Anda di halaman 1dari 16

ASUHAN

KEPERAWATAN
Nama : Tn. T
Umur : 74
Tgl Masuk RS : 24/12/2021
Diagnosa Medis : Efusi Pleura Dekstra,
Susp. Tumor paru Dekstra
Nur Padli
NIM. 2111040043

RUANG SOEPARJO RUSTAM


RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo
Keluhan Utama
Saat Masuk
Nama : Tn. T Klien mengeluh sesak napas dan batuk sejak 2 minggu smrs, memberat di 5
Umur : 74 hari terakhir.
Tgl Masuk RS : 24/12/2021 Saat Pengkajian
Diagnosa Medis : Efusi Pleura Pasien mengeluh sesak napas dan batuk, nyeri dada sebelah kanan.
Dekstra, Susp. Tumor paru Dekstra

Riwayat Penyakit Keluarga :


Riwayat Penyakit Sekarang : Keluarga klien mengatakan tidak mempunyai riwayat
Pasien rujukan dari RS Aghisna Kroya dengan efusi pleura penyakit keturunan spt. CA Paru, asma maupun TB Paru.
dextra. Pasien datang dengan keluhan sesak napas dan
batuk sejak 2 minggu smrs, memberat di 5 hari terakhir,
tidak ada riwayat pengobatan TB.
Hasil TTV TD: 122/81, N: 94x/m, RR 24x/m, Suhu: 36,6° C,
SPO2: 97%.

Riwayat Penyakit Dahulu :


Keluarga mengatakan bahwa klien sudah lama mengidap
penyakit sesak napas, klien sering bepergian jarak jauh, dan
keluarga mengatakan klien merokok 1-2 bungkus/hari.
 
Transudasi cairan Pneumotoraks (udara terdapat
Edema Tekanan osmotik plasma
intravaskuler didalam rongga pleura)

PATHWAY EFUSI
PLEURA
Pemeriksaan Hasil   Satuan Nilai normal
Darah Lengkap
Hemoglobin 11.2 L g/dL 13.2-17.3
Leukosit 8550 /uL 3800-10800
Hematokrit 32 L % 40-52
Eritrosit 3.69 L 10^6/uL 4.40-5.90
Trombosit 396000 /uL 150000-440000
KIMIA KLINIK
Glukosa sewaktu 84 L mg/dL < 140
Albumin 3.37 L g/dL 3.50-5.20
Kreatinin Darah 0.83 HH mg/dL 0.70-1.20
Ureum Darah 20.82 H mg/dL 19.00-44.00
Natrium 141 mEq/L 134-146
Sistem pernapasan
 RR : 24x /menit
 Spo2 : 97%
 Bentuk dada : simetris
 Irama nafas : reguler
 Perkusi thorak : kiri (sonor) kanan (redup)
 Suara nafas ronkhi
 Taktil fremitus menurun (asimetris) lapang paru kanan
 Hasil CT Scan toraks kontras : efusi pleura dekstra
 Penggunaan otot bantu napas (+)
 Pasien terpasang nasal kanul
FOKUS  Nyeri dada
P : saat batuk
PENGKAJIAN Q : seperti ditusuk-tusuk
R : dada
S:6
T : hilang timbul
 Sulit tidur

Masalah Keperawatan :
Pola napas tidak efektif
Nyeri akut
DIAGNOSA
KEPERAWATAN
1. Nyeri akut b.d agen pencedera fisiologis
2. Pola napas tidak efektif b.d hambatan upaya napas
Managemen dan Penatalaksanaan
Terapi
Tgl Jenis terapi Dosis
30/12/2021 NaCl 20 tpm
Albuforce tab. 3 x 500 mg
Ceftriaxone inj. 1 x 1 gr
Omeprazole inj. 1 x 40 mg
Metilprednisolon inj. 2 x 62,5 mg
Acetylcystein kap. 3 x 200 mg
Curcuma tab. 3 x 20 mg
Ketorolac inj. 2 x 30 mg
Implementasi dan Evaluasi

