
INFORMASI DALAM MANAJEMEN
 Tingkatan manajer dalam organisasi :
a. Manajer Tingkat atas =
- pertanggungjawaban pengelolaan organisasi
keseluruhan
- menetapkan arah kebijakan, membuat rencana
dan sasaran jangka panjang, merumuskan
strategi, menyusun prosedur operasional,
menetapkan pedoman interaksi dengan lingkungan
- informasi yang dibutuhkan : ringkasan dari
seluruh transaksi yang terjadi pada periode
tertentu
Tingkatan manajer dalam organisasi :

b. Manajer Menengah =
- bertanggung jawan atas pengelolaan
organisasi berdasarkan departementasi/ fungsi
tertentu
- membuat rencana dan sasaran operasional
jangka menengah, menyusun prosedur,
melakukan pengendalian dan membuat
keputusan operasional
- informasi yang dibutuhkan untuk
operasionalisasi organisasi
Tingkatan manajer dalam organisasi :
c. Manajer Lini pertama/ bawah =
- bertanggung jawab atas pelaksanaan rencana
dan sasaran operasional
- membuat keputusan jangka pendek
berdasarkan arah kebijakan prosedur dan
pedoman yang telah ditetapkan serta
mengendalikan transaksi harian
- membutuhkan informasi rinci dari pergerakan
setiap transaksi agar dapat melakukan kontrol
terhadap proses tersebut
TINGKATAN MANAJEMEN INFORMASI
MANAJER PUNCAK SIM untuk perencanaan
STRATEGIS dan kebijakan serta
pengambilan keputusan

Informasi manajemen untuk


MANAJER TENGAH perencanaan taktis dan
TAKTIS pengambilan keputusan

Informasi manajemen untuk


MANAJER BAWAH perencanaan operasional
(OPERASIONAL) pengembalian keputusan dan
pengendalian

Pengolahan Transaksi Pemberian


Informasi (Tanggapan Pertanyaan)
SISTEM INFORMASI DALAM PROSES
MANAJEMEN
1. Perencanaan : informasi untuk perencanaan
SD serta arah tujuan organisasi
2. Pengorganisasian : informasi untuk alokasi
SD, job deskripsi, distribusi kewenangan
sehingga tujuan dapat dicapai
3. Kepemimpinan : informasi untuk arahkan,
mempengaruhi dan memotivasi kinerja
4. Pengendalian : informasi untuk pastikan
apakah organisasi sudah berjalan sesuai
prosedur yang telah ditetapkan
KONSEP MANAJEMEN
 Proses pengelolaan Sumber daya
organisasi untuk mencapai tujuan secara
efisien dan efektif
 SD organisasi : 2 bentuk
- Man, Money, Material, Machine (fasilitas
dan energi)  SD fisik
- Informasi  SD konseptual
 Pencapaian tujuan dengan kegiatan
manajemen : P1, P2, P3
Hubungan Tingkat Manajer-Informasi
Mengapa SIM Dibutuhkan ?
Perlunya informasi untuk memperoleh
kepastian dalam mengambil keputusan.
Keputusan yg diambil harus cepat akurat
dan dapat dipercaya.
Perlu pengelolaan data yang sistematis
untuk pengambil keputusan yang sifatnya
strategis

Anda mungkin juga menyukai