Batu Buli
Batu Buli
Pengampu:
dr. Zulfikar Ali, Sp.U
dr. Kindy Aulia
Batu buli buli atau vesikolitiasis adalah penyumbatan saluran kemih khususnya
pada vesika urinaria atau kandung kemih oleh batu penyakit ini juga disebut batu
kandung kemih, terbentuknya batu disebabkan oleh pengendapan substansi yang
terdapat dalam air kemih.
Syaifuddin, 1996
Klasifikasi batu buli
4.Batu infeksi
6.Sindrom metabolik
8.Buli-buli neurogenik
10. Faktor lingkungan seperti daerah beriklim tropis dan terpapar air tinggi kalsium
PATOFISIOLOGI
Gejala klinis
Gejala yang paling umum terjadi merupakan dominan gejala iritatif, Seperti;
● Frekuensi
● Disuria
● nyeri suprapubik yang memberat pada akhir kencing
● kencing yang tiba-tiba berhenti dan lancar kembali setelah perubahan posisi tubuh.
● Sering juga dirasakan nyeri (referred pain) pada ujung penis, skrotum, perineum, pinggang,
hingga kaki
● Pada anak sering ditemukan mengeluh adanya enuresis nokturna, pada anak laki-laki sering
menarik-narik penisnya, atau menggosok-gosok vulva pada anak perempuan.
PENEGAKAN DIAGNOSIS
• Urosepsis : Demam, hipotensi, dan vasodilatasi • Colok dubur : teraba batu pada buli-buli
kutaneus (palpasi bimanual)
PENEGAKAN DIAGNOSIS
PEMERIKSAAN PENUNJANG
• Foto polos abdomen : batu radio-opak atau radio lusen di saluran kemih
• Pielografi Intra Vena (IVP/IVU) : anatomi dan fungsi ginjal. batu semi-opak
ataupun batu non opak
3. Batu kalsium fosfat Kalsium dan fosfat urin tinggi, pH urin perhari 5.8, RTA, infeksi, Kalsium serum tinggi
4. Batu struvit pH urin > 7, ammonium urin tinggi, as. Sitrat urin rendah
7. Batu ammonium urat pH urin 6-7,7 (infeksi), urat ammonium tinggi, fosfat urin rendah
Hesse A, Goran T, Hans J, Andre. Urinary Stone Diagnosis Treatment and Prevention of Recurrence. Medicine Today. 2002
Tatalaksana
Konservatif:
Batu migrasi asimptomatik yang ada di buli umumnya kecil dan dapat diterapi secara
konservatif. Sebagian besar batu di buli dengan ukuran < 1 cm umumnya dapat keluar
spontan, apabila tidak ada Bladder Outlet Obstruction (BOO). Batu primer atau sekunder
umumnya simptomatik dan jarang dapat keluar secara spontan, sehingga perlu tindakan aktif
untuk mengeluarkan batu.
TATALAKSANA
Vesikolitotomi
Batu diambil melalui operasi terbuka. Biasanya masih dilakukan pada batu yang ukurannya besar yang sulit
untuk dilakukan melalui endoskopi. Namun, pasien yang dilakukan vesikolitotomi perl waktu pemulihan di
rumah sakit lebih lama, dan penyembuhan luka yang lebih lama.
Transurethral cystolithotripsy
Menggunakan endoskopi langsung menghancurkan batu di dalam buli-buli. Waktu penyembuhan yang cukup
pendek. Memiliki angka bebas batu yang tinggi.
Percutaneous cystolithotripsy
Dinding abdomen ditembus menggunakan jarum, dan diperlebar dengan trocar, kemudian peralatan endoskopi dimasukkan, batu
dipecahkan dan diambil keluar. Dapat dipertimbangkan bila akses melalui uretra sulit, misalnya akibat stenosis uretra.
ESWL
Menggunakan gelombang kejut untuk menghancurkan batu. Merupakan tindakan paling tidak invasif, namun memiliki stone free
rate yang lebih rendah dibandingkan tindakan endoskopi.
Laparoskopik
Jika memungkinkan operasi terbuka dapat digantikan dengan menggunakan alat laparoskopi agar dapat mengeluarkan batu
dengan minimally invasive.
Referensi
1. Noegroho B, Daryanto B, Soebhali B, et al. Panduan Penatalaksanaan Klinis Batu Saluran Kemih. Ikatan Ahli
Urologi Indonesia. Jakarta. 2018
2. Nahdi T. Nefrolithiasis dan Hidronefrosis Sinistra dengan Infeksi Saluran Kemih Atas. Medula. 2013;1(4)
3. Simanullang P. Karateristik Pasien Batu Saluran Kemih di Rumah Sakit Martha Friska Pulo Brayan Medan tahun
2015 s/d 2017. Jurnal Darma Agung. 2019;27:807-13
4. Saputra R, Alvarino, Bachtiar H. Hubungan batu Saluran Kemih bagian Atas dengan Karsinoma Sel Ginjal dan
Karsinoma Sel Transisional Pelvis Renalis. Jurnal Kesehatan Andalas. 2019;8
5. Zamzami Z. Penatalaksanaan Terkini Batu Saluran Kencing di RSUD Arifin Achmad Pekanbaru Indonesia. Jurnal
Kesehatan Melayu. 2018l1(2)
6. Türk C, Neisius A, Petrik A, Seitz C, Skolarikos A, Tepeler A, et al. European Association of Urology Guidelines on
Urolithiasis. 2018.
7. Chung MJ. Urolithiasis and nephrolithiasis. JAAPA; official journal of the American Academy of Physician
Assistants. 2017. [PubMed PMID: 28858017]
8. Thakore P. Urolithiasis. Statpearls. 2020 Nov;
https://www.statpearls.com/ArticleLibrary/viewarticle/74865#ref_19911682
9. Basiri A, et al. Comparison of safety and efficacy of laparoscopic pyelolithotomy versus per cutaneous
nephrolithotomy in patients with renal pelvic stones: a randomized clinical trial. Urol J. 2014;11:1932.
TERIMA KASIH