Anda di halaman 1dari 74

PELAPORAN KORPORAT

MAGISTER AKUNTANSI
2021-2
Current Asset and Non Current Assets
PSAK 14, 58, 26, 16, 13, 19, 68 and
ISAK

Qomaruzzaman Rahmad Akbar


Prepared
by Shinta Ayu Sri Yunindhar
Group 1 Fadel Mirojd Muhammad
Aset Lancar
Definisi
Perusahaan memperkirakan 0 Perusahaan memiliki

0 akan merealisasikan aset aset untuk tujuan


atau memiliki intensi untuk 2 diperdagangkan

1 menjual atau
menggunakannya, dalam
siklus operasi normal
0
Aset merupakan kas atau setara
kas (sebagaimana didefinisikan

4
dalam PSAK 2: Laporan Arus Kas),

0 Perusahaan memperkirakan
akan merealisasi aset dalam
kecuali aset tersebut dibatasi
pertukaran atau penggunaannya

3 jangka waktu dua belas


bulan setelah periode
untuk menyelesaikan liabilitas
sekurang-kurangnya dua belas
bulan setelah periode pelaporan
pelaporan
Perusahaan mengklasifikasikan aset yang tidak termasuk dalam
kriteria di atas sebagai aset tidak lancar. Akun yang termasuk dalam
golongan aset lancar, sebagai berikut :

a) Kas dan Setara Kas c) Piutang


b) Investasi Jangka d) Persediaan
Pendek
e) Beban dibayar
dimuka
Persediaan
PSAK 14
Definisi
a) Tersedia untuk dijual dalam kegiatan usaha biasa
b) Dalam proses produksi untuk penjualan tersebut
c) Dalam bentuk bahan atau perlengkapan untuk
digunakan dalam proses produksi atau pemberian
jasa
Pengukuran
Persediaan harus diukur berdasarkan biaya atau nilai realisasi neto,
mana yang lebih rendah
0 Biaya 0 Biaya
1 Persediaan 2 Pembelian

0 Biaya 0 Biaya-biaya
3 Konversi 4 Lain
Nilai Realisasi Neto
Biaya persediaan mungkin tidak akan diperoleh kembali jika
persediaan rusak, seluruh atau sebagian persediaan telah usang, atau
harga jualnya telah menurun. Nilai persediaan biasanya diturunkan ke
nilai realisasi neto secara terpisah untuk setiap unit dalam persediaan.
Namun demikian, dalam beberapa kondisi, penurunan nilai persediaan
mungkin lebih sesuai jika dihitung terhadap kelompok unit yang serupa
atau berkaitan. Penurunan nilai persediaan tidak tepat jika dihitung
berdasarkan klasifikasi persediaan, misalnya, barang jadi, atau seluruh
persediaan dalam suatu industri atau segmen geografis tertentu.
Pengakuan Beban
1) Persediaan dijual, maka nilai tercatat persediaan tersebut harus diakui
sebagai beban pada periode diakuinya pendapatan atas penjualan tersebut.
periode diakuinya pendapatan atas penjualan tersebut.

2) Setiap penurunan nilai persediaan dibawah biaya menjadi nilai realisasi neto
dan seluruh kerugian persediaan harus diakui sebagai beban pada periode
terjadinya penurunan atau kerugian tersebut.

3) Setiap pemulihan kembali penurunan nilai persediaan karena peningkatan


kembali nilai realisasi neto, harus diakui sebagai pengurangan terhadap
jumlah beban persediaan pada periode terjadinya pemulihan tersebut.
Penyajian
Persediaan biasanya disajikan dalam laporan harga pokok penjualan
perusahaan yang merupakan bagian dari laporan laba rugi periode berjalan.
Di dalam neraca atau laporan posisi keuangan, persediaan dilaporkan pada
bagian aset lancar di letakkan setelah atau di bawah piutang.

Penggunaan metode penilaian persediaan yang digunakan oleh perusahaan


baik harga pokok (FIFO, Rata-rata Tertimbang) harus dicantumkan. Rincian
dari pengguna metode ini dapat diungkapkan dalam kurung dari neraca atau
dalam catatan kaki atas laporan keuangan perusahaan
Aset Tidak
Lancar Yang
Dimiliki Untuk
Dijual
PSAK 58
Pengakuan
Entitas mengklasifikasikan suatu
aset tidak lancar (atau kelompok
lepasan) sebagai dikuasai untuk
dijual jika jumlah tercatatnya akan
dipulihkan terutama melalui Perusahaan mengakui aset tidak lancar
transaksi penjualan daripada yang dimiliki untuk dijual dengan rugi
melalui pemakaian berlanjut. penurunan nilai awal atau selanjutnya atas
penurunan nilai ke nilai wajar dikurangi
biaya untuk menjual aset (atau kelompok
lepasan), sepanjang rugi penurunan nilai
tersebut
Pengakuan

Perusahaan mengakui keuntungan atas peningkatan nilai wajar dikurangi biaya


untuk menjual dari kelompok lepasan yang terjadi sebelumnya:

• Sepanjang hal tersebut belum diakui, tetapi


• Tidak boleh melibihi akumulasi rugi penurunan nilai yang telah diakui, baik
sesuai dengan pernyataan ini atau diakui sebelumnya sesuai dengan PSAK
48: Penurunan Nilai Aset, atas aset tidak lancar yang termasuk dalam ruang
lingkup pengukuran pernyataan ini
Pengukuran
1) Ketika aset tidak lancar memenuhi kriteria untuk diklasifikasikan
sebagai “Dimiliki untuk Dijual”, aset diukur pada mana yang terendah
antara : nilai tercatat dengan nilai wajar dikurangi biaya untuk menjual

2) Rugi penurunan nilai diakui

3) Penyusutan dihentikan

4) Pada saat terjual (pelepasan akhir): Selisih antara nilai tercatat kini
dengan perolehan (proceed) diakui sebagai keuntungan/kerugian
pelepasan aset, bukan penyesuaian atas impairment yang diakui
sebelumnya
Penyajian

Perusahaan menyajikan dan Penyajian Operasi yang Dihentikan


mengungkapkan informasi yang
membuat pengguna laporan Operasi yang dihentikan adalah komponen entitas yang
keuangan mampu untuk telah dilepaskan atau diklasifikasikan sebagai dimiliki
untuk dijual, dan
mengevaluasi dampak keuangan • Mewakili lini usaha atau area geografis operasi utama
dari operasi yang dihentikan dan yang terpisah,
pelepasan aset tidak lancar (atau • Bagian dari rencana tunggal terkoordinasi untuk
kelompok lepasan). melepaskan lini usaha atau area geografis operasi
utama yang terpisah, atau
• Entitas anak yang diperoleh secara khusus dengan
tujuan dijual Kembali.
Aset Tidak
Lancar
PSAK 1 Penyajian Laporan
Keuangan
Aset tidak lancar adalah seluruh aset
yang tidak masuk dalam klasifikasi
kriteria aset lancar.

Aset tidak lancar mencakup aset


tetap, aset tak berwujud, dan aset
keuangan yang bersifat jangka
panjang.
Aset Tetap
PSAK 16
Definisi Dimiliki untuk digunakan dalam
produksi atau penyediaan barang
atau jasa, untuk direntalkan kepada
pihak lain, atau untuk tujuan
administratif; dan
Aset tetap adalah aset berwujud
yang:
Diperkirakan untuk
digunakan selama lebih
dari satu periode.

tidak diterapkan untuk:

a. Aset Tetap yang diklasifikasikan sebagai dimiliki untuk dijual (PSAK 58)
b. Aset biologis yang terkait dengan aktivitas agricultural selain tanaman
produktif (PSAK 69)
c. Pengakuan dan pengukuran aset eksplorasi dan evaluasi (PSAK 64)
d. Hak penambangan dan cadangan mineral seperti minyak, gas alam, dan
sumber daya serupa yang tidak dapat diperbaharui.
—Pengakuan
Biaya perolehan aset tetap diakui sebagai aset jika dan
hanya jika:
a. Kemungkinan besar entitas akan memperoleh
manfaat ekonomi masa depan dari aset tersebut
b. Biaya perolehan dapat diukur secara andal

