Anda di halaman 1dari 37

Disampaikan pada acara

Pelatihan Dasar Pencegahan dan Pengendalian Infeksi


Di RS dan Pelayanan Kesehatan Lainnya
Tanggal 1 – 4 OKTOBER 2019
PENDAHULUAN
Community Acquired Healthcare Associated
Infection Infections (HAIs)

MASALAH DI YANKES

Program PPI

Healthcare Associated Infection Control Risk


2 Infections Assesment ( ICRA )
PENGERTIAN
DEFINISI RISIKO

Adalah potensi terjadinya kerugian yang dapat ditimbulkan dari


....
proses kegiatan saat sekarang atau kejadian dimasa datang.

(ERM, Risk Management Handbook for Health Care Organization)

MANAJEMEN RISIKO
Adalah pendekatan proaktif untuk mengidentifikasi, menilai dan
menyususn prioritas risiko, dengan tujuanmenghilangkan atau
meminimalkan dampaknya

3
RISK ASSESMENT

Suatu proses penilaian untuk menguji sebuah proses secara rinci


dan berurutan, baik kejadian yang aktual maupun yang potensial
berisiko ataupun kegagalan dan suatu yang rentan melalui proses
yang logis, dengan memprioritaskan area yang akan di perbaiki
berdasarkan dampak yang akan di timbulkan baik aktual maupun
potensial dari suatu proses perawatan, pengobatan ataupun service
yang diberikan
Proses untuk membantu organisasi menilai tentang luasnya risiko
yg dihadapi, kemampuan mengontrol frekuensi dan dampak
risiko.”
Harus dilakukan oleh seluruh staf dan semua pihak yg terlibat
termasuk pasien dan publik

(TJC 2010)
TUJUAN ICRA

Untuk mencegah dan mengurangi risiko terjadinya HAIs


pada pasien, petugas dan pengunjung dan masyarakat di
rumah sakit dengan cara :
1. Mencegah dan mengontrol frekuensi dan dampak risiko
terhadap paparan kuman patogen
2. Melakukan penilaian terhadap masalah yang ada agar
dapat ditindaklanjuti berdasarkan hasil penilaian skala
prioritas.

5
SIAPA YANG
MELAKUKAN
ICRA

Multidisiplin ilmu

6
KAPAN
DILAKUKAN
ICRA

Setiap tahun untuk ICRA program


dan bila ada renovasi dan
pembangunan gedung

7
The risk management flowchart as it is applied to HAI

Pastikan risiko teridentifikasi, dianalisa dan dilakukan tindakan


Risiko
Informasi yang berkaitan dg risiko harus diinformasikan kepihak terkait

Kebijakan/Standar prosedur

Identifikasi risiko
Communicate and consult

Apa penyebab terjadinya infeksi?

Monitor dan review


Bagainama cara transmisi?
Siapa saja yg berisiko?
(pasien, petugas atau lingkungan)?

Analisa risiko
Perlakuan risiko Mengapa bisa terjadi
Hindari risiko (activitas, prosedur)
Kurangi risiko ( langkah pencegahan, ada Hal2 apa saja yg bs meminimalkan risiko
sistem dan kontrol Berapa sering terjadi/konsekuensi apa?

Evaluasi risiko
Hal2 apa saja penyebab risiko
rendah/meminimalkan risiko atau
risiko penularan (staff, pasien)
Tehnik Aseptik, APD dll
BAGAIMANA MELAKUKAN ICRA

• Membuat tools
• Tentukan skor
• Membuat prioritas
• Membuat perencanaan

9
Sumber dan Kategori Risiko
Kategori Risiko Akar masalah
Visi dan Misi unit kerja
Strategi Capaian indikator unit kerja
Renstra unit kerja
Rencana Pengembangan unit kerja
Operational
Program Kerja unit kerja
Program mutu unit kerja
Lingkungan Fisik
Sistem Alarm
Financial (Menjaga Aset ) Maintenance Alat
Program Retensi Pegawai
Kalibrasi Alat
Ketersediaan sumber daya
Kepatuhan terhadap Undang – Undang
Compliance (Kepatuhan terhadap
Hukum dan Peraturan) Kepatuhan terhadap Peraturan Pemerintah
10
Kepatuhan terhadap Kebijakan/ SPO yang ada di RS
Sumber dan Kategori Risiko
(Bedasarkan perubahan chapter QPS 11 Standar JCI/KARS edisi 6)

Survei Budaya

Survei Pegawai

Survei Kepuasan Pelanggang Eksternal


Reputation
Survei Kepuasan Pelanggan Internal

Survei Kepuasan Peserta Didik

Komplain pasien

Asesmen pasien
Pelayanan Pasien Ketersediaan informasi

Kontinuitas pelayanan

Lingkungan fisik
Lingkungan/ Properti
Sistem alarm
Risk Matrix Grading
 Sering digunakan
 Untuk memetakan risiko terhadap probabilitas, dampak dan sistem
yg ada

