0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
7 tayangan26 halaman
Penelitian ilmu sosial seperti psikologi bertujuan untuk menemukan solusi masalah atau jawaban pertanyaan. Peneliti harus peka terhadap realitas, memiliki masalah penelitian, penguasaan bidang studi, pandangan ilmiah, dan wawasan luas serta berpikir reflektif dengan toleransi.
Penelitian ilmu sosial seperti psikologi bertujuan untuk menemukan solusi masalah atau jawaban pertanyaan. Peneliti harus peka terhadap realitas, memiliki masalah penelitian, penguasaan bidang studi, pandangan ilmiah, dan wawasan luas serta berpikir reflektif dengan toleransi.
Penelitian ilmu sosial seperti psikologi bertujuan untuk menemukan solusi masalah atau jawaban pertanyaan. Peneliti harus peka terhadap realitas, memiliki masalah penelitian, penguasaan bidang studi, pandangan ilmiah, dan wawasan luas serta berpikir reflektif dengan toleransi.
Sering kita melihat suatu kegiatan pengambilan data
secara khusus di televisi dalam acara-acara tertentu
yang merupakan sebagai perilaku yang tidak etis. Suatu contoh: Pengambilan gambar dengan kamera tersembunyi sebagai kegiatan ilegal karena tanpa persetujuan dari mereka yang terlibat. Melakukan wawancara namun tidak memberikan informasi yang sesuai tentang tujuan wawancara tersebut. Dalam acara televisi yang memberikan gambaran tentang kehidupan pribadi orang tertentu, namun orang tersebut tidak hadir di studio. Dalam suatu penelitian secara khusus dalam bidang psikologi, peneliti harus menjunjung tinggi norma-norma, etika-etika dan martabat untuk memiliki kredibilitas publik. Apakah etika penelitian dalam bidang psikologi? Etika penelitian merupakan prinsip-prinsip moral dan aturan perilaku bagi psikolog atau peneliti dalam bidang psikologi sebagai panduan ketika melakukan penelitian. Ada beberapa poin yang harus harus diperhatikan: 1. Etika penelitian tidak berkenaan dengan Hukum, meskipun peneliti dituntut untuk tidak melakukan sesuatu yang ilegal atau mendorong orang lain melakukan sesuatu yang ilegal dalam penelitian. 2. Etika Penelitian di samping sebagai standar etika diharapkan bahwa para peneliti untuk menegakkan. Peneliti secara khusus bagi seorang psikolog harus mematuhi standar profesi. 3. Pelanggaran etika dapat mengakibatkan tindakan disipliner oleh badan profesional psikolog seperti American Psychological Association (APA) atau badan profesi lainnya. 4. Organisasi yang mempekerjakan peneliti untuk melakukan penelitian komite. Penelitian ini dapat berakibat besar jika masalah timbul sebagai hasil dari penelitian. Resiko yang harus ditanggung organisasi apabila dituntut di pengadilan oleh individu yang merasa dirugikan oleh penelitian yang tidak etis. 5. Etika penelitian akan melindungi subyek penelitian (responden) dari risiko pengalaman yang tidak menyenangkan seperti ditipu, stres, atau memiliki informasi rahasia tentang dirinya tersebar luas. Penelitian dalam bidang psikologi yang tidak Etis adalah sesuatu yang buruk bagi psikologi itu sendiri secara keseluruhan dan menciptakan reputasi buruk bagi profesi. Untuk itulah etikan penelitian akan mencegah orang lain yang mengambil bagian dalam penelitian psikologis. Penelitian yang tidak etis akan menyebabkan kecaman publik dan merupakan tindakan yang memalukan bagi profesi yang dapat menyebabkan hukuman atau kontrol terhadap profesi. Untuk itulah badan-badan profesional menerbitkan pedoman perilaku etis sebagai kontrol terhadap kegiatan anggotanya. a. Atas persetujuan dari peserta (subyek atau responden) dalam penelitian. b. Melindungi responden dari bahaya psikologis atau fisik; c. Konsultasi dengan rekan dan peneliti yang lebih berpengalaman. Orang-orang harus berpartisipasi dalam penelitian secara bebas dan tidak merasa berada di bawah tekanan. Responden menyetujui keterlibatan dirinya dan memahami apa yang menjadi kajian penelitian. Peserta dalam penelitian harus menyadari bahwa dirinya dapat menarik diri dari penelitian pada setiap tahap. Orang yang tidak menyadari bahwa mereka mengambil bagian dalam studi penelitian (misalnya karena mereka sedang diam-diam diamati) tidak bisa memberikan informasi persetujuan. Apabila peneliti menghendaki, maka responden dalam penelitian yang memutuskan untuk menarik diri dari penelitian pada setiap tahap harus bisa menarik data yang telah diberikan, baik berupa data hasil wawancara, observasi, vedio dan hasil rekaman lainnya. Beberapa individu misalnya, pemuda karena keadaan mentalnya tidak bisa memberikan persetujuan, maka dalam hal ini izin harus dicari dari orang dewasa yang bertanggung terutama orangtuanya. Peneliti harus melindungi martabat responden dalam penelitian Penelitian melibatkan unsur kepercayaan antara peneliti dan peserta. Peneliti sepenuhnya menyadari dan memahami sifat dari orang yang menjadi subyek penelitian. Semua peralatan peralatan, perabotan dan lainnya yang digunakan oleh peneliti harus sehat secara fisik dan aman. Subyek penelitian tidak harus mengalami prosedur yang melibatkan risiko fisik. Semua peneliti memiliki tanggung jawab untuk berkonsultasi dengan kolega dan rekan-rekan lain tentang etika penelitiannya dan dirinya mendorong kolega tersebut untuk memberikan komentar dan saran agar peneliti memiliki pertimbangan dan bertindak secara hati- hati. Bagi peneliti awal/pemula, perlu berkonsultasi dengan atasannya tentang isu-isu etis dan mengambil saran yang diberikan kepadanya. Bagi mahasiswa psikologis dapat berkonsultasi dengan dosen atau orang lain yang lebih berpengalaman dalam penelitian psikologis. Penelitian hanya dilakukan dalam pengaturan kelembagaan harus dengan persetujuan formal dari organisasi/kelembagaan bersangkutan. Beberapa organisasi penelitian atau komite etika untuk mempertimbangkan aplikasi hasil kajian penelitiannya dari para peneliti. Secara singkat, bahwa tidak etis apabila seorang psikolog melakukan kajian penelitian dalam merencanakan dan melaksanakannya secara tunggal tanpa berkonsultasi tentang perencanaan dan etika penelitiannya. Bagaimanapun dirinya bagaian dari suatu komunitas peneliti dan kontak dengan masyarakat luas yang harus mendorong untuk melakukan diskusi tentang etika penelitian dan perencanaannya. Jangan memberikan tekanan pada calon subyek penelitian untuk mengambil bagian dalam penelitian anda. Anda harus memintanya dengan sopan. Bujukan dengan uang atau lainnya dapat bermasalah dan tidak harus ditawarkan oleh mahasiswa yang sedang melakukan peneliti. Jika Anda seorang mahasiswa, perlu mengatakan kepada subyek penelitian bahwa Anda adalah seorang mahasiswa dan penelitian sedang dilakukan sebagai bagian dari tugas perkuliahan atau tugas anda sebagai mahasiswa. Sebagai bagian dari proses perekrutan, Anda perlu memberitahu kepada subyek penelitian semaksimal mungkin tentang apa yang harus mereka lakukan. Tidak perlu untuk mengungkapkan rincian hipotesis penelitian, namun tetap menyampaikan dan menjelaskan tujuan penelitian. Jelaskan kepada setiap subyek penelitian ketika mereka direkrut dan pada awal pengumpulan data tentang partisipasi mereka sepenuhnya bersifat sukarela. Mereka berhak untuk menarik diri dari sebagai subyek penelitian pada setiap tahap dan memiliki hak untuk meminta datanya kembali atau meminta untuk peneliti menghancurkan data yang telah diberikan. Pastikan bahwa tidak ada dampak bagi mereka untuk mengundurkan diri. Jangan berbohong atau sengaja menipu subyek penelitian dengan cara apapun juga. Jangan sampai subjek penelitian memiliki pengalaman yang tidak menyenangkan atau stres yang sifatnya disengaja ketika memberikan data seperti miasalnya peneliti menakuti-nakuti atau memarahi atau memaksa subyek melakukan manipulasi yang dibenarkan oleh peneliti. Mencatat data yang diberikan subyek penelitian dengan kode (bukan nama asli orang tersebut). Jangan pernah mendiskusikan subyek penelitian yang telah diidentifikasi dengan siapa pun kecuali untuk kemungkinan pengecualian lain, yaitu rekan yang bekerjasama dalam penelitian tersebut. Perhatikan jika penelitian Anda melibatkan dua atau lebih subyek penelitian untuk berinteraksi, maka menghindari kemungkinan terjadinya konflik yang serius. Jangan pernah membuat pengamatan terhadap subyek penelitian dalam pengaturan pribadi peneliti tanpa kesadarannya. Setiap alat yang Anda gunakan harus aman elektrik, mekanik dan struktural. Sebagai mahasiswa, cek dengan dosen dan teknisi laboratorium yang sesuai dengan standar nya. Selalu membahas implikasi dari penelitian dengan teman-teman dan guru dan juga mendiskusikan/membahas dengan subyek penelitian dalam penelitian Anda. Dalam keadaan apapun jangan memberikan konseling atau saran psikologis untuk subyek dalam penelitian Anda. Mahasiswa umumnya kurang pelatihan yang memadai untuk melakukan hal ini, sehingga yang terbaik adalah dihindari sama sekali. Yang dapat dilakukan adalah memberikan informasi kontak layanan konseling apabila diminta. Bersikap obyektif meskipun subyek penelitian itu adalah rekan anda sendiri dalam lingkungan kampus atau kelas. Anda perlu berlatih etika penelitian Penelitian ilmu sosial termasuk psikologi berorientasi terhadap solusi dari masalah atau untuk mencari jawaban atas pertanyaan yang diajukan. Dalam mencari solusi atau jawaban terhadap suatu masalah, kecenderungannya manusia mengacu pada empat sumber, yaitu: adat atau tradisi, otoritas, pengalaman pribadi dan silogisme penalaran. Masalah itu muncul kalau adanya kesenjangan antara apa yang seharusnya ada atau harapan (das Sollen) dengan apa yang ada dalam kenyataan (das Sein). Dia harus peka terhadap alam atau realitas sosial. Dia harus memiliki masalah yang dipikiran. Dia harus memiliki penguasaan dan spesialisasi terhadap wilayah lapangan penelitian dan aspek yang diteliti. Dia harus memiliki pandangan ilmiah tentang lapangan penelitian. Dia harus memiliki wawasan yang luas terhadap bidang ilmu yang menjadi obyek penelitian. Dia harus mampu berpikir reflektif di lapangan yang menjadi obyek penelitian. Dia harus memiliki toleransi dan kesabaran Dia harus tertarik atau memiliki minat terhadap lapangan penelitian. Ia harus jujur dan giat bekerja. Dia harus memiliki rasa ingin tahu untuk menemukan sesuatu yang baru atau untuk menjawab beberapa pertanyaan yang masih harus dijawab. Identifikasi, menganalisis dan memilih suatu masalah penelitian adalah langkah pertama dan paling penting dari proses penelitian. Setiap peneliti harus memiliki masalah yang harus dipecahkan. Dari identifikasi masalah inilah peneliti memilih dan menentukan topik penelitiannya. 1. Menentukan bidang penelitian sesuai dengan minat peneliti. 2. peneliti harus mengembangkan penguasaan pada daerah atau bidang spesialisasi yang dikaji/menjadi obyek penelitian. 3. peneliti harus meninjau penelitian yang dilakukan di daerah untuk mengetahui tren terbaru di daerah tersebut. 4. Berdasarkan review, ia harus mempertimbangkan bidang prioritas penelitian. 5.Peneliti harus menarik sebuah analogi dan wawasan dalam mengidentifikasi masalah atau menggunakan pengetahuan dan pengalaman dalam menemukan masalah. Dalam hal ini dapat menggunakan bantuan pihak lain yang memahami wilayah yang menjadi kajian penelitiannya. 6.peneliti harus memilih atau memilah aspek tertentu dari masalah yang akan diselidiki yang diseuaikan dengan bidangnya. 1. Permasalahan penelitian sebaiknya mengungkapkan suatu hubungan antara dua variabel atau lebih. 2. Permasalahan penelitian dinyatakan secara jelas dan tegas dalam kalimat pertanyaan. 3. Permasalahan penelitian sebaiknya menunjukkan adanya data yang dapat diuji secara empiris. 4. Permasalahan penelitian sebaiknya tidak berkaitan dengan moral dan etika. 5. Permasalahan penelitian mempunyai nilai penelitian (Manfaat) dan sesuai dengan minat dan kualisifikasi peneliti. Pembatasan masalah adalah sangat penting. Sebuah penelitian harus dibatasi oleh aspek-aspek berikut: 1. Sebuah penelitian harus dibatasi pada variabel tertentu yang harus disebutkan secara jelas dalam permasalah penelitian 2. Penelitian ini terbatas pada daerah (wilayah) atau juga tingkatan seperti dalam dunia pendidikan, yaitu tingkat dasar, tingkat menengah, perguruan tinggi atau tingkat universitas. 3. Penelitian juga terbatas pada ukuran sampel. Mengingat waktu, energi dan uang, tetapi harus tetap representatif. 4. Metode Penelitian: Misalnya permasalahan A dapat dilakukan dengan metode A, namun permasalahan B belum tentu dengan metode yang sama. 5. Instrumen: Tidak semua instrumen penelitian tersedia dan ada kalanya peneliti menyusun instrumen sendiri. 6. Teknik Penelitian: Sejumlah teknik dapat digunakan untuk menganalisis data tetapi harus dipilih dan dibatasi pada teknik yang paling tepat. Masalah dirumuskan dalam bentuk pertanyaan. Rumusan masalah hendaknya jelas dan padat. Rumusan masalah harus berisikan implikasi adanya data untuk memecahkan masalah. Rumusan masalah harus menjadi dasar perumusan hipotesis. Rumusan masalah harus menjadi dasar judul penelitian. Literatur Pengalaman pribadi dari peneliti Pengamatan Intuisi