Tgl/Jam No. Implementasi Evaluasi Nama/


Dx TTD
Manajemen Nyeri S: Pasien mengatakan masih nyeri dada
30/12/ 1 Padli 
Observasi: P : saat batuk, Q : seperti ditusuk-tusuk, R : dada, S : 5, T :
2021  Mengidentifikasi lokasi, karakteristik, hilang timbul
11.30 durasi, frekuensi, kualitas, intensitas nyeri
 Mengidentifikasi skala nyeri O:
Pasien tampak meringis ketika batuk
 Mengidentifikasi respons nyeri non verbal  
 Mengidentifikasi faktor yang A: Masalah teratasi sebagian
memperberat dan memperingan nyeri Awal/Target/Akhir
Terapeutik: -keluhan nyeri 3/5/4
 Memberikan teknik aroma terapi untuk -meringis 3/5/4
mengurangi rasa nyeri -kesulitan tidur 3/5/3
 Memfasilitasi istirahat dan tidur  
Edukasi P: lanjujtkan intervensi
 Mengajarkan teknik nonfarmakologis Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas,
untuk mengurangi rasa nyeri intensitas dan skala nyeri
Kolaborasi Ajarkan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi nyeri
 Menginjeksikan ketorolac 2 x 30 mg IV Kolaborasikan pemberian analgetik ketorolac 2 x 30 mg IV
Implementasi dan Evaluasi
Tgl/ No. Implementasi Evaluasi Nama/
Jam Dx TTD
Pemantauan Respirasi S: Klien mengatakan sesak napas berkurang
30/12/ 2 Padli
Observasi: Keluarga klien mengerti dengan apa yang diajarkan
2021  Memonitor frekuensi, irama, kedalaman dan perawat
upaya napas  
11.45
O: RR : 20 x/menit (reguler), SPO2 : 98%
 Memonitor pola napas Pasien tampak lebih tenang
 Memonitor adanya produksi sputum Pasien terpasang nasal kanul 4 L/menit
Terapeutik:
 Memposisikan pasien high fowler (berdasarkan
jurnal : Windaramadhan dkk, 2020 “OBSERVASI A: Masalah teratasi sebagian
PENGGUNAAN POSISI HIGH FOWLER PADA PASIEN Awal/Target/Akhir
EFUSI PLEURA DIRUANG PERAWATAN PENYAKIT - Frekuensi napas 3/5/4
DALAM FRESIA 2 RSUP DR.HASAN SADIKIN - Penggunaan otot bantu napas 3/5/4
 
BANDUNG: STUDIKASUS” P: lanjutkan intervensi
 Memberikan oksigen 4 L/menit Monitor frekuensi, irama, kedalaman dan upaya napas
Edukasi Monitor pola napas
 Mengajarkan keluarga cara menggunakan Oksigen Posisikan pasien high fowler
Kolaborasi Rencana pungsi pleura dekstra
 Mengkolaborasikan penentuan dosis oksigen
 Memberikan obat acetylsystein kapsul 3 x 200 mg
Implementasi dan Evaluasi

Tgl/Jam No. Implementasi Evaluasi Nama/


Dx TTD
Manajemen Nyeri S: Pasien mengatakan nyeri dada semakin berkurang
31/12/ 1 P : saat batuk, Q : seperti ditusuk-tusuk, R : dada, S : 3, Padli 
Observasi:
2021  Mengidentifikasi lokasi, karakteristik, durasi, T : hilang timbul
10.00 frekuensi, kualitas, intensitas nyeri
 Mengidentifikasi skala nyeri O:
Pasien tampak sedikit lebih tenang
 Mengidentifikasi respons nyeri non verbal  
Terapeutik:
A: Masalah teratasi sebagian
 Memberikan teknik distraksi terapi musik Awal/Target/Akhir
untuk mengurangi rasa nyeri -keluhan nyeri 3/5/4
Edukasi -meringis 3/5/4
 Menganjurkan pasien untuk selalu -kesulitan tidur 3/5/4
menerapkan teknik nonfarmakologis untuk  
mengurangi rasa nyeri P: lanjujtkan intervensi
Kolaborasi Kolaborasikan pemberian analgetik ketorolac 2 x 30 mg
 Menginjeksikan ketorolac 2 x 30 mg IV IV
Implementasi dan Evaluasi
Tgl/ No. Implementasi Evaluasi Nama/
Jam Dx TTD
Pemantauan Respirasi S: Klien mengatakan sesak napas berkurang
31/12/ 2 Padli
Observasi:  
2021  Memonitor frekuensi, irama, kedalaman dan O: RR : 19 x/menit (reguler), SPO2 : 99%
upaya napas Pasien terpasang nasal kanul 3 L/menit
10.00
Cairan hasil pungsi keluar 1500 cc
 Memonitor pola napas
Terapeutik: A: Masalah teratasi sebagian
 Memposisikan pasien high fowler Awal/Target/Akhir
 Memberikan oksigen 3 L/menit - Frekuensi napas 3/5/5
 Mengantar pasien pungsi pleura ke poli paru - Penggunaan otot bantu napas 3/5/4
Kolaborasi  
 Memberikan obat acetylsystein kapsul 3 x 200 P: lanjutkan intervensi
mg Posisikan pasien high fowler
 Menginjeksikan dexametason 1 x 5 mg IV Rencana pungsi ulang 1 mgg lagi
Prognosi
s sesuai dengan etiologi. Morbiditas
Prognosis efusi pleura bervariasi
dan mortalitas efusi pleura berhubungan langsung dengan
penyebabnya, stadium penyakit, dan temuan biokimia dalam cairan
pleura.
Komplikas Pada pasien efusi pleura dikaitkan dengan prognosis yang paling
umum yaitu pada pria adalah kanker paru-paru, dan keganasan yang
i 1. Empiema paling umum pada wanita adalah kanker payudara. Efusi dari kanker
2. Schwarte yang lebih responsif terhadap kemoterapi, seperti limfoma atau
3. Kegagalan pernapasan kanker payudara, lebih dihubungkan dengan kelangsungan hidup
berkepanjangan, dibandingkan dengan kanker paru-paru atau
mesothelioma. Temuan seluler dan biokimia dalam cairan juga dapat
menjadi indikator prognosis. Misalnya, pH cairan pleura lebih rendah
sering dikaitkan dengan beban tumor lebih tinggi dan prognosis yang
buruk.

Pada pasien Tn. T sudah terdapat tumor pada


paru-paru
Jurnal :
Tindakan yang dapat dilakukan untuk mengurangi sesak
nafas dan meningkatkan oksigenasi agar tidak ketergantungan
dengan pemberian oksigen dalam jangka panjang yaitu dengan
posisi high fowler.
Penelitian dilakukan dengan pendekatan studi kasus pada 3
orang pasien dengan diagnosis efusi pleura, pasien yang
mengalami sesak nafas (RR>24x/menit), pasien dewasa atau
lanjut, pasien dapat berkomunikasi dan bersedia diwawancara,
terpasang CTT dan terpasang oksigen.
Setelah dilakukan observasi selama tiga hari ada perbedaan
nilai pernafasan dan saturasi oksigen sebelum dan sesudah posisi
high fowler.
Posisi high fowler merupakan posisi pilihan untuk pasien
yang mengalami sesak nafas khususnya pada pasien yang
mengalami efusi pleura.
Seorang laki-laki usia 74 tahun, datang ke IGD, dengan keluhan sesak napas dan batuk sejak 2 minggu yang lalu, nyeri
dada sebelah kanan. Hasil pemeriksaan fisik, KU cukup, suara napas ronkhi, perkusi dada bagian kanan redup, hasil CT
Scan toraks : Efusi Pleura dekstra. Hasil TTV TD: 122/81, N: 94x/m, RR 24x/m, Suhu: 36,6° C, SPO2: 97%.

Apakah intervensi utama yang harus dilakukan perawat berdasarkan kasus di atas?

a. Manajemen nyeri
b. Memberikan terapi infus NaCl 20 tpm
c. Memberikan terapi oksigen 3-5 lpm
d. Manajemen nutrisi
e. Persiapan pemeriksaan rontgen toraks
Seorang laki-laki usia 74 tahun, datang ke IGD, dengan keluhan sesak napas dan batuk sejak 2 minggu yang lalu, nyeri
dada sebelah kanan. Hasil pemeriksaan fisik, KU cukup, suara napas ronkhi, perkusi dada bagian kanan redup, hasil CT
Scan toraks : Efusi Pleura dekstra. Hasil TTV TD: 122/81, N: 94x/m, RR 24x/m, Suhu: 36,6° C, SPO2: 97%.

Apakah intervensi utama yang harus dilakukan perawat berdasarkan kasus di atas?

a. Manajemen nyeri
b. Memberikan terapi infus NaCl 20 tpm
c. Memberikan terapi oksigen 3-5 lpm
d. Manajemen nutrisi
e. Persiapan pemeriksaan rontgen toraks

Prioritas masalah diambil pada Airway (pernafasan) yaitu dengan memberikan terapi oksigen
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai