Anda di halaman 1dari 9

PERADABAN ISLAM

PADA MASA NABI


MUHAMMAD SAW

OLEH : KELOMPOK 1
SEJARAH ARAB MASA NABI MUHAMMAD SAW
A. FASE MEKKAH
Setiap periode memiliki tahapan-tahapan sendiri, dengan
kekhususannya masing-masing.
Periode Mekkah dapat dibagi menjadi tiga tahapan dakwah,
yaitu
1.Tahapan Dakwah secara sembunyi-sembunyi, yang
berjalan selama tiga tahun.
2.Tahapan Dakwah secara terang-terangan ditengah
penduduk Mekkah, yang dimulai sejak tahun keempat dari
nubuwah hingga akhir tahun kesepuluh.
3.Tahapan Dakwah diluar Mekkah dan penyebarannya,
yang dimulai dari tahun kesepuluh dari nubuwah hingga hijrah
ke Madinah.
1. TAHAPAN DAKWAH SECARA SEMBUNYI-SEMBUNYI

Pada awal mulanya Rasulullah SAW menampakkan islam kepada orang


yang paling dekat dengan beliau. Anggota keluarga dan sahabat-sahabat
karib beliau. Dalam tarikh islam, mereka disebut As-Sabiqunal Awwalun
( yang terdahulu dan yang pertama masuk islam).Mereka adalah istri
beliau, Ummul Mukminin Khadijah binti Khuwailid, pembantu beliau,
Zaid bin Haritsah, anak paman beliau, Ali bin Abu Thalib, yang saat itu
Ali masih anak-anak dan hidup dalam asuhan beliau, dan sahabat karib
beliau, Abu Bakar Ash-Shiddiq.AA. Selama tiga tahun dakwah masih
dilakukan secara sembunyi-sembunyi dan perorangan. Selama jangka waktu
ini telah terbentuk sekelompok orang-orang mukmin yang senantiasa
menguatkan hubungan persaudaraan dan saling bahu-membahu.
Penyampaian dakwah terus dilakukan, hingga turun wahyu yang
mengharuskan Rasulullah SAW menampakkan dakwah kepada kaumnya.
Menjelaskan kebatilan mereka dan menyerang berhala-berhalasesembahan
mereka.
2. TAHAPAN DAKWAH SECARA TERANG-TERANGAN
Sekitar tahun 613 M, tiga tahun setelah Islam disebarkan secara
diam-diam, Muhammad mulai melakukan penyebaran Islam secara
terbuka kepada masyarakat Mekkah, respon yang ia terima
sangat keras dan masif, ini disebabkan karena ajaran Islam yang
dibawa olehnya bertentangan dengan apa yang sudah menjadi
budaya dan pola pikir masyarakat Mekkah saat itu. Pemimpin
Mekkah Abu Jahal menyatakan bahwa Muhammad adalah orang gila
yang akan merusak tatanan hidup orang Mekkah, akibat penolakan
keras yang datang dari masyarakat jahiliyyah di Mekkah dan
kekuasaan yang dimiliki oleh para pemimpin Quraisy yang
menentangnya, Muhammad dan banyak pemeluk Islam awal disiksa,
dianiaya, dihina, disingkirkan, dan dikucilkan dari pergaulan
masyarakat Mekkah. Dari hari ke hari penyiksaan dan tekanan yang
dilancarkan orang-orang Quraisy semakin menjadi-jadi. Hingga
Rasulullah menyuruh kaumnya untuk hijrah dan berdakwah keluar
Mekkah.
3. TAHAPAN DAKWAH DI LUAR MEKKAH
Karena keadaan semakin mendesak, tekanan disana sini
terhadap pengikutnya, Rasulullah memerintahkan agar kaumnya
hijrah dan mendakwahkan islam ke Habasyah.
Pada bulan Rajab tahun kelima dari nubuwah, sekelompok
sahabat hijrah yang pertama kali ke Habasyah, terdiri dari dua belas
orang laki-laki dan empat orang wanita, yang dipimpin Utsman bin
Affan.
Karena siksaan dan penindasan yang ditimpakan orang-orang
Quraisy semakin menjadi-jadi, Nabi SAW tidak melihat cara lain
kecuali memerintahkan mereka untuk hijrah untuk kedua kalinya.
Kali ini hijrah berjumlah delapan puluh tiga orang laki-laki dan
delapan belas wanita. Sementara itu, Rasulullah SAW tetap berada di
Mekkah untuk terus mendakwahkan Agama Allah buat penduduk
Mekkah. Dalam beberapa waktu, sampailah islam ke penjuru jazirah
Arab, hingga ke Madinah, islam di Madinah disambut baik oleh
penduduk. Dakwah berhasil di bumi Yatsrib ini. Semua ketentuan
Allah membuat islam semakin bercahaya dan bersinar.
B. FASE MADINAH
Setelah Islam berhasil dan diterima penduduk Madinah melalui peristiwa Baiat
aqabah pertama dan kedua. Islam mulai memancangkan tonggak negara ditengah
padang pasir yang bergelombang kekufuran dan kebodohan. Ini merupakan hasil
paling besar yang diperoleh islam semenjak dakwah dimulai. setelah beliau dan
rombongan memasuki Madinah, beliau disambut penduduk Madinah dengan
gembira dari kalangan Anshar. Sangkin gembiranya kalangan Anshar, mereka
berharap agar Rasulullah singgah dirumah-rumah mereka.

