Anda di halaman 1dari 27

Case Report

Tumor Mediastinum

KEPANITERAAN KLINIK BAGIAN PENYAKIT DALAM


RSUD DR. H. ABDUL MOELOEK
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS LAMPUNG
2021
Anamnesis
Identitas Nama : Tn. R
Usia : 20 tahun
Status Perkawinan : Belum Menikah
Pekerjaan :-
Alamat :Lampung Selatan
Jenis Kelamin : Laki-laki
Suku Bangsa : Lampung
Agama : Islam
Pendidikan : SMA

2
Anamnesis
Keluhan utama: Sesak nafas
Keluhan tambahan: Penurunan berat badan,
dan muncul benjolan atau massa pada dada
terutama dada kanan.

3
Keluhan Utama
Sesak Nafas

Riwayat Penyakit Sekarang


HMRS
2 bulan SMRS sesak nafas
Os jatuh terpleset, kemudian mengeluh nyeri dada disertai setiap saat dan
memar hitam di dada. Nyeri dada tidak kunjung hilang menetap,
hingga sesak nafas, penurunan berat badan, dan muncul bengkak di area
benjolan atau massa pada dada terutama dada kanan. wajah dan leher

Pasien didiagnosa tumor


mediastinum, dilakukan core
biopsy tanggal 23/10/21
Pemeriksaan Fisik

Keadaan Umum
Vital Sign
dan Kesadaran
TD : 120/80
Tampak sesak
HR: 105 x/m
RR: 28 x/m
Compos mentis Suhu: 36,5
(E4M6V5)
SpO2: 96% RA

5
Pemeriksaan Fisik
MATA, HIDUNG, MULUT LEHER dan KEPALA
Mata : ikterik (-/-), anemis (+) Leher : Terdapat pembesaran di regio colli
Hidung : napas cuping hidung (-) dextra
Mulut : Sianosis (-), tidak ada Wajah : Terdapat pembengkakan pada wajah
tanda perdarahan Rambut : Hitam, tidak mudah di cabut
Kulit : coklat sawo matang

THORAX
Pulmo
I : Symmetric retraction (-/-) z EKSTREMITAS SUPERIOR
P : Stem fremitus simetris Akral hangat, edema -/- , clubbing finger -/-, CRT < 2
P : Sonor +/+ detik
A : Vesicular +/+, rales +/+ 1/3 basal, z
crackles -/-, wheezing -/-
Cor
IC (2 finger palpable lateral SIC V LMCS, ABDOMEN
cardiomegaly (+), S1-S2 normal, murmur I : Flat
(-) A : Bowel sound (+) normal.
P : Tympani (+)
P : Suple, tenderness (-), rebound tenderness(-).
EKSTREMITAS INFERIOR Hepatosplenomegaly (-).
Akral dingin, edema pitting -/- , clubbing
finger -/-, CRT < 2 detik
Pemeriksaan Penunjang
Laboratorium 4/11/21
Pemeriksaan Hasil Nilai rujukan Hitung Jenis: Hasil Nilai rujukan Pemeriksaan Hasil Nilai rujukan

13,2 – 17,3
Hemoglobin 10,2 - Basofil 0 0 – 1% GDS 85 <140 mg/dL
g/dL

3.800 –
Leukosit 15.700 - Eosinofil 6 2 – 4% Ureum 40 27-43 mg/dL
10.600/µL

4,4 – 5,9
Eritrosit 3,6 - Batang 0 3 – 5% Kreatinin 0,6 <1,2 mg/dL
juta/µL
135-147
Hematokrit 30 40 – 52% - Segmen 84 50 – 70% Na 135
mmol/L

150.000 – 3,5-5
Trombosit 297.000 - Limfosit 9 25 – 40% K 3,9
440.000/µL mmol/L

8,8-10,5
MCV 83 80 - 100 - Monosit 7 2 – 8% Ca 8,1
ng/dL
0 – 10 105 95-105
MCH 29 26 - 34 LED 39 Cl
mm/jam mmol/L

MCHC 35 32 - 36 Swab AG Negatif Negatif


7
Pemeriksaan Penunjang
Laboratorium 25/11/21
Pemeriksaan Hasil Nilai rujukan Hitung Jenis: Hasil Nilai rujukan Pemeriksaan Hasil Nilai rujukan

13,2 – 17,3
Hemoglobin 7,9 - Basofil 0 – 1% GDS <140 mg/dL
g/dL

3.800 –
Leukosit 16.900 - Eosinofil 2 – 4% Ureum 27-43 mg/dL
10.600/µL

4,4 – 5,9
Eritrosit - Batang 3 – 5% Kreatinin <1,2 mg/dL
juta/µL
135-147
Hematokrit 25 40 – 52% - Segmen 50 – 70% Na 131
mmol/L

150.000 – 3,5-5
Trombosit - Limfosit 25 – 40% K
440.000/µL mmol/L

8,8-10,5
MCV 80 - 100 - Monosit 2 – 8% Ca 8,5
ng/dL
0 – 10 95-105
MCH 26 - 34 LED Cl
mm/jam mmol/L

MCHC 32 - 36 Swab AG Negatif Negatif


8
Pemeriksaan
Chest Radiography AP 23/10/21

✘ Tampak massa mediastinum


dextra
✘ Tampak efusi pleura dextra
✘ Tidak tampak
infiltrate/nodul/massa di
pulmo sinistra
✘ Besar cor tidak dapat di
evaluasi

9
Pemeriksaan Patologi Anatomi
Core biopsy 23/10/21
✘ Makroskopis
✗ Diterima jaringan camcam berwarna putih kehitaman volume 0,5cc
✘ Mikroskopis
✗ Sediaan core biopsy mediastinum anterior, Sebagian kecil dijumapi jaringan
kartilago chondroid (mesoderm), sedikit epitel kolumnar selapis, kelenjar
intestinal (endoderm) dan focus pseudorosette-like component
(neuroectoderm) pada bagian lain dijumpai focus sel tumor atipik, inti bulat,
oval, hiperkromatik, sitoplasma sempit eosinofilik (blastema-like). Dijumpai
jaringan ikat xxx stroma longgar, multikistik berisi massa amorf, eosinofilik
dan area perdarahan serta area nekrotik dengan serbukan sel radang limfosit.
✘ Kesimpulan
✗ Mengarah ke suatu germ cell tumor suspek teratoma immature
■ dd/ mixed germ tumor (teratoma immature dan yolk sac tumor)
■ dd/ teratoma matur

10
Diagnosa

✘ Tumor mediastinum dd germ cell tumor


suspek teratoma immature
✘ Superior vena cava syndrome

11
Follow-up Terapi selama perawatan
25/11/21
25/11 26/11 27/11 Konsul bagian onkologi radiasi
Radiasi eksterna local 5x4Gy
Radiasi I tanggal 27/11
Radiasi II tanggal 28/11

26/11/21
IVFD NaCl
Inj Neurosanbe
Dexametason 3x1
Asam folat 3x1
Lansoprazole 2x1
Neurodex 2x1
nyeri dada,
Diagnosa
nyeri perut, sesak nafas, sesak nafas,
27/11/21
• Massa mediastinum dd ca timus dd
germ cell batuk, sesak nyeri dada, nyeri dada, Transfusi PRC 600 cc
• SVCS nafas, susah tidur susah tidur Dexametason 3x1
demam
Asam folat 3x1
Lansoprazole 2x1
Neurodex 2x1
BLPL
Kajian Masalah

• Nyeri dada tidak kunjung hilang hingga sesak nafas,


Tumor penurunan berat badan, dan muncul benjolan atau
Mediastinu massa pada dada terutama dada kanan. Sebelumnya
m os mengalami trauma
• Hasil ro thorax didapatkan adanya massa mediastinum
dextra kemudian dilanjutkan pemeriksaan core biopsy
• Hasil biopsy menunjukkan massa mediastinum dd ca
timus dd germ cell
• Rencana terapi: radioterapi, dan perbaikan KU

SVCS
• Keluhan bengkak pada wajah dan leher pada pasien
massa mediastinum dd ca timus dd germ cell
• Rencana terapi : radioterapi dan medikasi

13
Tinjauan Pustaka

14
Mediastinum

Mediastinum adalah rongga


yang memisahkan paru-paru
dari struktur lain di dada.

