Anda di halaman 1dari 20

BAB 11

BANK UMUM BERDASAR


PRINSIP SYARIAH
Pengertian Perbankan Syariah

Perbankan yang didasarkan pada prinsip syariah yang


sejalan dengan pemikiran Islam mengenai aktivitas
ekonomi.
Dasar Hukum
• Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perubahan Atas
Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan Pasal I Ayat 3
huruf, yang menetapkan bahwa:
salah satu bentuk usaha bank adalah ‘menyediakan pembiayaan dan
atau melakukan kegiatan lain berdasarkan pada prinsip syariah,
sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan oleh Bank Indonesia’.

• Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 Tentang Perbankan Pasal 6 huruf


m yang menetapkan bahwa:
salah satu bentuk usaha bank umum adalah ‘menyediakan pembiayaan
bagi nasabah berdasarkan pada prinsip bagi hasil sesuai dengan
ketentuan yang ditetapkan dalam peraturan pemerintah’.
Pembukaan Unit Usaha Syariah
oleh Bank Umum

a. Pendirian kantor cabang atau kantor di bawah kantor cabang


baru; atau

b. Pengubahan kantor cabang atau kantor di bawah kantor


cabang yang melakukan kegiatan usaha secara konvensional
menjadi kantor yang melakukan kegiatan berdasarkan pada
prinsip syariah.
Peraturan yang Berkaitan dengan
Prinsip Syariah

a. Peraturan Bank Indonesia Nomor 6/17/PBI/2004 tentang Bank Perkreditan


Rakyat Berdasarkan Prinsip Syariah.
b. Peraturan Bank Indonesia Nomor 8/3/PBI/2006 tentang Perubahan
Kegiatan Usaha Bank Umum Konvensional menjadi Bank Umum yang
Melaksanakan Kegiatan Usaha Berdasarkan Prinsip Syariah dan
Pembukaan Kantor Bank yang Melaksanakan Kegiatan Usaha
Berdasarkan Prinsip Syariah oleh Bank Umum Konvensional.
c. Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2008 tentang Surat Berharga Syariah
Negara.
d. Peraturan Bank Indonesia Nomor 11/3/PBI/2009 tentang Bank Umum
Syariah.
e. Peraturan Bank Indonesia Nomor 13/23/PBI/2011 tentang Manajemen
Risiko bagi Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah.
Klasifikasi Bank dari Segi Imbalan
atau Jasa yang Diberikan

Bank Konvensional Imbalan berupa bunga

Bank

Bank Syariah Imbalan atas dasar prinsip


syariah yaitu jual beli dan bagi hasil
Perbedaan Bank Konvensional
dan Bank Syariah

No. Bank Syariah Bank Konvensional


1. Berinvestasi pada usaha yang halal Bebas nilai
2. Atas dasar bagi hasil, margin Sistem bunga
keuntungan dan fee
3. Besaran bagi hasil berubah-ubah Besarannya tetap
bergantung kinerja usaha
4. Profit dan falah oriented Profit oriented
5. Pola hubungan kemitraan Hubungan debitur-
kreditur
6. Ada Dewan Pengawas Syariah Tidak ada lembaga
sejenis
Perbandingan Sistem Bunga dan
Sistem Bagi Hasil
Sistem Bunga Sistem Bagi Hasil

• Penentuan suku bunga dibuat pada • Penentuan besarnya risiko bagi hasil
waktu akad dengan pedoman harus dibuat pada waktu akad dengan
selalu untung untuk pihak bank. berpedoman pada kemungkinan
• Besarnya persentase berdasarkan pada untung dan rugi.
jumlah uang (modal) yang dipinjamkan. • Besarnya rasio (nisbah) bagi hasil
• Tidak bergantung kepada kinerja usaha. berdasarkan pada jumlah
• Eksistensi bunga diragukan keuntungan yang diperoleh.
kehalalannya oleh semua agama • Bergantung kepada kinerja usaha.
termasuk agama Islam.
• Tidak ada agama yang meragukan
• Pembayaran bunga tetap seperti yang
keabsahan bagi hasil.
dijanjikan tanpa pertimbangan proyek
yang dijalankan oleh pihak nasabah • Bagi hasil bergantung kepada
untung atau rugi. keuntungan proyek yang dijalankan.
Dewan Pengawas Syariah

• Kedudukan di kantor pusat bank

• Sifat: Independen

• Dibentuk oleh Dewan Syariah Nasional

• Fungsi: mengawasi kegiatan usaha bank agar sesuai dengan


prinsip syariah
Dewan Komisaris dan Dewan Direksi

Dewan Komisaris
• Jumlah anggota: sekurang-kurangnya dua orang
• Sekurang-kurangnya terdapat satu orang anggota berkewarganegaraan
Indonesia
• Memiliki pengetahuan dan/atau pengalaman dalam bidang perbankan

Dewan Direksi
• Jumlah anggota: sekurang-kurangnya tiga orang
• Sekurang-kurangnya terdapat satu orang anggota berkewarganegaraan
Indonesia
• Wajib berpengalaman dalam operasional bank sekurang-kurangnya satu
tahun sebagai pejabat eksekutif pada bank, jika tidak, wajib mengikuti
pelatihan perbankan syariah
Prinsip Kegiatan Usaha
Bank Syariah

• Hiwalah • Al Qardh ul Hasan


• Ijarah • Al Rahn
• Ijarah Wa Iqtina • Salam
• Istishna • Sharf
• Kafalah • Ujr
• Mudarabah • Wadi’ah
• Murabahah  Wadi’ah Yad Amanah
• Musyarakah  Wadi’ah Yad Dhamanah
• Qardh • Wakalah
Produk Bank Syariah

Giro Syariah, dengan 2 bentuk akad:


• Wadi’ah
• Mudarabah
Tabungan Syariah

Deposito Syariah
Prinsip Kehati-hatian Bank Umum
Syariah

• Ketentuan Kewajiban Penyediaan Modal Minimum (KPMM)


• Kualitas Aset
• Penyisihan Penghapusan Aset (PPA)
• Rekonstruksi Pembiayaan bagi Bank Syariah dan UUS
• Giro Wajib Minimum (GWM) Bank Syariah
• Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum Syariah (BUS)
Tax Neutrality bagi Perbankan Syariah

Disahkannya perubahan ketiga Undang-Undang Pajak


Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan Barang Mewah dalam
Undang-Undang Nomor 42 Tahun 2009 oleh DPR RI dan
pemerintah pada 15 Oktober 2009
Badan Hukum dan Pendirian
Bank Syariah

Badan Hukum
• Perseroan Terbatas
• Koperasi
• Perusahaan Daerah
Modal
• Sekurang-kurangnya senilai Rp3.000.000.000.000,00

Pendirian
• Warga negara Indonesia dan/atau badan hukum Indonesia; atau
• Warga negara Indonesia dan/atau badan hukum Indonesia dengan
warga negara asing dan/atau badan hukum asing secara kemitraan.
Tahapan Pemberian Izin Kegiatan Usaha

Tahap pertama:
persetujuan prinsip

Tahap kedua: izin usaha


Kepemilikan Bank Syariah

Kepemilikan bank berdasarkan prinsip syariah oleh


badan hukum Indonesia setinggi- tingginya sebesar
modal sendiri bersih badan hukum yang bersangkutan.
Bank Muamalat

Penyaluran
Produk-Produk Dana
Bank
Muamalat Penghimpunan
Dana
Bank Muamalat
Pembiayaan atas dasar
prinsip Murabahah

Pembiayaan atas dasar


prinsip Bai Bithaman Ajil

Pembiayaan atas dasar


Penyaluran Dana prinsip Mudarabah

Pembiayaan atas dasar


prinsip Musyarakah

Pembiayaan atas dasar


prinsip Qardh ul Hasan
Bank Muamalat

Deposito atas dasar prinsip


Mudarabah

Tabungan atas dasar prinsip


Penghimpunan Dana Mudarabah

Giro atas dasar prinsip


Wadi’ah

Anda mungkin juga menyukai

  • Bab 16
    Bab 16
    Dokumen24 halaman
    Bab 16
    M. Yusuf Bahtiar
    Belum ada peringkat
  • Bab 14
    Bab 14
    Dokumen9 halaman
    Bab 14
    M. Yusuf Bahtiar
    Belum ada peringkat
  • Bab 15
    Bab 15
    Dokumen11 halaman
    Bab 15
    M. Yusuf Bahtiar
    Belum ada peringkat
  • Bab 13
    Bab 13
    Dokumen15 halaman
    Bab 13
    M. Yusuf Bahtiar
    Belum ada peringkat
  • Metode Studi Islam
    Metode Studi Islam
    Dokumen7 halaman
    Metode Studi Islam
    M. Yusuf Bahtiar
    Belum ada peringkat