Body image merupakan evaluasi terhadap ukuran tubuh, berat tubuh ataupun aspek tubuh lainnya
yang mengarah pada penampilan fisik seseorang. Body image dapat bersifat positif atau negatif
e) Menurut Burrowes (Dwinanda, 2016) menyatakan bahwa body image merupakan gabungan antara persepsi terhadap tubuh,
dimana individu dapat memiliki persepsi akurat mengenai ukuran, bentuk, serta berat tubuh dan kepuasan terhadap tubuh
sehingga individu tersebut memiliki kepuasan tersendiri terhadap ukuran, bentuk, dan berat tubuhnya.
f) Menurut Naimah (2008) menyatakan bahwa body image sebagai sikap seseorang terhadap tubuh, persepsi mengenai bentuk
tubuh dan ukuran tubuh berdasarkan evaluasi individual dan pengalaman sosial terhadap artibut fisik yang dimiliki, serta
penilaian atau cara pandang seseorang terhadap bentuk tubuh diri sendiri.
g) Menurut Eysenck (Thompson, 2000) menyatakan bahwa body image pada umumnya merupakan wadah pikiran mengenai
tubuh seseorang yang bersifat dinamis, senantiasa berubah menurut informasi yang diterima dari lingkungan di sekitar
individu.
h) Menurut Hoyt (Naimah, 2008), Body image diartikan sebagai sikap seseorang terhadap tubuhnya dari segi ukuran, bentuk
maupun estetika berdasarkan evaluasi individual dan pengalaman efektif terhadap atribut fisiknya.
i) Sama halnya menurut Stuart 19 (Lintang, dkk 2015), Body image adalah kumpulan sikap individu yang disadari dan tidak
disadari terhadap tubuhnya. Termasuk persepsi serta perasaan masa lalu dan sekarang tentang ukuran, fungsi, penampilan, dan
potensi. Berdasarkan teori-teori di atas dapat disimpulkan bahwa body image adalah sebuah gambaran, pikiran, ide, persepsi
dan sikap seseorang terhadap bentuk tubuh yang mengarah kepada penampilan fisik, dengan disertai keyakinan dan penilaian
positif dan negatif akan penampilannya dihadapan orang lain dan bagi orang lain
KATEGORI BODY IMAGE
1. Jenis kelamin
2. Media Massa
3. Hubungan Interpersonal
Thompson (2000) mengemukakan faktor-faktor yang mempengaruhi body image adalah
1. Pengaruh berat badan dan persepsi gemuk/kurus Keinginan-keinginan untuk menjadikan berat badan tetap
optimal dengan menjaga pola makan yang teratur, sehinnga persepsi terhadap citra tubuh yang baik akan sesuai
dengan diinginanya.
2. Budaya Adanya pengaruh disekitar lingkungan individu dan bagaimana cara budaya mengkomunikasikan
norma- norma tentang penampilan fisik, dan ukuran tubuh yang menarik.
3. Siklus hidup Pada dasar Individu menginginkan untuk kembali memiliki bentuk tubuh seperti masalalu.
4. Masa kehamilan Proses dimana individu bisa menjaga masa tumbuh kembang anak dalam kandungan,
tanpa ada peristiwa-peristiwa pada masa kehamilan.
5. Sosialisasi Adanya pengaruh dari teman sebaya yang menjadikan individu ikut terpengaruh didalamnya.
6. Konsep diri Gambaran Individu terhadap dirinya, yang meliputi penilaian diri dan penilaian sosial.
7. Peran gender Dalam hal ini peran orang tua sangat penting bagi citra tubuh individu, sehingga menjadikan
individu lebih cepat terpengaruh
8. Pengaruh distorsi citra tubuh pada diri individu Perasaan dan persepsi individu yang bersifat negatif
terhadap tubuhnya yang dapat diikuti oleh sikap yang buruk.
TANDA-TANDA GEJALA YANG MENUNJUKKAN
GANGGUAN BODY IMAGE
Syok Psikologis.
Menarik diri
Penerimaan atau pengakuan secara bertahap
gejala yang biasa terjadi saat remaja mempunyai krisis kepercayaan diri serta gangguan citra tubuh, yaitu:
Sering bercermin dan menilai diri sendiri memiliki kekurangan fisik yang berlebihan.
Selalu mengambil hati atau terlalu memikirkan komentar orang lain soal penampilan atau tubuhnya.
Sering membandingkan tubuhnya dengan orang lain dan merasa tubuh orang lain menarik. Sementara
tubuhnya merupakan sebuah bentuk kegagalan.
Rela diet ketat atau melakukan cara-cara ekstrem lainnya untuk “memperbaiki” penampilan.
YANG TERJADI KETIKA SESEORANG
MENGALAMI GANGGUAN BODY IMAGE
1. Depresi
Remaja yang memiliki gangguan citra tubuh atau body image disorder lebih mungkin mengalami depresi, kecemasan,
dan kecenderungan pemikiran dan/atau percobaan bunuh diri
Body dysmorphia disorder (BDD) adalah obsesi citra tubuh yang ditandai dengan kekhawatiran terus menerus hingga
merasa ‘cacat’ secara fisik. Orang dengan ganguan ini sering kali mempermasalahkan kekurangan pada dirinya yang
sangat kecil tetapi justru dibesar-besarkan. Sebagai contoh hidung yang bengkok atau kulit yang tidak sempurna.
CARA MEMBANGUN BODY IMAGE YANG POSITIF
Cash (2004) mengemukakan pendapatnya dengan menyebutkan bahwa ada lima dimensi citra tubuh (body image) ,
yaitu:
(a) Appearance Evaluation (Evaluasi penampilan), yaitu mengukur evaluasi dari penampilan dan keseluruhan
tubuh, apakah menarik atau tidak menarik serta memuaskan dan tidak memuaskan.
(b) Appearance Orientation (Orientasi penampilan), yaitu perhatian individu terhadap penampilan dirinya dan
usaha yang dilakukan untuk memperbaiki dan meningkatkan penampilan dirinya
(c) Body Area Satisfaction (Kepuasan terhadap bagian tubuh), yaitu mengukur kepuasan individu terhadap
bagian tubuh secara spesifik, seperti wajah, rambut, tubuh bagian bawah (pantat, paha, pinggul, kaki), tubuh
bagian tengah (pinggang, perut), tubuh bagian atas (dada, bahu, lengan), dan penampilan secara keseluruhan.
(d) Overweight Preocupation (Kecemasan menjadi gemuk), yaitu mengukur kecemasan terhadap kegemukan,
kewaspadan individu terhadap berat badan, kecenderungan melakukan diet untuk menurunkan berat badan dan
membatasi pola makan.
(e) Self-Classified Weight (Pengkategorian ukuran tubuh), yaitu mengukur bagaimana individu mempersepsi
dan menilai berat badannya, dari sangat kurus sampai sangat gemuk.
THANKYOU