Anda di halaman 1dari 56

PERATURAN

MENTERI PUPR 01 TAHUN


2022
Tentang Pedoman Penyusunan Perkiraan Biaya Pekerjaan
Konstruksi Bidang Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat

Direktorat Keberlanjutan Konstruksi


Jakarta, Februari 2022
DIAGRAM
KONSEPTUAL
PENYUSUNAN
BIAYA
PEKERJAAN
KONSTRUKSI
MUATAN SUBSTANSI

01 KETENTUAN UMUM

02 ANALISIS HARGA SATUAN PEKERJAAN

03 ANALISIS BIAYA PENERAPAN SMKK

04 SISTEM INFORMASI HPS

05 KETENTUAN PERALIHAN DAN PENUTUP

06 LAMPIRAN

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN


3
RAKYAT
BAGIAN 1
KETENTUAN UMUM
01 KETENTUAN UMUM

Pasal 2 Pasal 3
Peraturan Menteri ini menjadi acuan Penyusunan perkiraan biaya pekerjaan
Bagi kementerian/lembaga atau dilakukan untuk menghasilkan HPP,
pemerintah daerah dalam rencana anggaran biaya, atau HPS.
melakukan perkiraan biaya
pekerjaan yang menggunakan
sumber pembiayaan dari Penyusunan perkiraan biaya pekerjaan
keuangan negara dilakukan melalui:
• AHSP;
• Analisis Biaya Penerapan SMKK
Dalam hal perkiraan biaya
menggunakan sumber pembiayaan
di luar keuangan negara, dapat
mengacu pada ketentuan dalam
Peraturan Menteri ini
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN
5
RAKYAT
BAGIAN 2
ANALISIS HARGA SATUAN
PEKERJAAN
02 ANALISIS HARGA SATUAN PEKERJAAN
2.1 UMUM Pasal 4
(1) AHSP dilakukan untuk menghasilkan (5) Analisis biaya langsung memperhitungkan:
Harga Satuan Pekerjaan. a. Lokasi pekerjaan;
(2) Harga Satuan Pekerjaan merupakan b. Jarak dari quarry ke lokasi pekerjaan,
jumlah dari biaya langsung dan biaya basecamp, asphalt mixing plant, batching
tidak langsung. plant, dan/atau stone crushing plant;
(3) Dalam hal pekerjaan bersifat lumsum, c. Kondisi jalan ke lokasi pekerjaan;
HSP tidak memperhitungkan biaya d. Metode kerja yang mempertimbangkan
tidak langsung. keselamatan konstruksi;
(4) Biaya langsung disusun melalui analisis e. Rencana detail desain; dan
biaya langsung berdasarkan analisis f. Spesifikasi teknis
HSD dan penghitungan nilai koefisien.

(6) Perhitungan Analisis HSD dan nilai koefisien dirinci berdasarkan data desain, asumsi
sesuai kaidah keteknikan yang digunakan dan metode kerja yang berkeselamatan

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN


7
RAKYAT
2.2 BIAYA LANGSUNG DAN BIAYA TIDAK LANGSUNG
2.2.1 UMUM
Biaya tidak langsung merupakan
(1) Biaya langsung merupakan (4) Peralatan terdiri atas peralatan jumlah dari biaya umum dan
jumlah dari biaya: a. tenaga kerja; mekanis dan semimekanis keuntungan
b. bahan; dan c. peralatan
(5) Tenaga kerja untuk setiap Biaya umum termasuk biaya
(2) Tenaga kerja terdiri atas Tenaga peralatan mekanis paling banyak perbaikan dan penanganan dampak
Kerja Konstruksi dan tenaga kerja 2(dua) orang dari kecelakaan konstruksi
nonterampil
(6) Dalam hal peralatan mekanis Besaran biaya tidak langsung
(3) Bahan terdiri atas bahan baku, yang digunakan berupa pabrik dihitung sebesar 10 % hingga 15%
bahan olahan, dan bahan jadi (plant) dan peralatan dari biaya langsung
penghamparan, tenaga kerja
diperhitungkan sesuai kebutuhan

1 2 3
BIAYA LANGSUNG BIAYA LANGSUNG BIAYA TIDAK LANGSUNG
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN
Pasal 5 - 6
8
RAKYAT
2.2.2 ANALISIS HARGA SATUAN DASAR (HSD)

Pasal 7 Pasal 8
HSD Tenaga Kerja

a. HSD Tenaga Kerja (1) HSD tenaga kerja diperoleh dari:


a. Ketentuan pemda setempat berupa upah minimum provinsi atau
upah minimum kabupaten/kota di luar pajak
b. Badan Pusat Statistik; atau
Analisis Harga c. Data hasil survei dan data lainnya yang dapat
Satuan
Dasar
b. HSD Bahan
dipertanggungjawabkan

(2) HSD tenaga kerja terdiri atas upah pokok dan tunjangan sesuai
ketentuan peraturan perundang-undangan .
c. HSD Peralatan
(3) HSD tenaga kerja dihitung untuk setiap tenaga kerja

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN


9
RAKYAT
2.2.2 ANALISIS HARGA SATUAN DASAR (HSD)
Pasal 9 HSD Bahan

(1) HSD bahan terdiri atas:


a. HSD bahan baku;
b. HSD bahan olahan; dan/atau
c. HSD bahan jadi.
(2) HSD bahan diperoleh dari ketentuan yang terdiri atas:
d. Penetapan oleh kementerian/lembaga atau pemerintah daerah setempat;
e. Data hasil analisis;
f. Data hasil survey; atau
g. Data lainnya yang dapat dipertanggungjawabkan
(3) Penyusunan HSD bahan harus dihitung dengan mengutamakan penggunaan
produk dalam negeri, tingkat komponen dalam negeri, dan produk ramah
lingkungan hidup sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN


10
RAKYAT
2.2.2 ANALISIS HARGA SATUAN DASAR (HSD)
HSD Peralatan (3) Biaya Operasi diperoleh dengan
memperhitungkan:
(1) HSD Peralatan (5) Dalam penyusunan HSD peralatan,
a. Biaya bahan bakar; b. biaya minyak
meliputi: Faktor efisiensi alat yang tertinggi
pelumas dan/atau oli pemanas; c. biaya
Biaya Pasti dan biaya perawatan; d. biaya perbaikan; e. upah digunakan untuk memperoleh
operasi operator; dan f. upah pembantu operator kapasitas maksimum peralatan

(2) Biaya Pasti diperoleh dengan memperhitungkan: (4) Perhitungan biaya operasi
a. Harga pokok alat; b. nilai sisa alat; c. faktor dipengaruhi oleh
angsuran atau pengembalian modal; d. biaya Jumlah jam kerja selama 1 (satu) tahun
pengembalian modal; e. biaya asuransi alat dan
pajak; dan f. jumlah jam kerja alat dalam 1
(satu) tahun. Pasal 10
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN
11
RAKYAT
2.2.3 PERHITUNGAN NILAI KOEFISIEN
Pasal 11 (3) Nilai koefisien tenaga
kerja konstruksi

(1) Analisis biaya Dipengaruhi oleh


langsung dihitung pengalaman dan tingkat
menggunakan nilai keahlian atau kemampuan
koefisien menyelesaikan pekerjaan
per satuan pengukuran.
(2) Nilai koefisien

terdiri atas: (4) Nilai koefisien bahan


a. Nilai Koefisien Tenaga Dipengaruhi oleh
Kerja Konstruksi a. Spesifikasi teknik
b. Nilai Koefisien Bahan b. Faktor kehilangan bahan;
c. Nilai Koefisien Peralatan. c. Faktor konversi volume bahan;
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN d. Kuantitas; dan
12
RAKYAT
e. Berat volume atau berat isi bahan
2.2.3 PERHITUNGAN NILAI KOEFISIEN
Pasal 11 (7) Pekerjaan Mekanis dan
(5) Nilai koefisien peralatan Semimekanis
Dipengaruhi oleh: Untuk pekerjaan mekanis
a. Kapasitas alat dan semimekanis, nilai
b. Faktor alat koefisien diperoleh melalui
c. Waktu siklus kerja alat, perhitungan analisis
dan produktivitas dan
d. Kondisi lapangan disesuaikan dengan tipe
(6) Untuk Pekerjaan Manual peralatan, karakteristik fisik
bahan/material, metode
Nilai koefisien mengikuti kerja yang digunakan, dan
ketentuan dalam Peraturan kondisi lapangan pekerjaan
Menteri ini

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN


13
RAKYAT
2.3 KELOMPOK BIDANG AHSP
Pasal 12 (2) AHSP bidang umum mencakup AHSP
1
AHSP yang berlaku di semua bidang
BIDANG
UMUM
AHSP
2 (3) AHSP bidang sumber daya air disusun
BIDANG berdasarkan jenis pekerjaan yang terdiri
(1) SDA atas:
KELOMPOK
a. pekerjaan pintu air dan peralatan
BIDANG
AHSP hidromekanik;
AHSP
BIDANG b. bendung;
AHSP
BIDANG
BM c. jaringan irigasi;
CK DAN d. pengaman sungai;
PERUMAHAN e. bendungan dan embung;
f. pengaman pantai;
g. infrastruktur rawa; dan
h. infrastruktur air tanah dan air baku
3 (4) Untuk AHSP bidang sumber daya air
Biaya Penerapan SMKK menjadi pokok
14
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN pekerjaan tersendiri pada setiap jenis
RAKYAT pekerjaan
2.3 KELOMPOK BIDANG AHSP
Pasal 12 1 (5) AHSP bidang Bina Marga disusun untuk
AHSP
pekerjaan jalan, terowongan, dan
BIDANG jembatan sesuai dengan spesifikasi umum
UMUM
AHSP
dan spesifikasi khusus jika diperlukan
BIDANG
SDA 2 (6) Spesifikasi umum terdiri atas:
KELOMPOK a. umum;
BIDANG
AHSP
b. penerapan SMKK;
AHSP c. drainase;
BIDANG
AHSP BM d. pekerjaan tanah dan geosintetik;
BIDANG
CK DAN
e. pekerjaan preventif;
PERUMAHAN f. perkerasan berbutir dan perkerasan beton
semen;
g. perkerasan aspal;
h. struktur;
i. rehabilitasi jembatan;
j. pekerjaan harian dan lain-lain; dan
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN k. pekerjaan pemeliharaan
15
RAKYAT
2.3 KELOMPOK BIDANG AHSP
Pasal 12
AHSP 1 (7) AHSP bidang Cipta Karya dan
BIDANG Perumahan disusun untuk
UMUM pekerjaan:
AHSP
BIDANG a. persiapan;
SDA b. penerapan SMKK;
KELOMPOK
BIDANG c. struktur;
AHSP
AHSP
d. arsitektur;
BIDANG e. mekanikal;
AHSP
BIDANG
BM f. elektrikal;
CK DAN g. plambing;
PERUMAHAN
h. lansekap dan kawasan;
i. eksterior bangunan; dan
j. lain-lain.

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN


16
RAKYAT
2.3 KELOMPOK BIDANG AHSP
Pasal 13
Pasal 14
Dalam hal AHSP yang diperlukan belum terdapat pada
Rincian AHSP tercantum dalam
bidangnya, penyusunan harga satuan pekerjaan
Lampiran yang merupakan bagian
menggunakan:
tidak terpisahkan dari Peraturan
a. AHSP pada kelompok bidang;
Menteri ini
b. referensi lain berdasarkan pendekatan standar nasional
Indonesia; atau
c. perhitungan teknis dan analisis produktivitas
berdasarkan kaidah teknis yang disetujui oleh pimpinan
tinggi madya dan unit organisasi yang membidangi jasa
konstruksi.

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN


17
RAKYAT
2.4 PENGGUNAAN AHSP
Pasal 15
(1) Penggunaan AHSP untuk Pekerjaan
Konstruksi harus disesuaikan dengan (2) Dalam hal Pekerjaan Konstruksi dilaksanakan oleh
spesifikasi teknis dan jenis infrastruktur penyedia, penggunaaan AHSP dilakukan pada
yang akan dibangun tahap:

1 PERANCANGAN

2 PERENCANAAN PENGADAAN

3 PERSIAPAN PENGADAAN

4 PELAKSANAAN PEMILIHAN PENYEDIA JASA

5 PELAKSANAAN PEKERJAAN KONSTRUKSI

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN


18
RAKYAT
2.4 PENGGUNAAN AHSP
Pasal 15
PERANCANGAN
1 (3) Pada tahap perancangan, AHSP
digunakan untuk penyusunan
PERENCANAAN Harga Perkiraan Perancang
PENGADAAN

2 (4) Pada tahap perencanaan


pengadaan, AHSP digunakan untuk
penyusunan rencana anggaran
biaya

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN


19
RAKYAT
2.4 PENGGUNAAN AHSP
Pasal 15
3 (5) Pada tahap persiapan pengadaan AHSP
digunakan untuk:
a. penyusunan dan penetapan HPS; dan/atau
b. penghitungan koefisien komponen untuk
penyesuaian harga.

