Anda di halaman 1dari 34

Kasus Pemicu I

Nn. F seorang janda berusia 38 Tahun. Klien sudah


lama bercerai karena suaminya menikah lagi. Klien
senang menyendiri, tidak mau bergaul dan belakangan
sering bicara dan tertawa sendiri. Klien mengatakan
sering melihat seorang cowok yang selalu mengejek
dan mengajaknya untuk berantam sehingga membuat
klien marah. Klien mengatakan malu sebagai seorang
janda yang tidak punya kemampuan apa-apa untuk
menghidupi keluarganya. Masalah apa yg terjadi pada
Nn. F dan bagaimana terjadinya masalah? Temukan
data yang dukung masalah tersebut ????
Kasus Pemicu II
Tn. G 38 Tahun di PHK dari pekerjaannya sejak 2 tahun
yang lalu. Klien kemudian 4 bln yg lalu dicerai oleh istrinya.
Sejak di PHK klien sering melamun sehingga keluarga
membawa klien ke pesantren agar jiwanya lebih tenang.
Namun karena tidak ada perubahan klien dibawa berobat
pada orang pintar. Saat ini klien sering marah-marah dan
selalu mengatakan dirinya nabi yang mempunyai mukjizat
mampu menyembuhkan segala penyakit dan dapat
berbicara dengan binatang. Klien kadang menyatakan malu
tidak menjadi KK yg bertanggung jawab dan telah
menelantarkan keluarganya. Masalah apa yg terjadi pada
Tn. G dan bagaimana terjadinya masalah? Temukan data
yang dukung masalah tersebut ????
ASUHAN KEPERAWATAN
PADA KLIEN DENGAN
GANGGUAN ORIENTASI
REALITA

OLEH

Dewi Eka Putri


Definisi Gangguan Orientasi Realita
 Ketidakmampuan klien dalam menilai dan
berespon terhadap realitas
 Ketidakmampuan dalam membedakan
rangsangan internal dan eksternal.
 Ketidakmampuan membedakan lamunan
dan kenyataan

Muncul perilaku yang sukar dimengerti dan


mungkin menakutkan bagi orang lain.
Penyebab
Gangguan Fungsi Otak :
 Fungsi Kognitif / Proses Pikir

 Fungsi Persepsi

 Fungsi Emosi

 Fungsi Motorik

 Fungsi Sosial

Muncul respon neurologik yang maladaptif


Rentang Respon Neurobiologik
Respon Adaptif Respon Maladaptif

Pikiran logis Kadang-kadang Gangguan proses


Persepsi akurat proses pikir pikir atau waham
Halusinasi
Emosi terganggu Tidak mampu
Ilusi
konsisten dg mengalami emosi
pengalaman Emosi berlebihan
Perilaku tidak
Perilaku cocok atau kurang terorganisir
Hubungan Perilaku yg tidak Isolasi sosial

sosial positif biasa


Menarik diri

Stuart and Laraia


Rentang Respon
 Proses Informasi merupakan proses masuknya informasi
yang akurat, penyimpanan informasi dan pemakaian
kembali informasi tersebut.

 Penyebab gangguan proses informasi :


1. Jumlah dan akurasi informasi

2. Disfungsi anatomi dan neurofisiologi otak


 Reseptor penerima stimulus
 Thalamus
 Lobus Frontal
 Ganglia basal
 Ketidakseimbangan neuro transmiter dan
neuromodulator
3. Pengalaman belajar yang lalu ( termasuk pengalaman
emosional)
Respon Koping
Proses Informasi Dalam Otak
Masuk Informasi Proses Di Otak Respon Perilaku

Sensori Internal Perhatian pada Gerakan Motorik


oBiokimia informasi yang
oEmosi masuk Proses pikir
Respon sosial
Diskriminasi

Sensori Eksterna informasi
Respon
oPenglihatan
oPendengaran Pengorganisasian Emosional
oPerabaan
Informasi menjadi
oPengecapan
respon
oPenghidu
PENGKAJIAN
 Faktor Predisposisi
 Faktor Presipitasi
 Sumber Koping
 Respon Koping
 Fungsi Kognitif / Proses Pikir

 Fungsi Persepsi

 Fungsi Emosi

 Fungsi Motorik

 Fungsi Sosial
FAKTOR PREDISPOSISI
1. Biologis
 Gangguan perkembangan otak frontal
dan temporal
 Lesi pada kotek frontal, temporal,
dan limbik
 Gangguan tumbang pada prenatal,
perinatal, neonatal dan anak-anak
 Kembar 1 telur lebih beresiko
dibanding 2 telur
FAKTOR PREDISPOSISI
2. Psikologis
 Ibu atau pengasuh yang cemas/ over protektif, dingin,

tidak sensitif.
 Hubungan dg ayah yg tidak dekat atau perhatian

yg berlebihan
 Konflik pernikahan

 Komunikasi Double Bind

 Koping dalam menghadapi stres tidak konstruktif

 Gangguan identitas Ketidakmampuan menggapai

cinta
FAKTOR PREDISPOSISI
3. Faktor Sosial Budaya
 Ketidakharmonisan Sosial Budaya
 Kemiskinan

 Hidup Terisolasi

 Tinggal di Ibu Kota


Faktor Presipitasi
Sumber : Biologis, Psikologis,
Sosial Budaya.
Asal : Diri Klien atau
Lingkungan Eksternal
Waktu : Lama dan Frekuensi
stimulus
Jumlah : Stimulus yang dialami
Faktor Presipitasi Umum

1. Kondisi Kesehatan
2. Kondisi Lingkungan
3. Sikap dan Perilaku Klien
Sumber Koping
1. Klien
Identifikasi Koping, kekuatan dan
Kemampuan yg masih dimiliki Klien

2. Sumber Daya dan Dukungan Sosial


 Pengetahuan Keluarga
 Finansial Keluarga
 Waktu dan tenaga keluarga yang tersedia
 Kemampuan keluarga memberikan asuhan
Respon Koping
I. Fungsi Kognitif
Adaptif
 Cara berpikir logis

 Cara berpikir koheren

Maladaptif
 Peredaran neurotransmiter terlalu cepat

 Peredaran neurotransmiter terlalu Lambat

 Peredaran neurotransmiter terhalang

Dikaji melalui
 Daya ingat

 Perhatian

 Bentuk dan pengorganisasian bicara

 Isi pikir
Respon Koping
II. Fungsi Persepsi
 Persepsi adalah kemampuan mengidentifikasi
dan menginterpretasi stimulus sesuai dg
informasi yg diterima melalui panca indra.
 Maladaptifnya:
o Interpretasi stimulus yang salah
o Mengidentifikasi dan menginterpretasi yang
bukan stimulus
Respon Koping
III. Fungsi Emosi
 Emosi digambarkan dalam istilah mood dan afek
 Mood adalah suasana emosi yang memanjang yg mempengaruhi
kepribadian dan fungsi kehidupan individu
 Afek mengacu pada prilaku: gerakan tangan dan tubuh, ekspresi
wajah dan intonasi suara yg diamati ketika individu
mengekspresikan dan mengalami perasaan-perasaan dan emosi.

Adaptif
 Afek sesuai dg mood

Maladaptif
Gangguan emosi dapat dikaji melalui perubahan afek yaitu :
 Afek tumpul

 Afek datar

 Afek tidak sesuai

 Afek yg berlebihan

 Ambivalen
Masalah Emosi pada klien dg
Skizofrenia adalah :
 Alexitemia : Kesulitan menentukan dan
menjelaskan emosi
 Apatis : Kurangnya perasaan, emosi minat dan
perhatian
 Anhedonia : Ketidakmampuan atau kurangnya
kemampuan mengalami perasaan puas, senang,
intim dan akrab
Respon Koping
IV. Fungsi Motorik
Adaptif
 Aktifitas motorik merupakan manifestasi fungsi kognitif, persepsi
dan afektif secara simultan
 Aktifitas motorik dapat terlihat melalui aktifitas fisik klien.

Maladaptif
Perubahan motorik dimanifestasikan dalam :
 Peningkatan atau penurunan tingkat aktifitas

 Impulsif

 Menerisme

 Automatisme

 Stereotipe

 Kataton

 Parkinson

 Gerakan mata abnormal.

 Grimasen

 Cara berjalan abnormal


Masalah Keperawatan yang mungkin
ditemui :
 Risiko menciderai diri sendiri dan orang
lain
 Keletihan

 Kerusakan fisik : mobilitas

 Intoleransi Aktivitas

 Risiko perubahan nutrisi : kurang dari

kebutuhan tubuh
Respon Koping
V. Fungsi Sosial
Adaptif
Sosialisasi merupakan kemampuan untuk membentuk hubungan
kerjasama dan saling ketergantungan
Maladaptif
Efek langsung
 Tidak ada motivasi

 Menarik diri

 Isolasi sosial

 Ketidakmampuan berkomunikasi secara koheren

 Kemunduran keterampilan sosial

 Defisit perawatan diri

Efek tidak langsung


o Harga diri rendah

o Hubungan sosial yg tidak sesuai

o Tidak berminat dalam aktivitas rekreasi

o Gangguan identitas pribadi


Masalah Keperawatan yang mungkin
timbul :
 Isolasi sosial

 Kerusakan interaksi sosial

 Kerusakan komunikasi

 Defisit perawatan diri

 Harga Diri Rendah

 Kurang motivasi

 Gangguan identitas pribadi


Video
HALUSINASI
Halusinasi Adalah
Persepsi terhadap suatu
stimulus eksternal dimana
stimulus tersebut pada
kenyataannya tidak ada
( Rawlin )
Jenis – Jenis Halusinasi
 Halusinasi Pendengaran
Klien mendengar suara atau bunyi yg tidak berhubungan dg
stimulus nyata dan orang lain tidak mendengarnya.
 Halusinasi Penglihatan
Klien melihat gambaran yg jelas atau samar-samar tanpa stimulus
yg nyata dan orang lain tidak melihatnya.
 Halusinasi Penghidu atau penciuman
Klien mencium bau yg muncul dari sumber tertentu tanpa stimulus
yg nyata dan orang lain tidak menciumnya
 Halusinasi Pengecapan
Klien merasakan makan sesuatu yang tanpa stimulus yg nyata dan
orang lain tidak nyata. Biasanya merasakan makanan yg tidak enak
 Halusinasi Perabaan
Klien merasakan sesuatu pada kulitnya tanpa stimulus yg nyata
Intensitas dan proses terjadinya Halusinasi
Level Karakteristik Perilaku klien
Tahap I
Memberi rasa Mengalami Tersenyum atau
nyaman ansietas,kesepian,rasa tertawa sendiri
Tingkat ansietas berrsalah dan Menggerakkan bibir

sedang ketakutan tanpa suara


Mencoba berfokus Pergerakan mata yg
Secara umum

halusinasi atau pada pikiran yg dapat cepat


pengalaman sensori menghilangkan Respon verbal yg

merupakan suatu ansietas lambat


Pikiran dan
kesenangan. Diam dan
pengalaman sensori
berkonsentrasi
masih ada dalam
Non Psikotik kontrol kesadaran
Intensitas dan proses terjadinya Halusinasi
Level Karakteristik Perilaku klien
Tahap II  Pengalaman sensori Peningkatan SSO ;
Menyalahkan menakutkan tanda-tanda ansietas,
Mulai merasa peningkatan denyut
Tingkat ansietas berat
kehilangan kontrol jantung, pernafasan
Secara umum
Merasa dilecehkan
dan tekanan darah
halusinasi atau Rentang perhatian
pengalaman sensori oleh pengalaman
menyempit
menyebabkan antipati sensori tersebut
Menarik diri dari Konsentrasi dengan

orang lain pengalaman sensori


Kehilangan

Non Psikotik kemampuan


membedakan
halusinasi dari realita
Intensitas dan proses terjadinya Halusinasi
Level Karakteristik Perilaku klien
Tahap III Menyerah dan  Perintah
Mengontrol menerima halusinasi ditaati
Tingkat ansietas
halisinasinya Sulit berhubungan
Isi halusinasi dengan orang lain
berat
Halusinasi tidak
menjadi atraktif Rentang perhatian
Kesepian bila hanya beberapa
dapat ditolak lagi
halusinasi atau detik atau menit
pengalaman Gejala
sensori berakhir fisikansietas :
Psikotik berkeringat, tremor
dan tidak dapat
mengikuti perintah
Intensitas dan proses terjadinya Halusinasi
Level Karakteristik Perilaku klien
Tahap IV Halusinasi atau Perilaku panik
Menguasai pengalaman Resiko tinggi untuk

sensori menjadi bunuh diri/ bunuh


Tingkat ansietas
orang lain
ancaman
panik Tindak kekerasan,
Halusinasi atau
Secara umum agitasi dan menarik
pengalaman diri (ketakutan)
diatur dan
dipengaruhi oleh sensori dapat Tidak mampu

berlangsung berespon atas perintah


halusinasi/
beberapa jam/hari yg komplek
pengalaman
sensorinya. (jika tidak Tidak mampu

diintervensi) berespon terhadap


lebih dari satu orang.
Psikotik
Masalah Keperawatan yg mungkin
timbul :
 Perubahan sensori persepsi : Halusinasi ……
 Isolasi sosial
 Risiko Perilaku Kekerasan
 Gangguan Pola tidur
Prinsip Tindakan keperawatan
Pada Klien Halusinasi
 Tetapkan hubungan saling percaya
 Identifikasi apakah klien sebelumnya telah minum

alkohol atau obat bius


 Kaji isi, frekuensi, waktu ,perasaan dan tindakan

yang berhubungan dengan halusinasi.


 Jika klien bertanya, nyatakan secara sederhana

bahwa perawat tidak mengalami stimulus yang


sama.
Contoh: Saya percaya anda mendengar suara…., tapi
saya sendiri tidak mendengarnya.
lanjutan
 Bantu klien menjelaskan kebutuhan yg mungkin
direfleksikan dalam isi halusinasi.
 Bantu klien mengidentifikasi hubungan antara halusinasi
dan kebutuhan yg direfleksikan
 Sarankan dan kuatkan penggunaan hubungan
interpersonal dalam memenuhi kebutuhan.
The End ........
Salam
Sehat
Jiwa

Anda mungkin juga menyukai