Penapisan Amdal
Penapisan Amdal
Mengingat pasal 16 UU No.4 Tahun 1982 dan kelancaran pembangunan maka penapisan
dilakukan oleh pemerintah melalui perundang-undangan.
Kegiatan pembangunan yang berwawasan lingkungan dapat dilakukan lebih efektif dan
efisien
Penapisan dilakukan secara sederhana dengan komplikasi yang minimum dan kepercayaan
yang maksimum bahwa suatu proyek akan atau tidak menimbulkan dampak penting
terhadap lingkungan
Esensi Dasar Proses Penapisan dan Penentuan
Kewenangan
Penapisan bertujuan untuk memilih rencana pembangunan mana yang harus dilengkapi
Langkah ini sangat penting bagi pemrakarsa untuk dapat mengetahui sedini mungkin
dampak kumulatif
Lama dan frekuensi : apakah dampak bersifat jangka panjang atau jangka
pendek
Nilai penting : nilai yang diberikan pada daerah tertentu (regional dan
nasional)
5. Kehutanan 1
6. Perhubungan 5
Rencana usaha dan/atau 7. Teknologi Satelit 5
Metode penapisan satu langkah ini adalah metode penapisan yang digunakan oleh
Indonesia.
Metode dengan daftar positif sangat sederhana. Pemerintah membuat daftar proyek yang
harus dikenakan AMDAL. Daftar ini digunakan sebagai kriteria penapisan, yang ada dalam
daftar harus membuat AMDAL dan yang tidak ada dalam daftar tidak perlu membuat
AMDAL. Karena metode ini sederhana dan mudah, maka hasilnya dapat dicapai dengan
cepat dan konsisten
Metode penapisan satu langkah ini memerlukan birokrasi yang pendek. Jumlah tenaga
yang diperlukan dapat dibatasi, persyaratan tingkat pendidikan dan pengalaman juga tidak
tinggi. Ini sangat penting untuk Indonesia, terutama di daerah. Metode ini tidak menambah
ekonomi biaya tinggi.
METODE PENAPISAN BERTAHAP
Penapisan dapat dilakukan dengan matriks (serupa matriks Leopold), bagian atas tertera
kegiatan proyek dalam berbagai tahap dan bagian kiri tertera bidang (komponen) dampak
lingkungan
Pada penapisan tingkat I maasing-masing sel yang menunjukkan adanya interaksi antara
kegiatan proyek dan komponen lingkungan diberi tanda x
Dampak potensial ini selanjutnya dianalisis lebih dalam pada penapisan tingkat II. Penting
tidaknya dipertimbangkan dengan kriteria yang ada dalam Daftar. Dampak yang mungkin
penting diberi tanda “?" dan dampak yang nyata Penting diberi tanda ”[ ]".
METODE PENAPISAN BERTAHAP
Kemudian semua dampak yang mungkin penting dikaji lebih lanjut sehingga
menghasilkan:
o “ ? “ = tidak penting
o " ? " = penting tapi dapat diatasi dengan modifikasi rancang bangun
o “? " = masih tidak diketahui
o “ = nyata penting
Apabila ada dampak yang masih belum diketahui atau nyata penting maka harus
melaksanakan evaluasi pendahuluan (EPL = IEE = PIL) atau langsung ANDAL.
Beberapa isitilah dalam penapisan secara
bertahap antara lain :
No Istilah Pengertian
1 Magnitude Didefinisikan sebagai kementaakan intensitas setiap dampak
potensial. Apakah dampak tak terbalikkan? Jika terbalikkan,
berapa besarkah laju proses pemulihan atau adaptasi daerah
dampak? Apakah keg-iatan akan menutup kesempatan
penggunaan daerah dampak untuk peruntukan lain?
2 Prevalence Didefinisikan sebagai luasnya dampak yang akhirnya akan
terjadi, misalnya karena dampak kumulatif. Dampak individual
mungkin nempunyai tingkat dan nilai yang rendah, tetapi
beberapa dampak bersama-sama mungkin mempunyi efek
yang luas. Berkaitan dengan penentuan dampak kumulatif
ialah jarak terjadinya efek dari sumber aktivitas. Kerusakan
habitat ikan karena suatu kegiatan dapat mempengaruhi 4
produksi perikanan di tempat lain yang jauh dan beberapa
tahun setelah kegiatan proyek selesai
Beberapa isitilah dalam penapisan secara
bertahap antara lain :
No Istilah Pengertian
3 Duration and Apakah dampak akan bersifat jangka panjang atau jangka
Frequency pendek? Apabita kegiatan pembangunan tidak terus menerus,
dapatkah terjadi pemulihan pada waktu kegiatan berhenti?
4 Risk Didefinisikan sebgaai kementakan terjdinya efek yang serius.
5 Importance Didefinisikan sebagai nilai yang diberikan pada daerah tertentu.
pada keadaannya sekarang. Daerah dampak dapat juga
mempunyai nilai regional atau nasional.
6 Mitigation Dapatkah masalah ditanggulangi ? EPL atau PIL merupakan
bentuk penapisan bertahap. Kasus di beberapa negara juga di
Indonesia ternyata menimbulkan banjir PIL sehingga
menyulitkan penyelesaiannya dan dianggap sebagai ANDAL
sederhana bukan alat penapisan
Studi Kasus Penapisan & Penentuan Kewenangan Rencana Usaha
dan/atau Kegiatan Pertambangan Mineral
• Apakah
Kawasan rencana usaha
Hutan Tambang dan/atau
kegiatan
Lindung Mineral (PIT) tersebut dapat
Wilayah Dalam Satu 1 dilakukan?
Kabupaten/
Kota 3 • Jika Ya, Apa
Dokumen LH?
Smelter • Pendekatan
2 Jalan studi apa yang
akan
Pelabuhan dilakukan?
4 (Terminal Untuk
Kepentingan
• KPA yang
Sendiri/Terminal berwenang?
Khusus)
Batas Catatan: Pelabuhan ini
Laut
Transhipment Tapak berada di dalam wilayah
DLKp dan DLKr
Proyek
Pelabuhan Utama
Jawaban Studi Kasus
No Rencana Usaha dan/atau Skla/Besaran Amdal atau UKL- Kewenangan
Kegiatan UPL (Peraturan (Peraturan
MENLH No. 05 MENLH No. 8
Tahun 2013 Tahun 2013)
1. pertambangan mineral logam 250.000 ton per Amdal, karena Pusat Lampiran II
tahun dan luas arealsebagian areal Huruf E angka 1
pertambangan 175 berada di dalam Peraturan MENLH
hektar hutan lindung 8/2013)
(Skala UKL-UPL)
2. Jalan tambang 3 kilometer dengan UKL-UPL Kabupaten
luas pengadan tanah
seluas 30 hektar
3. Smelter Semua besaran Provinsi
wajib amdal
4. Pelabuhan (TUKS/Telsus) Semua besarn Provinsi
konstruksi masif dan pelabuhan wajib Amdal
terdekatnyanya adalah
Rencana usaha dan/atau kegiatan Kegiatan tersebut:
Pelabuhan Utama (Bagian dari • diizinkan oleh PUU;
DLKp dan DLKr Pelabuhan • Wajib Amdal dengan pendekatan studi Amdal Terpadu
Utama) • Kewenangan KPA Pusat
Penugasan
KELOMPOK 1 KELOMPOK 2
Dumaria Pakpahan Sri Rahmadani Ritonga
Ira Apriliani Rini Khofifah Lubis
Kristina Sihotang Butet J. Sihombing
Nurul Fadilah Arlinda Sari Dalimunthe
Sinta Ramadhani Harahap Muhajirin
FIFY MALISYAH HASIBUAN