2
Pasal 3 ayat (1).
DASAR HUKUM Dengan peraturan perundangan
K3
ditetapkan syarat syarat
keselamatan kerja untuk:
b. mencegah, mengurangi, dan
memadamkan kebakaran,
UU NO 1 TH 1970
Pasal 4 ayat (1).
DASAR HUKUM Dengan peraturan perundangan
K3
ditetapkan syarat syarat
keselamatan kerja dalam :
• perencanaan, pembuatan
pengangkutan, peredaran,
perdagangan, pemasangan,
PENANGGULANGAN pemakaian, penggunaan,
pemeliharaan dan penyimpanan
KEBAKARAN bahan, barang, produk teknis dan
aparat produksi yang mengandung
dan dapat menimbulkan bahaya
kecelakaan
Pasal 9 ayat (3).
UU NO 1 TH 1970 Pengurus wajib membina K3
penanggulangan kebakaran
PERATURAN DAN STANDAR TEKNIS
K3 PENANGGULANGAN KEBAKARAN
•PERMENAKER 12/2015 K3 LISTRIK
•PERMENAKER 02/89 Ins Penyalur Petir
Pengendalian
•KEP. MENAKER KEP. 187/MEN/1999 (B3)
ENERGI
•PER. KHUSUS “EE” (BH. MUDAH TERBAKAR)
•PER. KHUSUS “K” (BH. MUDAH MELEDAK)
PA
EN
N
IG
AS
S
OK
BAHAN BAKAR
DIFININSI
API ADALAH SUATU REAKSI KIMIA CEPAT ATAU OKSIDASI YANG
DIIKUTI OLEH PENGELUARAN CAHAYA DAN PANAS. REAKSI KIMIA
MENGANDUNG PENGERTIAN ADANYA PROSES YANG SEDANG
BERLANGSUNG SECARA “KIMIA” YANG MEMERLUKAN ADANYA
OKSIGEN, BB DAN PANAS.
FU
GE
EL
Y
CHAIN
OX
REACTION
HEAT
1. API TERBUKA
2. LISTRIK
3. LISTRIK STATIK
4. SAMBARAN PETIR
5. MEKANIK :
- GESEKAN,
- SPARK,
SOURCE - KOMPRESI, DLL)
ENERGY 6. REAKSI KIMIA
7. PENANGASAN >> BROEING
(PERAGIAN)
INTENSITAS Fenomena kebakaran
Flashover
3 - 10 menit
STEDY
TH Fully development fires
W
DE
O
(600-1000 o C)
GR
CA
Initiation
Y
TIME
Source
Energy
Fenomena Kebakaran
1. Source Energy tidak terkendali,tidak diketahui
kapan dan dimana.
Radiasi :
Benda dapat terbakar bila diletakkan didekat sumber panas yang
menyala.Energi panas akan berpindah melalui
gas / udara secara langsung.
PERAMBATAN PANAS (HEAT TRANSFER)
KONVEKSI
KONDUKSI
KONTAK LANGSUNG
Material yang mudah terbakar mengeluarkan asap
panas yang mampu meningkatkan kebakaran dan
terus terbakar apabila kontak langsung dengan nyala
api yang tidak terlindung
Kepmenaker No. 186/Men/1999,
Parameter :
1.Jumlah dan kemudahan terbakar
2.Volume bahan
3.Tingkat pelepasan panas
4.Tingkat penjalaran api
Note : Lihat di lampiran 1 kep.menteri
Pasal 7
Pasal 8
1. STARVATION :
mengambil, menyingkirkan atau memotong suplai bahan
bakar.
2. SMOTHERING :
mengurangi, mengambil, atau memisahkan udara
terhadap bahan yang ternakar.
3. COOLING :
mengurangi panas bahan sampai mencapai di bawah titik
nyala.
4. BREAKING CHAIN REACTION :
memutus rantai reaksi pembakaran baik secara kimiawi
atau mekanis
STARVATION/
MENSTOP SUPLAY BAHAN BAKAR
BAHAN BAKAR
RANTAI
OKSIG
EN REAKSI
KIMIA
BAHAN BAKAR
RANTAI
OKSIG
EN REAKSI
KIMIA
RANTAI
OKSIGEN
REAKSI
KIMIA
AI
RANT
OKSIG I
EN REAKS
KIMIA
Smothering
Starving Cooling
API
Bahan bakar Heat
34
Perencanaan Sistem Proteksi
Kebakaran
• Sarana Proteksi Kebakaran Aktif
Alat atau instalasi yang dipersiapkan untuk medeteksi dan
memadamkan kebakaran.