Pelajaran utama dari perjalanan Hijrah Rasulullah Saw dan para sahabatnya yaitu
adanya proses peletakan cikal bakal sebuah entitas peradaban. Hal ini dapat kita lihat
dengan dilakukannya tiga langkah strategis sebagai pondasi utama yang kemudian
menjadi asas dalam pembentukan prototype masyarakat Islam. Tiga langkah strategis
tersebut yaitu
: Pertama :Membangun Masjid (Pertama membangun Masjid Quba’, selanjutnya
membangun Masjid Nabawi Al-Syarif) di Madienah sebagai bangunan pertama
dalam
. risalah kenabian. Rasulullah Saw mengoptimalkan fungsi masjid bukan
hanya sebagai tempat ibadah mahdah saja (sholat, membaca Al Quran, berzikir,
i’tikaf ), tetapi juga sebagai tempat berbagai aktivitas
Hal ini memperlihatkan bahwa masjid dalam Islam mempunyai misi yang dapat
diwujudkan dalam berbagai aspek guna membentuk kehidupan yang Islami.
Kedua: Membangun persaudaraan (ukhuwwah) antara Muhajirin dan Anshar
sehingga terjadilah takaful ijtima’i (jaminan sosial, solidaritas, sepenanggungan,
saling tolong-menolong). Persaudaraan yang dibangun Rasululah Saw adalah
persaudaraan berdasarkan agama, menggantikan persaudaraan berdasarkan
kesukuan yang berjalan sebelum itu. Melalui semangat persaudaraan, Rasulullah
Saw berhasil membangun kota Madienah dalam sebuah entitas yang penuh
kedamaian, keamanan, adil dan sejahtera, padahal sebelumnya telah terjadi
konflik sangat sengit yang berlangsung sangat lama (sekira 120 tahun) antara dua
suku (qabilah) besar di Madienah yaitu qabilah Aus dan Khazraj.

Ketiga: Menyusun suatu perjanjian (dustur) dengan ditandatanganinya Piagam


Madienah sebagai regulasi tata kehidupan yang plural baik antara kaum muslimin
(Muhajirin dan Anshar) di satu pihak maupun antara kaum muslimin dengan
umat-umat lainnya (termasuk Yahudi) di pihak lain yang menjelaskan berbagai
hak dan kewajiban sebagai warga negara. Dalam konteks ketatanegaraan
sekarang ini, Piagam Madienah tersebut merupakan sebuah dokumen politik
berupa konstitusi. Pengakuan atas keberagaman berbagai golongan dan
komponen masyarakat sangat terlihat dalam konstitusi tersebut. Penyebutan
secara eksplisit golongan Yahudi serta berbagai kabilah lainnya yang memiliki
kewajiban mempertahankan keamanan Madienah dari serangan luar, telah
membawa pada perwujudan stabilitas politik dan keamanan Madienah.
Dibawah kepemimpinan dan suri tauladan agung Rasulullah Muhammad
Saw, walaupun beliau bukan orang asli Madienah, akan tetapi karena secara
pribadi beliau memiliki kredibilitas serta komitmen yang kuat untuk melakukan
suatu perubahan dan pembaharuan, sehingga beliau berhasil melakukan sebuah
transformasi struktural maupun kultural dalam membangun Madienah ke arah
yang lebih mengedepankan nilai-nilai akhlak; menegakkan supremasi hukum
serta lebih terbuka melalui kesantunan berpolitik. Upaya sinergitas dalam
membangun juga berhasil beliau lakukan, sehingga terjalinlah kebersamaan
dalam mewujudkan persatuan antar stakeholder. Kita dapat melihat dalam
sejarah, bahwa komitmen kuat dari Rasulullah Muhammad Saw selanjutnya
mendapatkan dukungan yang kuat pula dari publik.
Peradaban Islam yang dibangun Rasulullah Saw adalah suatu peradaban yang
memberikan rahmat, kasih sayang, kedamaian kepada semua alam, bukan hanya
manusia saja akan tetapi seluruh makhluk ciptaan Alloh Swt selain manusia juga
merasakan kasih-sayangnya. Hal ini sangat berkesesuaian dengan salah satu
pengertian Islam yaitu Silmun (kedamaian). 
KELOMPOK 1
 Ahmad Muhajir
 Rini Setia Wulan
 Fitriani
 Sa’diah
 Nurul Afwah
 Nurfadillah

Anda mungkin juga menyukai