Anda di halaman 1dari 28

DIREKTORAT JENDERAL BINA KEUANGAN

DAERAH
KEMENTERIAN DALAM NEGERI

PENGELOLAAN KEUANGAN
BADAN LAYANAN UMUM DAERAH
SESUAI PERMENDAGRI 79 TAHUN 2018 TENTANG
BADAN LAYANAN UMUM DAERAH

DISADUR DARI BAHAN PAPARAN WISNU SAPUTRO

Kepala Seksi Badan Layanan Umum Daerah Wil.1,


Direktorat BUMD, BLUD Dan Barang Milik Daerah,
Direktorat Jenderal Bina Keuangan Daerah,
Kementerian Dalam Negeri
PROBLEM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH

ANGGARAN ATURAN SULIT


TERBATAS KEUANGAN MENGUKUR ALUR
UNTUK DAERAH KINERJA BIROKRASI
MEMBERIKAN MENGHAMBAT PELAYANAN YANG TERLALU
PELAYANAN KELANCARAN PUBLIK SBG PANJANG YANG
PUBLIK YG KEGIATAN BENTUK MENGHAMBAT
OPTIMAL PELAYANAN AKUNTABILITAS PELAYANAN
PUBLIK INSTANSI PUBLIK

SWADANA
DICABUT

SOLUSI
?

POLA PENGELOLAAN KEUANGAN BLUD 2


DASAR HUKUM BLUD

UU No. 1 Tahun 2004 tentang UU No. 44 tgl 28 Okt 2009 tentang


Perbendaharaan Negara RUMAH SAKIT (paling Lambat 2 thn
stlh diundangkan sdh BLUD)

PP 23 Tahun 2005 tentang Pengelolaan


Keuangan BLU PP No.24 tahun 2005 tentang
Standar Akuntansi Pemerintahan

Permendagri 61, 7 Nov 2007


tentang Pedoman Teknis Peraturan Menteri Keuangan no.
Pengelolaan Keuangan BLUD 8/06, 66/06, 19/07, 73/07,
109/07

SE Mendagri 900/2759/SJ Permendagri no. 22 tahun 2011


10/9/2008 tentang pedoman ttg pedoman penyusunan
penilaian penerapan PPK-BLUD APBD 2012

PERATURAN /KEPUTUSAN BUPATI KAB


MINAHASA UTARA 3
BLUD dan PPK BLUD

BLUD adalah SKPD /UK SKPD PPK-BLUD adalah pola


yang dibentuk untuk pengelolaan keuangan yang
memberikan pelayanan memberikan fleksibilitas berupa
kepada Masyarakat berupa keleluasaan untuk menerapkan
penyediaan barang dan/atau praktek-praktek bisnis yang sehat
jasa yang dijual tanpa untuk meningkatkan pelayanan
mengutamakan mencari kepada masyarakat dalam rangka
memajukan kesejahteraan umum
keuntungan, dan dalam
dan mencerdaskan kehidupan
melakukan kegiatannya bangsa, sebagai pengecualian dari
didasarkan pada prinsip ketentuan pengelolaan keuangan
efisiensi dan produktivitas daerah pada umumnya

4
IMPLEMENTASI BLUD
(sampai dengan sekarang)

KDH, WAKIL
TERBATASNYA
KDH, DPRD,
SDM YG INTERNAL EKSTERNAL TAPD,
MEMAHAMI
BADAN/DINAS/
OPERASIONAL
BAG KEU,
BLUD
HUKUM, DLL
HAL YG BARU BAGI PEMDA
(KURANGNYA PEMAHAMAN)
SUSAH MERUBAH BELUM DIANGGAP
POLA PIKIR PRIORITAS

DINAMIKA PENGGANTIAN PEJABAT


(INTERNAL DAN EKSTERNAL BLUD)

PEMDA TERMASUK DPRD CENDERUNG BELUM MEMILIKI PEMAHAMAN


YANG SAMA MENGENAI KEBIJAKAN FLEKSIBILITAS PENERAPAN BLUD

BELUM OPTIMAL
BELUM OPTIMAL

RAGU- TERKAIT DGN REGULASI TAKUT


RAGU DAN PEMAHAMAN

PERMENDAGRI 61/2007 diubah dgn


PERMENDAGRI 79/2018

TERKAIT DGN PEMAHAMAN PIHAK


AUDITOR PENEGAK
EKSTERNAL (KHUSUSNYA YG BLM
BLUD MEMAHAMI ESENSI BLUD) HUKUM

SEMUA YG DILAKUKAN BLUD, SALAH


DASAR HUKUM BLUD

STRATEGI (SOLUSI)
Diubah dgn
UU 1/2004 KEBIJAKAN PERBAIKAN
Pasal 68-69 UU 32/2004 UU 23/2014 DALAM
SEKTOR RANGKA
PELAYANAN PUBLIK
Pasal 346 MENINGKATKAN
PELAYANAN,
PRODUKTIVITAS,
EFISIENSI DAN
PP 23/2005 Diubah dgn EFEKTIVITAS, INSTANSI
diubah dgn PP 58/2005 PP 12/2019
Pasal 145-150 PUSAT DAN DAERAH
PP 74/2012 Pasal 205-211 YG TUGAS POKOK DAN
FUNGSI MEMBERIKAN
PELAYANAN KPD
MASYARAKAT
PMDN 79/2018 DIBERIKAN
PMDN
sbg pengganti FLEKSIBILITAS
61/2007
PMDN 61/2007 DALAM PENGELOLAAN
KEUANGANNYA

PERATURAN KDH
BLUD
FLEKSIBILITAS
BADAN LAYANAN UMUM DAERAH
Pasal 346 UU No. 23 Tahun 2014 dan PMDN 79/2018 ttg BLUD
Daerah dapat membentuk Badan Layanan
Umum Daerah dalam rangka meningkatkan
pelayanan kepada masyarakat dengan
berpedoman pada ketentuan perundang-
undangan

Badan Layanan Umum Daerah adalah sistem yg


diterapkan oleh satuan kerja perangkat daerah atau unit kerja
pada Satuan Kerja Perangkat Daerah dalam memberikan
pelayanan kepada masyarakat yg mempunyai fleksibilitas
dalam Pola Pengelolaan Keuangan sebagai pengecualian
dari ketentuan pengelolaan daerah pada umumnya

BUKAN KELEMBAGAAN TANPA MENCARI KEUNTUNGAN

EFISIENSI, PRODUKTIVITAS
PENINGKATAN KINERJA LAYANAN,
BERDASARKAN PRAKTEK BISNIS
MANFAAT DAN KEUANGAN
YG SEHAT
PENGATURAN BLUD DALAM PP 12 TAHUN 2019

Pemda dapat
membentuk BLUD dlm
rangka meningkatkan
pelayanan kpd
masyarakat sesuai dgn
ketentuan peraturan
perUUan
PASAL 205
Dlm rangka meningkatkan
PP 12/2019 pelayanan kpd masyarakat,
KDH menetapkan kebijakan
fleksibilitas BLUD dlm
Perkada yg dilaksanakan
oleh pejabat pengelola
BLUD
Pejabat pengelola BLUD
bertanggung jawab atas
pelaksanaan kebijakan
fleksibilitas BLUD dlm
pemberian kegiatan pelayanan
umum terutama pada aspek
manfaat dan pelayanan yg
dihasilkan
dibentuk untuk
Pengelola BLUD membantu
bertanggung pencapaian
jawab atas tujuan Pemda,
pelaks dengan status
pemberian hukum tidak
KDH layanan umum terpisah dari Dalam
bertanggung Pemda melaksanakan
jawab atas tujuan, BLUD
kebijakan diberikan
penyelengg pelay fleksibilitas
umum dalam
pengelolaan
memberikan layanan keuangannya.
umum scr lebih efektif,
efisien, ekonomis,
transparan dan Pengelolaan
bertanggungjawab keuangan BLUD
dgn memperhatikan merupakan
asas keadilan, TUJUAN DAN bagian dari
pengelolaan
kepatutan dan
manfaat sejalan dgn ASAS BLUD keuangan
daerah.
praktek bisnis yg
sehat, yg
pengelolaannya
dilakukan berdasarkan
kewenangan yg
didelegasikan oleh KDH
PMDN 79/2018 TTG BLUD Penyederhanaan persyaratan penerapan dan
SEBAGAI PENGGANTI tidak ada status penuh/bertahap
PMDN 61/2007 TTG
PEDOMAN TEKNIS
PENGELOLAAN KEU
BLUD Lebih mempermudah penerapan tetapi tetap
akuntabel

PRINSIP Tidak merubah yg sudah berjalan baik, lebih


PERUBAHAN simplifikasi dan disempurnakan (format2
RBA, RKA, DPA dan Pelap Keu)
DLM PMDN
79/2018
Dlm penyus lap keu mengacu pd PP 71/2010 ttg SAP
dan penerapan SAP berbasis akrual bagi BLUD dgn
pemberlakuan PSAP 13 mulai tahun 2016

Mempertegas dan memperjelas yang masih abu-abu (kepastian hukum),


tidak sekedar melakukan perubahan regulasi karena ada perubahan
regulasi di atasnya tetapi juga dapat mengatasi problem dan hambatan
mengapa penerapan BLUD tidak optimal
PERSYARATAN (dokumen administratif)

Lebih disimplifikasi thd penyusunan dok Renstra BLUD  menyusun


rencana strategis sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan
RENSTRA rencana strategis SKPD dan RPJMD, ditambahkan:
a) rencana pengembangan layanan; b) strategis dan arah kebijakan; c)
rencana program dan kegiatan; dan d) rencana keuangan.

Laporan Lebih disimplifikasi thd penyusunan dok Laporan Keuangan


Keuangan sebelum menerapkan BLUD  sesuai dengan sistem akuntansi yang
sebelum diterapkan pada pemerintah daerah (5 Lap Keuangan): a) LRA; b)
menerap- neraca; c) laporan operasional; d) laporan perubahan ekuitas; dan e)
kan BLUD catatan atas laporan keuangan

Untuk kelembagaan yang baru dibentuk dan akan menerapkan BLUD,


penyusunan prognosis/proyeksi keuangan berupa laporan realisasi anggaran dan
laporan operasional disusun sesuai dengan sistem perencanaan dan
penganggaran yang diterapkan oleh pemerintah daerah.
Hal ini tentunya akan memudahkan bagi yang akan menerapkan BLUD tidak
harus menyusun lap keu berdasarkan SAK
Lebih disimplifikasi thd penyusunan dok Laporan audit terakhir
sebelum menerapkan BLUD  merupakan laporan audit oleh
Laporan pemeriksa eksternal pemerintah sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan atas laporan keuangan tahun terakhir sebelum
AUDIT yang akan menerapkan PPK BLUD direkomendasikan untuk
menerapkan PPK BLUD

Dalam hal audit terakhir belum tersedia, yang akan menerapkan BLUD
membuat surat pernyataan bersedia untuk diaudit oleh pemeriksa eksternal
pemerintah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Hal ini tentunya akan meminimalisir banyaknya konsultan atau intitusi yang
menawarkan utk diaudit oleh KAP karena BLUD menyusun 2 (dua) lap keu,
SAK konsolidasi ke SAP
LATAR
BELAKANG
PERUBAHAN
PP 58/2005 merupakan Dalam perkembangannya
omnibus regulation dari beberapa peraturan
bbrp UU antara lain UU perUU tersebut telah
17/2003 ttg Keuangan mengalami perubahan:
Negara, UU 1/2004 ttg • UU 32/2004 ttg Pemerintahan
Dinamika Perbendaharaan Negara, Daerah telah diubah dengan UU
23/2014
perubhn UU 15/2004 ttg • laporan keuangan PPK BLUD
perUUan yg Pemeriksaan Pengelolaan mempedomani PP 24/2005 ttg
membawa dan Tanggung Jawab Standar Akuntansi
konsekuensi Keuangan Negara, UU Pemerintahan yang telah diubah
perubhn 32/2004 ttg dengan PP 71/2010
PMDN 61/2007 Pemerintahan Daerah