Contoh : Sistem deteksi dan alarm, APAR, Hydrant, Springkler, dll.
AKTIF
ALARM
APAR
SPRINKLER
HYDRAN
PASSIF
MEANS OF ESCAPE
KOMPARTEMEN
SMOKE CONTROL
FIRE DAMPER
FIRE RETARDANT/TREATMENT
INSTALASI ALARM
TANDA BAHAYA KEBAKARAN
TUJUAN
PEMASANGAN INSTALASI ALARM
KEBAKARAN OTOMATIK BERTUJUAN UNTUK
MENDETEKSI KEBAKARAN SEAWAL
MUNGKIN, SEHINGGA TINDAKAN
PENGAMANAN YANG DIPERLUKAN DAPAT
SEGERA DILAKUKAN.
Ruang lingkup
- Perencanaan
- Pemasangan,
- Pemeriksaan
- Pengujian
- Pemeliharaan
A. SYSTEM DETEKSI dan ALARM
KEBAKARAN
Strategi pertama dalam menghadapi kebakaran
adalah berpacu dengan waktu, karena itu perlu
adanya sistem pendetaksian dini dan sistem
tanda bahaya serta sistem kondisi darurat.
Asap •IONIZATION
•OPTIC
Manual
•Push bottom
•Full down
•break glass
• Detektor
Alat untuk mendeteksi kebakaran secara otomatik, yang
dapat dipilih tipe yang sesuai dengan karakteristik ruangan,
diharapkan dapat mendeteksi secara cepat, akurat dan tidak
memberikan informasi palsu.
Jenis detektor :
1. Detektor panas (Heat Detector )
2. Detektor asap ( Smoke Detector )
3. Detektor nyala ( Fire Detector )
• Panel kendali
Pusat pengendali sistem deteksi dan alarm, yang dapat
mengindikasi status standby normal, mengindikasi
singnal input dan detektor maupun tombol manual
dan mengaktifkan alarm tanda kebakaran. Dapat
diketahui alamat atau lokasi datangnya panggilan
detektor yang aktif atau tombol manual yang
diaktifkan.
DETEKTOR AUDIBLE ALARM
INPUT
Nyala
Asap
OUTPUT
HYDRANT
ALAT PEMADAM API RINGAN
Portable Fire Extinguisher
Alat Pemadam Api Ringan ( APAR )
B. ALAT PEMADAM API RINGAN
Direncanakan untuk memadamkan api pada awal kebakaran. Desain konstruksinya dapat
dijinjing dan mudah dioperasikan oleh satu orang.
1. Ditempat yang mudah dilihat dan mudah dijangkau, mudah diambil ( tidak diikat mati atau
digembok )
3. Jenis media dan ukurannya harus sesuai dengan klasifikasi kebakaran dan beban api
5. Media pemadam harus diisi ulang sesuai batas waktu yang ditentukan
6. Kekuatan konstruksi tabung harus diuji padat dengan air sesuai ketentuan
Kebijakan
Fire risk
Assessment •Efektif
Jenis •Aman
Pemeliharaan dan •Tidak Merusak
teratur ukuran
tepat
Hal. 53
ALAT PEMADAM API RINGAN
Hal. 54
N2
CO2
ALAT PEMADAM API RINGAN
(HAND FIRE EXTINGUISHER)
Jenis- jenis alat pemadam api ringan dan konstruksinya
adalah sebagai berikut
Bahan Jenis Type Konstruksi Tekanan dalam
Pemakaian (ATM)
Padat Tepung Kering Cartridge CO2 15 – 16
Store Pressure 17 – 23
Cair Air Cartridge CO2 13 – 17
Store Pressure 17 – 23
Busa Busa Kimia Sealed 7 – 16
Valve 7 – 16
Busa Mekanik Cartridge CO2 10 – 19
Store Pressure 17 – 23
Gas Carbon Dioxide
Store Pressure --
Catatan :
Gas cartridge biasanya memakai CO2 yang bertekanan
antara 10 – 17 atm.
Store Pressure dapat menggunakan N2 bertekanan.
Multi purpose dry chemical mempunyai daya
pemadaman terhadap jenis kebakaran kelas A sebesar 3 X
daya yang dikeluarkan oleh Busa untuk kelas yang sama.
Multi purpose dry chemical mempunyai daya
pemadaman terhadap jenis kebakaran kelas C sebesar 2 X
daya yang dikeluarkan oleh Carbon Dioxide untuk kelas
yang sama.
MENGGUNAKAN ALAT PEMADAM API
Utamakan keselamatan
1. Turunkan APAR dari tempatnya
2. Putuskan segel pengaman dan cabut pen penahan
3. Buka selang dari jepitannya, pegang nosel dan lakukan
tes, arahkan nosel ke bagian atas atau ke arah yang
aman (APAR di tes di tempat pengambilan APAR)
4. Bawa APAR ke tempat kebakaran dari arah angin (cukup
ruang gerak untuk mendekati api).
5. Bergerak agak menunduk
6. Padamkan api dengan jarak maksimum antara nosel
mengarah ke dasar api.
7. Posisi selalu bersiap mundur ke belakang untuk
menghindari api.
8. Setelah api padam, jangan membelakangi tempat yang
terbakar tetapi berjalan mundur ke daerah yang aman.
Bagaimana Menggunakan APAR
Mudah untuk mengingat bagaimana menggunakan
APAR jika ingat singkatan PASS dalam bahasa
Inggris yang merupakan kependekan dari
Pull (Tarik),
Aim (Arahkan/Bidik),
Squeeze (Tekan),
Sweep (Sapu),
Sebelumnya perhatikan terlebih dahulu arah angin.
Lakukan pemadaman dari arah datangnya angin.
02/22/22 59
Bagaimana Menggunakan APAR
Tarik pin.
Ini memungkinkan anda untuk
menyemprotkan APAR.
Hal. 62
KEGAGALAN APAR
WATER
HALON
POWDER
2
FOAM
Jenis tidak sesuai
• tidak trampil
Hal. 63
KEGAGALAN APAR
Daya pemadamannya (fire ratting) lebih
rendah dari volume api/kebakaran (Fire load)
A
1A 1B
2A 2B
3A
5B
B 4A
6A 10B
10A 20B
C 20A
40A
30B
40B
80B
D
STANDAR UJI
Rating A
AI R 5 L 10- 1 3 M 45 1 A
10 L 10- 1 3 M 60 2 A
15 L 10- 1 3 M 120 3 A
A SA M 5 L 10- 1 3 M 30 1 A
S OD A 10 L 15 M 60 2 A
65 L 15 M 120 10 A
Perkiraan Rating (APAR)
JENIS UKURAN JARAK WAKTU RATING
(KG) PANCARAN (DETIK)
(METER)
D RY 0,5 3 10 1 B,C
POW DER 1 3 10 2 B,C
2 3 10 4B,C
5 7 20 7B,C
15 15 25 20B,C
Perkiraan Rating (APAR)
JENIS UKURAN JARAK WAKTU RATING
(KG) PANCARAN (DETIK)
(METER)
BU SA 5 L 10-1 3 M 45 1 A, 1B
10 L 10-1 3 M 60 2 A, 2B
15 L 10-13 M 120 3 A,3B
C O2 2 KG 3 M 30 1 B,C
7K G 3 M 30 2B,C
10 K G 3 M 30 2B,C
25 K G 4 M 30 10B,C
Perkiraan Rating (APAR)
JENIS UKURAN JARAK WAKTU RATING
(KG) PANCARAN (DETIK)
(METER)
HAL ON 1 3 8 2B, C
121 1 2 4 12 4B, C
5 5 15 10B, C
HAL ON 1 2 10 2B,C
130 1
TANDA PEMASANGAN
STANDAR APAR
APAR
Dirancang dengan tekanan > 14kg/cm2
dapat mendorong seluruh medianya
(sisa mak 15%) dalam waktu min. 8 detik
Syarat :
- Angka keamanan min 4,13 x WP (65 oC)
- Test pressure 1,5 x WP(65 oC)
- Pengujian ulang tiap 5 tahun
APAR
Sebagai sarana K3 (Safety Equipment)
Pengandung Potensi Bahaya
Refilling & Testing
Ref. : Peraturan Menteri Tenaga Kerja
No. Per 04/Men/1980
Mechanical Foam 3 th 5 th
Chemical Foam 2 th 5 th
Dry powder 5 th 5 th
Halogen 5 th 5 th
76
JENIS MEDIA PEMADAM KEBAKARAN DAN APLIKASINYA
si
ka Jenis kebakaran Tipe basah Tipe kering
if i
as
Clean
Air Busa Powder
Kl
Agent
Bahan spt (kayu, kertas, kain dsb. VVV V VV V*)
Klas A
Bahan berharga XX XX VV**) VVV
Bahan cair XXX VVV VV V*)
Klas B
Bahan gas X X VV V *)
Keterangan :
KAPASITAS.
• - FIXED FIRE PUMP : MULAI 625 GPM /2365,8 Liter per menit ( 28
M³/JAM )
• HINGGA 3.700 GPM ( 1.000 M³/JAM )
Kriteria
Klas I Klas II Klas III
KLASIFIKASI HUNIAN
Tingkat resiko bahaya kebakaran
88
E. Pelaksanaan pemeriksaan dan pengujian
a. Pemeriksaan yang harus dilakukan :
Shaft dan pintunya.
Hidrant box beserta isinya
Sistem penggantung dan penyangga pipa
Ukuran pipa tegak dan cabang
Cara penyambungan pipa, ulir / las.
89
b. Harus dilakukan flusing untuk membersihkan
pipa, termasuk melalui seamese connection
c. Sambungan seamese connection harus
disesuaikan dengan milik Dinas Pemdam
Kebakaran setempat.
d. Diyakinkan bahwa kondisi pipa bersih dan
katub / valve dalam keadaan baik.
e. Semua kopling sambungan slang harus
diperiksa dan dicoba untuk meyakinkan
kesesuaian terutama dengan milik Dinas
Pemadam Kebakaran.
90
D. Sprinkler.
Instalasi Pemadam kebakaran yang dipasang
permanen untuk melindungi bangunan dari bahaya
kebakaran akan bekerja secara otomatik.
Semua kelas bangunan, termasuk lap. parkir ter-buka Pada bangunan yg tinggi efektifnya > dari 14m atau
dalam bangunan campuran, tidak termasuk yang jumlah lantai melebih 4 lantai
merupakan bangunan terpisah
Bangunan pertokoan (Kelas 6) Dalam kompartemen kebakaran dengan salah
satu ketentuan berikut :
1. Luas lantai lebih dari 3500 m2
2. Volume ruangan lebih dari 21.000m3
Bangunan rumah sakit Lebih dari 2 lantai
Ruang pertemuan umum, ruang pertunjukan, teater Luas panggung dan belakang panggung lebih dari 200 m2
Bangunan berukuran besar yang terpisah 1. Bangunan kelas 5 s/d 9 dengan luas maks. 18.000
m2 dan volume 108.000 m3
2. Semua bangunan dng luas lantai > 18.000 m2 dan
volume 108.000 m3
Ruang parkir, selain ruang parkir terbuka Bila menampung lebih dari 40 kendaraan
Bangunan dengan resiko bahaya kebakaran amat 1. Luas lantai melebihi 2000 m2
tinggi 2. Volume lebih dari 12.000 m3
Klasifikasi Kepala Sprinkler
Standar ukuran kepala springkler sesuai klasifikasi hunian :
Jingga : 53° C
Kuning : 79° C
Biru : 141° C
Hitam : 201° - 260° C
Merah : 68° C
Hijau : 93° C
Ungu : 182° C
53o C
141o C
68o C
182o C
79o C
201o C
260o C
93o C
Ukuran kepala sprinkler
Klas hunian :
• Ringan: 10 mm - 3/8 in
• Sedang : 15 mm - ½ in
• Berat : 20 mm - 17/32 in
Kapasitas aliran
Q Kapasitas,gpm
Tekanan
Psi 3/8 in 1/2 in 17/32 in
10 9 18 25
15 11 22 32
20 13 25,5 36
25 14,5 28,5 40
35 17 34 47
50 20 40 56,5
75 25 49,5 69
100 28,5 57 80
Syarat teknis perencanaan instalasi springkler
berpedoman pada perhitungan hydrolik kebutuhan
tekanan dan debit air ( kepadatan pancaran ) sesuai
klasifikasi bahaya pada bangunan atau objek yang
dilindungi
10 9 18 25
15 11 22 32
20 13 25.5 36
25 14.5 28.5 40
35 17 34 47
50 20 40 56.5
75 25 49.5 69
100 28.5 57 80
E. Sarana Evakuasi
Evakuasi
Usaha menyelamatkan diri sendiri dari tempat berbahaya menuju ke
tempat aman
Sarana Evakuasi
Sarana dalam bentuk konstruksi dan bagian bangunan yang dirancang
aman sementara ( minimal 1 jam ) untuk jalan menyelamatkan diri bila
terjadi kebakaran bagi seluruh penghuni didalamnya tanpa dibantu
orang lain.
EMERGENCY EXIT
EXIT
EVAKUASI
USAHA MENYELAMATKAN DIRI SENDIRI DARI TEMPAT
BERBAHAYA MENUJU TEMPAT YANG AMAN
PARAMETER
• Jenis hunian (Pabrik, Perkantoran, Hotel, Rumah sakit, Mall
dll.;
• Tinggi bangunan;
• Bahan konstruksi (primer-skunder)
• Sifat dan Jumlah penghuni;
FAKTOR PERENCANAAN
MEANS OF ESCAPE
KLASIFIKASI RESIKO WAKTU PANJANG
BAHAYA KEBAKARAN EVAKUASI JARAK TEMPUH
-RESIKO RINGAN 3 Menit X 36 m
-RESIKO SEDANG 2,5 Menit X 30 m
-RESIKO BERAT 2 Menit
X 24 m
BUNTU 18M
PJT : 12 M X WAKTU
FAKTOR PERENCANAAN MEANS OF ESCAPE
menyelamatkan diri bila terjadi kebakaran. Pintu tersebut harus membuka keluar dan tidak
boleh dikunci
• Petunjuk arah evakuasi harus terlihat jelas pada waktu keadaan gelap
• Berapa unit exit yang dibutuhkan untuk mengevakuasi orang sebanyak 350 orang dalam waktu
2 ½ menit.
o Bila hasilnya pecahan harus dibulatkan ke atas, seperti pada contoh diatas harus dibulatkan
• Untuk menjamin keamanan minimal 1 jam maka konstruksinya harus dirancang tahan api dan
dilengkapi sarana pengendalian asap dengan tekanan udara positif ( pressurized fan )
F. Kompartementasi
Metode pengaturan tata ruang untuk menghambat penjalaran kebakaran ke
bagian lain. Metode dapat menerapkan jarak tertentu atau dengan dinding
pembatas dan mengatur posisi bukaan tidak saling berhadapan
Daerah untuk menyimpan atau mengolah bahan yang dapat meledak atau
terbakar harus terpisah dengan ruangan yang menggunakan alat yang dapat
menimbulkan sumber panas
Jarak aman harus diperhitungkan agar apabila terjadi kebakaran tidak mudah
merambat ke tempat lain
Asap dan panas pada waktu kejadian kebakaran adalah salah satu produk kebakaran
yang sangat membahayakan bagi manusia. Kecenderungan asap dan gas akan
menyebar keatas, karena itu terutama pada gedung bertingkat harus direncanakan
sedemikian rupa. Jalur atau bukaan vertikal merupakan cerobong asap, karena itu
harus ada sistem mekanik yang dapat mengendalikan asap dan gas.
Pada bangunan gedung dengan sistem AC sentral, apabila terjadi kebakaran akan
menyebarkan asap keseluruh ruangan. Karena itu harus ada sistem deteksi asap yang
dapat mengontrol mekanik pentup asap ( smoke damper ) dan atau mematikan AC
sentral.
H. Pressurized Fan
BOIL OVER
Suatu proses yang terjadi secara spontan, biasanya terjadi pada
kebakaran
tanki yang terbuka berisi minyak bumi (crude oil). Air dan emulsi
yang berada didasar tanki, menerima gelombang panas selama
proses pembakaran berlangsung dipermukaan tanki. Panas yang
diterima akan merubah air menjadi uap air atau steam yang
pengembangannya +/- 1700 x.Uap ini akan terlontar ke udara
sambil membawa bahan bakar yang berada dipermukaan.
KASUS LEDAKAN TANGKI GAS
BLEVE
Boiling Liquid Expanding Vapor
Explotion
BLEVE
(Boiling Liquid Expanding
Vapor Explosion)
Deteksi
Alarm
Padamkan-Lokalisir
Evakuasi
Rescue & P3K
Amankan
POST
FIRE CONTROL
•INVESTIGASI
• ANALISIS
• REKOMENDASI
• REHABILITASI
Setiap terjadi kebakaran baik besar maupun
dilakukan langkah :
-> REHABILITASI
PENDEKATAN PENERAPAN
MANAJEMEN K3
• Pendekatan Hukum : Peraturan,wajib
RENCANA PENANGGULANGAN
KEADAAN DARURAT
SCOPE EMERGENCY RESPONSE PLANNING
I. Aspek Kemanusiaan.
• IV. L e g a l
– Memperkecil kerugian, kerusakan harta benda perorangan yang mungkin
mengakibatkan klaim pada perusahaan
– Untuk memenuhi Target tentang produksi atau bisnis di Indonesia
EMERGENCY
• Meliputi :
– Indentifikasi scenario yang berpotensi Emergency
– Mengenali bahaya dan akibatnya
– Tugas dan tanggung jawab dalam Organisasi
– Training personel atau petugas
– Sarana yang ada
– dan lain-lain