Anda di halaman 1dari 34

PERSI

Disampaikan pada acara


In House Training Pencegahan dan Pengendalian Infeksi
RSUD JAYAPURA
Tanggal 4 – 5 OKTOBER 2019
TUJUAN PEMBELAJARAN UMUM

• Setelah selesai pembelajaran ini peserta


mampu memahami tentang patient safety di
pelayanan kesehatan sesuai standar yang sudah
ditetapkan
TUJUAN PEMBELAJARAN
KHUSUS
• Setelah mengikuti materi ini peserta mampu:
– Menjelaskan latar belakang tentang patient safety
– Menjelaskan kesalahan-kesalahan dalam pelayanan kesehatan
– Menyebutkan penyebab kesalahan-kesalahan di pelayanan
kesehatan
– Menyebutkan sembilan solusi pada patient safety (WHO)
– Menyebutkan tujuan keselamatan pasien
– Menjelaskan enam sasaran internasional keselamatan pasien
PENDAHULUAN
Rumah Sakit PELAYANAN PASIEN
KOMPLEKS

Di Rumah Sakit :
-Jumlah pasien banyak
-Jumlah pemeriksaan banyak
-Jumlah tindakan banyak
-Jumlah obat-obatan banyak
-Jumlah jenis tenaga banyak
-Jumlah staf banyak
-.

Kesadaran akan potensi terjadinya kesalahan sehingga


bagaimana mencegah terjadinya kesalahan
LATAR BELAKANG
“TO ERR IS HUMAN”

Preventable
1984, di New York 2,9 % pasien masuk “
(Leape et al, 2001)
adverse event” 58 % dapat dicegah
1992 , Colorado and Utah 3,7 % pasien
masuk “ adverse event “ 53 % dapat 44 %, technical error.
dihindari 17 %, diagnostic error.
Diagnostic error (Radiologi) di US , 30 %
12 %, failure to prevent
oleh karena malpraktek
injury.
Kurangnya kepatuhan kebersihan tangan
menyebabkan kematian di US 10 %, error in the use
of a drug.
KESALAHAN KLINIS/MEDIS YANG
SERING TERJADI (Swanburg, 1991)
1. Kesalahan obat :
• cara memberikan obat salah
• memberikan obat yang salah
• salah pasien
2. Kesalahan saat operasi:
 salah tindakan
 salah lokasi
 salah pasien
3. Pencatatan tindakan pembedahan
4. Melaksanakan praktek tidak kompeten (bukan
kewenangannya)
5. Pasien jatuh
KESALAHAN KLINIS/MEDIS YANG
SERING TERJADI (Swanburg, 1991)

6. Pasien luka /terbakar (Kompres hangat, Kauter)


7. Terkait dengan teknologi :
 Cidera karena kesalahan
 Kerusakan alat
8. Infeksi nosokomial (sejak 2007 HAIs)
9. Salah identitas pasien
10. Salah interpretasi data atau gejala
PATIENT SAFETY
• PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK
INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2017
TENTANG KESELAMATAN PASIEN

Penyempurnaan

Peraturan Menteri Kesehatan Nomor


1691/MENKES/Per/VIII/2011 tentang
Keselamatan
Pasien Rumah Sakit
PENGERTIAN KESELAMATAN
PASIEN
Keselamatan Pasien adalah suatu sistem yang
membuat asuhan pasien lebih aman, meliputi
asesmen risiko, identifikasi dan pengelolaan risiko
pasien, pelaporan dan analisis insiden, kemampuan
belajar dari insiden dan tindak lanjutnya, serta
implementasi solusi untuk meminimalkan timbulnya risiko dan
mencegah terjadinya cedera yang disebabkan oleh kesalahan
akibat melaksanakan suatu tindakan atau tidak mengambil
tindakan yang seharusnya diambil.
PENGERTIAN
• Kesalahan medis didefinisikan sebagai suatu
kegagalan yang telah direncanakan untuk
diselesaikan tidak seperti yang diharapkan (yaitu
kesalahan tindakan) atau perecanaan yang salah
untuk mencapai suatu tujuan (yaitu,kesalahan
perencanaan)
• Kesalahan yang terjadi dalam proses asuhan medis ini
akan mengakibatkan atau berpotensi cidera pada
pasien yaitu Near Miss atau Adverse Event
PENGERTIAN
 Near Miss atau nyaris cidera (NC) merupakan suatu kejadian akibat
melaksanakan suatu tindakan (commission) atau tidak mengambil
tiindakan yang seharusnya diambil (ommisssion), yang dapat
mencederai pasien, tetapi cidera serius tidak terjadi,
 karena keberuntungan (misalnya pasien terima suatu obat kontra
indikasi tatapi tidak timbul reaksi obat),
 pencegahan (suatu obat dengan overdosis lethal akan
diberikan,tetapi staf lain mengetahui dan membatalkannya
sebelum obat diberikan dan
 peringanan (suatu obat dengan overdosis lethal diberikan,
diketahui secara dini lalu diberikan antidotenya
TUJUAN KESELAMATAN PASIEN

