Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
PK = PPN =
100.000 KN
P AB R I K AN 100.000
H AR G A JUAL =1 . 0 0 0 . 0 0 0 P P N 10%
BKP
100.000
P M = 100.000 PPN =
P E D AG AN G B E SAR 30.000
KN
P K = 1 3 0 .0 0 0
H AR G A B E LI =1 . 0 0 0 . 0 0 0
BKP P P N 10%
N I LAI T AM B AH = 3 0 0 . 0 0 0
H AR G A JUAL =1 . 3 0 0 . 0 0 0
130.000
P M = 130.000 PPN =
P E D AG AN G E C E R AN 20.000
KN
P K = 1 50 .0 0 0
H AR G A B E LI = 1 . 3 0 0 . 0 0 0
BKP N I LAI T AM B AH = 2 0 0 . 0 0 0 P P N 10%
H AR G A JUAL= 1 . 5 0 0 . 0 0 0 150.000
K O N SUM E N B E B AN P AJAK
P e r b a n d in g a n a n t a r a
PERBANDINGAN PPn KUMULATIF& PPN NON KUMULATIF
P P n k u m u la t if d g P P N n o n k u m u la t if
K AS N E G AR A P AB R I K AN K AS N E G AR A
P E D AG AN G PPN
B E SAR 30 .00 0
H AR G A B E LI = 1 . 1 0 0 . 0 0 0 H AR G A B E LI = 1 . 0 0 0 . 0 0 0
PPn N I LAI T AM B AH = 3 0 0 . 0 0 0 N I LAI T AM B AH = 3 0 0 . 0 0 0 PPN
1 40 .00 0 H AR GA JUAL= 1 . 4 0 0 . 0 0 0 H AR G A JUAL = 1 . 3 0 0 . 0 0 0 130.000
P E D AG AN G PPN
E C E R AN 20 .00 0
PPn H AR G A B E LI = 1 . 5 4 0 . 0 0 0 H AR G A B E LI = 1 . 3 0 0 . 0 0 0
PPN
1 70 .00 0 N I LAI T AM B AH = 1 6 0 . 0 0 0 N I LAI T AM B AH = 2 0 0 . 0 0 0
H AR G A JUAL = 1 . 7 0 0 . 0 0 0 H AR G A JUAL= 1 . 5 0 0 . 0 0 0 1 5 0 .0 0 0
S IS TIM PEMUNGUTAN
PPN atas
Nila i Ta mba h
Nila i Ta mba h
700
SUBTRACTION ADDITION
INDIRECT
SUBTRACTION/
CREDIT/INVOICE
METODE PENGHITUNGAN
(Calculation Method)
ADDITION METHOD
PENYUSUTAN = 5 0
BUNGA = 2 0
SEWA = 8 0
GAJ I/ UPAH = 3 0 0
MANAJ EMEN = 1 50
LABA USAHA = 1 00
J u ml a h = 7 0 0
PPN 1 0 % = 7 0
Diantara tiga metode tersebut, UU PPN Indonesia
menganut “indirect subtraction method” (metode
pengurangan tidak langsung).
Untuk mendeteksi atau menguji kebenaran jumlah pajak
yang terutang atas perolehan dan jumlah pajak yang
terutang atas penyerahan tersebut diperlu-kan suatu
dokumen pendukung.
Dokumen ini dinamakan “tax invoice” (Faktur Pajak),
oleh karena itu metode ini dinamakan juga “Invoice
Method”.
Oleh karena itu Faktur Pajak merupakan persyaratan
mutlak dalam indirect subtraction method.
Dalam hukum pajak, kegiatan mengurangkan pajak
dengan pajak dinamakan “tax credit”, oleh karena itu
metode ini juga dinamakan “credit method” yaitu
mengkreditkan pajak yang dibayar kepada penjual atau
pengusaha jasa yang dinamakan “Pajak Masukan” (input
tax) dengan pajak yang dipungut dari pembeli atau
penerima jasa yang dinamakan “Pajak Keluaran” (output
tax).
Dalam kalimat yang lebih sederhana dan populer adalah
mengreditkan Pajak Masukan dengan Pajak Keluaran.
Netral
Karakteristik PPN sbg pajak konsumsi
menempatkan PPN pada posisi netral yaitu
netral baik atas pola konsumsi, pola produksi
maupun pola distribusi.
Netralitas PPN dibentuk oleh dua faktor yaitu :
PPN dikenakan baik atas konsumsi barang maupun
jasa.
Dalam pemungutannya, PPN menganut prinsip
tempat tujuan (destination principle).
Mekanisme PPN
Mekanisme umum
Mekanisme khusus
Mekanisme Umum PPN
PKP yg melakukan penyerahan BKPJKP) wajib memungut PPN dari
pembeli/penerima BKP/JKP dengan membuat FP.
PPN yg tercantum dlm FP merupakan PK (Out Put Tax) bagi PKP Penjual
BKP/JKP, yg sifatnya sbg pajak yg harus dibayar (hutang pajak).
Pada waktu PKP di atas melakukan pembelian/perolehan BKP/JKP yg
dikenakan PPN, PPN tersebut merupakan PM (In Put Tax), yg sifatnya sbg
pajak yg dibayar di muka, sepanjang BKP/JKP yg dibeli tersebut
berhubungan langsung dengan kegiatan usahanya.
Untuk setiap masa pajak (setiap bulan), apabila jumlah PK lebih besar dari
pada PM, maka selisihnya harus disetor ke Kas Negara. Dan sebaliknya,
apabila jumlah PM lebih besar dari pada PK, maka selisih tersebut dapat di
kompensasi ke masa pajak berikutnya atau diminta kembali (restitusi)
Pengusaha Kena Pajak di atas wajib menyampaikan Laporan Perhitungan
PPN setiap bulan (SPT Masa PPN) ke Kantor Pelayanan Pajak
Mekanisme Khusus PPN
Secara umum PPN yg terutang atas transaksi penyerahan BKP/JKP
dipungut oleh PKP Penjual. Dgn demikian, pembeli BKP/JKP yg
bersangkutan wajib membayar kpd PKP Penjual sbsr harga jual
ditambah PPN yg terutang
Namun demikian, apabila yg bertindak sebagai pembeli BKP/JKP tsb
berstatus Pemungut PPN (Pembeli Khusus), PPN yg terutang atas
transaksi penyerahan BKP/JKP tidak dipungut oleh PKP Penjual,
malainkan disetor langsung ke kas negara oleh Pemungut PPN tsb. Dg
demikian, Pemungut PPN hanya membayar kpd PKP Penjual sebesar
harga jual, sedangkan PPN-nya (10%) disetor langsung ke kas negara.
Pemungut PPN (Pembeli Khusus) terdiri dari ;
BUMN
Bendahara Pemerintah
Kontraktor Perjanjian Kerjasama Pengusahaan Pertambangan
Minyak dan Gas Bumi