Anda di halaman 1dari 10

KONSEP

NEGARA
KEPULAUAN
DAN
PERMASALA
HAN-NYA
Rosalina BR.M. (1601113868)
Afifah Khairani (1901110357)
Nama Anggota Kelompok

Shirley Dwi G. (1901111779)


Habil Anripa (1901156316)
TODAY'S TOPICS
WHAT WE'LL DISCUSS

1. Pengertian dan sejarah Munculnya konsep negara


kepulauan
2. Permasalahan dalam konferensi hukum laut internasional
tahun 1958 (UNCLOS I)
2.1. Permasalahan tentang Konsep Negara Kepulauan
2.2. Permasalahan tentang Lebar Laut Teritorial
3. Permasalahan dalam Konferensi Hukum Laut Internasional
tahun 1960 (UNCLOS II)
4. Kesepakatan Konsep Negara Kepulauan dalam Konferensi
Hukum Laut Internasional tahun 1982 (UNCLOS III)
Pengertian dan sejarah Munculnya konsep
Pengertian
Kata kepulauan berasal dari bahasa Itali yaitu archipelagos,

negara kepulauan
yang dapat diartikan sebagai laut yang penting.
Secara bahasa, kepulauan artinya sekelompok pulau atau
laut yang di dalam-nya terdapat beberapa pulau. Secara
geografis, suatu formasi dari gugusan pulau yang menjadi
satu kesatuan.

Menurut UNCLOS 1982, Negara Kepulauan


merupakan suatu negara yang seluruhnya
terdiri dari satu atau lebih gugusan pulau
yang dapat mencakup pulau-pulau lainnya
Sejarah

Pengertian dan sejarah Munculnya konsep


Munculnya permasalahan kepulauan sudah lama diperbincangkan
dalam masyarakat internasional yang terlihat pada Penyusunan
Kesepakatan mengenai hukum laut tahun 1930. Dalam konsepsi
kepulauan, Inggris dan Australia memandang setiap pulau harus

negara kepulauan
memiliki laut wilayah sendiri. Argumen yang berbeda dari jepang
yang memandang bahwa suatu gugusan pulau dapat dianggap
sebagai kepulauan dan dikatakan sebagai suatu kesatuan apabila
jarak antar pulau tidak lebih dari 10 mil laut.

Pendapat yang berbeda ini, memunculkan dua macam


kepulauan yaitu Coastal Archipelago dan mid-ocean archipelago

Selanjutnya, ILC menyarankan agar majelis umum PBB


mengadakan Konferensi Internasional agar dapat menetapkan
ketentuan-ketentuan dalam hukum internasional.
Negara-negara kepulauan termasuk negara Indonesia
berupaya untuk memperjuangkan agar konsep negara
kepulauan-nya dapat diterima dan diberlakukan pada
komite I mengenai Laut Teritorial dan Zona Tambahan.
Permasalahan mengenai Konsep

Lahirnya konsepsi negara kepulauan di dunia internasional


tidak terlepas dari usaha yang ditempuh masyarakat
Negara Kepulauan

indonesia pada saat itu. Usaha ini dikenal dengan nama


Deklarasi Djuanda.

Permasalahan dalam penentuan Luas Teritorial


menyangkut berbagai bidang seperti permasalahan politis
sebab perubahan pemahaman laut teritorial yang dapat
mempengaruhi bidang ekonomi dan militer.