Entitas merevaluasi berdasarkan prinsip pengakuan ini terhadap


seluruh biaya perolehan aset tetap pada saat terjadinya. Biaya
tersebut termasuk biaya awal untuk memperoleh atau
mengkonstruksi aset tetap dan biaya selanjutnya yang timbul
untuk menambah, mengganti bagian atau memperbaikinya.
—Pengukuran
Pengukuran Awal
Aset tetap yang memenuhi kualifikasi pengakuan sebagai aset diukur
pada biaya perolehan meliputi:

a. Harga perolehan, termasuk bea impor dan pajak pembelian yang tidak
dapat dikreditkan setelah dikurangi diskon dan potongan lain.

b. Setiap biaya yang dapat diatribusikan secara langsung sampai dengan


aset siap digunakan sesuai dengan intensi manajemen.

c. Estimasi awal biaya pembongkaran dan pemindahan aset tetap dan


restorasi lokasi aset tetap.
—Pengukuran
Pengukuran Awal
Contoh biaya yang dapat diatribusikan secara langsung:
a. Biaya imbalan kerja yang timbul secara langsung dari konstruksi atau perolehan aset tetap,
b. Biaya penyiapan lahan untuk pabrik,
c. Biaya penanganan dan penyerahan awal,
d. Biaya perakitan dan instalasi,
e. Biaya pengujian aset
f. Fee professional

Contoh biaya yang bukan merupakan biaya perolehan aset tetap:


a. Biaya pembukaan fasilitas baru,
b. Biaya pengenalan produk atau jasa baru,
c. Biaya penyelenggaraan bisnis di lokasi baru,
d. Biaya administrasi dan biaya overhead umum lain
—Pengukuran
Pengukuran Selanjutnya
Model Biaya
Setelah diakui sebagai aset, aset tetap dicatat
pada biaya perolehan dikurangi biaya akumulasi
depresiasi dan akumulasi rugi penurunan nilai.
Model Revaluasi
Setelah pengakuan sebagai aset, aset tetap yang
dinilai nilai wajarnya dapat diukur secara andal
dicatat pada jumlah revaluasian, yaitu nilai
wajar pada tanggal revaluasi dikurangi
akumulasi depresiasi dan akumulasi rugi
penurunan nilai setelah tanggal revaluasi.

*Jika suatu aset tetap direvaluasi, maka seluruh aset


tetap dalam kelas yang sama direvaluasi.
—Penghentian
Pengakuan
Jumlah tercatat aset dihentikan pengakuannya:
a. Pada saat pelepasannya; atau

b. Ketika tidak terdapat lagi manfaat ekonomik


masa depan yang diharapkan dari
penggunaan atau pelepasannya.
—Penyajian

Aset tetap disajikan pada laporan posisi


keuangan pada segmen aset tidak lancar.
—Pengungkapan

Laporan Keuangan mengungkapkan setiap kelas aset tetap:


a. Dasar pengukuran yang digunakan dalam menentukan jumlah tercatat bruto
b. Metode depresiasi yang digunakan
c. Umur manfaat atau tarif depresiasi yang digunakan
d. Jumlah tercatat bruto dan akumulasi depresiasi
e. Rekonsiliasi jumlah tercatat
f. Keberadaan dan jumlah pembatasan atas hak milik dan aset tetap yang dijaminkan
untuk liabilitas
g. Jumlah pengeluaran yang diakui dalam jumlah tercatat aset tetap yang sedang
dalam konstruksi
h. Jumlah komitmen kontraktual untuk memperoleh aset tetap
i. Jumlah kompensasi dari pihak ketiga
Properti
Investasi
PSAK 13
ISAK 31 Interpretasi Atas Ruang Lingkup PSAK 13
Definisi digunakan dalam produksi
atau penyediaan barang atau
jasa atau untuk tujuan
Properti Investasi adalah properti (tanah atau administratif, atau
bangunan-atau bagian dari suatu bangunan-
atau keduanya) yang dikuasai (oleh pemilik
atau oleh penyewa sebagai aset hak-guna)
dijual dalam kegiatan
untuk menghasilkan rental atau untuk
usaha sehari-hari.
kenaikan nilai atau keduanya, daripada
untuk:
tidak diterapkan untuk:

