Anda di halaman 1dari 29

KEPEMIMPINAN

KRISTEN

Dr. Mikha Agus Widiyanto, S.Th., M.Pd.


Pengertian
 Menurut Wahjosumidjo bahwa dalam praktek
organisasi, kepemimpinan berkenaan dengan
kata memimpin. Memimpin mengandung
konotasi menggerakkan, mengarahkan,
membimbing, melindungi, membina,
memberikan teladan, memberikan dorongan,
memberikan bantuan, dan sebagainya.
 Gabriel menyatakan bahwa kepemimpinan
merupakan suatu proses mempengaruhi dan
mengarahkan aktivitas anggota-anggota dalam
hubungan pekerjaan dalam organisasi.
 Haggai menyatakan bahwa kepemimpinan merupakan
gabungan kemampuan-kemampuan yang dimiliki
pemimpin dalam mempengaruhi sekelompok orang
untuk bergerak menuju pada tujuan yang dapat
menghasilkan sesuatu yang bersifat permanen dan
yang dibutuhkan oleh kelompok itu sendiri.
 Yukl menyatakan bahwa kepemimpinan merupakan
proses mempengaruhi orang lain untuk memahami
dan setuju terhadap apa yang perlu dilakukan,
bagaimana tugas itu dilakukan secara efektif, serta
proses untuk memfasilitasi upaya untuk mencapai
tujuan bersama.
 D’Souza menyatakan bahwa pemimpin
tidak hanya berusaha untuk menarik
pengikut yang enggan, tetapi sebaliknya
membangkitkan semangat dengan
antusiasme, mengilhami dengan
pengabdian yang rendah hati, mengajak
berpikir dengan berbagi dan menghormati
orang lain serta memberdayakan orang
lain dengan keyakinan yang teguh.
Kepemimpinan Kristen
 Meyer menyatakan bahwa seorang pemimpin adalah
seorang yang memberikan pengaruh dalam lingkungannya,
yang telah melewati berbagai macam ujian untuk sampai
pada tahapan sebagai seorang pemimpin.
 Seorang pemimpin Kristen harus memiliki kriteria, yaitu 1)
Memiliki karakter yang baik, 2) Dewasaan rohani dan 3)
Sikap hati yang baik, yaitu sikap hati yang benar di hadapan
Allah.
 Pemimpin yang memenuhi kriteria seperti inilah yang
nantinya akan menjadikan gereja yang dipimpinnya dapat
berkembang dengan pesat. Sedangkan Tomatala
menyatakan bahwa pemimpin Kristen harus menjadi
pemimpin model dalam keteladanan hidup (Ibrani 13:7-8).
Joyce Meyer. Pemimpin Yang sedang Dibentuk, (Jakarta:
Immanuel, 2002), 5-6.
 Hammond ada sembilan karakteristik yang harus dimiliki
pemimpin Kristen, agar pegawai tersebut dapat mencapai
sasaran atau tujuan organisasi yang telah ditetapkan,
1) Mengenal Tuhan,
2) Profetik, dalam arti sanggup mengantisipasi masa depan,
3) Pencetus strategi, yaitu dapat menyusun atau
merencanakan strategi-strategi,
4) Komunikator, dalam arti dapat mengkomunikasikan visi dan
strateginya,
5) Motivator, dapat memotivasi orang lain, dalam hal ini
memotivasi orang-orang yang dipimpinnya,
6) Menjadi teladan, dapat memberikan contoh atau teladan
yang baik,
7) Otoritas, sanggup menggunakan wewenang dengan baik,
8) Pengurus, dalam arti sanggup mengkoordinir sumber daya,
9) Memiliki hati Bapa.
 Stogdill menyatakan bahwa kelebihan-kelebihan yang
harus dimiliki oleh seorang pemimpin meliputi: 1)
Kapasitas, meliputi: kecerdasan, kemampuan
berbicara, kemampuan menganalisis dan
kewaspadaan yang menyeluruh; 2) Prestasi
(achievement) meliputi: memiliki ilmu pengetahuan dan
berprestasi dalam bidang tertentu; 3) Tanggungjawab
meliputi: berinisiatif, mandiri, percaya diri dan
bermotivasi untuk maju; 4) Partisipasi meliputi:
bersosiabilitas yang tinggi, mampu berkomunikasi,
suka bekerjasama dan mudah menyesuaikan diri serta
humoris; 5) Status yang meliputi: kedudukan sosial
ekonomi yang baik dan dikenal masyarakat luas; 6)
Situasi meliputi: mental, keterampilan, kebutuhan,
interest, obyektif dan sebagainya.
 Menurut Tracey, kompetensi atau keahlian kepemimpinan
merupakan sekelompok kemampuan yang harus dimiliki
oleh pemimpin yang mencakup conceptual skills, human
skill dan technical skills.
 Technical skill, yaitu kecakapan spesifik tentang proses,
prosedur atau teknik-teknik atau merupakan kecakapan
khusus dalam menganalisis hal-hal khusus dan
penggunaan fasilitas, peralatan serta teknik pengetahuan
yang spesifik.
 Human skills, yaitu kecakapan pemimpin untuk bekerja
secara efektif sebagai anggota kelompok dan untuk
menciptakan usaha kerjasama di lingkungan kelompok
yang dipimpinnya.
 Conceptual skills, yaitu kemampuan seorang pemimpi
melihat organisasi sebagai satu keseluruhan. William R.
Tracey, Managing Training and Development System,
(USA: AMACOM, 1974), 53-55.
 Siagian menyatakan syarat-syarat yang harus dimiliki oleh
seorang pemimpin, yang meliputi: 1) Memiliki kondisi fisik yang
sehat sesuai dengan tugasnya. 2) Memiliki pengetahuan yang
luas. 3) Mempunyai keyakinan bahwa organisasi yang
dipimpinnya akan berhasil mencapai tujuan yang telah ditentukan
melalui dan berkat kepemimpinannya. 4) Mengetahui dengan
jelas sifat hakiki dan kompleksitas dari tujuan yang telah
ditetapkan. 5) Memiliki stamina (daya kerja), antuasiasme yang
besar. 6) Gemar dan cepat dan mengambil keputusan. 7)
Obyektif dalam arti menguasai emosi dan lebih banyak
menggunakan rasio. 8) Adil dalam memperlakukan bawahan 9)
Menguasai prinsip-prinsip human relations. 9) Menguasai teknik-
teknik Berkomunikasi. 10) Dapat dan mampu bertindak sebagai
penasehat, guru dan kepala bagi orang-orang yang dipimpinnya
tergantung atas situasi dan masalah yang dihadapi. 11)
Mempunyai gambaran yang menyeluruh tentang semua aspek
kegiatan organisasi.
Gaya Kepemimpinan
 Yukl membagi perilaku kepemimpinan
dalam 5 tipe utama, yaitu: 1) Task and
relations behaviors (tugas dan hubungan
perilaku). 2) Change-oriented behavior
(orientasi perubahan perilaku), 3)
Participative leadership (kepemimpinan
partisipatif), 4) Transformative leadership
(kepemimpinan transformasional), dan 5)
External Leadership Behaviors (perilaku
eksternal kepemimpinan)
 Berdasarkan penelitian yang dilakukan di
University of Michigan menurut Robbins dan
Judge terdapat dua gaya perilaku kepemimpinan,
yaitu: a) employee-oriented leader (pemimpin
berorientasi pada pegawai). Dalam perilaku
kepemimpinan ini, seorang pemimpin
menekankan hubungan interpersonal, mengambil
kepentingan pribadi untuk memenuhi kebutuhan
pegawai dan menerima perbedaan di antara
anggota. b) production-oriented leader (pemimpin
berorientasi pada produksi). perilaku
kepemimpinan ini, seorang pemimpin
menekankan pada teknis dalam pelaksanaan
tugas dalam aspek pekerjaan.
 Hughes, Ginnett dan Curphy
menyatakan bahwa dari hasil kajian
para peneliti di University of Michigan
mengidentifikasi perilaku kepemimpinan
yang memiliki kontribusi terhadap
kinerja kelompok yang efektif, meliputi:
1) dukungan pemimpin, 2) fasilitas
interaksi, 3) penekanan sasaran, dan 4)
fasilitas kerja.
 Menurut Lewis, Lippit dan White dalam
Devito terdapat tiga gaya
kepemimpinan, yaitu:
1) Gaya kepemimpinan otoriter / diktator,
2) Gaya kepemimpinan demokratis atau
partisipatif dan
3) Gaya kepemimpinan permisif
(Laissez-faire).
 House dan Mitchell dalam Robbins
mengidentifikasikan empat gaya
kepemimpinan, yaitu:
1) Pemimpin direktif, yaitu memberi
kesempatan kepada bawahannya untuk
mengetahui apa yang diharapkannya,
menjadwalkan pekerjaan yang akan
dilakukan, dan memberikan pedoman yang
spesifik mengenai cara menyelesaikan tugas,
2) Pemimpin suportif, yaitu menunjukkan
keramahan dan perhatian akan kebutuhan
para bawahannya,
3) Pemimpin partisipatif, yaitu
berkonsultasi dengan bawahan dan
menggunakan sarannya sebelum
mengambil keputusan,
4) Pemimpin berorientasi pada prestasi,
yaitu menetapkan sasaran yang
menantang dan mengharapkan
bawahan untuk berprestasi pada
tingkat tertinggi.
 Menurut McShane dan Glinow bahwa kepemimpinan manajerial
dimulai pada tahun 1940-an dan 1950-an, ketika tim penelitian di
tiga universitas utama AS mempublikasikan investigasi penelitian
intensif untuk menjawab pertanyaan, "Perilaku apa yang membuat
pemimpin efektif". Kajian dari penelitian ini menghasilkan dua
kelompok perilaku kepemimpinan, yaitu: 1) Kepemimpinan
berorientasi pada tugas (task-oriented leadership). Perilaku
kepemimpinan ini yang meliputi pendefinisian dan peran struktur
tugas. Dalam kepemimpinan ini, pemimpin menetapkan pegawai
untuk melakukan tugas-tugas tertentu, menetapkan tujuan dan
tenggat waktu, memperjelas tugas dan prosedur kerja, menetapkan
dan merencanakan kegiatan kerja. 2) Kepemimpinan berorientasi
pada orang (people-oriented leadership). Perilaku pemimpin dalam
model ini seperti mendengarkan pegawai untuk menyatakan
pendapat dan ide-idenya, menciptakan lingkungan kerja yang
menyenangkan, menunjukkan minat pada pegawai, memuji dan
mengakui usaha yang dilakukan mereka, dan menunjukkan
pertimbangan kebutuhan pegawai.
Kepemimpinan dalam PL
 Imam, hakim, nabi dan raja dalam Perjanjian
Lama adalah pemimpin bagi bangsa Israel.
Kepemimpinan dalam Perjanjian Lama pada
dasarnya semuanya berpusat pada Allah.
Pada masa kepemimpinan Musa, cenderung
pada gaya kepemimpinan teokrasi, yaitu
kepemimpinan yang berpusat pada Allah.
Segala sesuatunya Allah yang menentukan
dan Musa hanyalah sebagai pelaksana dari
kehendak Allah bagi bangsa Israel (Keluaran
6:1-12).
 Meskipun semuanya berpusat kepada Allah, namun
Musa dalam kepemimpinanya menunjukkan
pemberdayaan dan pendelegasian tugas.
 Hal ini tercermin dari keputusan yang diambil oleh
Musa berdasarkan nasehat dari mertuanya imam
Yitro, yaitu dengan mengangkat para hakim-hakim
yang dapat membantu menyelesaikan persoalan
yang dihadapi oleh bangsa Israel (Keluaran 18:13-
27).
 Selain gaya otokrasi, Musa juga menggunakan atau
menerapkan gaya kepemimpinan demokrasi atau
partisipatif.
 Pada zaman hakim-hakim dan nabi-
nabi, gaya kepemimpinan yang
diterapkan juga menunjukkan gaya
otokrasi, di mana semuanya hanya
sebagai perpanjangan tangan Allah dan
berpusat kepada Allah.
 Tugas para hakim dan nabi dalam
Perjanjian Lama hanyalah menjadi
perpanjangan tangan atau penyampaian
setiap keputusan Allah.
 Raja dalam Perjanjian Lama sebagai pemimpin bangsa
Israel secara organisasi. Kepemimpinan Raja inilah
seringkali terlihat keotoriterannya dengan kuasa yang
dimilikinya.
 Misalnya dalam pemerintahan Raja Yoyakim, cenderung
menggunakan kekuasaannya untuk maksud dan tujuan
pribadi bahkan tidak mau mendapatkan tegoran dari
para nabi yang dipilih dan diutus Allah (Yeremia 25).
 Begitu juga dengan beberapa Raja Israel lainnya.
Sebenarnya raja-raja Israel bukanlah diktator yang
mempunyai kuasa yang tidak terbatas. Allahlah sebagai
Raja yang sesungguhnya bagi Israel. Dalam
kepemimpinan bangsa Israel, agama menjadi suatu
otoritas yang mendasar dan bukannya seorang raja,
organisasi politik atau struktur pemerintahan.
 Nama Nehemia berasal dari bahasa Ibrani yang berarti
"kesenangan dari Allah. Ia merupakan juru minuman Raja
Artahsasta, Raja Persia. Pekerjaan Nehemia sebagai juru
minuman raja merupakan pekerjaan yang tidak startegis
dan juga politis, tetapi dalam kesemuanya itu, naluri
kepemimpiannya mampu memberikan semacam anomali
dan terobosan bagi masyarakat Yahudi masa itu.
 Nehemia adalah salah seorang yang mampu mengambil
inisiatif dan kesempatan dengan jabatan yang dimilikinya
untuk melakukan pedekatan guna kepentingan politis
umat Yahudi masa itu yang mendambakan pembangunan
tembok Yerusalem.
 Nehemia adalah salah seorang yang mampu mengambil
inisiatif dan kesempatan dengan jabatan yang dimilikinya
untuk melakukan pedekatan guna kepentingan politis
umat Yahudi masa itu yang mendambakan pembangunan
tembok Yerusalem.