Deklarasi Djuanda hadir sebagai sikap delegasi indonesia


dalam membela pandangan dan konsepsi negara kepulauan
yang telah dicanangkan negara Indonesia.
Berikut sasaran-sasaran delegasi yaitu;
Permasalahan mengenai Konsep

1. Berusaha agar konferensi dapat melahirkan keputusan


prinsip Negara Kepulauan, yang menguntungkan negara.
Negara Kepulauan

2. Berusaha untuk memperoleh pengertian dari negara-


negara lain terhadap konsepsi Negara Kepulauan.
3. Berusaha agar supaya pasal 5 dari Rancangan Konvensi
yang diajukan oleh International Law Commission.
4. Menghindari sebisa mungkin adanya pembatasan
panjangnya garis pangkal lurus.
5. Berusaha agar dapat dicapai perubahan dari pasal 10
Rancangan Konvensi ILC.
6. Mengajukan usulan atau mendukung usulan negara lain
yang menginginkan 12 mil laut ditetapkan sebagai batas
luas Laut Teritorial
Deklarasi Djuanda ditentukan bahwa 12 mil laut adalah
lebar Laut Teritorial sehingga Indonesia berusaha agar
Permasalahan mengenai Lebar Laut

konferensi dapat mengeluarkan keputusan sesuai dengan


ketentuan deklarasi Djuanda. Hal ini menjadi suatu
permasalahan yang cukup pelik yang dihadapi di dalam
konferensi.

Komite I konferensi hukum laut 1958 membahas tentang


Teritorial

Lebar Laut Teritorial. Indonesia sebagai satu-satunya


negara yang mengusulkan 12 mil lebar laut teritorial. Pada
pemungutan suara, tidak ada satupun usulan yang
mendapat 2/3 suara.

Hasil dari konferensi tersebut terdapat dalam pasal 24 ayat


2 konvensi genewa tentang laut teritorial dan zona
tambahan dimana lebar zona tambahan tidak boleh lebih
dari 12 mil laut yang artinya lebar laut teritorial adalah 12
mil laut.
Permasalahan dalam Konferensi Hukum
Konferensi hukum laut kedua ini membahas hal-hal yang gagal
disepakati pada UNCLOS I yaitu tentang ketetapan berapa mil

Laut Internasional tahun 1960


lebar laut teritorial dan lebar wilayah perikanan. Konferensi ini
juga membahas masalah negara kepulauan dari sisi Philipina.
Philipina mengingatkan dalam praktik-nya, ketentuan lebar
laut teritorial harus memperhatikan posisi negara kepulauan.

Pada konferensi kedua ini, indonesia selalu mendukung


setiap usulan mengenai hak negara dalam memperlebar laut
teritorial-nya sebesar 12 mil laut

Meskipun dalam konferensi ini, tidak ada kemajuan dalam


penyelesaian permasalahan negara kepulauan. Akan tetapi
UNCLOS II berhasil merumuskan resolusi tentang perlunya
metode teknis tertentu di bidang perikanan.
Konvensi PBB pada tanggal 10 Desember tahun 1982 di Montego bay,

dalam Konferensi Hukum Laut Internasional


Jamaika. Masyarakat indonesia bersama dengan Filipina, Fiji, dan
Kesepakatan Konsep Negara Kepulauan

Mauritius menginginkan konsepsi negara kepulauan disepakati dalam


Kenovensi Hukum Laut Tahun 1982.

Prinsip-prinsip negara kepulauan yang disepakati yaitu,


(i) definisi negara kepulauan secara hukum dan dapat
menarik garis pangkal lurus; (ii) negara kepulauan
tahun 1982

berdaulat atas perairan yang terdapat di dalam garis


pangkal lurus yang ditarik dari pulau-pulau terluar; dan
(iii) menegaskan lalu lintas damai dari kapal asing
melalui perairan kepulauan akan diperkenankan sesuai
dengan Undang-Undang nasional dan ketentuan hukum
internasional.

Pada akhirnya, konsep ini diakui dalam Bab IV UNCLOS 1982. Keputusan
ini tidak lepas dari peran Indonesia dalam memperjuangkan konsepsi
negara kepulauan. Diakuinya konsep ini , Indonesia memperoleh
kedaulatan yang mutlak atas wilayah laut di perairan nusantara dan hasil
konvensi diberlakukan pada tanggal 16 November 1994.

Anda mungkin juga menyukai