Risk Matrik efektif


 Mudah digunakan dan dimengerti
 Mempunyai deskripsi detail dan definitif
 Menerangkan bagaimana risiko dapat di mitigasi pada tingkat
yang bisa ditolerir
Risk Matrix Grading

Risiko sebagai suatu fungsi dari Probabilitas


(Change, likelihood) dari suatu kejadian yang
tidak diinginkan dan tingkat keparahan/besarnya
dampak dari kejadian tersebut

Skor Risiko =
Nilai Probabilitas X Nilai Risiko/Dampak X
Nilai Sistem yang ada
FORM PENGKAJIAN RISIKO

• Probability / KEMUNGKINAN
TERJADI
• Impact, dan /DAMPAK
• Current Systems / SISTEM
KELANJUTAN
• Item tambahan boleh ditambahkan jika
diperlukan
SKOR =
Nilai Probabilitas X Nilai Risiko/Dampak X
Nilai Sistem yang ada

Program prioritas berdasarkan nilai terbesar


15
TK Risk Deskripsi kejadian

0 Never Tidak pernah

1 Rare Jarang (Frekuensi 1-2 x /tahun)

2 Maybe Kadang (Frekuensi 3- 4 x/tahun)

3 likely Agak sering (Frekuensi 4-6 x/tahun)

4 Expect it Sering (Frekuensi > 6 – 12 x /tahun

16
TK RIKS Deskripsi Dampak

1 Minimal clinical • Tidak ada cedera

2 Moderate • Cedera ringan , mis luka lecet


clinical • Dapat diatasi dng P3K

3 Prolonged length • Cedera sedang, mis : luka robek


of stay • Berkurangnya fungsi motorik/sensorik/psikologis
atau intelektual (reversibel. Tdk berhubungan dng
penyakit
• Setiap kasus yg meperpanjang perawatan
4 Temporer loss of • Cedera luas/berat, mis : cacat, lumpuh
function • Kehilangan fungsi motorik/sensorik/ psikologis
atau intelektual (ireversibel), tdk berhubungan dng
penyakit
5 Katatropik Kematian yg tdk berhubungan dng perjalanan
penyakit
17
TK RIKS Deskripsi Kegiatan
1 Solid Peraturan ada, fasilitas ada, dilaksanakan

2 Good Peraturan ada, fasilitas ada, tidak selalu


dilaksanakan
3 Fair Peraturan ada, fasilitas ada, tidak
dilaksanakan

4 Poor Peraturan ada, fasilitas tidak ada, tidak


dilaksanakan

5 None Tidak ada peraturan


18
Kajian risiko Pencegahan dan Pengendalian Infeksi

Potential Probability Risk/Impact (Health, Financial, Current Sc


Risks/ Legal, Regulatory) Systems/Preparedness ore
Problems 4 3 2 1 0 5 4 3 2 1 5 4 3 2 1

Expect it Lik Ma Ra Ne Loss of Seriou Prolong Moderat Mini no Po Fair Go Soli


life/ s ed mal or d
ely ybe re ver Loss Length e ne od
limb Clini
(functi of Clinical/
Functio on/ stay cal/
n/ financi
financial finan
financial al/ cial
legal

Standard Precaution

Lack of Hand
Hygiene

Lack of
respiratory
Hygiene/cough
Etiquette

Lack of safety
injection

19
Kajian risiko Pencegahan dan Pengendalian Infeksi

Potential Probability Risk/Impact (Health, Financial, Current Sc


Risks/ Legal, Regulatory) Systems/Preparedness ore
Problems 4 3 2 1 0 5 4 3 2 1 5 4 3 2 1

Expect it Lik Ma Ra Ne Loss of Seriou Prolong Moderat Mini no Po Fair Go Soli


life/ s ed mal or d
ely ybe re ver Loss Length e ne od
limb Clini
(functi of Clinical/
Functio on/ stay cal/
n/ financi
financial finan
financial al/ cial
legal

Transmission Based Precaution

Lack of
Airborne
Precaution

Lack of Droplet
Precaution

Lack of
Contact
Precaution
20
Kajian risiko Pencegahan dan Pengendalian Infeksi HAIs

Potential Probability Risk/Impact (Health, Financial, Current Sc


Risks/ Legal, Regulatory) Systems/Preparedness ore
Problems 4 3 2 1 0 5 4 3 2 1 5 4 3 2 1

Expect it Lik Ma Ra Ne Loss of Seriou Prolong Moderat Mini no Po Fair Go Soli


life/ s ed mal or d
ely ybe re ver Loss Length e ne od
limb Clini
(functi of Clinical/
Functio on/ stay cal/
n/ financi
financial finan
financial al/ cial
legal

HAIs
SSI

ISK

IAD

VAP
PELATIHAN IPCD/IPCN/
21
PERSI/PERDALIN/GRS
From Risks to Priorities to Plan

Risk
Assessment Priorities IC Plan

22
No JENIS SKOR PRIORITAS TUJUAN TUJUAN STRATEGI EVALUASI PROGRESS
KELOMPOK UMUM KHUSUS /
RISIKO ANALISIS
ICRA Renovasi Bagunan
Langkah Ke-1:
Identifikasi Tipe Aktivitas Konstruksi (Tipe A-D)
Tipe A Tipe B
Inspeksi dan aktifitas non- Skala kecil, durasi aktivitas
invasive pendek yang dapat
•Termasuk, tapi tidak terbatas pada : menghasilkan debu minimal
a.mengangkat papan langit-langit
untuk inspeksi visual terbatas pada I •Termasuk, tapi tidak terbatas
papan per 50 square feet. pada :
b.pengecatan (tetapi bukan melakukan a.instalasi telepon dan kabel
plesteran) computer
b.akses untuk ke ruangan
c.dinding penghalang, pekerjaan
jaringan listrik, pompa minor, dan c.memotong dinding atau
aktivitas yang tidak menghasilkan debu langit-langit dimana migrasi
atau membutuhkan pemotongan
dinding atau akses ke langit-langit debu dapat dikontrol
dibandingkan dengan untuk inspeksi
visual.
Tipe C Tipe D
Aktivitas yang menghasilkan debu dari
tingkat moderat sampai tinggi atau Penghancuran mayor dan proyek
membutuhkan penghancuran atau bangunan
pemusnahan komponen kerangka gedung
•Termasuk, tapi tidak terbatas pada : •Termasuk, tapi tidak terbatas
a.melakukan plesteran dinding untuk dicat pada :
atau pelapisan dinding

b.mengangkat penutup lantai, papan


langit-langit, dan papan penghalang a.aktivitas yang membutuhkan
kerja shift yang berkelanjutan
c.konstruksi dinding baru

d.membuat akses kerja minor atau b.membutuhkan penghancuran


pekerjaan listrik di atas langit-langit
besar atau pengangkatan system
e.aktivitas kabel mayor kabel yang lengkap

f.pekerjaan yang tidak bisa diselesaikan


dalam satu shift c.konstruksi baru
Langkah Ke-2 :
Identifikasi Kelompok Pasien yang Berisiko di sekitar kegiatan
Risiko Rendah Risiko Sedang konstruksi
Risiko Tinggi Risiko Sangat
Tinggi
Area Kantor Cardiologi CCU Setiap area yang
merawat pasien
Echocardiography UGD dengan
imunokompromise
Endoscopy Persalinan
Unit Luka Bakar
Kedokteran Nuklir Laboratorium
(specimen) Cathlab Jantung
Terapi fisik
Perawatan Bayi Baru ISP
Radiologi/MRI Lahir
ICU
Terapi Respiratori Poli Bedah
Unit Penyakit
Pediatrik Dalam
Langkah Ke-3 :
Menentukan Level/Kelas ICRA Renovasi

• Ditentukan berdasarkan tabel antara Tipe Aktivitas


Konstruksi dan Kelompok Pasien Berisiko

Note: Infection Control approval will be required when the Construction Activity and
Risk Level indicate that Class III or Class IV control procedures are necessary.
Rekomendasi Tim PPI
berdasarkan Kelas ICRA Renovasi
Kelas I
Selama Pekerjaan Konstruksi Setelah Pekerjaan Selesai

• Lakukan pekerjaan dengan


metode yang dapat • Bersihkan Area
meminimalisir debu dari setiap selesai
aktivitas konstruksi.
pekerjaan.
• Segera
mengganti/menggeser
papan langit-langit yang
salah posisi selama inspeksi
visual
Kelas II

Selama Pekerjaan Konstruksi Setelah Pekerjaan Selesai


• Melakukan metode yang aktif • Bersihkan permukaan kerja
untuk mencegah debu
beterbangan dari tempatnya ke dengan desinfektan
udara. • Kumpulkan limbah
• Semprotan air ke permukaan konstruksi dengan container
kerja untuk mengontrol debu
pada saat memotong yang tertutup rapat
• Tutup pintu yang tidak dipakai sebelum dibawa/dikirim
dengan selotip. • Lakukan pengepelan basah
• Memblok dan menutup ventilasi dan atau vacuum dengan
udara.
• Letakkan keset di pintu masuk vacuum HEPA filter sebelum
dan pintu keluar dari area meninggalkan area kerja
konstruksi. • Hentikan isolasi system
• Lepaskan atau lakukan isolasi
system HVAC di area kerja. HVAC pada area kerja
Kelas III

Selama Pekerjaan Konstruksi Setelah Pekerjaan Selesai


• Cabut atau lakukan isolasi system • Jangan melepaskan
HVAC pada area yang sedang penghalang dari area kerja
dikerjakan untuk mencegah
kontaminasi dari system saluran. sampai proyek yang selesai
telah diinspeksi oleh K3RS
• Lengkapi semua Penghalang kritikal, dan PPIRS dan secara
seperti lembaran penutup, triplek, keseluruhan telah
plastic, untuk menutup area dari area dibersihkan oleh USL.
non kerja atau melakukan
implementasi dengan metode control
cube (kereta dorongan dengan • Lepaskan pembatas material
penutup plastic dan penghubung secara hati-hati untuk
tertutup pada area kerja dengan
vakum HEPA untuk melakukan vakum meminimalisasi penyebaran
sampai ke pintu keluar)sebelum debu dan debris sisa-sisa
konstruksi dimulai. konstruksi.
Kelas III

Selama Pekerjaan Konstruksi Setelah Pekerjaan Selesai

• Jaga tekanan negative udara • Vakum area kerja dengan


dalam area kerja menggunakan vakum HEPA filter.
HEPA yang dilengkapi dengan
unit filtrasi udara. • Area dilakukan
pengepelan basah dengan
• pengiriman atau kereta. Tutup desinfektan.
rapat dengan selotip kecuali
sudah ada penutupnya. • Hentikan isolasi sistem
HVAC pada area yang
sedang dikerjakan
Kelas IV

Selama Pekerjaan Konstruksi Setelah Pekerjaan Selesai


• Lakukan isolasi sistem HVAC pada • Lepaskan pembatas
area dimana sedang dikerjakan
untuk mencegah kontaminasi sistem material dengan hati-hati
saluran. untuk meminimalisasi
• Berikan penghalang yang lengkap, penyebaran debu dan
seperti sheetrock/lembaran debris sisia-sisa
penutup, triplek, plastic, untuk konstruksi.
menutup area kerja dari area non
kerja atau melakukan implementasi • Kumpulkan limbah
metode control cube (kereta
dorongan dengan penutup plastic konstruksi dengan
dan penghubung tertutup pada area container yang tertutup
kerja dengan vakum HEPA untuk
melakukan vakum sampai ke pintu rapat sebelum dikirim.
keluar)sebelum konstruksi dimulai.
Kelas IV

Selama Pekerjaan Konstruksi Setelah Pekerjaan Selesai

• Jaga tekanan negative udara • Tutup


dalam area kerja sambungan/reseptakel
menggunakan HEPA yang pengiriman atau kereta.
dilengkapi dengan unit filtrasi Tutup rapat dengan
udara. selotip kecuali sudah ada
penutupnya.
• Tutup lubang, pipa-pipa,
sambungan-sambungan, dan • Vakum area kerja dengan
bolongan-bolongan dengan vakum HEPA filter
benar
Kelas IV

Selama Pekerjaan Konstruksi Setelah Pekerjaan Selesai


• Dirikan/Buat anteroom dan anjurkan
semua petugas untuk melewati ruangan ini • Area dilakukan
sehingga mereka bisa divakum terlebih pengepelan basah
dahulu menggunakan pembersih vakum
HEPA sebelum meninggalkan area kerja
atau mereka dapat memakai baju
dengan desinfektan
pelindung atau penutup tubuh yang dapat
dilepas setiap saat mereka meninggalkan
area kerja. • Hentikan isolasi sistem
• Setiap petugas yang memasuki area kerja HVAC pada area yang
harus memakai pelindung alas kaki/sepatu. sedang dikerjakan
Pelindung sepatu harus diganti setiap
petugas keluar dari area kerja.

• Jangan melepaskan penghalang dari area


kerja sampai proyek yang selesai telah
diinspeksi oleh K3RS dan PPIRS dan secara
keseluruhan telah dibersihkan oleh USL
ICRA harus ditinjau & diidentifikasi setidaknya setiap tahun
Memperioritaskan risiko :
–Tidak membuat semuanya menjadi prioritas
–Jangan menggunakan beberapa jenis tools untuk
diprioritaskan
–Lakukan pendokumentasian prioritas risiko dan diseleksi
secara rasional
–Sertakan saat pasien rawat jalan
–Melibatkan multi disiplin

36
costypandjaitan@gmail.com

Anda mungkin juga menyukai