Secara umum, dibagi lagi


menjadi tiga bagian utama:
mediastinum anterior,
mediastinum posterior, dan
mediastinum tengah.

15
Massa Mediastinum

Massa mediastinum memiliki spektrum histopatologis dan radiologis yang luas.

Lesi yang paling sering ditemui di mediastinum adalah thymoma, tumor


neurogenik dan kista jinak, semuanya mewakili 60% pasien dengan massa
mediastinum
Tumor neurogenik, neoplasma sel germinal, dan kista usus anterior merupakan
80% dari lesi masa kanak-kanak,

Neoplasma timus primer, massa tiroid, dan limfoma adalah yang paling umum
pada orang dewasa.

16
Dampak Massa Mediastinum
Tracheobronchial Tree Compression of Pulmonary
Superior Vena Cava Syndrome
Obstruction Artery and Heart
• Obstruksi sering terjadi di Hanya ada beberapa laporan • Sindrom vena cava superior
distal bifurkasio trakea kasus arteri pulmonalis terisolasi (SVC) adalah obstruksi mekanis
• Massa yang mempengaruhi dan kompresi jantung oleh SVC oleh kompresi eksternal,
TBT tidak selalu memiliki gejala trombosis, atau invasi oleh
massa mediastinum anterior.
pernapasan terkait. • Efek hemodinamik dari tumor.
• Jika massa memiliki perjalanan kompresi arteri pulmonalis • Tanda-tandanya termasuk
yang berbahaya, gejala termasuk kegagalan ventrikel distensi vena di ekstremitas
mungkin tidak berkembang kanan, penurunan preload atas dan edema pada wajah
atau berkembang perlahan. ventrikel kiri, penurunan curah dan leher
jantung, dan akhirnya hipoksia
sistemik.
• Jika massa melibatkan
miokardium atau perikardium,
aritmia dan efusi perikardial
tidak jarang terjadi.

17
Anamnesis dan pemeriksaan fisik

Bervariasi menurut jenis kanker mediastinum, lokasinya, dan agresivitas


tumor.

Diagnosa
Gejala
Seringkali merupakan akibat dari kanker yang menekan struktur di
sekitarnya, atau gejala dari sindrom paraneoplastik.
Massa mediastinum juga dapat dikaitkan dengan kelainan di bagian lain
dari tubuh (seperti massa testis dengan tumor sel germinal).

18
Modalitas Pemeriksaan Chest X-ray
Pemeriksaan Laboratorium
Tes laboratorium dasar seperti hitung
darah lengkap (CBC) dan panel CT Scan Thorax
metabolisme dasar dapat membantu
dalam diagnosis banding limfoma.
Dalam kasus massa mediastinum,
penanda tumor dapat membantu MRI Thorax
mendukung diagnosis dugaan. Ini
termasuk:
• Beta-hCG (terkait dengan tumor sel Mediastinoscopy with Biopsy
germinal dan seminoma)
• LDH (dapat meningkat pada pasien
dengan limfoma) Endobronchial ultrasound (EBUS)
• AFP (terkait dengan tumor sel and Endoscopic ultrasound (EUS)
germinal ganas)
19
Pendekatan Diagnosa dan Manajemen Awal pada Massa
Mediastinum

Pemeriksaan biopsi

✘ Massa pada mediastinum dapat berupa neoplasma (mis timoma, limfoma,


thymic ca, thymic carcinoid, thymolipoma, germ cell tumor, metastasis
pulmo) atau kondisi non neoplasma (mis, goiter intrathorax, kista timus,
limfangioma, aneurisma).
✘ Awalnya dapat asimtomatik. Gejala pada pasien mengarahkan pada lesi
keganasan.
20
Lokasi kanker di mediastinum selanjutnya dapat menentukan
penyebab kanker