a. aset biologis yang terkait dengan aktivitas agricultural


(PSAK 69)
b. hak penambangan dan cadangan mineral seperti minyak,
gas alam, dan sumber daya serupa yang tidak dapat
diperbaharui.
—Definisi
Contoh Properti Investasi:
a. Tanah yang dikuasai untuk kenaikan nilai jangka panjang daripada untuk penjualan
jangka pendek dalam kegiatan usaha sehari-hari
b. Tanah yang dikuasai yang penggunaan masa depannya belum ditentukan saat ini.
c. Bangunan yang dimiliki oleh entitas (atau aset hak-guna yang terkait bangunan yang
dikuasai oleh entitas) dan disewakan melalui satu sewa operasi atau lebih.
d. Bangunan yang belum terpakai tetapi dikuasai untuk disewakan melalui satu sewa
operasi atau lebih.
e. Properti yang sedang dikonstruksi atau yang sedang dikembangkan untuk digunakan
di masa depan sebagai properti investasi.
—Pengakuan

Properti investasi yang dimiliki diakui sebagai aset jika


dan hanya jika:
a. Terdapat kemungkinan besar bahwa manfaat ekonomik
masa depan yang terkait dengan properti investasi
tersebut akan mengalir ke entitas; dan
b. Biaya perolehan dapat diukur secara andal
—Pengukuran
Pengukuran Awal

Properti investasi yang dimiliki pada awalnya diukur sebesar


biaya perolehan. Biaya transaksi termasuk dalam pengukuran
awal tersebut.

Biaya perolehan properti investasi yang dibeli meliputi harga pembelian


dan setiap pengeluaran yang dapat diatribusikan secara langsung.
Pengeluaran yang dapat diatribusikan secara langsung termasuk, sebagai
contoh, biaya jasa legal, pajak pengalihan properti, dan biaya transaksi
lainnya.
—Pengukuran
Pengukuran Selanjutnya

Entitas diperbolehkan memilih model


biaya atau model revaluasi sebagai
kebijakan akuntansinya dan
menerapkan kebijakan tersebut
terhadap seluruh properti investasi
dalam kelas yang sama.
—Pengalihan

Entitas mengalihkan properti jika dan hanya jika, terdapat perubahan


penggunaan.
Perubahan penggunaan terjadi ketika properti memenuhi, atau tidak
lagi memenuhi definisi properti investasi dan terdapat bukti
perubahan penggunaan.

Contoh bukti penggunaan:

a. Dimulainya penggunaan oleh pemilik, atau pengembangan untuk penggunaan oleh pemilik, untuk
dialihkan dari properti investasi menjadi properti yang digunakan pemilik;

b. Dimulainya pengembangan untuk dijual, untuk dialihkan dari properti investasi menjadi persediaan;

c. Berakhirnya pemakaian oleh pemilik, untuk dialihkan dari properti yang digunakan pemilik menjadi
properti investasi.

d. Dimulainya sewa operasi kepada pihak lain, untuk dialihkan dari persediaan menjadi roperti
investasi.
—Penghentian Pengakuan

Properti investasi dihentikan pengakuannya (dieliminasi


dari laporan posisi keuangan) pada saat dilepaskan atau
ketika properti investasi tidak digunakan lagi secara
permanen dan tidak memiliki manfaat ekonomik masa
depan yang diharapkan dari pelepasannya.
—Penyajian

Properti investasi disajikan pada laporan posisi


keuangan pada segmen aset tidak lancar
—Pengungkapan
• Apakah entitas menerapkan model nilai wajar atau model biaya;
• Jika klasifikasi sulit dilakukan, kriteria yang digunakan untuk membedakan
properti investasi dari properti yang digunakan pemilik dengan property yang
dikuasai untuk dijual dalam kegiatan usaha sehari-hari;
• Sejauh mana penentuan nilai wajar properti investasi didasarkan pada penilaian
oleh penilai independent yang memiliki kualifikasi profesional yang telah diakui
dan relevan serta memiliki pengalaman terkini di lokasi dan kategori properti
investasi yang dinilai. Jika tidak ada penilaian tersebut, maka fakta tersebut
diungkapkan;
• Jumlah yang diakui dalam laba rugi;
• Keberadaan dan jumlah pembatasan atas kemampuan realisasi dari properti
investasi atau atas pengiriman penghasilan dan hasil pelepasan;
• Kewajiban kontraktual untuk membeli, mengonstruksi, atau mengembangkan
atau untuk memperbaiki, memelihara, atau meningkatkan property investasi.
Pengukuran
Nilai Wajar
PSAK 68
—Definisi

