Anda di halaman 1dari 16

KEMENTERIAN DALAM NEGERI

PENJELASAN
UNDANG-UNDANG NO. 24 TAHUN 2013
TENTANG PERUBAHAN
UNDANG-UNDANG NO. 23 TAHUN 2006
TENTANG ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN

S U M AT E R A
K A L IM A N TA N

IR IA N J AYA

J AVA

Kabupaten Kutai Kartanegara Provinsi Kalimantai Timur


I. PENDAHULUAN
1. Perubahan UU No. 23 th 2006 tentang
Administrasi Kependudukan yg telah disahkan
oleh DPR RI pd tgl 26 November 2013
merupakan perubahan yg mendasar
dibidang adminduk.
2. Tujuan utama dari perubahan UU dimaksud
adalah utk meningkatkan efektivitas pelayanan
adminduk kpd masyarakat, menjamin akurasi
data kependudukan dan ketunggalan NIK serta
ketunggalan dokumen kependudukan.
II. PERUBAHAN SUBSTANSI YG MENDASAR DALAM
PERUBAHAN UU NO. 23 TAHUN 2006
1. Masa Berlaku KTP-el
a. Masa berlaku KTP-el yang semula 5 (lima) tahun diubah menjadi
berlaku seumur hidup sepanjang tidak ada perubahan elemen
data dalam KTP. (Pasal 64 ayat (7) huruf a)
b. KTP-el yg sdh diterbitkan sblm UU ini ditetapkan berlaku seumur
hidup. (Pasal 101 huruf c)
2. Penggunaan Data Kependudukan Kementerian Dalam
Negeri
Data Kependudukan Kementerian Dalam Negeri yang bersumber
dari data kependudukan kabupaten/kota, merupakan satu-satunya
data kependudukan yang digunakan untuk semua keperluan: alokasi
anggaran (termasuk untuk perhitungan DAU), pelayanan
publik, perencanaan pembangunan, pembangunan demokrasi,
penegakan hukum, dan pencegahan kriminal.
Lanjutan ……….. II.

3. Pencetakan Dokumen/Personalisasi
KTP-el
Pencetakan dokumen/personalisasi KTP-el
yang selama ini dilaksanakan terpusat di
Jakarta akan diserahkan kepada Dinas
Kependudukan dan Pencatatan Sipil
Kabupaten/Kota pada Tahun 2014.
Lanjutan ……….. II.

4. Penerbitan Akta Kelahiran yang


Pelaporannya melebihi Batas Waktu 1 (satu)
Tahun
Semula penerbitan tersebut memerlukan
penetapan Pengadilan Negeri, diubah cukup
dengan Keputusan Kepala Dinas Kependudukan
dan Pencatatan Sipil Kabupaten/Kota. Hal ini sesuai
dengan Putusan Mahkamah Konstitusi tanggal 30
April 2013 (Ps. 32 ayat (1))
5. Penerbitan Akta Pencatatan Sipil
Yang semula dilaksanakan di tempat terjadinya
Peristiwa Penting, diubah menjadi penerbitannya di
tempat domisili penduduk. (Ps. 102 huruf b)
Lanjutan ……….. II.

6. Pengakuan dan Pengesahan Anak


- Pengakuan Anak, dibatasi hanya untuk anak yang dilahirkan dari perkawinan
yang telah sah menurut hukum agama tetapi belum sah menurut hukum
negara. (Ps. 49 ayat (2))
- Pengesahan anak yang selama ini hanya dengan catatan pinggir diubah
menjadi Akta Pengesahan Anak. (Ps.50)
7. Pengurusan dan Penerbitan Dokumen Kependudukan Tidak Dipungut
Biaya (Gratis)
Larangan untuk tidak dipungut biaya semula hanya untuk penerbitan KTP-el,
diubah menjadi untuk semua dokumen kependudukan (KK, KTP-el, Akta
Kelahiran, Akta Perkawinan, Akta Kematian, Akta Perceraian, Akta Pengakuan
Anak, dan lain-lain) (Ps. 79A)
Lanjutan ……….. II.

8. Pencatatan Kematian
Pelaporan pencatatan kematian yang semula
menjadi kewajiban penduduk, diubah menjadi
kewajiban RT untuk melaporkan setiap
kematian warganya kepada Instansi Pelaksana.
Pelaporan tersebut dilakukan secara berjenjang
melalui RW, Desa/Kelurahan dan Kecamatan.
Dengan kebijakan ini diharapkan cakupan
pencatatan kematian akan meningkat secara
signifikan. (Pasal 44)
Lanjutan ……….. VII.

9. Stelsel Aktif
Semula stelsel aktif diwajibkan kpd
penduduk, diubah menjadi stelsel aktif
diwajibkan kepada Pemerintah melalui
Petugas. (Penjelasan UU 24/2013)
Lanjutan ……….. II.

10. Petugas Registrasi (Ps. 12)

a. Petugas Registrasi dulunya harus PNS,


diubah diutamakan PNS.
b. Petugas Registrasi membantu Kepala
Desa atau Lurah dan Instansi Pelaksana
dalam Pendaftaran Penduduk dan
Pencatatan Sipil.
c. Petugas Registrasi diangkat &
diberhentikan oleh Bupati/Walikota
Lanjutan ……….. VII.

11. Pengangkatan Pejabat Struktural pada Unit Kerja Administrasi


Kependudukan (Ps.83A)
a. Pejabat struktural pada unit kerja yang menangani administrasi
kependudukan di Provinsi, diangkat dan diberhentikan oleh Menteri
Dalam Negeri atas usulan Gubernur.
b. Pejabat struktural pada unit kerja yang menangani administrasi
kependudukan di Kabupaten/Kota diangkat dan diberhentikan oleh
Menteri Dalam Negeri atas usulan Bupati/Walikota melalui
Gubernur.
c. Penilaian kinerja Pejabat Struktural tersebut dilakukan secara
periodik oleh Menteri Dalam Negeri.
Lanjutan ……….. II.

12.Pendanaan
Pendanaan untuk program dan kegiatan
administrasi kependudukan dibebankan pada
APBN : (Ps. 87A, 87B)

Pendanaan untuk penyelenggaraan program dan


kegiatan administrasi kependudukan, baik di
provinsi maupun kabupaten/kota dianggarkan
dalam APBN dan dimulai pada APBN-P Tahun
Anggaran 2014, dengan demikian berarti
sebelum tersedia APBN-P tahun 2014,
pendanaannya masih tetap menggunakan
APBD.
Lanjutan ……….. II.

13. Penambahan Sanksi (Ps.94)

a. Setiap orang yang memerintahkan


dan/atau memfasilitasi dan/atau
melakukan manipulasi data
kependudukan dan/atau elemen
data penduduk dipidana dengan
penjara paling lama 6 (enam) tahun
dan/atau denda paling banyak Rp.
75 juta.
Lanjutan ……….. II.

b. Setiap pejabat dan petugas pada


Desa/Kelurahan, Kecamatan, UPT,
Instansi Pelaksana yang
memerintahkan dan atau memfasilitasi
pungutan biaya kepada penduduk
dalam pengurusan dan penerbitan
dokumen dipidana dengan penjara
paling lama 6 (enam) tahun dan/atau
denda paling banyak Rp. 75 juta.
(Ps. 95B)
Lanjutan ……….. II.

c. Setiap orang atau Badan Hukum


yang tanpa hak mencetak,
menerbitkan, dan/atau
mendistribusikan dokumen
kependudukan dipidana dengan
penjara paling lama 10 (sepuluh)
tahun dan/atau denda paling
banyak Rp. 1 M. (Ps. 96A)
III. PEMBERLAKUAN PERUBAHAN UU NO. 23/2006

1. Perubahan UU ini berlaku sejak


diundangkan. (Pasal II)
2. Khusus yang berkaitan dengan
APBN, baru diberlakukan secara
efektif sejak tersedianya
APBN/APBN-P untuk pembiayaan
penyelenggaraan program dan
kegiatan adminduk di Provinsi dan
Kab/Kota.
KEMENTERIAN DALAM NEGERI

TERIMA KASIH

S U M AT E R A K A L IM A N TA N

IR IA N J AYA

J AVA

Anda mungkin juga menyukai