 Jabatan juru minum menjadi peluang emas bagi
Nehemia untuk membujuk dan bernegosiasi dengan
raja dalam memperjuangkan status Yerusalem.
 Setelah mendapat kabar mengenai tanah leluhurnya
(Neh. 1:2-3), maka pegawai tersebut berdoa lalu
memohon ijin kepada Raja untuk pulang ke
negerinya. Raja mengijinkannya, bahkan memberikan
kepadanya surat kuasa serta mengangkatnya menjadi
gubernur bagi wilayah Yehuda. Sebagai seorang juru
minuman Raja ternyata Nehemia memiliki kualitas-
kualitas tertentu yang membuatnya mampu menjadi
salah satu pemimpin yang menonjol sebagai salah
satu pemimpin rohani yang dinamis dalam Perjanjian
Lama.
 Nehemia adalah seorang pemimpin yang
bergerak berdasarkan visi.
 Kualitas kepemimpinan Nehemia yang
berikut dapat terlihat dalam kemampuannya
mendorong orang-orang sebangsanya
untuk membangun tembok Yerusalem.
Salah satu kualitas kepemimpinan yang
membuatnya berbeda dari orang-orang
biasa adalah kemampuannya mendorong
para pengikutnya untuk melakukan apa
yang menurutnya perlu dilakukan.
 Kualitas lainnya yang membuat Nehemia berhasil
sebagai pemimpin terlihat dari kemampuannya
memimpin sebuah tim.
 Nehemia adalah seorang pemimpin yang berkarakter
dan berintegritas. Nehemia bukan hanya seorang
yang berkharisma, ia juga berkarakter baik. Kharisma
adalah pesona dan daya tarik pribadi yang besar,
tetapi karakter adalah kekuatan moral dan etika.
 Nehemia. Ia adalah seorang pemimpin berhati
lembut, namun dengan keputusan yang sangat
tegas. Dalam Nehemia 6:3 dan 8 terlihat dengan
jelas karakter kepemimpinan Nehemia
Kepemimpinan dalam PB
 Kepemimpinan Kristen merupakan
kepemimpnan hamba.
 Salah satu kata indah yang
menggambarkan pekerjaan gereja di
dunia adalah “melayani”, dari kata
διακονέω (diakoneo), artinya melakukan
tugas pelayanan bagi orang lain.
 Kepemimpinan Kristen bukanlah
hubungan masyarakat yang menyolok
dan orang yang selalu tampil di depan
umum, tetapi pelayan yang rendah hati
terhadap kelompok.
 Semua kepemimpinan Kristen adalah
pemimpin yang melayani, meskipun
pelayanan itu bermacam-macam (1 Kor.
1:26-31; Kis. 6).
 Pemimpin Kristen adalah pemimpin model yang harus
menjadi teladan. Pemimpin Kristen sebagai model
haruslah pemimpin yang dapat di contoh, sebagai
pemimpin yang dapat membangun orang lain lewat
motivasi diri (1 Petrus 2:21).
 Keteladan hidup pemimpin Kristen dapat dilakukan dari
sisi hidup sebagai berikut:
 1) Teladan hidup rohani (1 Tim. 3:1-7; 2 Tim. 2:1-13; 14-
26; 1 Tim. 6:11). Pemimpin Kristen adalah pemimpin
rohani yang harus membuktikan kualitas rohani sebagai
seorang pelayan Tuhan. Ia harus memiliki integritas
rohani yang dalam dan kuat, yang diwujudkannya
dengan setia dalam ketaatan kepada Allah dan
FirmanNya. Pemimpin harus berdisiplin tinggi dan
menguasai diri dalam segala kisi hidup, sehingga
pegawai tersebut dapat membuktikan diri sebagai model
hidup yang layak di contoh.
 2) Teladan dalam hubungan dengan orang lain
atau sesama (Fil. 2:1-11). Pemimpin dalam
hidupnya terus berorientasi pada dan bagi
orang lain. Pemimpin harus mewujudkan
keteladannya dalam memperhatikan orang lain
yang lebih dahulu.
 3) Teladan dalam hal tugas dan tanggunjawab
(Keluaran 18:21; Kis. 6:3). Ia seorang yang
bertanggjawab dalam pekerjaannya. Hal ini
memperlihatkan semakin bertanggungjawab
seseorang, maka ia memperlihatkan kerja yang
baik sebagai seorang yang bekerja bagi Tuhan.
 4) Keteladan dalam bersikap tegas dan
menghamba (Matius 25: 14-30).
Pemimpin seorang yang rajin, giat, setia
dan sebagainya. Pemimpin lebih
mengutamakan kepentingan Tuannya
dari pada kepentingan pegawai tersebut
sendiri.

Anda mungkin juga menyukai