Nilai wajar sebagai harga yang akan diterima


untuk menjual suatu aset atau harga yang
akan dibayar untuk mengalihkan suatu
liabilitas dalam transaksi teratur antara
pelaku pasar pada tanggal pengukuran
—Pengukuran

Pengukuran nilai wajar mengasumsikan bahwa aset atau


liabilitas dipertukarkan dalam transaksi teratur antara
pelaku pasar untuk menjual aset atau mengalihkan
liabilitas pada tanggal pengukuran dalam kondisi pasar
ini.
—Pengukuran

Pengukuran nilai wajar adalah


untuk aset dan liabilitas tertentu.

Oleh karena itu, ketika mengukur nilai wajar entitas memperhitungkan


karakteristik aset atau liabilitas pada tanggal pengukuran. Karakteristik
tersebut termasuk, sebagai contoh, hal sebagai berikut:
a. kondisi dan lokasi aset
b. pembatasan, jika ada, atas penjualan dan penggunaan aset
—Nilai Wajar Saat
Penakuan Awal
Ketika aset diperoleh atau liabilitas diambil alih dalam transaksi pertukaran
untuk aset atau liabilitas tersebut,
harga transaksi adalah harga yang dibayar untuk memperoleh aset atau
harga yang diterima untuk mengambil alih liabilitas (harga masuk (entry
price).
Nilai wajar aset atau liabilitas adalah harga yang akan diterima untuk
menjual aset atau harga yang akan dibayar untuk mengalihkan liabilitas
(harga keluar)
—Teknik Penilaian

Entitas menggunakan teknik penilaian yang sesuai


dengan keadaan dan dimana data yang memadai tersedia
untuk mengukur nilai wajar, memaksimalkan
penggunaan input yang dapat diobservasi yang relevan
dan meminimalkan penggunaan input yang tidak dapat
diobservasi.
—Hirarki Nilai Wajar
Input Level 1
harga kuotasian (tanpa penyesuaian) di pasar aktif untuk aset atau liabilitas yang
identik yang dapat diakses entitas pada tanggal pengukuran.

Input Level 2
input selain harga kuotasian yang termasuk dalam Level 1 yang dapat diobservasi
untuk aset atau liabilitas, baik secara langsung atau tidak langsung

Input Level 3

input yang tidak dapat diobservasi untuk aset atau liabilitas


—Pengungkapan
a. Untuk aset dan liabilitas yang diukur pada nilai wajar
secara berulang (recurring) atau tidak berulang (non-
recurring) dalam laporan posisi keuangan setelah
pengakuan awal, teknik penilaian dan input yang
digunakan untuk mengembangkan pengukuran tersebut.

b. Untuk pengukuran nilai wajar yang berulang yang


menggunakan input yang tidak dapat diobservasi yang
signifikan (level 3), dampak dari pengukuran terhadap laba
rugi atau penghasilan komprehensif lain untuk periode
tersebut.
Aset Takberwujud
PSAK 19
—Definisi

Aset tidak berwujud adalah aset nonmoneter teridentifikasi


tanpa wujud fisik.
Unsur definisi aset tidak berwujud:
a. Keteridentifikasian
b. Pengendalian
c. Manfaat Ekonomik Masa Depan
—Pengakuan

Pengakuan suatu pos sebagai Aset takberwujud


mensyaratkan entitas untuk menunjukkan pos tersebut
memenuhi:

a. Definisi aset takberwujud dan;

b. Kriteria pengakuan
—Pengakuan

Aset takberwujud diakui jika, dan hanya jika:

a. Kemungkinan besar entitas akan memperoleh manfaat


ekonomik masa depan dari aset tersebut; dan

b. Biaya perolehan aset tersebut dapat diukur secara andal.


—Pengakuan
Pengeluaran atas aset takberwujud diakui sebagai beban pada saat terjadinya, kecuali:
a. Pengeluaran itu merupakan bagian dari biaya perolehan aset takberwujud yang
memenuhi kriteria pengakuan;atau
b. Sesuatu yang takterwujud tersebut diperoleh melalui suatu kombinasi bisnis dan
tidak dapat diakui sebagai aset takberwujud. Jika demikian kasusnya, maka
pengeluaran tersebut merupakan bagian dari goodwill pada tanggal akuisisi.
Beban masa lalu tidak boleh diakui sebagai aset.
Pengeluaran atas pos aset takberwujud yang awalnya diakui entitas sebagai
beban tidak diakui sebagai bagian dari biaya perolehan aset takberwujud di
kemudian hari.
—Pengukuran

Pengukuran setelah pengakuan dapat dilakukan dengan dua model:


a. Model biaya
Setelah pengakuan awal, aset takberwujud dicatat pada biaya perolehan
dikurangi akumulasi amortisasi dan akumulasi rugi penurunan nilai.
b. Model revaluasi
Setelah pengakuan awal aset takberwujud dicatat pada jumlah revaluasian,
yaitu nilai wajar pada tanggal revaluasi dikurangi akumulasi amortisasi dan
akumulasi rugi penurunan nilai setelah tanggal revaluasi.
—Umur Manfaat
Terbatas
Umur manfaat aset takberwujud diukur berdasarkan jangka waktu atau
jumlah produksi atau jumlah unit yang dihasilkan selama umur manfaat.

Periode Amortisasi
Amortisasi dimulai ketika aset tersedia untuk digunakan dan dihentikan pada
tanggal yang lebih awal antara Ketika aset tersebut diklasifikasikan sebagai
aset yang dimiliki untuk dijual dan tanggal Ketika aset dihentikan pengakuannya.

Metode Amortisasi
Metode amortisasi yang digunakan mencerminkan pola manfaat ekonomik
masa depan yang diperkirakan dikonsumsi oleh entitas. Jika pola tersebut
tidak dapat ditentukan secara andal digunakan metode garis lurus.
Amortisasi yang dibebankan diakui dalam laba rugi.
—Umur Manfaat
Tidak Terbatas
Berdasarkan analisis dari seluruh faktor relevan, tidak ada batas yang
terlihat pada saat ini atas periode aset diperkirakan menghasilkan
arus kas neto untuk entitas.

Aset takberwujud dengan umur manfaat tidak terbatas tidak


diamortisasi.
Penelaahan penilaian umur manfaat dilakukan setiap periode untuk
menentukan apakah peristiwa dan keadaan dapat terus mendukung
penilaian bahwa umur manfaat tetap tidak terbatas.
—Penghentian dan Pelepasan

Aset takberwujud dihentikan pengakuannya jika:


a. Dilepas, atau
b. Ketika tidak terdapat lagi manfaat ekonomik masa depan yang
diperkirakan dari penggunaan atau pelepasannya.
—Pengungkapan
Entitas mengungkapkan hal berikut untuk setiap kelas aset takberwujud,
dipisahkan antara aset takberwujud yang dihasilkan secara internal dan
aset takberwujud lain:
a. Umur manfaat tidak terbatas atau terbatas;
b. Metode amortisasi yang digunakan untuk aset takberwujud dengan umur
manfaat terbatas;
c. Jumlah tercatat bruto dan akumulasi amortisasi pada awal dan akhir
periode;
d. Pos dalam pelaporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain yang
mana amortisasi aset takberwujud termasuk di dalamnya;
e. Rekonsiliasi jumlah tercatat pada awal dan akhir periode.
Biaya Pinjaman
PSAK 26
—Definisi

Biaya pinjaman adalah bunga dan biaya lain


yang ditanggung entitas sehubungan dengan
peminjaman dana.

Biaya pinjaman dapat berupa:


a. Beban bunga
b. Bunga terkait liabilitas sewa
c. Selisih kurs yang berasal dari pinjaman dalam mata uang
asing
—Definisi
Aset kualifikasian adalah aset yang membutuhkan
waktu cukup lama agar siap untuk digunakan sesuai
dengan intensinya atau dijual.

Bergantung pada keadaan aset berikut dapat


menjadi aset kualifikasian:
a. Persediaan
b. Pabrik
c. Fasilitas pembangkit listrik
d. Aset takberwujud
e. Property investasi
f. Tanaman produktif
—Pengakuan

Entitas mengkapitalisasi biaya pinjaman yang dapat diatribusikan secara


langsung dengan perolehan, konstruksi, atau pembuatan aset kualifikasian
sebagai bagian dari biaya perolehan aset tersebut.

Biaya pinjaman lainnya diakui sebagai beban pada periode terjadinya.


—Pengakuan
Biaya pinjaman yang dapat dikapitalisasi

Merupakan biaya pinjaman yang dapat diatribusikan secara langsung dengan


perolehan, konstruksi, atau pembuatan aset kualifikasian adalah biaya yang
dapat dihindari jika pengeluaran atas aset kualifikasian tidak dilakukan.
Terdapat dua golongan atas biaya pinjaman ini:
1) Jika entitas meminjam dana secara spesifik untuk tujuan memperoleh aset kualifikasian, maka
entitas menentukan jumlah biaya pinjaman yang dapat dikapitalisasi sebesar biaya pinjaman
actual yang terjadi selama periode dikurangi penghasilan investasi atas investasi sementara dari
pinjaman tersebut.
2) Jika entitas meminjam dana secara umum lalu menggunakannya untuk memperoleh suatu aset
kualifikasian, maka entitas menentukan jumlah biaya pinjaman yang dapat dikapitalisasi dengan
menerapkan tarif kapitalisasi terhadap pengeluaran atas aset tersebut.
—Pengakuan
Selisih lebih jumlah tercatat aset kualifikasian atas jumlah terpulihkan

Permulaan kapitalisasi:
Tanggal awal kapitalisasi adalah tanggal ketika entitas pertama kali memenuhi
seluruh kondisi berikut:
1)Terjadinya pengeluaran untuk aset,
2)Terjadinya biaya pinjaman,
3)Entitas telah melakukan aktivitas yang diperlukan untuk mempersiapkan aset
agar dapat digunakan atau dijual sesuai dengan intensinya.
—Pengakuan
Penghentian sementara kapitalisasi

Entitas menghentikan sementara kapitalisasi biaya pinjaman selama


periode yang diperpanjang yang mana pengembangan aktif atas aset
kualifikasian juga dihentikan.

Penghentian kapitalisasi

Entitas menghentikan kapitalisasi biaya pinjaman ketika secara substansial


seluruh aktivitas yang diperlukan untuk mempersiapkan aset kualifikasian
agar dapat digunakan atau dijual sesuai dengan intensinya telah selesai.
—Pengungkapan

Entitas mengungkapkan:

a. Jumlah biaya pinjaman yang dikapitalisasi selama periode, dan

b. Tarif kapitalisasi yang digunakan untuk menentukan jumlah biaya pinjaman


yang dapat dikapitalisasi.
Case 1
Berdasarkan PSAK 16 (aset tetap),
Aset tetap adalah aset berwujud yang:
a. Dimiliki untuk digunakan dalam produksi atau penyediaan barang atau jasa, untuk
direntalkan kepada pihak lain, atau untuk tujuan administratif; dan
b. Diperkirakan untuk digunakan selama lebih dari satu periode.

PSAK 13 (property investasi), definisi dari property investasi adalah


Properti Investasi adalah properti (tanah atau bangunan-atau bagian dari suatu
bangunan-atau keduanya) yang dikuasai (oleh pemilik atau oleh penyewa
sebagai aset hak-guna) untuk menghasilkan rental atau untuk kenaikan nilai
atau keduanya, daripada untuk:
a. digunakan dalam produksi atau penyediaan barang atau jasa atau untuk tujuan
administratif, atau
b. dijual dalam kegiatan usaha sehari-hari.
Berdasarkan definisi tersebut, tanah yang dibeli pada tahun 2019 seharusnya
diklasifikasi sebagai aset tetap karena akan digunakan sebagai tempat
penyimpanan perlengkapan Gudang bukan untuk menghasilkan rental atau
kenaikan nilai.

