Anda di halaman 1dari 14

Budaya Subjektif dan

Perilaku Khas Masyarakat


Perilaku Khas Suku Badui
Kelompok 3
Anggota Kelompok :
● Sinta Aura Rokhmatillah (200111600414)
● Khusnul Khowatim (200111600432)
● Syamsul Maarif (200111600401)
● Rahma Putri Sholichah (200111600497)
● Indah Kurnia Febriani (200111600454)
● Sela Febriana (200111600410)
Elemen Budaya Subjektif Yang Dimiliki

 Poin 1 Identifikasi Apa Perilaku Khas Itu?


 Aturan adat suku badui tidak semua bagian sungai boleh di gunakan untuk menjaga
kebersihan dan kelestarian hulu sungai
 Aturan adat suku badui bangunan rumah berbentuk panggung dan menghadap selatan
(kiblat nya orang badui penganut sunda wiwitan)
 Mata pencaharian membuat gula kawung (gula aren yang terbuat dari air nira)
 Ketua kampung orang badui (Amak) jika ada yang sakit di buatkan obat oleh amak dari
daun-daun yang di ambil di hutan orang badui percaya bahwa itu ampuh untuk
menyembuhkan.
 Orang badui percaya bahwa ada sakit yang berasal dari roh jahat, sehingga mereka
menggunakan kapuruk semacam jimat sebagai penangkalnya.
 Orang badui pantang menerima budaya modern karena menurut mereka orang
modern itu pintar-pintar saking pintarnya banyak yang "minterin" orang lain
 Perempuan suku badui bertugas memasak, tungku yang digunakan dibuat di atas
tanah liat dan api tidak boleh terkena langsung ke tanah .
 Orang badui di larang bersekolah
 Orang badui mempunyai lumbung padi untuk menampung hasil panen yang di
dalamnya banyak sekali padinya ( tidak boleh di gunakan sembarangan hanya
untuk acara penting tertentu, misalnya perkawinan)
 Ketika malam tiba para warga berkumpul dengan tetangga atau biasa disebut
dengan awangkong
 Poin 2 identifikasi apa elemen budaya subjektif yang dimiliki (ada di kepala
atau hati orang itu)

 Nilai budaya subyektif Keyakinan


- orang badui percaya bahwa ada sakit yang berasal dari roh jahat, sehingga mereka menggunakan kapuruk semacam
jimat sebagai penangkalnya
- orang badui ketika memasak, percaya api tidak boleh terkena langsung ke tanah karna akan membuat alamnya
tersakiti.
 Nilai budaya subyektif Stereotip
- orang badui pantang menerima budaya modern karena menurut mereka orang modern itu pintar-pintar saking
pintarnya banyak yang "minterin" orang lain
 Nilai budaya subyektif Peran
- ketua kampung orang badui (Amak) jika ada yang sakit di buatkan obat oleh amak dari daun-daun yang di ambil di
hutan orang badui percaya bahwa itu ampuh untuk menyembuhkan
 Nilai budaya subyektif Aturan main
- orang badui di larang sekolah
- para lelaki suku badui yang bekerja di ladang, sedangkan para perempuan yang memasak.
 Nilai budaya subyektif Norma
- jika ada orang luar yang masuk ke wilayah badui dilarang mengambil foto atau video
- orang badui sangat menghormati ketua kampung atau mereka menyebutnya dengan panggilan amak
 Poin 3 Identifikasi Faktor Lain di Luar Budaya Sujektif yang Ikut Mempengaruhi
Perilaku Tersebut, Misalnya Situasi, Ekologi dsb

 Orang baduy tinggal di dataran tinggi dan area hutan yang banyak pohon-pohon aren. Karena faktor
kondisi daerah tempat tinggal seperti itulah sehingga mereka memanfaatkan sumber daya alam yang
ada itu dengan memproduksi gula kawung dan sebagai mata pencahariannya.
 Banyak para penduduk suku badui ketika siang hari berladang, situasi demikian menyebabkan
mereka hanya dapat berkumpul bersama dengan keluarga dan tetangga (awangkong) pada malam
hari saja.
 Karena tinggal di hutan yang tumbuh banyak pohon herbal. Sehingga, ketika orang badui sedang
sakit mereka tidak menggunakan obat-obat kimia melainkan dari ramuan dedaunan yang dibuatkan
oleh amak.
 Karena tinggal di hutan, penduduk yang bertani membuat semacam lumbung padi diatas pohon yang
digunakan untuk menyimpan hasil panen mereka nantinya untuk acara-acara tertentu.
Poin 4 Diskusikan dan Buatlah Bagan Skematik Tentang
Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Khas Tersebut.

faktor yang mempengaruhi perilaku khas suku Badui

1. Nilai budaya
subyektif Peran
2. - ketua kampung
Nilai budaya subyektif orang badui
Faktor dari
Keyakinan budaya subjektif
(Amak) jika ada Faktor dari luar budaya subjektif
- orang badui percaya yang sakit di
bahwa ada sakit yang 1. Orang baduy tinggal di dataran tinggi dan
buatkan obat area hutan yang banyak pohon-pohon aren.
berasal dari roh jahat,
oleh amak dari Karena faktor kondisi daerah tempat tinggal
sehingga mereka
menggunakan kapuruk daun-daun yang seperti itulah sehingga mereka memanfaatkan
di ambil di hutan sumber daya alam yang ada itu dengan
semacam jimat sebagai memproduksi gula kawung dan sebagai mata
penangkalnya orang badui pencahariannya.
- orang badui ketika percaya bahwa 2. Banyak para penduduk suku badui ketika
memasak, percaya api itu ampuh untuk siang hari berladang, situasi demikian
menyebabkan mereka hanya dapat
tidak boleh terkena menyembuhkan
berkumpul bersama dengan keluarga dan
langsung ke tanah 3. Nilai budaya tetangga (awangkong) pada malam hari saja.
karna akan membuat subyektif Aturan 3. Karena tinggal di hutan yang tumbuh banyak
alamnya tersakiti. main pohon herbal. Sehingga, ketika orang badui
Nilai budaya subyektif 4. - orang badui di sedang sakit mereka tidak menggunakan
Stereotip obat-obat kimia melainkan dari ramuan
larang sekolah dedaunan yang dibuatkan oleh amak.
- orang baduy pantang
5. - para lelaki suku 4. Karena tinggal di hutan, penduduk yang
menerima budaya
modern karena menurut baduy yang bertani membuat semacam lumbung padi
diatas pohon yang digunakan untuk
mereka orang modern bekerja di menyimpan hasil panen mereka nantinya
itu pintar-pintar saking ladang, untuk acara-acara tertentu.
pintarnya banyak yang sedangkan para
"minterin" orang lain perempuan yang
memasak.
6. Nilai budaya
subyektif Norma
 Poin 5
 Orang Badui di Larang Bersekolah
Pendidikan formal dianggap berlawanan dengan adat-istiadat mereka, usulan pemerintah hingga saat ini masih ditolak jika
berkaitan dengan pembangunan fasilitas sekolah. Mereka tidak mengenal budaya tulis, dalam adat -istiadat, Kepercayaan atau
agama dan cerita nenek moyang hanya tersimpan di dalam tuturan lisan saja. Problematik yang kemungkinan akan muncul
adalah adanya ketertinggalan pendidikan di dalam suku badui. Padahal di zaman seperti ini, pendidikan sangatlah berperan
penting, agar dapat selalu selektif dan mengembangkan potensi diri, termasuk kreativitas orang-orang badui.
 Orang badui dalam tidak menerima budaya modern masuk ke dalam sukunya.
Mereka takut jika nantinya adat istiadat yang telah mereka jaga bisa luntur akibat pengaruh budaya luar. Problematik yang
kemungkinan akan muncul adalah adanya ketertinggalan teknologi di suku baduy. Karena sebenarnya penggunaan teknologi
yang berdampak baik ataupun sebaliknya adalah tergantung bagaimana penggunaanya. Jika orang-orang baduy tidak bisa
mengikuti perkembangan teknologi, maka mereka akan tertingggal informasi dari dunia luar. Yang mungkin bisa saja
informasi tersebut berguna bagi penduduk suku badui. Misalnya informasi mengenai pemasaran produksi, mengingat suku
baduy juga memproduksi gula kawung (aren) khasnya, namun juga memproduksi saja tetapi tidak mengerti cara
pemasarannya, akan sia-sia saja.
Mengamati Perilaku Orang
Sekitar
Objek : Bapak Badar
 Perilaku Khas :
 Suka membantu tetangga
 Rajin beribadah
 Jarang ikut kelompok ghibah bapak-bapak
 Nilai yang diyakini :
 Nilai Kemanusiaan (kebenaran,kebajikan, kedamaian, kasih sayang dan tanpa kekerasan)
 Nilai Keagamaan (memegang prinsip amar ma’ruf nahi munkar)
 Elemen Budaya Subjektif :
 Keyakinan
Dia berkeyakinan bahwa apabila ia bersikap baik kepada orang lain maka akan dibalas dengan
kebaikan juga.
 Norma
Sejak kecil orang tua nya sudah mengajarkan sikap saling membantu dan menghargai antar agama,
jadi saat sudah dewasa dia dapat menerapkan nya dilingkungan nya dengan baik.
 Peran
Peran utama seorang ayah membuat anak istrinya bahagia dan selamat dunia akhirat. omongan
tetangga bukan patokan dan prioritas yangharus diutamakan.
 Pendefinisian Diri
Pak Badar merupakan orang yang baik dan disegani oleh para tetangganya. Perangai beliau yang
tinggi besar ditambah dengan kebiasaan beliau sholat berjamaah di masjid membuat beliau semakin
dihormati oleh para tetangga. Ahli Ibadah, sebutan para tetangga untuk beliau dan keluarga yang
sebagian besar juga merupakan lulusan pondok pesantren.
Prediksi Kemungkinan Problem :
 Suka dimanfaatkan orang lain karena terlalu baik
 Segan dalam bersikap untuk melakukan hal-hal yangmungkin perlu ia lakukan,
tetapi takut dipandang negatif oleh orang lain
 Banyak orang yang datang kepadabeliausaat sedang butuh saja
 Dianggap pribadi yang lemah.
Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai