Anda di halaman 1dari 11

PERHITUNGAN PAJAK

PENGHASILAN DAN PAJAK


BUMI BANGUNAN
Nama kelompok
1. Alif hisyam wibowo
2. Andira agustina
3. Daffa naufal
4. Halimatussadiah nasution
5. Nasywa aulia salsabila
6. M. Sabiq kayyas
PAJAK PENGHASILAN (PPH)
Pajak Penghasilan (PPh) adalah pajak yang dikenakan subjek pajak atas
penghasilan yang diterima atau diperolehnya dalam tahun pajak.

PAJAK PENGHASILAN PASAL 25 ATAU PPH 25


Pajak Penghasilan Pasal 25 atau PPh 25 adalah pajak yang dikenakan untuk
orang pribadi, perusahaan atau badan hukum lainnya atas penghasilan yang
didapat.
OBJEK PAJAK PENGHASILAN (PPH)
Ada beberapa macam
Adalah penghasilan yaitu setiap penghasilan atau pendapatan yang tidak
tambahan kemampuan ekonomi yang dikenakan pajak, antara lain bantuan
diterima atau diperoleh wajib pajak baik sumbangan, hibah,warisan, pembayaran
yang berasal dari Indonesia maupun dari asuransi karena kecelakaan atau sakit atau
luar Indonesia, yang dapat dipakai untuk meninggal, keuntungan yayasan
konsumsi atau untuk menambah atau badan yang digunakan untuk kepentingan
kelengkapan wajib pajak yang umum, dan lain-lain.
bersangkutan.

SUBJEK PAJAK PENGHASILAN (PPH) CONTOH BENTUK PPH

Subjek pajak adalah barang pribadi, Pajak upah atau gaji, pensiun, komisi. Pajak
warisan yang belum terbagi sebagai satu honorarium dan royalti. Pajak hadiah atau
kesatuan,badan usaha, dan bentuk usaha penghargaan. Pajak keuntungan berusaha. Pajak
.
tetap. Subjek pajak terdiri atas subjek pajak bunga simpanan atau tabungan di bank. Pajak
dalam negeri dan subjek pajak luar negeri. dividen yang diterima oleh pemegang saham
perusahaan. Pajak sewa tanah, rumah, atau harta
kekayaan lain. Pajak pembayaran asuransi.
Tarif pajak penghasilan (pph)
Tarif PPh Pasal 21 adalah besaran pajak yang dipotong dari penghasilan seseorang. Tarif PPh Pasal 21 ini
adalah salah satu komponen dalam penghitungan PPh Pasal 21. Tarif PPh Pasal 21 besarnya tentu
berbeda-beda untuk tiap tingkatan penghasilan. Jika penghasilan per tahun seseorang semakin besar,
maka tarif PPh Pasal 21 yang dikenakan juga semakin besar. Ketentuan terkait tarif pemotongan pajak
yang berlaku di Indonesia saat ini didasarkan pada Pasal 17 ayat (1) Undang-undang Pajak Penghasilan,
yakni sebagai berikut :

Lapisan Penghasilan Kena Pajak Tarif Pajak


Penghasilan sampai dengan Rp 50 juta 5%
Diatas Rp 50 juta hingga Rp 250 juta 15%
Diatas Rp 250 juta hingga Rp 500 juta 25%
Diatas Rp 500 juta 30%
Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP)
Karena hingga sekarang ini belum ada aturan baru terkait PTKP, maka besar PTKP 2021
masih didasarkan pada peraturan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 101/PMK.010/2016.
Berikut tarif PTKP sesuai PMK 101/2016 yang masih berlaku hingga PTKP 2021:

• Rp. 54.000.000, untuk diri Wajib Pajak orang pribadi


• Rp. 4.500.000, tambahan untuk Wajib Pajak yang kawin
• Rp. 54.000.000, untuk istri yang penghasilannya digabung dengan penghasilan suami.
• Rp. 4.500.000, tambahan bagi setiap anggota keluarga sedarah dan keluarga semenda
garis keturunan lurus dan anak angkat yang jadi tanggungan sepenuhnya, paling banyak
3 orang untuk setiap keluarga.
Rumus PPH
• Penghitungan pajak penghasilan orang pribadi sebagai pengusaha yang diperoleh dari gaji atas usahanya dihitung
berdasarkan aturan umum PPh yang berlaku untuk karyawan pada umumnya, yakni:
PPH DARI GAJI = PENGHASILAN BRUTO – PTKP X TARIF PAJAK

• Sedangkan penghitungan pajak penghasilan orang pribadi sebagai pengusaha yang diperoleh dari penghasilan
lainnya adalah:
PPH DARI PENDAPATAN LAINNYA = PENGHASILAN BRUTO – PTKP X TARIF PAJAK

• Sedangkan penghitungan pajak penghasilan orang pribadi sebagai pengusaha yang diperoleh dari penghasilan
lainnya adalah:
PPH DARI GAJI = PENGHASILAN BRUTO – PTKP X TARIF PAJAK

• Penghitungan pajak penghasilan orang pribadi sebagai pengusaha yang Diperoleh dari gaji atas usahanya dihitung
berdasarkan aturan umum PPh yang berlaku untuk karyawan pada umumnya, yakni:
PENGHASILAN NETO = PENGHASILA BRUTO X PERSENTASE NORMA PENGHITUNGAN PENGHASILAN
NETO (NPPN)
CONTOH SOAL PPH
Kayyas merupakan seorang kepala keluarga dengan satu anak. Ia bekerja di Dinas Perhubungan sejak
Januari tahun 2017. Penghasilan bruto yang terdiri dari gaji, tunjangan, dan pembayaran lain adalah
senilai Rp100.000.000. kayyas membayar iuran pensiun dan tunjangan hari tua senilai Rp2.000.000
setiap bulan. Berapakah PPh yang harus dibayar oleh kayyas?

• penghasilan bersih (Penghasilan Bruto - beban tanggungan)


Rp100.000.000 - Rp2.000.000 = Rp98.000.000

• PTKP (PTKP = Pribadi Istri Anak)


Rp54.000.000 Rp4.500.000 Rp4.500.000 = Rp63.000.000

• PKP (PKP = Penghasilan bersih - PTKP)


Rp98.000.000 - Rp63.000.000 = Rp35.000.000

• PPh (PKP x Persentase PPh)


Rp35.000.000 x 5% = Rp1.750.000
Maka, PPh yang harus dibayarkan kayyas adalah sebesar Rp1.750.000
PENGHITUNGAN PAJAK BUMIDAN BANGUNAN (PBB)

PENGERTIAN :
Pajak bumi dadalah pajak yang dipungut atas tanah dan bangunan karena adanya
keuntungan dan/atau kedudukan sosial ekonomi yang lebih baik bagi orang atau badan
yang mempunyai suatu hak atasnya atau memperoleh manfaat dari padanya.
Menghitung Pajak Bumi dan Bangunan itu gampang-gampang susah. Ada beberapa hal
penting dalam menentukan jumlah pajak yang harus dibayar, yaitu Nilai Jual Objek
Pajak (NJOP), Nilai Jual Objek Tidak Kena Pajak (NJOTKP), dan Nilai Jual Kena Pajak
(NJKP). Sesuai undang-undang yang disebutkansebelumnya, tarif pajak yang dikenakan
atasobjek pajak adalah sebesar 0,5 persen.
RUMUS PERHITUNGAN PBB
• NJOP = (NJOP Bumi = luas tanah x nilai tanah) + (NJOP Bangunan = luasbangunan
x nilai bangunan)

• NJOP UNTUK PERHITUNGAN PBB = NJOP – NJOPTKP

• NJOPTKP = RP 12.000.000

• NJKP = 40% DARI NJOP ATAU 20% DARI NJOP UNTUK PERHITUNGAN PBB

• PBB YANG TERUTANG = 0,5% X NJKP (JUMLAH PBB YANG HARUS


DIBAYAR SETIAP TAHUN)
CONTOH SOAL PBB
Pak kayyas memiliki rumah seluas 50 meter persegi yang berdiri di atas sebidang tanah seluas 100 meter persegi.
Diketahui harga bangunan tersebut adalah Rp500.000, sedangkan harga tanah tersebut adalah Rp1.000.000. Jadi
berapakah PBB yang harus dibayarkan oleh Pak kayyas?

Hitung terlebih dahulu nilai bangunan dan tanahnya:


Bangunan= 50 x Rp500.000 = Rp25.000.000
Tanah= 100 x Rp 1.000.000 = Rp100.000.000

Hitung NJOP-nya dengan menjumlahkan nilai bangunan dan tanah:


Nilai Bangunan: Rp25.000.000
Nilai Tanah:   Rp100.000.000
--------------------------------------- +          
Rp 125.000.000

Setelah diketahui NJOP-nya, kita bisa langsung menghitung PBB-nya:


NJKP= 20% x Rp125.000.000 = Rp25.000.000
PBB= 0,5% x Rp 25.000.000 = Rp125.000

Anda mungkin juga menyukai