Dengan perubahan peraturan perUU tersebut dan untuk menjamin kepastian hukum
akibat perkembangan peraturan perUU mengenai badan layanan umum daerah juga
telah membawa konsekuensi perubahan signifikan dalam pengaturan BLUD. Oleh
karena itu, perlu pedoman bagi pemerintah daerah dalam pengelolaan badan
layanan umum daerah.
LATAR
BELAKANG
UU 23/2014 ttg
PERUBAHAN Pemerintahan
Daerah: Perubahan
mendasar mengenai
pengertian BLUD,
sebagaimana diatur
dalam Pasal 346
Dinamika beserta penjelasan
perubhn
perUUan yg
membawa
konsekuensi Revisi PP 58/2005 ttg
perubhn Pengelolaan
Keuangan Daerah
PMDN menjadi PP 12/2019,
61/2007 dan Permendagri
Pedoman Penyusunan
APBD:

1. Perlu dijelaskan mengenai fleksibilitas BLUD diatur lbh lanjut dgn PerKDH
2. Penegasan terhadap pagu anggaran BLUD dalam RAPBD yang sumber dananya berasal dari pendapatan
dan surplus anggaran BLU, dirinci dalam satu program, satu kegiatan, satu output, dan jenis belanja
3. Penegasan RBA sebagai dokumen perencanaan anggaran BLUD
4. Pendapatan BLUD dalam RBA dikonsolidasikan ke dalam APBD dalam jenis pendapatan Lain-lain
Pendapatan Asli Daerah Yang Sah.
5. Tahapan dan jadwal proses penyusunan RKA/RBA, mengikuti tahapan dan jadwal proses penyusunan
APBD
LATAR
BELAKANG
PERUBAHAN PP 71/2010 ttg Standar Akuntansi
Pemerintah Penerapan SAP
Berbasis Akrual bagi BLUD dan
pemberlakuan PSAP 13 mulai
tahun 2016

Dinamika PP 27/2014 ttg Pengelolaan


perubhn Barang Milik Negara/Daerah
perUUan yg Terhadap pengelolaan barang BLUD mengikuti
membawa ketentuan perUUan mengenai BMD, termasuk
thd barang yg dikelola dan/atau dimanfaatkan
konsekuensi sepenuhnya utk menyelenggarakan kegiatan
perubhn pelayanan umum sesuai dgn tusi BLUD
PMDN
61/2007 Pasal 61 ayat (1) dan ayat (2)
Perpres 16/2018 ttg Pengadaan
Barang/Jasa Pemerintah
- BLUD dikecualikan dari ketentuan dalam
Perpres 16/2018;
- Pengadaan barang/jasa pada BLUD
tersendiri dgn peraturan pimpinan BLUD
Keleluasaan dalam PPK dengan menerapkan
praktek bisnis yg sehat untuk meningkatkan
layanan kepada masyarakat tanpa mencari
FLEKSIBILITAS
keuntungan dalam rangka memajukan
kesejahteraan umum dan mencerdaskan
kehidupan masyarakat

Penyelenggara fungsi organisasi berdasarkan


kaidah-kaidah manajemen yang baik dalam
PRAKTEK BISNIS YANG SEHAT rangka pemberian pelayanan yang bermutu,
berkesinambungan dan berdaya saing
FLEKSIBILITA
S
BLUD
10. REMUNERASI

9. SiLPA DAN DEFISIT


8. PENGELOLAAN INVESTASI

6. PENGELOLAAN SDM 7. PENGELOLAAN KERJASAMA

5. TARIF

4. PENGELOLAAN UTANG DAN PIUTANG

3. PENGADAAN BARANG JASA

2. PENGELOLAAN BELANJA

1. PENGELOLAAN PENDAPATAN
Terima
Kasih
S U M AT E R A
K A L IM A N TA N

IR IA N J AYA

J AVA
PENILAIAN PERSYARATAN BLUD

METODE PENILAIAN DENGAN SISTEM GUGUR BERJENJANG :


PROSES PENILAIAN DILAKUKAN PER TAHAP, APABILA SUATU
TAHAP TIDAK LULUS, MAKA PROSES PENILAIAN TIDAK BERLANJUT
KE TAHAP BERIKUTNYA. APABILA SUATU TAHAP BERHASIL LULUS,
MAKA PROSES DILANJUTKAN.

SYARAT SUBSTANTIF

SYARAT TEKNIS

SYARAT ADMINISTRATIF

20
SYARAT SUBSTANTIF

NO OBYEK PENILAIAN YA TIDAK


1. Apakah Tupoksi SKPD/unit kerja menyebutkan
menyelenggarakan pelayanan umum?

2. Apakah Jenis Layanan Umum yang diberikan


SKPD/unit kerja BUKAN satu-satunya
penyelenggara layanan karena kewenangannya?

3. Apakah SKPD/unit kerja dapat memungut tarif


layanan atas jasa layanan yang diberikan?

Apabila salah satu syarat tersebut tidak terpenuhi, maka secara prinsip
Tim Penilai menolak usulan SKPD untuk menerapkan PPK-BLUD.
Sebaliknya, jika persyaratan tersebut terpenuhi seluruhnya, maka proses
penilaian dapat dilanjutkan kepada penilaian persyaratan teknis.
21
SYARAT TEKNIS

1. kinerja pelayanan layak dikelola


adalah memiliki potensi untuk meningkatkan
penyelenggaraan pelayanan
2. kinerja keuangan yang sehat
ditunjukkan oleh tingkat kemampuan
pendapatan dari layanan yang cenderung
atau diperkirakan meningkat dan efisien
dalam membiayai pengeluaran.

22
I. KINERJA LAYAK
DIKELOLA
1. ASPEK ADMINISTRASI
NO OBYEK PENILAIAN RUMUS PENILAIAN %
1 Ketersediaan SOP Jumlah Unit Layanan
yang memiliki SOP
Jumlah unit Layanan
2 Ketersediaan Kotak Saran Jumlah Unit Layanan
yang memiliki Kotak
saran
Jumlah Unit Layanan
3 Ketersediaan papan Jumlah Unit Layanan
Bagan alir layanan yang memeiliki papan
prosediur layanan
Jumlah Unit Layanan
4 Ketersediaan papan/buku Jumlah Unit Layanan
tarip yang menyediakan buku
tarif layanan
Jumlah
23 Unit Layanan
I. KINERJA LAYAK DIKELOLA
(LANJUTAN)
2. ASPEK OPERASIONAL

PARAMETER Th...... Th...... Th...... Ratas Tren skor

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

BOR
ALOS
TOI

BTO

Dan seterusnya

Rata-rata skor
24
I. KINERJA LAYAK DIKELOLA
(LANJUTAN)
3. ASPEK KUALITAS PRODUK LAYANAN

PARAMETER Th...... Th...... Th...... Ratas Tren skor

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

KUNJUNGAN
PASIEN
GDR
NDR

Dan seterusnya

Rata-rata skor

25
II. KINERJA KEUANGAN SEHAT

PARAMETER Th...... Th...... Th...... Ratas Tren skor

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)


SGR

RASIO PENDP
SWADANA DG
BY OPERASI
KEMANDIRIAN

Dan seterusnya

Rata-rata skor

26
Keterangan :
a. Kolom (5) = {(2)+(3)+(4)} dibagi 3
b. Kolom (6) jika (4) > (5) : Naik
Jika (4) =(5) : Tetap
Jika (4) < (5) : Turun
c. Kolom (7) atau skor ditetapkan lebih lanjut
oleh ketua tim penilai.

27
Rekapitulasi Penilaian Aspek Teknis
SUB KRITERIA
KRITERIA PENILAIAN SKOR
NO PENILAIAN
1 KINERJA PELAYANAN KUALITAS ADMINISTRASI
LAYAK DIKELOLA PELAYANAN
 
ASPEK OPERASIONAL
 
KUALITAS PRODUK/JASA
LAYANAN
 
2 KINERJA KEUANGAN RASIO KEUANGAN
SEHAT  
JUMLAH

RATA-RATA SKOR

KETERANGAN :
Rata-rata skor = JUMLAH skor /4
Kriteria penilaian :
Rata-rata skor : ≥ 60 : TERPENUHI
Rata-rata skor : < 60 : TIDAK TERPENUHI
28

Anda mungkin juga menyukai