(6) Pada tahap pelaksanaan pemilihan penyedia


4
jasa, AHSP dapat digunakan untuk melakukan
PERSIAPAN PENGADAAN evaluasi kewajaran harga dan/atau evaluasi
harga satuan timpang
5 (7) Pada tahap pelaksanaan Pekerjaan
PELAKSANAAN PEMILIHAN
PENYEDIA JASA Konstruksi, AHSP digunakan untuk negosiasi:
a.penambahan pokok pekerjaan baru;
b.penambahan kuantitas pekerjaan lebih dari
PELAKSANAAN PEKERJAAN 10% (sepuluh persen) dari kuantitas awal;
KONSTRUKSI
dan/atau
c. penambahan kuantitas pekerjaan yang
mempunyai harga satuan timpang.
6
(8) Penggunaan AHSP dilakukan sesuai dengan
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN
20
RAKYAT
ketentuan peraturan perundang-undangan
bidang pengadaan barang/jasa
2.4 PENGGUNAAN AHSP

Pasal 16 Pasal 17
Penggunaan AHSP pada Pekerjaan Konstruksi
Penggunaan AHSP pada Pekerjaan Konstruksi
terintegrasi mengacu pada HSP Pekerjaan
secara swakelola maupun padat karya
Konstruksi sejenis dan/atau tipikal yang telah
memperhatikan jenis pekerjaan, metode
dilaksanakan sebelumnya dan disesuaikan
pelaksanaan, peralatan, kondisi lapangan,
dengan kondisi karakteristik pekerjaan
keterampilan, dan kebutuhan tenaga kerja

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN


21
RAKYAT
BAGIAN 3
ANALISIS BIAYA PENERAPAN SMKK
03 ANALISIS BIAYA PENERAPAN SMKK
Permen PUPR 01/2022 Pasal 18

1 2 3 4 5
(1) Analisis Biaya (2) Penghitungan biaya (3) Biaya penerapan (4) Biaya (5) Analisis
Penerapan SMKK penerapan SMKK dilakukan SMKK harus Penerapan Biaya
dilakukan untuk berdasarkan: dimasukkan dengan SMKK Penerapan
menghasilkan Biaya a. uraian pekerjaan, identifikasi besaran sesuai dimasukkan SMKK mengacu
penerapan SMKK bahaya, penetapan risiko, kebutuhan pada: sebagai pokok pada ketentuan
yang merupakan dan pengendalian bahaya di a. Daftar Kuantitas pekerjaan peraturan
biaya tersendiri dan dalam RKK; dan Harga; atau tersendiri di perundang-
bukan bagian dari b. pengendalian terkait lalu b. Daftar Keluaran dalam suatu undangan
biaya umum lintas di RMLLP (bila ada); dan Harga. Pekerjaan bidang SMKK
c. pengelolaan dan Konstruksi
pemantauan lingkungan
hidup di dalam RKPPL (jika ada)

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN


23
RAKYAT
BAGIAN 4
SISTEM INFORMASI HPS
04 SISTEM INFORMASI HPS
Pasal 19
(1) Penyusunan HPS menggunakan
aplikasi sistem informasi HPS yang (2) Sistem informasi HPS
merupakan bagian dari sistem merupakan sarana dalam
informasi jasa konstruksi terintegrasi bentuk aplikasi basis data
untuk menghitung HPS oleh
para pihak yang diberi akses

(4) Dalam hal aplikasi


(3) Pengelolaan aplikasi sistem informasi HPS
sistem informasi HPS tidak dapat digunakan,
dilakukan oleh unit penghitungan HPS dapat
organisasi yang dilakukan dengan cara
membidangi jasa manual
konstruksi

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN


25
RAKYAT
BAGIAN 5
KETENTUAN PERALIHAN DAN
PENUTUP
05 KETENTUAN PERALIHAN DAN PENUTUP

Pasal 21
Pasal 20 Pada saat Peraturan Menteri ini
mulai berlaku, Peraturan Menteri
Pekerjaan Umum dan Perumahan
Pengadaan jasa konstruksi yang telah dilakukan
Rakyat Nomor 28/PRT/M/2016
dengan menggunakan AHSP berdasarkan Peraturan
tentang Pedoman Analisis Harga
Menteri Nomor 28/PRT/M/2016 tentang Pedoman
Satuan Pekerjaan Bidang Pekerjaan
Analisis Harga Satuan Pekerjaan Bidang Pekerjaan
Umum (Berita Negara Republik
Umum tetap dilaksanakan prosesnya sampai selesai .
Indonesia Nomor 1166 Tahun
2016), dicabut dan dinyatakan tidak
berlaku

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN


27
RAKYAT
LAMPIRAN
AHSP BIDANG UMUM Terdiri atas:
• Ruang lingkup;
• Acuan normatif;
• Istilah dan definisi;
• Kegunaan dan struktur analisis harga satuan; dan
• ketentuan dan persyaratan

AHSP Bidang Umum disusun berdasarkan jenis pekerjaan yang terdiri atas:
01 02 03 04
Pekerjaan Persiapan Pekerjaan Struktur Pekerjaan Arsitektural Pekerjaan Perpipaan
• Persiapan; • Pondasi; • Besi dan Aluminium; • Pipa di luar gedung;
• Tanah ; • Beton; • Plesteran; • Pemotongan pipa;
• Pekerjaan dewatering ; • Beton pracetak. • Pengecatan. • Pemasangan
• Pekerjaan air tanah; aksesoris pipa;
• Pekerjaan Pompa; • Pemasangan pipa
• Pekerjaan pasangan batu, baru ke pipa lama
bronjong;
• Pasangan batu candi dan
geotekstil.
05
Rincian Biaya Penerapan SMKK

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN


29
RAKYAT
AHSP BIDANG UMUM

Pada AHSP pekerjaan persiapan terdapat


contoh AHSP Pembuatan 1 m’ Pagar Sementara
dari Kayu Tinggi 2 Meter yang dapat dilihat
pada tabel disamping

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN


30
RAKYAT
LAMPIRAN BIDANG UMUM
Biaya Penerapan SMKK
Biaya Penerapan SMKK mencakup rincian:
APK yang akan dicantumkan adalah semua peralatan/barang,

01
a. Penyiapan RKK, RKPPL, dan RMLLP;
bukan pekerjaan (seperti pekerjaan turap pelindung lereng/galian
b. sosialisasi, promosi, dan pelatihan; yang berfungsi sebagai pengamanan konstruksi). Pekerjaan
c. alat pelindung kerja dan alat pelindung diri; pengaman konstruksi menyesuaikan AHS pekerjaan utama
d. asuransi dan perizinan;
e. personel Keselamatan Konstruksi;
f. fasilitas sarana, prasarana, dan alat Kesehatan;
g. rambu dan perlengkapan lalu lintas yang Biaya penerapan SMKK untuk bidang Bina Marga dimasukkan ke dalam

02
diperlukan atau manajemen lalu lintas; divisi 2 Penerapan SMKK; untuk bidang Cipta Karya dan Perumahan
dimasukkan pada divisi 2 Penerapan SMKK; untuk bidang SDA
h. konsultasi dengan ahli terkait Keselamatan
dimasukkan ke dalam Divisi Penerapan SMKK yang terpisah di dalam
Konstruksi; dan setiap ruang lingkup pekerjaan konstruksi bidang SDA
i. kegiatan dan peralatan terkait dengan
pengendalian Risiko Keselamatan Konstruksi,
termasuk biaya pengujian/pemeriksaan
lingkungan.

03
Yang dimaksud pada komponen nomor 4 tentang asuransi dan
perizinan termasuk asuransi untuk tenaga kerja sesuai dengan
peraturan perundangan

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN


31
RAKYAT
LAMPIRAN E BIDANG UMUM

Pada Lampiran E AHSP Bidang Umum memberikan


contoh 9 (sembilan) komponen biaya penerapan
Sistem Manajemen Keselamatan Konstruksi (SMKK)
beserta subkomponennya yang dapat dianggarkan di
dalam sebuah pekerjaan konstruksi. Pekerjaan
konstruksi wajib menganggarkan 9 (sembilan)
komponen biaya penerapan SMKK dengan
subkomponen yang ditetapkan berdasarkan hasil
analisis risiko bahaya keselamatan konstruksi.

