Anda di halaman 1dari 14

PENGENDALIAN VEKTOR MALARIA

OLEH
HELMINA NOYANA BAGUL
1807010186
PENGERTIAN VEKTOR

Vektor adalah salah satu mata


rantai dari rantai penularan
penyakit, yaitu arthropoda atau
invertebrata lain yang
memindahkan infectious agents
baik secara mekanis maupun
secara biologis kepada pejamu
(host)
PENGERTIAN MALARIA

Malaria adalah penyakit infeksi


yang disebabkan oleh parasit
Plasmodium yang hidup dan
berkembang biak dalam sel
darah merah manusia. Penyakit
ini secara alami ditularkan
melalui gigitan nyamuk
anopheles betina.
PENGERTIAN PENGENDALIAN VEKTOR MALARIA

Pengendalian vektor malaria


adalah salah satu cara atau
strategi memutus rantai
penularan malaria dalam rangka
mengurangi laju penularan dari
vektor ke manusia, dengan
mencegah dan atau mengurangi
jumlah kontak nyamuk vektor,
parasit dan manusia (Depkes RI,
2002)
KEGIATAN PENGENDALIAN VEKTOR MALARIA

1. Pengenalan wilayah
Kegiatan ini meliputi pemetaan langsung penduduk
dan survei tambahan untuk menentukan situasi
tempat tinggal penduduk dari suatu daerah yg
dicakup oleh program pengendalian malaria. Hal
yang perlu diperhatikan dalam menentukan situasi
tempat tinggal adalah
 Letak bangunan dan akses menuju tempat tersebut.
 Jarak satu tempat dengan tempat lainnya.
 Memperhatikan sifat topografi (daerah datar, daerah
bergunung, sumber air seperti sungai, danau, rawa-
rawa, lagun, dan sumur, tempat perindukan vektor)
KEGIATAN PENGENDALIAN VEKTOR MALARIA

2. Pemetaan tempat perindukan


Hal yang harus diperhatikan dalam kegiatan ini
adalah sifat dan perilaku vektor Malaria yang
menyukai tempat peristirahatan yang dingin,
gelap, dan basah, setelah menggigit penjamu
KEGIATAN PENGENDALIAN VEKTOR MALARIA

a. Pengendalian secara fisik


Pengelolaan lingkungan berupa penimbunan kolam,
pengangkatan tumbuhan air, pengeringan sawah
secara berkala setidaknya setiap dua minggu sekali,
dan pemasangan kawat kasa pada jendela.  b.
b. Pengendalian secara biologis Penyebaran ikan
pemakan larva nyamuk, penyebaran Bacillus
thuringiensis, penyebaran ikan pemakan larva nyamuk
dan Bacillus thuringiensis dapat pada anak sungai,
rawa-rawa, dan bendungan atau pengairan sawah.
KEGIATAN PENGENDALIAN VEKTOR MALARIA
c. Pengendalian secara kimia
 Penyemprotan rumah dgn insektisida
 Penggunaan kelambu .Kelambu yang digunakan
dapat berupa kelambu celup ataupun kelambu
berinsektisida (LLITN = Long Lasting Inseciticide
Treated Net)
 Larviciding adalah aplikasi larvisida pd tempat
perindukan potensial vektor guna membunuh /
memberantas larva nyamuk dgn menggunakan bahan
kimia seperti Diflubenzuron (Andalin / Dimilin) atau
agen biologis Bacillus thuringiensis H-14 (Bti H-14).
 Pelatihan SDM bertujuan agar SDM (Sumber Daya
Manusia) khususnya masyarakat setempat akan
mampu melakukan pengendalian vektor dengan baik
dan benar.
PENGENDALIAN VEKTOR MALARIA DEWASA OLEH
DINKES KABUPATEN KOTA PROVINSI NTT
1. Pengendalian menggunakan bahan kimia yaitu
penyemprotan rumah
• Penyemprotan yang dilakukan menggunakan jenis bahan
kimia yaitu bendiocarb 80 WP dengan konsentrasi
suspense 0,5%, nozzle tip yang digunakan berkode 8002E
HSS dengan tekanan dalam tengki 55Psi, jarak nozzle
dengan permukaan yang disemprot 46 cm dengan cakupan
permukaan yang diseprot komplit dan cakupan bangunan
yang disemprot baik.
• Hasil evaluasi terhadap kegiatan penyemprotan dilakukan
melalui kegiatan MBS hasil menunjukkan bahwa adanya
penurunan kejadian malaria pada masyarakat dimana
jumlah penderita positif malaria yang semakin berkurang
PENGENDALIAN VEKTOR MALARIA DEWASA OLEH
DINKES KABUPATEN KOTA PROVINSI NTT
2. Pengendalian dari gigitan nyamuk yaitu pembagian
kelambu.
• Sasaran distribusi kelambu pada setiap kabupaten hampir
sama yaitu ibu hamil, bayi dan balita dan penderita positif
malaria.
• Kelabu yang didistribusikan merupakan kelambu
berinsektisida. Sumber kelambu merupakan proyek Global
Fuun dan CARE Internasianal.
• Pengendalian vektor melalui pembagian kelambu merupakan
suatu upaya yang cukup baik untuk melindungi masyarakat
dari gigitan nyamuk dan dapat menurunkan gigitan nyamuk
Anopheles yang hinggap pada kelambu baik di malam hari
ataupun siang hari pada waktu istirahat nyamuk akan mati.
Selain itu dapat melindungi masyarakat selama 6 bulan yang
pada akhirnya kejadian malaria di masyarakat dapat menurun.
PENGENDALIAN VEKTOR MALARIA PRA DEWASA
OLEH DINKES KABUPATEN KOTA PROVINSI NTT
1. Penebaran ikan kepala timah (Aplocheilus
panchax)
• Jenis ikan yang digunakan adalah ikan kepala
timah, ikan kepala timah merupakan predator
alami jentik nyamuk Anopheles.
• Sumber ikan yang ditebarkan berasal dari tempat
penangkaran ikan dan swadaya masyarakat
setempat.
• Ikan kepala timah sangat efektif untuk
pengendalian larva nyamuk Anopheles spp di
masyarakat
PENGENDALIAN VEKTOR MALARIA PRA DEWASA OLEH
DINKES KABUPATEN KOTA PROVINSI NTT
2. Pengendalian nyamuk pradewasa dengan mengunakan
bacillus thuringiensis yang dikembangkan pada media air
kelapa.
• Bacillus thuringiensis dapat membunuh nyamuk pradewasa
dalam jumlah yang cukup banyak, Selain itu pelaksanaan
pengendalian ini mudah dan efisien. Bacillus thuringiensis H-
14 galur lokal yang dikembangkan dalam media kelapa efektif
membunuh nyamuk pradewasa.
• Penggunaan kelapa untuk pengendalian nyamuk pradewasa
efektif dan dapat melibatkan peran aktif masyarakat atau
dengan memanfaatkan kader PosMaldes.
• Bacillus thuringiensis dapat dikembangkan pada tiap Dinas
Kesehatan Kabupaten Kota dan selanjutnya dapat
diaplikasikan kelapangan yang dapat membunuh nyamuk
pradewasa pada akhirnya dapat menekan kejadian malaria
dimasyarakat.
DAFTAR PUSTAKA
Sang Gede Purnama, SKM, MSc .2017. Diktat Pengendalian
Vektor.Program Studi Kesehatan Masyarakat, fakultas kedokteran,
Universitas Udayana.
Norshima, Monika., dkk. (2013). Inventarisasi Program Pengendalian
vektor malaria sebagai dasar model invensi di Nusa Tenggara Timur
Tahun 2011. Jurnal Ekologi Kesehatan, 2(1), 34- 41

n
SEKIAN
DAN
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai