PEMERIKSAAN FISIK
BUDIYONO, S.Kep, Ns
Politeknik Kesehatan Kemenkes Makassar
Prodi Keperawatan Parepare
Pokok
Bahasan 01 Pemeriksaan Fisik (Inspeksi)
Sumber Data :
1. Data Primer (data dari klien itu sendiri)
2. Data Sekunder (sumbernya adalah keluarga, orang
terdekat, dan orang lain yang tahu tentang status kesehatan
klien)
Data Fokus :
• Data subjektif adalah suatu pernyataan yang disampaikan
oleh klien atau keluarga yang kemudian dipersepsikan dan
ditulis ke lembaran pengkajian klien oleh perawat
• Data objektif adalah data yang diperoleh dari inspeksi
(pengamatan), palpasi (perabaan), perkusi (pengetukan) dan
auskultasi (pendengaran) (Setiawati & Dermawan, 2008).
Pemeriksaan Fisik
(Inspeksi)
Inspeksi Data didapatkan dari hasil
pengamatan dengan
melihat (Inspeksi):
Contoh :
Inspeksi adalah teknik pemeriksaan fisik
atau proses observasi yang Nona S, 20 tahun, dibawa ke
menggunakan kemampuan pengamatan Kesimetrisan suatu area tubuh IGD dengan diagnosa Myocard
pemeriksa (mata) (Setiawati & Perubahan warna Infacrt (MCI).
Dermawan, 2008 dan Priharjo, 1996). Adanya lesi sampai luka
Perubahan – perubahan yang Saat dilakukan pemeriksaan
Metode ini berupaya melihat kondisi bersifat patologis pada daerah fisik dengan teknik inspeksi:
klien dengan menggunakan ‘sense of tubuh yang diperiksa. Keadaan umum lemah,
sign’ baik melalui mata telanjang atau Tanda- tanda fisik yang kesadaran compos mentis,
alat bantu penerangan (lampu). Inspeksi berhubungan dengan status pernafasan cepat, bibir
adalah kegiatan aktif, proses ketika fisik sianosis, vena jugularis +…., ,
perawat harus mengetahui apa yang Tingkah laku klien kedua tungkai bawah odema.
dilihatnya dan dimana lokasinya. (Setiawati & Dermawan, 2008
dan Priharjo, 1996).
Pemeriksa kemudian akan
mengumpulkan dan menggolongkan
informasi yang diterima oleh semua
indera tersebut yang akan membantu
dalam membuat keputusan diagnosis
atau terapi.
Pemeriksaan Fisik
(Palpasi)
Palpasi
Merupakan metode pemeriksaan pasien dengan menggunakan ‘sense of touch’ Palpasi adalah
suatu tindakan pemeriksaan yang dilakukan dengan perabaan dan penekanan bagian tubuh
dengan menggunakan jari atau tangan. Tangan dan jari-jari adalah instrumen yang sensitif
digunakan untuk mengumpulkan data, misalnya metode palpasi ini dapat digunakan untuk
mendeteksi suhu tubuh(temperatur), adanya getaran, pergerakan, bentuk, kosistensi dan
ukuran.
1. Palpasi Ringan adalah menggunakan ujung-ujung jari pada satu atau dua tangan dimana
jari-jari ditekankan ke bawah perlahan-lahan sampai ditemukan hasil.
2. Palpasi Dalam adalah menggunakan dua tangan (bimanual). Satu tangan digunakan
untuk merasakan bagian yang dipalpasi, tangan yang lain untuk menekan ke bawah
(Setiawati & Dermawan, 2008 dan Priharjo, 1996).
Langkah-Langkah Palpasi
Lihat area yang dipalpasi benar nampak (tidak
01 tertutup selimut atau baju).
02 Cuci tangan
Sebelum melakukan tes tekanan darah, beberapa persiapan yang perlu dilakukan oleh pasien meliputi:
• Beristirahat setidaknya 5-10 menit sebelum tes
• Menghindari konsumsi kopi, merokok, dan beraktivitas berat (seperti olahraga) setidaknya 30 menit sebelum tes
Apa yang harus dilakukan bila hasil tes tekanan darah tidak normal?
Apabila hasil tes tekanan darah meningkat, dokter biasanya akan merekomendasikan terapi perubahan gaya hidup
untuk menurunkan tekanan darah. Langkah-langkah modifikasi pola hidup ini bisa berupa:
• Menerapkan pola makan yang sehat (rendah garam) dan seimbang
• Berolahraga dengan teratur
• Mengurangi konsumsi alkohol dan berhenti merokok
• Menurunkan berat badan yang berlebih
Sementara itu, untuk pasien yang memiliki tekanan darah terlalu rendah, bisa melakukan usaha-usaha
untuk meningkatkan tekanan darah, seperti menambah konsumsi garam dalam jumlah yang cukup, berolahraga
secara teratur, dan mengonsumsi makanan bergizi seimbang.
Pemeriksaan Denyut Nadi
Denyut nadi menggambarkan frekuensi arteri (pembuluh darah bersih) yang mengembang dan berkontraksi dalam
satu menit sebagai respons terhadap detak jantung. Melalui denyut nadi, kamu juga bisa mengetahui detak jantung,
irama jantung, hingga kekuatan jantung. Sehingga, memeriksa denyut nadi bisa menjadi tanda apakah jantung
bekerja dengan baik atau tidak.
Secara garis besar, berikut ini daftar frekuensi napas normal pada bayi baru lahir hingga lansia :
• Bayi (0-1 tahun): 30-60 napas per menit
• Balita (1-3 tahun): 24-40 napas per menit
• Preschooler (3-6 tahun): 22-34 napas per menit
• Anak usia sekolah (6-12 tahun): 18-30 napas per menit
• Remaja (12-18 tahun): 12-16 napas per menit
• Dewasa (19-59 tahun): 12-20 napas per menit
• Lansia (usia 60 tahun ke atas): 28 napas per menit
Frekuensi pernapasan normal berubah seiring dengan bertambahnya usia. Seperti pada penjelasan di atas,
laju pernapasan normal terus berkurang hingga seseorang mencapai usia dewasa.
Cara menghitung frekuensi pernapasan ?
Jenis-Jenis Termometer
1. Termometer Air Raksa
2. Termometer Alkohol
3. Termometer Digita
4. Termometer Telinga
5. Termometer Dahi
6. Termometer Dot
Termometer Air Raksa
Termometer air raksa memberikan pembacaan suhu yang akurat dan dapat
digunakan secara oral, rektal, atau di bawah lengan. Termometer air raksa
kini mulai jarang ditemui. Selain tergeser dengan termometer digital, air raksa
pada termometer ini juga bisa menimbulkan masalah keamanan. Karena
terbuat dari kaca, termometer air raksa akan mudah pecah, sehingga raksa
beracun dapat keluar. Termometer raksa juga bisa sulit dibaca dan harus
tetap di tempatnya selama 3 menit.
Termometer Alkohol
Berbeda dengan termometer air raksa dalam gelas, isi termometer alkohol
kurang beracun dan akan cepat menguap. Kelebihan dari termometer ini
adalah dapat mengukur suhu yang sangat rendah. Namun, termometer
alkohol hanya bisa untuk mengukur suhu sampai 78° Celsius.
Termometer Digital
Termometer digital dianggap lebih praktis, cepat, dan terjangkau. Termometer
digital memberikan pembacaan yang akurat dalam waktu sekitar 1 menit atau
kurang. Termometer ini kini paling banyak digunakan untuk mengukur suhu.
Termometer digital bekerja dengan bantuan baterai. Baterai dalam
termometer harus diganti secara berkala.
Termometer Dahi / Thermo Gun
Termometer dahi adalah macam termometer yang kini banyak digunakan
untuk mengukur suhu, terutama di tempat umum. Termometer dahi
merupakan termometer jarak jauh yang tidak memerlukan kontak kulit dan
memungkinkan orang untuk tetap berjauhan. Termometer dahi menggunakan
sensor infra merah untuk mengukur suhu arteri temporal superfisial, yang
merupakan cabang dari arteri karotis.Termometer cukup didekatkan di dahi.
Termometer dahi memberikan pembacaan cepat, dalam beberapa detik.
Termometer Telinga
Termometer timpani memberikan pembacaan yang cepat dan akurat dan
mungkin lebih disukai daripada termometer oral atau rektal, terutama pada
anak-anak. Termometer telinga digital mengukur suhu membran timpani, atau
gendang telinga, melalui sensor inframerah.
Termometer Dot
Termometer dot adalah macam termometer yang digunakan untuk mengukur
suhu bayi. Termometer ini berbentuk dot atau empeng yang harus
dimasukkan ke mulut. Termometer dot memberi tahu kapan bayi demam
dengan mengubah warnanya secara bertahap dari biru, yang menunjukkan
suhu normal, menjadi merah, yang menunjukkan demam.
PEMERIKSAAN
FISIK PADA
ABDOMEN
Pemeriksaan fisik abdomen merupakan prosedur diagnostik yang rutin dilakukan pada berbagai kondisi
dan keluhan yang terkait sistem gastrointestinal seperti diare, gastritis, massa intraabdomen, ataupun
trauma abdomen. Cavum abdomen dibagi menjadi 4 bagian dengan garis imajiner yang saling tegak
lurus melewati umbilikus. Keempat bagian ini adalah kuadran kanan atas dan bawah, serta kuadran kiri
atas dan bawah. Kuadran-kuadran ini merepresentasikan organ-organ yang terletak di dalamnya.
Selain itu, cavum abdomen juga bisa dibagi menjadi regio hipokondrium kiri dan kanan, epigastrik,
umbilikal, hipogastrik, lumbar kiri dan kanan, serta inguinal kiri dan kanan. Pemeriksaan fisik abdomen
kemudian dapat dilanjutkan dengan pemeriksaan penunjang lainnya sesuai dengan arah diagnosis.
INSPEKSI :
1. Permukaan dinding perut : datar, cekung, cembung ?, lihat juga daerah femoral dan inguinal.
2. Kulit dinding perut : ikterus, striae, pigmentasi, tumor, umbilicus cekung atau datar atau menonjol ?, hernia ?, gambaran dan gerakan
usus.
3. Bentuk perut : simetris/asimetris
4. Saat bernafas apakah ada organ perut yang membesar
5. Lihat apakah terlihat gambaran peristaltic? (pada kasus obstruksi dan pasien sangat kurus)
AUSKULTASI :
Diperiksa bunyi khusus (peristaltic) : normal, melemah sampai menghilang, mengeras sampai terdengar suara logam (metelic sound).
Peristaltic normal kirakira tiap 2-5 detik. Bising usus normal : 5-35 kali per menit.
PERKUSI :
1. Pemeriksaan ini untuk mendeteksi adanya distensi gas, cairan, atau massa padat.
2. Perkusi masing-masing kuadran untuk mengetahui distribusi udara
3. Timpani merupakan bunyi perkusi yang paling sering ditemukan pada abdomen. Bunyi timpani ini disebabkan adanya gas dalam
lambung, usus halus dan kolon.
4. Daerah supra pubis mungkin redup/pekak pada perkusi apabila kandung kemih penuh urine pada wanita yang uterusnya membesar.
PERKUSI :
Palpasi abdomen dapat dilakukan dengan cara palpasi ringan dan palpasi dalam. Palpasi ringan digunakan untuk menentukan nyeri
tekan dan daerah spasme otot dan rigiditas. Palpasi dalam digunakan untuk menentukan ukuran organ dan adanya masa dalam
abdomen yang abnormal.
Hal-Hal yang perlu diperhatikan dalam pemeriksaan fisik abdomen :
1. Pemeriksaan fisik abdomen merupakan bagian dari pemeriksaan fisik umum yang harus dilakukan pada pasien
dengan atau tanpa keluhan pada bagian abdomen.
2. Pemeriksaan fisik abdomen meliputi inspeksi, auskultasi, palpasi, dan perkusi pada seluruh regio abdomen dengan
tujuan untuk memperoleh gambaran klinis pasien berdasarkan organ intraabdomen yang diperiksa
3. Pemeriksaan fisik abdomen dapat dilanjutkan dengan pemeriksaan penunjang lainnya, seperti pemeriksaan darah
lengkap, USG, CT scan, dan MRI
4. Hasil yang didapatkan pada pemeriksaan fisik abdomen harus disampaikan kepada pasien dan ditulis di rekam
medis pasien sebagai bukti temuan yang didapatkan. Pasien perlu diinformasikan mengenai kemungkinan diagnosis
berdasarkan pemeriksaan fisik yang dilakukan, prognosis, tata laksana yang akan diberikan, serta kemungkinan
untuk melakukan pemeriksaan penunjang dan rujukan ke dokter spesialis.
https://drive.google.com/file/d/1zj-l9ZSq0qZMH_TVxsB
L-rvdQbl4TAb2/view?usp=sharing
THANK YOU