Jurnal pembelian tanah di tahun 2019:


Tanah 25 billion
Kas/Utang 25 billion
PSAK 16 paragraf 31
“Setelah pengakuan sebagai aset, aset tetap yang nilai wajarnya dapat diukur secara
andal dicatat pada jumlah revaluasian yaitu nilai wajar pada tanggal revaluasi
dikurangi akumulasi depresiasi dan akumulasi rugi penurunan nilai setelah
tanggal revaluasi. Revaluasi dilakukan dengan keteraturan yang cukup regular
untuk memastikan bahwa jumlah tercatat tidak berbeda secara material dengan
jumlah yang ditentukan dengan menggunakan nilai wajar pada akhir periode
pelaporan.”

PSAK 16 Paragraf 39
“Jika jumlah tercatat aset meningkat akibat revaluasi, maka kenaikan tersebut
diakui dalam penghasilan komprehensif lain dan terakumulasi dalam ekuitas
pada bagian surplus revaluasi. Akan tetapi, kenaikan tersebut diakui dalam
laba rugi hingga sebesar jumlah penurunan nilai aset yang sama akibat
revaluasi yang pernah diakui sebelumnya dalam laba rugi.”
PSAK 16 Paragraf 40
“Jika jumlah tercatat aset turun akibat revaluasi, maka kenaikan tersebut diakui dalam
laporan laba rugi. Akan tetapi, penurunan nilai tersebut diakui dalam penghasilan
komprehensif lain sepanjang tidak melebihi saldo surplus revaluasi untuk aset
tersebut. Penurunan nilai yang diakui dalam penghasilan komprehensif lain tersebut
mengurangi jumlah akumulasi dalam ekuitas pada bagian surplus revaluasi.”

Jurnal revaluasi tanah pada 31 Desember 2020 (90 billion – 25 billion)


Tanah 65 billion
Revaluation Reserved 65 billion

Jurnal revaluasi tanah pada tanggal 31 Desember 2021 (90 billion – 50 billion)
Revaluation Reserved 40 billion
Tanah 40 billion
Bagaimana jika aset direvaluasi sebesar 20 miliar pada 2020 dan 50 miliar
pada 2021?

Jurnal revaluasi tanah pada 31 Desember 2020 (25 billion – 20 billion)


Revaluation Reserved 5 billion
Tanah 5 billion

Jurnal revaluasi tanah pada 31 Desember 2021 (50 billion – 20 billion)


Tanah 30 billion
Gain on Revaluation 5 billion
Surplus Revaluasi 25 billion
Case 2
Jurnal penurunan nilai persediaan pada 31 Desember 2021 (50 million-35 million)
Loss due to decline of inventory 15 million
Inventory 15 million

PSAK 14 Paragraf 32
“Bahan dan perlengkapan lain yang dikuasasi dan digunakan untuk
memproduksi persediaan tidak diturunkan nilainya di bawah biaya
perolehan jika produk jadi yang dihasilkan diharapkan dapat dijual
sebesar atau di atas biaya perolehannya. Akan tetapi, ketika penurunan
harga bahan mengindikasikan bahwa biaya produk jadi dihasilkan
melebihi nilai realisasi neto, maka nilai bahan diturunkan ke nilai
realisasi neto.”
Sesuai dengan informasi pada soal 2 bahwa PT Juri memiliki intensi untuk
mempertahankan persediaan untuk digunakan dalam proses produksi. PT
Juri berharap sepatu yang sudah jadi dimana menggunakan kulit tersebut
sebagai bahan bakunya, dapat dijual dengan margin keuntungan yang
wajar.
Berdasarkan PSAK 14 Paragraf 32, terdapat dua
perlakuan untuk penyesuaian penurunan persediaan
yaitu

a. Jika produk jadi yang dihasilkan diharapkan dapat dijual sebesar atau di
atas biaya perolehannya, bahan dan perlengkapan lain yang dikuasasi
dan digunakan untuk memproduksi persediaan tidak diturunkan
nilainya di bawah biaya perolehan (50 million-35 million)

Inventory 15 million
Loss due to decline of inventory 15 million
b. Jika biaya produk jadi dihasilkan melebihi nilai realisasi neto,
maka nilai bahan diturunkan ke nilai realisasi neto (35 million-30
million)

Loss due to decline of inventory 5 million


Inventory 5 million
TERIMA
KASIH

Anda mungkin juga menyukai