Anda di halaman 1dari 10

MULTICULTURAL ENTREPRENEURSHIP

OLEH :

KELOMPOK 2
Yullang (A012211024)
Silvia Idris (A012211003)
Windi Amalia (A012211040)
Muh. Ahmad Ali Syafii (A012211056)
Entrepreneurial culture

Entrepreneurial culture adalah budaya yang


menghargai inovasi dan mendorong
pengambilan risiko.
Perusahaan dengan budaya wirausaha akan
dapat beradaptasi pada perubahan dan aktif
mengejar peluang baru di pasar
Karakteristik Dan Dampak Kewirausahaan Dalam
Budaya Yang Berbeda

Global Entrepreneurship Monitor (2004) (GEM)


membedakan dua jenis aktivitas kewirausahaan
berikut ini :
• Peluang wirausaha, di mana peluang yang
dirasakan dimanfaatkan.
• Kewirausahaan perlu, di mana kegiatan
tersebut dilakukan karena tidak ada pilihan
pekerjaan lain atau karena pilihan pekerjaan
lain tidak memuaskan.
Budaya Dan Sikap Terhadap Kewirausahaan, Risiko
Dan Kegagalan
tiga komponen penting Doole dan Lowe (2004) untuk merenungkan sifat
budaya Sebelum mempertimbangkan sikap umum terhadap kewirausahaan:

nilai-nilai tentang apa


yang kita anggap
keyakinan adat istiadat
sebagai perilaku yang
pantas
Langkah-langkah untuk menciptakan budaya wirausaha
dalam perusahaan:

Merekrut Membuat Mendorong dan Terbuka pada


karyawan yang karyawan merasa memberdayakan kegagalan-
berambisi tinggi seperti rekan karyawan kegagalan kecil

Berikan karyawan Minta


Memimpin Berikan karyawan
hak untuk rekomendasi
dengan contoh rasa memiliki
berpendapat pada karyawan

Buat karyawan
Identifikasi dan Ciptakan
memiliki inisiatif
Ciptakan budaya tumbuhkan lingkungan yang
dan
membimbing keterampilan memungkinkan
menyelesaikan
nonteknis persilangan fungsi
masalah sendiri
Beberapa macam Kewirausahaan
di beberapa wilayah di dunia :
• Budaya kewirausahaan di Amerika
• Budaya kewirausahaan di Eropa
• Kewirausahaan Asia
• Budaya bisnis Cina
• Kewirausahaan India
SIFAT DAN PERKEMBANGAN
KEWIRAUSAHAAN INTERNASIONAL
 Dampak globalisasi
Peningkatan globalisasi, bagaimanapun, telah menimbulkan tantangan baru bagi
organisasi yang lebih kecil. Di sebagian besar sektor, mereka menghadapi
persaingan yang semakin ketat dari perusahaan internasional di pasar domestik
mereka.
 Pemasaran khusus

Bagi sebagian besar pengusaha, ekspor terlalu jauh karena mereka biasanya ingin
lebih dekat berhubungan dengan pelanggan mereka. Mereka lebih suka memiliki
pengetahuan mendalam tentang pasar di mana mereka mulai beroperasi, sehingga
mereka dapat menggunakan kemampuan inovatif mereka .
STUDI KASUS

Bank Grameen adalah sebuah organisasi kredit mikro yang dimulai di Bangladesh


 yang memberikan pinjaman kecil Dan kepada orang yang kurang mampu tanpa
membutuhkan jaminan. Sistem ini berdasarkan ide bahwa orang miskin memiliki
kemampuan yang kurang digunakan. Yang berbeda dari kredit ini adalah pinjaman
diberikan kepada kelompok perempuan produktif yang masih berada dalam status
sosial miskin. Pola Grameen bank ini telah diadopsi oleh hampir 130 negara
didunia (kebanyakan dinegara Asia dan Afrika). Jika diterapkan dengan konsisten,
pola Grameen Bank ini dapat mencapai tujuan untuk membantu perekonomian
masyarakat miskin melalui perempuan. Bank ini terpilih sebagai penerima 
Penghargaan Perdamaian Nobel (bersama dengan Muhammad Yunus) pada
tahun 2006.
prinsip yang digunakan
mengembangkan Bank Grameen
Pertama, bahwa kemiskinan tidak semakin sedikit materi yang
dibuat oleh si miskin itu sendiri, dimiliki, maka mereka akan
namun insititusi dan kebijakan semakin diprioritaskan
yang melingkupi mereka. 

Bank Grameen percaya bahwa


amal bukanlah solusi untuk orang miskin pasti akan
kemiskinan sebab hal ini mengembalikan pinjamannya,
akan menyebabkan adanya meskipun terkadang melebihi
ketergantungan waktu jatuh tempo.

 sistem Bank Grameen perempuan lebih diprioritaskan


tidak percaya bahwa sebab Grameen Bank yakin bahwa
terdapat perbedaan antara perempuan memiliki long-term
kemampuan orang miskin vision dan siap membawa
dan yang lainnya. perubahan pada hidup mereka dan
keluarganya.
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai