Anda di halaman 1dari 10

KEBIJAKAN SISTEM RUJUKAN

CLUBFOOT

KEPALA SEKSI PELAYANAN KESEHATAN DASAR DAN RUJUKAN


DINAS KESEHATAN KABUPATEN GROBOGAN
Latar Belakang
Menurut WHO (2015), lebih dari 8 juta bayi di seluruh
dunia setiap tahunnya lahir dengan kelainan bawaan. Salah
satunya yakni penyakit clubfoot atau yang sering disebut
dengan penyakit kaki pengkor. Penyakit tersebut merupakan
kasus penyakit kelainan bawaan yang paling banyak terjadi
di Indonesia.  Menurut survei sentinel kelainan bawaan pada
september 2014-Maret 2018, dari sekian banyak jumlah
kelainan bawaan yang terdapat pada bayi, penyakit
kaki Clubfoot atau Conginetal Talipes Equinovarus atau kaki
pengkor menempati urutan teratas dengan presentase
21,9%.
PENGERTIAN
CTEV (Congenital Talipes Equinovarus) atau
deformitas clubfoot adalah kelainan bentuk
kompleks pada kaki bayi baru lahir yang secara
umum dalam keadaan sehat. Kelainan pada
CTEV diakibatkan karena hubungan yang
abnormal antara tulang-tulang kaki. Pada CTEV
ukuran tulang talus lebih kecil dari ukuran kaki
normal.
ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN
KESEHATAN
FAKTOR PENDUKUNG DALAM PELAYANAN KESEHATAN
DIMENSI MUTU
PELAYANAN KESEHATAN
meminimalisasi terjadinya kerugian (harm), cedera
Optimalkan Sumberdaya yang
ada, tanpa pemborosan bahan 7 DIMENSI
MUTU
dan kesalahan medis yang bisa dicegah
kepada mereka yang menerima pelayanan

EFISIEN AMAN
menyediakan pelayanan kesehatan yang menyediakan pelayanan yang seragam tanpa

INTEGRASI
berbasis bukti kepada masyarakat membedakan jenis kelamin, suku, etnik, tempat
tinggal, agama, sosial ekonomi

EFEKTIF ADIL
mengurangi waktu tunggu dan keterlambatan
pemberian pelayanan kesehatan menyediakan pelayanan yang sesuai dengan
preferensi, kebutuhan dan nilai-nilai individu

TEPAT kMal
BERORIENTASI
WAKTU PASIEN
menyediakan pelayanan yang terkoordinasi lintas fasyankes dan pemberi
pelayanan, serta menyediakan yankes untuk seluruh siklus kehidupan
PERAN UPAYA PEMBINAAN DAN PENGAWASAN RUJUKAN
CLUBFOOT
a. Puskesmas melalui bidan desa melakukan
pendataan dan screring awal terhadap bayi
atau anak yang mengalami clubfoot atau
kaki pengkor
b. Setelah dilakukan pendataan dan screning
YANKES awal kemudian dilaporkan kepada dokter
puskesmas untuk selanjutnya di lakukan
pemeriksaan serta pengkajian guna
menegakkan diagnosa clubfoot
c. Setelah dilakukan penegakan diagnosa
kemudian melaporkan ke Dinas Kesehatan
untuk dilakukan koordinadi dengan Pihak
rumah sakit untuk dilakukan rujukan
PERAN UPAYA PEMBINAAN DAN PENGAWASAN RUJUKAN
CLUBFOOT
d. Diharapkan untuk dapat dilakukan
pemantauan oleh Bidan desa atau
puskesmas terhadap pasien yang mengalami
clubfoot sebelum atau sesudah perawatan
e. Apabila dalam pendataan ada permaslahan
YANKES terkait pembiayaan untuk dapat
berkoodinasi dengan dinas kesehatan untuk
dapat diusulkan untuk pembiayaan
jamkesda / PBI APBD
f. Melakukan sosialisasi dan penyuluhan
terkiat clubfoot di masyarakat
FORMAT LAPORAN CLUBFOOT
Nama Puskesmas :
NO TANGGAL NAMA UMUR JENIS NAMA ORANG ALAMAT KETERANGAN
DITEMUKAN PASIEN KELAMIN TUA

Mengetahui
Kepala UPTD Puskesmas…….

……………………………..
NIP.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai