Anda di halaman 1dari 23

YAYASAN CITRA MANDIRI

PROGRAM DAN AKTIVITASNYA DI MENTAWAI.

by
Citra Mandiri Foundation

Kabupaten Mentawai
LATAR BELAKANG

DESKRIPSI GEOGRAFIS MENTAWAI


Siberut Island

Pulau Siberut (3,850.16 km2)

Me
nt
Pulau Sipora (594.70 km2)

aw
In

ai
do

St
Pulau Pagai Utara (602.43 km2)
ra
ne

Sipora Island
in
sia

Pulau Pagai Selatan (879.61 km2)


Oc
ea

Pagai Selatan Island


n

Pagai Utara Island

• Kepulauan Mentawai berada pada lokasi antara 000 98’ hingga 300 38’ LS dan
antara 980 59’ hingga 1000 41’ BT
• Berjarak kira-kira 120 km dari Pantai Barat Sumatra.
• Terdiri dari 41 pulau yang diklasifikasikan sebagai pulau-pulau kecil
• Secara Administratif, Mentawai menjadi kabupaten berdasarkan UU No. 49
tahun 1999.
MASYARAKAT ADAT MENTAWAI

 Masyarakat Adat Mentawai Memiliki Sumber


Daya Alam yang sangat kaya (Hasil Hutan dan
Laut)
 Masyarakat Adat Mentawai Memiliki Kearifan
dalam Pengelolaan Sumber Daya Alam
 Budaya Mentawai sangat erat kaitannya
dengan Sumber Daya Alam.
 Sumber Daya Alam yang ada di Mentawai
merupakan hak milik adat yang telah di
wariskan secara turun temurun.
Kondisi Mentawai
 Sebelum Tahun 70-an, orang luar Mentawai telah masuk
ke Pulau Mentawai (Missionaris, Pedagang, pelancong)
 Pada tahun 1970 Mentawai telah dimasuki oleh
Perusahan kayu raksasa baik di Sikakap, Sipora,
Siberut. (PT.MPLC, Bhara Union, Jayanti Group, dll).
 Sampai dengan tahun 80-an, budaya Mentawai
mendapatkan tekanan baik oleh kebijakan negara dan
juga agama.
 Era 80-an, Depsos mengembangkan program-program
PKMT (upaya paksa pemindahan masyarakt adat dari
sumber hidup dan kehidupannya.
Lanjutan.
 Sampai dengan era 90-an, Perusahaan
Kayu masih tetap beroperasi.
 Mucul banyak IPK berkedok Koperasi
Rakyat.
 1997 Ada rencana Perkebunan sawit 70
ribu hektar di Siberut.
 Era 80-an banyak proyek transmirgrasi
dan di Sipora ada proyek transmigrasi
lajang.
Kondisi Terpenting
 Ada banyak eksploitasi hutan di Mentawai, tetapi tidak
berdampak pada peningkatan ekonomi dan juga
pembangunan di Mentawai.
 Ada tekanan keras yang dihadapi oleh masyarakat adat
atas budaya dan sumber-sumber hidupnya.
 Sumber-sumber ekonomi dan produksi, dikuasai oleh
orang luar.
 Program pendidikan untuk peningkatan sumber daya
manusia hampir tidak ada. Pendidikan justru menjadi
perhatian dari pihak agama.
 Transportasi dari dan ke Mentawai sangat minim dan
juga akses antar pulau dan bahkan antar kampung di
Mentawai memprihatinkan.
Kondisi UMUM
o Masyarakat Adat Mentawai tidak berdaulat dalam mengelola
hidup dan kehidupannya, sesuai dengan sumber-sumber yang
dimilikinya.
o Kebijakan Negara, baik ditingkat Pusat, Propinsi dan Daerah
tidak berpihak pada hak-hak masyarakat Adat Mentawai.
o Eksploitasi Sumber Daya Alam Mentawai yang terus
berlangsung, karena didukung dengan kebijakan Ekonomi
Makro yang berpihak pada kepentingan Pemodal.
o Sejak Tahun 50-an, Budaya Mentawai di hancurkan secara
sistematis oleh Negara dengan masuknya agama samawi.
o Sejak tahun 1979 Pemerintah Pusat menyeragamkan sistim
pemerintahan terendah dengan konsep Desa.
o Kebijakan tentang Tata Ruang yang secara langsung menjadi
instrumen dalam pengambil alihan hak masyarakat adat oleh
Negara.
o Masuknya budaya luar yang berakibat pada menurunnya nilai-
nilai budaya yang dimiliki oleh Masyarakat Adat Mentawai.
Berdirinya YCM
 Awal berdirinya LSM di Mentawai di mulai dengan adanya
Yayasan Laggai Simaeru’ yang dibentuk oleh Katholik, dan juga
adanya IPPMEN yang saat itu menjadi organisasi pemuda pelajar
Mentawai yang saat itu sedang study di Padang.
 Beberapa orang pemuda Mentawai yang saat itu study di Padang
dan aktif di IPPMEN dan Laggai Simaeru, melihat dan merasakan
begitu sulitnya petani-petani cengkeh Mentawai memasarkan
hasil penen sampai ke Padang.
 Dari diskusi-diskusi yang dilakukan, mereka memutuskan untuk
melakukan aksi-aksi ril, dengan membantu memasarkan cengkeh
dari petani dan atau mendampingi petani menjual cengkehnya
langsung ke penampung di Padang. (harga lebih tinggi).
 Era Orde Baru yang dikenal sebagai orde yang otoriter sangat
dirasakan oleh para pemuda tersebut dalam melakukan
pendampingan pada para petani cengkeh Mentawai, dan isu OTB
menjadi isu sentral waktu itu.
Lanjutan
 Pendampingan dan Diskusi-diskusi tentang persoalan
Mentawai terus dilakukan, sampai pada persoalan-
persoalan pengelolaan sumber daya alam yang tidak
adil di Mentawai.
 Isu OTB yang digulirkan oleh Orde Baru, membuat para
penggagas harus mendirikan organisasi yang lebih jelas
sebagai wadah perjuangan mereka.
 Awalnya nama yang dipilih adalah Yayasan Mentawai
Mandiri. Namun YMM berubah menjadi YCM dengan
pertimbangan rezim yang otoriter waktu itu.
 Maka pada tanggal 17 Juli 1995 YCM resmi terdaftar
sebagai organisasi dengan Akte Notari No. 3.
Apabila Masalah ini berlanjut,
Akibatnya :
 Budaya Mentawai hancur
 Sumber Daya Alam Mentawai Mulai Habis, dan
berkurangnya sumber kehidupan.
 Lingkungan Alam rusak, sehingga terjadi
bencana banjir, kekeringan, longsong dll.
 Masyarakat Adat Mentawai Terpinggirkan
 Masyarakat Adat Mentawai Kehilangan
Indentitasnya sebagai Masyarakat Adat yang
memiliki Budya.
 Masyarakat Miskin
POSISI MASYARAKAT ADAT
MENTAWAI
MASYARAKAT MENTAWAI BERADA PADA
POSISI :

o TIDAK ADA KEDAULATAN SECARA POLITIK.

o TIDAK BERDAYA SECARA EKONOMI.

o TIDAK BERMARTABAT SECARA BUDAYA.


PANDANGAN YCM
 SUMBER UTAMA DARI KONDISI
MASYARAKAT ADAT MENTAWAI
YANG DEMIKIAN ADALAH :
1. Kebijakan publik/negara yang ada, tidak
berpihak pada masyarakat
2. Lemahnya Posisi tawar masyarakat adat
Mentawai dalam perubahan dan kontrol
kebijakan.
VISI
 Masyarakat Adat Mentawai Berdaulat dan Mandiri dalam
Mengelola hidup dan kehidupannya baik ekonomi,
Sosial, politik dan budayanya sesuai dengan potensi
yang dimilikinya.
MISI
 Menguatkan masyarakat adat Mentawai agar mampu
secara bersama-sama merubah kebijakan publik dan
mengontrol pelaksanaanya sehingga masyarakat adat
Mentawai menjadi masyarakat yang berdaulat dan
mandiri.
TUJUAN YCM
Tujuan YCM adalah menjadi organisasi
yang independen dan kuat, yang memiliki
transparansi, kredibilitas, kapasitas, dan
akuntabiltas bagi Publik (Tata Kelola NGO
yang Baik). Sehingga YCM dapat
mendukung dan memainkan peranan
pentingnya untuk mencapai visi dan misi
yang telah ditetapkan.
Isu Strategis
 Menjadikan sistem politik, hukum dan
kebijakan didaerah yang berpihak pada
masyarakat adat dan pengelolaan SDA
yang adil dan berkelanjutan.
 Menguatkan organisasi masyarakat adat
sehingga mampu terlibat dalam
pengambilan kebijakan daerah, dan
mengelola potensi serta sumber kehidupan
yang dimilikinya untuk kesejahteraannya.
 YCM mempunyai tata-kelola (governance)
yang baik dan manajemen organisai yang
efektif untuk mencapai visinya.
PROGRAM UTAMA YCM
 Penguatan Organisasi dan Ekonomi Masyarakat Adat
Mentawai.

 Menguatkan organisasi masyarakat adat sehingga


mampu terlibat dalam kebijakan didaerah.
 OMA memiliki kemampuan dalam mengelola sumber-
sumber hidup dan potensi ekonominya, untuk
kesejahteraan Masyarakat Adat.
 Meningkatkan kapasitas OMA dalam membangun
organisasi dan memperluas keanggotaanya demi
memperjuangkan hak bersama
 Meningkatkan penghargaan atas identitas budaya
masyarakat adat mentawai
 Memperluas jaringan pendukung perjuangan OMA
sampai ke tingkat nasioanal dan internasional.
 Mengembangkan Media Informasi untuk Penguatan
Organisasi dan Ekonomi Masyarakat Adat.
 Menjadikan sistem politik, hukum & kebijakan di
daerah yang berpihak pada Masy. Adat &
pengelolaan SDA yang adil dan berkembang.

 MA mentawai terlibat dalam penentuan kebijakan


didaerah menyangkut aspke poleksosbud dan
pengelolaan SDA yang adil dan berkelanjutan
 Menjadikan sistem hukum dan kebijakan di daerah
yang berpihak pada masyarakat adat dan pengelolaan
SDA yag adil dan berkelanjutan.
 Adanya aliansi strategis & dukungan para pihak-pihak
dalam perjuangan Masyarakat Adat.
 Mengembangkan Media Informasi yang berguna bagi
masyarakat adat Mentawai dan pihak-pihak pengambil
kebijakan.
 YCM Mengembangkan Tata Kelola dan
Manajemen organisasi yang lebih efektif
dalam melakukan misi untuk pencapaian
Visi.
 Perbaikan Mekanisme dan pengelolaan
Manajemen Organisasi.
 Peningkatan Kapasitas Pelaksana Program
 Meningkatnya Pengelolaan Media Informasi
dan Komunikasi untuk Transformasi dan
pendukung kerja-kerja lembaga.
Apa Yang Dilakukan Lewat Program?
 Inisiasi, penguatan, dan pengembangan organisasi
rakyat
 Mengembangkan Sumber Ekonomi Alternatif yang
berbasis Lingkungan.
 Pengembangan usaha-usaha masyarakat adat
 Peningkatan Kapasitas masyarakat adat
 Penggalian Nilai-Nilai Budaya Mentawai Melalui Riset
 Mengembangkan Sistim Pendidikan Yang berbasiskan
budaya Mentawai serta berspektif Lingkungan Hidup
 Melakuka Riset Tentang Pengelolaan Sumber Daya Alam,
Sebagai Bahan Informasi yang Faktual dalam Bentuk
Data dan Peta.
 Mendorong Perubahan Kebijakan Lokal Mentawai.
 Membangun kesadaran kritis masyarakat
 Memfasilitasi terjadinya demokratisasi di tingkat
kampung
 Mengembangkan Media-Media Kampanye Penyadaran.
BIDANG INFORMASI DAN
PUBLIKASI
 Mengembangkan Media Penyadaran Berupa
Poster, Kalender, Film, dll
 Mengembangkan Penerbitan Tabloid “
PUAILIGGOUBAT”
 Pendokmentasian budaya Mentawai dalam
Bentuk Audio Visual. Sebagai Bahan Kampanye
 Pendokumentasian Budaya Mentawai dalam
Bentuk Audio Visual sebagai Media dalam
Pelajaran Muatan Lokal Budaya Mentawai.
 Dalam Proses pendirian Radio informasi
BIDANG PENGUATAN ORGANISASI ADAT

Melakukan pelatihan-
pelatihan
pengorganisasian
masyarakat adat.
Mengembangkan
diskusi dan
penyadaran tentang
hak-hak masyararakat
adat.
Melakukan pendidikan
kritis bagi masyarakat
adat.
PENGORGANISASIAN
MASYARAKAT ADAT
 Memfasilitasi
dialog antara
masyarakat adat
dengan
pemerintah daerah
(desa, kecamatan
dan kabupaten)
 Melakukan
advokasi tentang
Eksploitasi
Sumber Daya Alam
di Mentawai
MASURA BAGATTA

Anda mungkin juga menyukai