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN


32
RAKYAT
AHSP BIDANG UMUM

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN


33
RAKYAT
AHSP BIDANG UMUM

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN


34
RAKYAT
AHSP BIDANG UMUM

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN


35
RAKYAT
AHSP BIDANG UMUM

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN


36
RAKYAT
AHSP BIDANG UMUM

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN


37
RAKYAT
AHSP BIDANG UMUM

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN


38
RAKYAT
AHSP BIDANG UMUM

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN


39
RAKYAT
LAMPIRAN BIDANG UMUM
CONTOH KOMPONEN BIAYA PENERAPAN SMKK PER AKTIVITAS

40
41
42
43
44
45
46
AHSP BIDANG SUMBER DAYA AIR

• pekerjaan pintu air dan peralatan hidromekanik;


• bendung;
• jaringan irigasi;
• pengaman sungai; Biaya Penerapan SMKK menjadi pokok pekerjaan
tersendiri pada setiap jenis pekerjaan
• bendungan dan embung;
• pengaman pantai;
• infrastruktur rawa; dan
• infrastruktur air tanah dan air baku.

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN


47
RAKYAT
AHSP BIDANG SUMBER DAYA AIR

AHSP SDA telah mempertimbangkan berbagai karakteristik pekerjaan SDA yang umumnya berhubungan
dengan air (underwater dan underground), keterbatasan aksesibilitas ke lokasi pekerjaan, waktu
pelaksanaan pekerjaan terkait dengan musim ataupun kondisi air di sungai (banjir), di laut (pasang atau
surut) serta ketersediaan bahan yang kurang berkualitas dan juga penggunaan jenis material khusus
dan/atau bahan aditif/admixture.

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN


48
RAKYAT
AHSP BIDANG SUMBER DAYA AIR

Pada pekerjaan pintu air dan peralatan


hidromekanik terdapat salah satu contoh AHSP
mengenai pintu sorong kayu roda gigi stang draat
ganda sebagai berikut:

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN


49
RAKYAT
AHSP BIDANG SUMBER DAYA AIR

Pada pengaman pantai terdapat salah satu contoh


AHSP mengenai angkut 1 buah pipa beton ∅ 1 m'-pjg
1m' setiap jarak 25 m pada struktur krib laut sebagai
berikut:

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN


50
RAKYAT
AHSP BIDANG BINA MARGA
Mencakup pekerjaan yang terdapat pada spesifikasi umum dan khusus yang terdiri atas:
•Umum

•Penerapan SMKK

•Drainase

•Pekerjaan tanah dan geosintetik

•Pekerjaan preventif
•Perkerasan berbutir dan perkerasan beton semen

•Perkerasan aspal

•Struktur

•Rehabilitasi jembatan

•Pekerjaan harian dan lain-lain

•Pekerjaan pemeliharaan
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN
51
RAKYAT
AHSP BIDANG BINA MARGA

Pada pekerjaan drainase terdapat salah satu contoh


AHSP galian untuk selokan drainase dan saluran air
sebagai berikut:

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN


52
RAKYAT
AHSP BIDANG BINA MARGA

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN


53
RAKYAT
AHSP BIDANG CIPTA KARYA DAN PERUMAHAN
Divisi 1 Divisi 2 Divisi 3 Divisi 4 Divisi 5
Persiapan
Pengkodean lapangan/
Penerapan
SMKK
Pekerjaan Pekerjaan Pekerjaan
Struktural Arsitektural Mekanikal
dan Work sitework
Breakdown
Structure
Bangunan
Gedung 01 02 03 04 05

06 09 10 09 10

Divisi 6 Divisi 7 Divisi 8 Divisi 9 Divisi 10


Pekerjaan Pekerjaan Pekerjaan Pekerjaan Pekerjaan
Elektrikal Plambing lansekap dan Eksterior Lain-Lain
kawasan Bangunan

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN


54
RAKYAT
AHSP BIDANG CIPTA KARYA DAN PERUMAHAN

Pada pekerjaan persiapan terdapat salah satu contoh


AHSP pembuatan 1 m2 perancah dari bambu s.d.
tinggi 6 meter sebagai berikut:

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN


55
RAKYAT
DIREKTORAT KEBERLANJUTAN KONSTRUKSI|2022

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai