Anda di halaman 1dari 14

MANAJEMEN BANK

Drs. Dinan Sufendi Rae, SH. MH.


 
MANAJEMEN BANK
 
1. Pengertian Bank
Lembaga Keuangan yang kegiatan utamanya adalah menghimpun dana
dari masyarakat dan menyalurkannya kembali dana tersebut ke masyarakat
serta memberikan jasa bank lainnya.
Menurut UU RI Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perbankan adalah Badan
usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan
menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan/atau bentuk –
bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.

2. Fungsi dan Jenis Bank


Dalam Undang – Undang Pokok Perbankan Nomor 14 Tahun 1967 jenis
perbankan menurut fungsinya terdiri dari :
 Bank Umum
 Bank Pembangunan
 Bank Tabungan
 Bank Pasar
 Bank Desa
 Lumbung Desa
 Bank Pegawai
o Menurut UU Pokok Perbankan Nomor 7 Tahun 1992 dan ditegaskan lagi
dengan UU RI Nomor 10 Tahun 1998, maka jenis perbankan terdiri dari
2 jenis yaitu :
Bank Umum
Bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional
dan/atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya
memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran
 Bank Perkreditan Rakyat (BPR)
Bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional atau
berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya tidak memberikan
jasa dalam lalu lintas pembayaran.

o Jenis Bank dilihat dari segi kepemilikannya adalah sebagai berikut :

 Bank milik Pemerintah


Bank yang mana akta pendirian maupun sahamnya dimiliki oleh
Pemerintah, diantaranya :
- Bank Negara Indonesia 46 (BNI)
- Bank Rakyat Indonesia (BRI)
- Bank Tabungan Negara (BTN)
- Bank Mandiri
 Bank milik Pemerintah Daerah
Bank yang sahamnya dimiliki oleh Pemerintah Daerah baik
tingkat I maupun tingkat II, diantaranya :
- BPD DKI Jakarta
- BPD Jawa Barat dan Banten ( bank bjb )
- BPD Jawa Timur
- BPD Sumatra Utara
Bank milik swasta nasional
Bank yang seluruh atau sebagian besar sahamnya dimiliki oleh
swasta nasional , diantaranya adalah :
- BCA
- Bank Danamon
- Bank Bukopin
- Bank Internasional Indonesia
- Bank Muamalat
 Bank milik asing
Bank milik asing yang merupakan Cabang dari Bank yang ada di
luar negeri, baik milik swasta asing maupun pemerintah asing
suatu negara, diantaranya adalah :
- ABN AMRO Bank
- American Express Bank
 Bank milik campuran
Merupakan Bank yang kepemilikan sahamnya dimiliki oleh pihak
asing dan pihak swasta nasional, dan sahamnya secara mayoritas
dipegang oleh warga negara Indonesia, diantaranya adalah :
- Bank Merincorp
- Bank PDFCI
- Ing Bank

o Jenis Bank dilihat dari status dibagi menjadi 2 kategori yaitu :


 Bank Devisa
Bank devisa merupakan bank yang dapat melaksanakan transaksi
ke luar negeri atau yang berhubungan dengan mata uang asing
secara keseluruhan, misalnya : tranfer ke LN, inkaso ke LN,
travellers cheque, dll.
Persyaratan untuk menjadi Bank Devisa ini ditentukan oleh BI
setelah memenuhi semua persyaratan yang ditetapkan.
 Bank non Devisa
Bank yang belum memiliki izin untuk melaksanakan transaksi
sebagai Bank Devisa
3. Kegiatan Usaha Bank
 Kegiatan Bank Umum adalah :
 Menghimpun dana dari masyarakat (funding) dalam bentuk simpanan
giro, simpanan tabungan dan simpanan deposito.
 Menyalurkan dana ke masyarakat (lending) dalam bentuk kredit investasi,
kredit modal kerja, kredit perdagangan, kredit konsumtif, kredit produktif.
 Memberikan jasa – jasa bank lainnya (services) antara lain :
 Tranfer (Kiriman Uang)
merupakan jasa kiriman uang antar Bank baik antar Bank yang sama
maupun Bank yang berbeda.
Pengiriman uang dapat dilakukan untuk dalam kota, luar kota maupun
luar negeri.
 Kliring (Clearing)
merupakan jasa penarikan warkat (cek atau Bilyet Giro) yang berasal
dari dalam satu kota, termasuk tranfer dalam kota antar Bank.
 Inkaso (Collection)
merupakan jasa penagihan warkat antarbank yang berasal dari luar
kota berupa cek, bilyet giro, atau surat – surat berharga lainnya baik
yang berasal dari warkat Bank dalam negeri maupun luar negeri.
 Safe Deposit Box merupakan jasa penyimpanan dokumen, berupa
surat – surat atau benda berharga
 Bank Card merupakan jasa penerbitan kartu – kartu kredit yang
dapat digunakan dalam berbagai transaksi dan penarikan uang
tunai di ATM
 Bank Notes (Valas) merupakan kegiatan jual beli mata uang asing
 Bank Garansi merupakan jaminan yang diberikan kepada nasabah
dalam pembiayaan proyek tertentu
 Referensi Bank merupakan surat referensi yang dikeluarkan oleh
bank
 Menerima setoran seperti : pembayaran pajak, pembayaran
telepon, pembayaran listrik, pembayaran uang kuliah, dll.
 Melayani pembayaran – pembayaran seperti : gaji, pensiunan,
honorarium
 Cek Wisata (Travellers Cheque) merupakan cek perjalanan yang
biasa digunakan oleh para turis dan dibelanjakan diberbagai tempat
perbelanjaan.

4. Risiko Usaha Bank


Bank memiliki berbagai jenis risiko yang terdiri atas 8 (delapan) risiko yaitu
Risiko Kredit, Risiko Pasar, Risiko Operasional, Risiko Likuiditas, Risiko
Hukum, Risiko Stratejik, Risiko Kepatuhan, dan Risiko Reputasi.
1. Risiko Kredit ( Credit Risk )
adalah risiko yang timbul sebagai akibat kegagalan counterparty
memenuhi kewajibannya, dalam mengantisipasi resiko kredit bank
harus memperhatikan tipe-tipe kreditnya, diversivikasi dalam wilayah
geografis dan jeis-jenis industri yang di biayainya, kebijakan agunan
dan lain sebagainya. dan yang paling penting adalah aturan atau
standar dalam pengendalian kredit.
2. Risiko Pasar ( Market Risk )
adalah risiko yang timbul karena adanya perg erakan variable pasar
( adverse movement ) dari portofolio yang di miliki oleh bank, yang
dapat merugikan bank, termasuk dalam variable pasar ini adalah nilai
tukar dan suku bunga.
3. Risiko Likuiditas ( Liquidity Risk )
adalah risiko yang di sebabkan karena bank tidak mampu memenuhi
kewajiban liquiditasnya ( kewajiban yang telah jatuh tempo ), dalam hal
ini bank tidak dapat memanfaatkan keuntungannya dengan maksimal
karena adanya desakan kebutuhan liquiditas,untuk itu bank harus lebih
bijak dalam menetukan jumlah liquiditasnya dalam artian harus balance
atau seimbang, terlalu banyak liquiditas di khawatirkan nantinya akan
mengorbankan tingkat keuntungan dari bank, kalau terlalu sedikit akan
berpotensi untuk meminjam dana dengan harga yang tidak dapat di
ketahui sebelumnya , yang dapat berakibat menigkatnya biaya dan
akhirnya menurunkan profitabilitas.
4. Risiko Operasional ( Operational Risk )
adalah risiko yang antara lain di sebabkan oleh ketidak cukupan dan
atau tidak berfungsinya proses internal, kesalahan manusia, kegagalan
sistem, atau adanya kegagalan problem eksternal yang mempengaruhi
operasional Bank.
5. Risiko Hukum ( Legal Risk )
adalah risiko yang diakibatkan kelamahan aspek hukum atau yuridis,
diantara aspek hukumnya adalah tidak adanya peraturan perundang-
undangan yang mendukung atau kelemahan perikatan seperti tidak di
penuhinya syarat sahnya kontrak dan perikatan agunan yang tidak
sempurna.
6. Risiko Reputasi ( Reputation Risk )
adalah risiko yang di akibatkan adanya image negatif tentang
kegiatan operasional Bank.
7. Risiko Strategis ( Strategic Risk )
risiko ini diakibatkan adanya pengambilan strategi yang kurang tepat
dari pihak bank, ataupun pengambilan keputusan bisnis yang tidak
tepat, atau kurang tanggapnya Bank terhadap perkembangan dari
external Bank.
8. Risiko Kepatuhan ( Compliance Risk )
adalah risiko yang di sebabkan bank tidak memenuhi atau tidak
melaksanakan peraturan perundang-undangan dan ketentuan dalam
perbankan yang berlaku.