Keselamatan Pasien bertujuan untuk


meningkatkan mutu pelayanan fasilitas
pelayanan kesehatan melalui penerapan
manajemen risiko dalam seluruh aspek
pelayanan yang disediakan oleh fasilitas
pelayanan kesehatan.
PENYELENGGARAAN
KESELAMATAN PASIEN
• Standar Keselamatan Pasien
• Tujuh Langkah MenujuKeselamatan Pasien
• Sasaran Keselamatan Pasien
PENGERTIAN
• Adverse Event atau Kejadian Tidak Diharapkan (KTD) adalah
merupakan suatu kejadian yang mengakibatkan cedera yang
tidak diharapkan pada pasien karena suatu tindakan
(commission) atau tidak mengambil tindakan yang
seharusnya diambil (ommission) dan bukan karena underlying
disease atau kondisi pasien misal
– Keterlambatan diagnosa,
– Tidak menerapkan pemeriksaan yang sesuai,
– Kesalahan prosedur
– Kesalahan terapi
TUJUH STANDAR KESELAMATAN
PASIEN RS
(mengacu pada Hospital Patient Safety standards yang dikeluarkan oleh Joint commision on Acreditation of
Health, USA 2002

I. Hak pasien,
II. Mendidik pasien dan keluarga,
III. Keselamatan pasien dan Asuhan
Berkesinambungan,
IV. Penggunaan metoda peningkatan kinerja, utk
melakukan evaluasi & meningkatkan KP,
V. Peran kepemimpinan dalam meningkatkan KP,
VI. Mendidik staf tentang KP,
VII.Komunikasi merupakan kunci bagi staf untuk
mencapai KP
TUJUH LANGKAH MENUJU KESELAMATAN
PASIEN RUMAH SAKIT

1. BANGUN KESADARAN AKAN NILAI KP, Ciptakan kepemimpinan & budaya yg


terbuka & adil.
2. PIMPIN DAN DUKUNG STAF ANDA, Bangunlah komitmen & fokus yang kuat &
jelas tentang KP di RS Anda
3. INTEGRASIKAN AKTIVITAS PENGELOLAAN RISIKO, Kembangkan sistem &
proses pengelolaan risiko, serta lakukan identifikasi & asesmen hal yang potensial
bermasalah
4. KEMBANGKAN SISTEM PELAPORAN, Pastikan staf Anda agar dgn mudah dapat
melaporkan kejadian / insiden, serta RS mengatur pelaporan kpd KKP-RS.
5. LIBATKAN DAN BERKOMUNIKASI DENGAN PASIEN, Kembangkan cara-cara
komunikasi yg terbuka dgn pasien
6. BELAJAR & BERBAGI PENGALAMAN TTG KP, Dorong staf anda utk melakukan
analisis akar masalah untuk belajar bagaimana & mengapa kejadian itu timbul
7. CEGAH CEDERA MELALUI IMPLEMENTASI SISTEM KP, Gunakan informasi yang
ada tentang kejadian / masalah untuk melakukan perubahan pada sistem
pelayanan
Sembilan solusi keselamatan pasien di RS (WHO
Collaborating Centre for Patient Safety, 2 May 2007)

1. Perhatikan nama obat, rupa dan ucapan mirip (look-alike,


sound-alike medication name
2. Pastikan identifikasi pasien
3. Komunikasi secara benar saat serah terima pasien
4. Pastikan tindakan yang benar pada sisi tubuh yang benar
5. Kendalikan cairan elektrolit yang pekat
6. Pastikan akurasi pemberian obat pada pengalihan pelayanan
7. Hindari salah kateter dan salah sambung slang
8. Gunakan alat injeksi sekali pakai
9. Tingkatkan kebersihan tangan untuk pencegahan infeksi
nosokomial
Enam Sasaran Internasional Keselamatan Pasien
(SIKP)
International Patient Safety Goals (IPSG)

– SIKP 1.Mengidentifikasi pasien dengan benar


– SIKP 2.Meningkatkan komunikasi yang efektif
– SIKP 3.Meningkatkan keamanan obat-obatan
yang harus diwaspadai
– SIKP 4.Memastikan lokasi pembedahan yang benar,
prosedur yang benar, pasien yang benar
– SIKP 5. Mengurangi risiko infeksi terkait pelayanan
kesehatan
– SIKP 6. Mengurangi risiko cedera pasien akibat jatuh
Sasaran 1. Mengidentifikasi pasien
dengan benar
• Rumah Sakit menetapkan regulasi untuk menjamin ketepatan
(akurasi) identifikasi pasien
• Identifikasi pasien dilakukan dengan menggunakan minimal 2 (dua)
identitas dan tidak boleh menggunakan nomor kamar pasien atau
lokasi pasien dirawat sesuai dengan regulasi RS
• Bentuk identifikasi nama pasien, tanggal lahiir,nomor rekam
medik,atau bentuk lainnya (KTP, Barcode)
• Dua bentuk identifikasi harus dilakukan saat intervensi kepada
pasien seperti sebelum menerima radioterapi,cairan
intravena,hemodialisi, pengambilan darah, specimen lainnya
Sasaran 1. Mengidentifikasi pasien
dengan benar
• Warna gelang pasien
• Gelang identitas
• Biru: Laki Laki
• Pink: Perempuan
• Gelang penanda:
• Merah: Alergi
• Kuning: Risiko Jatuh
• Ungu : Do Not Resucitate

Pasien dengan gangguan kesehatan jiwa: foto


Sasaran 2: Meningkatkan komunikasi
yang efektif
1. Rumah sakit menetapkan regulasi untuk melaksanakan proses meningkatkan
efektifitas komunikasi verbal dan atau komunikasi melalui telepon
2. Rumah sakit menetapkan regulasi untuk proses pelaporan hasil pemeriksaan
diagnostik kritis (lab,radiologi,USG,vital sign)
3. Rumah sakit menetapkan dan melaksanakan proses komunikasi “serah
terima”
4. Komunikasi dianggap efektif bila tepat waktu,akurat,lengkap, tidak mendua
(ambiguous) dan diterima oleh si penerima
5. Komunikasi dapat berbentuk verbal,elektronik atau tertulis
6. Ada bukti pelatihan komunikasi efektif antar profesi pemberi asuhan,dengan
pasien, keluarga pasien dan masyarakat
Sasaran 2: Meningkatkan komunikasi yang
efektif
• Untuk komunikasi verbal atau via telp yang aman lakukan sbb
– Hindari pemesanan obat atau permintaan obat secara verbal
– Dalam keadaan darurat dimana komunikasi secara tertulis atau komunikasi
elektronik tidak dapat dilakukan maka harus ditetapkan panduannya meliputi
• permintaan pemeriksaan, penerimaan hasil pemeriksaan, identifikasi dan
penetapan nilai kritis,hasil pemeriksaan dignostik ,kepada siapa dan oleh siapa hasil
pemeriksaan dilaporkan
– Prosedur menerima perintah lisan atau telp hasil pemeriksaan oleh penerima
informasi , penerima membaca kembali dan pengirim memberi konfirmasi atas
apa yang telah ditulis
– Rumah sakit memiliki daftar singkatan yang diperkenankan dan yang tidak
diperkenankan
Sasaran 3. Meningkatkan keamanan obat obat yang
harus diwaspadai (High alert medication)