Anterior Posterior Middle


• Thymic Carcinoma Mediastinal Thyroid • Thyroid Cancers
• Germ Cell Tumors Mass • Mediastinal
• Lymphoma Thyroid Mass
• Mediastinal • Metastatic Lung
Thyroid Mass Cancers
• Esophageal
Cancers

21
SVC
✘ Prognosis SVCS yang
disebabkan oleh
keganasan terutama
ditentukan oleh jenis
tumor
✘ Secara tradisional,
SVCS malignan telah
dianggap sebagai
indikasi untuk
intervensi darurat,
biasanya dengan terapi
radiasi (RT).
22
Tatalaksana
✘ Thymic Cancers ✘ Lymphoma ✘ Neurogenic ✘ Mediastinal
✘ ✘ Tumors Germ Cell
Pengobatan Perawatan
✘ Tumors
kanker timus tergantung pada Pembedahan
biasanya jenis limfoma, adalah ✘ Penatalaksanaan
memerlukan stadiumnya, dan pengobatan tumor sel
pembedahan, metastasis. pilihan untuk germinal
diikuti dengan Kebanyakan tumor neurogenik mediastinum
radiasi atau limfoma umumnya ganas. Prosedur bervariasi dengan
kemoterapi. diobati dengan termasuk jenis tumor yang
kemoterapi diikuti torakotomi pasca- ada. Ini mungkin
dengan radiasi. lateral yang dapat termasuk
memberikan ahli kemoterapi,
bedah eksposur pembedahan,
yang baik ke radioterapi, atau
tumor, dan baru- kombinasi dari
baru ini video- perawatan ini.
assisted thoracic
23
surgery (VATS).
Treatment essentially Mediastinal Germ Cell Tumors
depends on the size of
the tumor. Mediastinal seminoma or dysgerminoma

Smaller sizes Larger tumors

Radiotherapy Chemotherapy. Radiation

This is most commonly If these treatments fail


Has a higher rate of
a combination of to get rid of all the If the residual tumor is
recurrence compared
bleomycin, etoposide, tumor mass and the >3 cm after treatment
to chemotherapy.
and cisplatin (BEP). remaining area <3 cm

Routine monitoring or
Monitored periodically
further surgery

24
Mediastinal Germ Cell Tumors
Mediastinal nonseminomatous germ cell tumors

Kemoterapi salvage surgery

adalah pengobatan lini • untuk mengangkat tumor


pertama untuk tumor sel yang tersisa.
germinal non-
seminomatous Variabel pengobatan yang dapat
mediastinum primer menentukan hasil kelangsungan hidup
• BEP (bleomycin, termasuk durasi pasien menerima
kemoterapi, penggunaan obat anti-kanker
etoposide, dan cisplatin), tambahan seperti antrasiklin, agen alkilasi,
dan terapi standar terdiri dan kapan operasi dilakukan.
dari 4 program BEP
25
Dosis
Radioterapi • Dosis dan fraksinasi RT berdasarkan pada
indikasi radiasi dan lengkapnya reseksi bedah
pada kasus post-operasi
Pemberian RT dilakukan • Dosis 60-70 Gy diberikan pada pasien non-
resectable
pada pasien non-
resectable, reseksi Terapi ajuvan
inkomplit pada timoma • dosis 45-50 Gy untuk margin bersih/sempit
invasive, ca timus, atau • Dosis 54 Gy untuk reseksi secara mikroskop
margin positif
terapi ajuvan setelah • Dosis total 60-70 Gy untuk penyakit residu
kemoterapi dan
Terapi paliatif
pembedahan dengan
• 8 Gy untuk fraksi tunggal
locally advanced disease • 20 Gy dalam 5 fraksi
• 30 Gy dalam 10 fraksi
26
THANK YOU! ANY
QUESTION?

27

Anda mungkin juga menyukai