5. Manajemen Dana Bank


adalah suatu kegiatan perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian
terhadap penghimpunan dana yang ada di masyarakat.
 Secara garis besar sumber dana bank dapat diperoleh dari :
- Bank itu sendiri
diartikan dana yang diperoleh dari dalam Bank, berupa :
 Setoran modal dari Pemegang Saham
 Cadangan laba
 Laba ditahan
- Masyarakat luas
diartikan sumber dana yang dimaksud adalah :
 Simpanan Giro
Menururt UU Perbankan Nomor 10 Tahun 1998 Tanggal 10
November 1998 adalah Simpanan yang penarikannya dapat dilakukan
setiap saat dengan menggunakan cek, bilyet giro, sarana perintah
pembayaran lainnya atau dengan cara pemindahbukuan.
Simpanan Tabungan
Menurut UU Perbankan Nomor 10 Tahun 1998 adalah Simpanan
yang penarikannya hanya dapat dilakukan menurut syarat – syarat
tertentu yang disepakati, tetapi tidak dapat ditarik dengan cek,
bilyet giro, dan/atau alat lainnya yang dipersamakan dengan itu.
 Simpanan Deposito
Menurut UU Perbankan Nomor 10 Tahun 1998 adalah Simpanan
yang penarikannya hanya dapat dilakukan pada waktu tertentu
berdasarkan perjanjian nasabah penyimpan dengan Bank.

Jenis – jenis simpanan Deposito yang ada di Indonesia dewasa ini adalah :
 Deposito Berjangka
Deposito berjangka merupakan deposito yang diterbitkan dengan
jenis jangka waktu tertentu dan bervariasi dari mulai 1 bulan, 3
bulan, 6 bulan, 12 bulan dan 24 bulan.
 Sertifikat Deposito
Merupakan Deposito yang diterbitkan dengan jangka waktu 2
bulan, 3 bulan, 6 bulan dan 12 bulan.
Perbedaan dengan Deposito Berjangka adalah Sertifikat Deposito
diterbitkan atas unjuk dalam bentuk sertifikat serta dapat
diperjualbelikan atau dipindahtangankan kepada pihak lain.
Deposito On Call
Merupakan Deposito yang digunakan untuk Deposan yang
memiliki jumlah uang dalam nominal yang besar, dan sementara
waktu belum digunakan. Penerbitan Deposit On Call memiliki
jangka waktu minimal 7 hari dan paling lama kurang dari 1 bulan.
DOC diterbitkan atas nama.

 Biaya Dana (Cost of Funds)


Cost Of Fund merupakan biaya yang harus dikeluarkan oleh Bank
untuk setiap dana yang berhasil dihimpun dari berbagai sumber
sebelum dikurangi dengan likuiditas wajib minimum yang harus
selalu dipelihara oleh Bank. Dari pengertian tersebut dapat ditarik
kesimpulan bahwa untuk memperoleh dana dari sumbernya, bank
harus mengeluarkan sejumlah biaya, dimana biaya tersebut
merupakan harga riil dari sumber dana yang dapat dihimpun Bank.
Dengan diketahuinya jumlah biaya dana sesungguhnya yang
dikeluarkan bank untuk sumber dana, maka Bank akan memperoleh
kepastian laba rugi dalam pemasaran dana dalam bentuk kredit
yang dilakukan oleh bank yang bersangkutan.
Dana-dana tersebut oleh Bank dialokasikan menurut urutan
prioritas penggunaan dan sesuai dengan kepentingan Bank yaitu
sebagai berikut :

1. Primary Reserve ( cadangan primer )


Cadangan primer digunakan untuk memenuhi ketentuan
liquiditas wajib minimum yang ditetapkan oleh BI kepada
Bank-Bank di Indonesia. Dana-dana ini disimpan dalam
bentuk Kas, Giro pada BI.
2. Secondary Reserve ( cadangan sekunder )
Cadangan sekunder merupakan penempatan dana pada aset
yang setiap saat dapat dicairkan. Cadangan sekunder selain
untuk menjaga likuiditas Bank juga dapat menghasilkan
keuntungan.dana-dana ini disimpan dalam bentuk Giro pada
Bank lain, Penempatan pada Bank lain, Surat-surat berharga.
3. Loan ( kredit )
Pengalokasian dana melalui pemberian kredit yang dilakukan
setelah Bank mencukupi cadangan primer dan cadangan
sekunder. Pemberian kredit yang dilakukan oleh Bank ini
ditujukan untuk memperoleh keuntungan yang optimal.
4. Cadangan tersier ( investasi )
Pengelolaan dana melalui investasi atau penyertaan modal yang
ditujukan untuk memperoleh keuntungan.

Dari uraian diatas jelas terlihat bahwa dana yang dihimpun digunakan
oleh Bank untuk berbagai kepentingan baik untuk menjaga Likuiditas,
meningkatkan Rentabilitas maupun Solvabilitas sehingga usaha Bank
bisa semakin berkembang.

Anda mungkin juga menyukai