1. Ada regulasi tentang penyediaan, penyimpanan, penataan, penyiapan


dan penggunaan obat yang perlu diwaspadai
2. Rumah sakit mengimplementasikan regulasi yang sudah dibuat
3. Di rumah sakit tersedia daftar semua obat yang perlu diwaspadai yang
disusun berdasarkan atas data spesifik sesuai dengan regulasi
– Tempat penyimpanan, pelabelan dan penyimpanan obat yang perlu
diwaspadai termasuk NORUM diatur tempat aman
(Nama Obat, Rupa dan Ucapan Mirip (NORUM),
Look-Alike Sound-Alike (LASA)
4. Elektrolit konsentrat hanya tersedia di unit kerja/instalasi farmasi atau
depo farmasi
Sasaran 3. Meningkatkan keamanan obat obat yang
harus diwaspadai (High alert medication)
CHEK 12 benar dalam pemberian obat
1. Benar pasien
8.Benar hak pasien untuk menolak
2. Benar obat
9.Benar pengkajian untuk menilai
3. Benar dosis efek obat
4. Benar waktu pemberian 10.Benar evaluasi hasil penilaian
efek obat
5. Benar cara dan waktu
11.Benar reaksi terhadap makanan
pemberian
12.Benar reaksi terhadap obat lain
6. Benar informasi
7. Benar dokumentasi
Sasaran 4. Memastikan lokasi pembedahan yang benar,
prosedur yang benar, pembedahan pada pasien yang benar

• Ada regulasi untuk prosedur bedah aman dengan menggunakan”


surgical check list”(Surgical Safety Checklist dari WHO Patient
Safety 2009)
• Sebelum operasi atau tindakan invasif dilakukan, Rumah sakit
menyediakan “chek list” atau proses lain untuk mencatat,
apakah informed concent sudah benar dan lengkap, apakah
tepat lokasi, tepat prosedur, dan tepat pasien sudah
teridentifikasi, apakah semua dokumen dan peralatan yang
dibutuhkan sudah siap tersedia dengan lengkap dan berfungsi
dengan baik
Sasaran 4. Memastikan lokasi pembedahan yang benar,
prosedur yang benar, pembedahan pada pasien yang benar

• Rumah Sakt menggunakan komponen Time Out terdiri


dari identifikasi Tepat pasien,Tepat Prosedur dan Tepat
Lokasi, persetujuan atas operasi dan konfirmasi bahwa
proses verifikasi sudah lengkap dilakukan sebelum
melakukan sayatan
• Rumah sakit menggunakan ketentuan yang sama
tentang Tepat pasien,Tepat prosedur,Tepat lokasi jika
pasien dilakukan di luar kamar operasi termasuk
prosedur tindakan medis dan gigi
PROTOKOL UNIVERSAL

• Melakukan proses verifikasi


check list pre prosedur
• Melakukan time-out segera
sebelum prosedur dimulai
– benar pasien,
– benar prosedur tindakan,
– benar lokasi tindakan
• Memberi tanda pada daerah
tindakan
Sasaran 5. Mengurangi Risiko
infeksi terkait pelayanan kesehatan
1. Ada regulasi tentang pedoman kebersihan tangan (hand hygiene)
yang mengacu pada standar WHO TERKINI
2. Rumah Sakit melaksanakan program kebersihan tangan di seluruh
rumah sakit sesuai dengan regulasi
3. Staf rumah sakit dapat melakukan kebersihan tangan sesuai
dengan prosedur
4. Ada bukti staf melaksanakan lima saat kebersihan tangan
5. Prosedur disinfeksi di rumah sakit dilakukan sesuai dengan
regulasi
6. Ada bukti rumah sakit melaksanakan evaluasi terhadap upaya
menurunkan angka infeksi terkait pelayanan kesehatan
Sasaran 6. Mengurangi Risiko Cedera
pasien akibat jatuh
1. Ada regulasi yang mengatur tentang mencegah pasien cedera
karena jatuh
2. Rumah sakit melakukan suatu proses asesemen terhadap semua
pasen rawat inap dan rawat jalan dengan kondisi diagnosa dan
lokasi terindikasi berisiko tinggi jatuh sesuai dengan regulasi
3. Rumah sakit melakukan asesmen awal , asesmenn
lanjutan,asesmen ulang dari pasien rawat inap yang berdasarkan
atas catatan teridentifikasi risiko jatuh
4. Langkah-langkah diadakannya untuk mengurangi risiko jatuh bagi
pasien dari situasi dan lokasi yang menyebabkan pasien jatuh
RANGKUMAN
• Patient Safety merupakan langkah strategis :
- Pelayanan aman  Quality (Safety Beyond Quality)
• Patient Safety suatu perubahan budaya :
- Safety Culture
- Blame-Free Culture
- Reporting Culture
- Learning Culture
• Patient Safety diperlukan:
- Komitmen setiap individu
costypandjaitan@gmail.com

Anda mungkin juga menyukai