Anda di halaman 1dari 22

1a.

STATUS PENGUASAAN BANGUNAN

Status rumah yang ditempati ini harus dilihat dari sisi anggota rumah tangga yang mendiaminya.
Kode 1: Milik sendiri, jika tempat tinggal tersebut pada waktu pencacahan betul-betul sudah milik
kepala rumah tangga atau salah seorang anggota rumah tangga. Rumah yang dibeli secara angsuran
melalui kredit bank atau rumah dengan status sewa beli dianggap rumah milik sendiri;
Kode 2: Kontrak/sewa,
Kontrak jika tempat tinggal tersebut disewa oleh kepala rumah tangga/anggota rumah tangga
dalam jangka waktu tertentu berdasarkan perjanjian kontrak antara pemilik dan pemakai,
misalnya 1 atau 2 tahun. Cara pembayaran biasanya sekaligus di muka atau dapat diangsur
menurut persetujuan kedua belah pihak. Pada akhir masa perjanjian pihak pengontrak harus
meninggalkan tempat tinggal yang didiami dan bila kedua belah pihak setuju bisa diperpanjang
kembali dengan mengadakan perjanjian kontrak baru;
Sewa jika tempat tinggal tersebut disewa oleh kepala rumah tangga atau salah seorang anggota
rumah tangga dengan pembayaran sewanya secara teratur dan terus menerus tanpa batasan
waktu tertentu;
Kode 3: Bebas sewa, jika tempat tinggal tersebut diperoleh dari pihak lain (baik famili/bukan
famili/orang tua yang tinggal di tempat lain) dan ditempati/didiami oleh rumah tangga tanpa
mengeluarkan suatu pembayaran apapun;
Kode 4: Dinas, jika tempat tinggal tersebut dimiliki dan disediakan oleh suatu instansi tempat
bekerja salah satu anggota rumah tangga baik dengan membayar sewa maupun tidak;
Kode 5: Lainnya, jika tempat tinggal tersebut tidak dapat digolongkan ke dalam salah satu kategori
di atas, misalnya tempat tinggal milik bersama, rumah adat.
(Buku Pedoman Halaman 14)
1.b STATUS LAHAN TEMPAT TINGGAL

Rincian 1b ini ditanyakan jika jawaban Rincian 1a berkode 1 (Milik


sendiri)

Status lahan tempat tinggal yang ditempati ini harus dilihat dari sisi anggota
rumah tangga yang mendiaminya
Kode 1: Milik sendiri, jika status lahan tempat tinggal tersebut pada waktu
pencacahan betul-betul sudah milik kepala rumah tangga atau salah seorang anggota
rumah tangga. Rumah yang dibeli secara angsuran melalui kredit bank atau rumah
dengan status sewa beli dianggap rumah milik sendiri;
Kode 2: Milik orang lain, jika status lahan tempat tinggal tersebut adalah milik orang
lain (baik famili/bukan famili);
Kode 3: Tanah Negara, jika status lahan tempat tinggal tersebut adalah milik negara;
Kode 4: Lainnya, jika status lahan tempat tinggal tersebut tidak dapat digolongkan ke
dalam salah satu kategori di atas, misalnya status lahan milik bersama, status lahan
tanah adat, dll.
2. LUAS LANTAI

Catatan:
Luas lantai bangunan tempat tinggal adalah jumlah luas lantai dari setiap bagian
bangunan
1. Jika satu(sebatas atap)
bangunan yang ditempati
sensus ditempati oleh
(dihuni) dan digunakan
beberapa untukmaka
rumah tangga, keperluan
luas
sehari-hari oleh rumah
lantai bangunan tangga,
tempat termasuk
tinggal teras, tangga
satu rumah garasi, tempat mencuci,
adalah luas lantaiWC, gudang ,
ruangan
lantai setiap
yang tingkat
dipakai untukdibagi
bersama bangunan bertingkat
dengan banyaknyadalam
rumahsatutangga
bangunan
yangsensus.
Luasmenggunakannya, kemudian
lantai tempat tinggal rumahditambah luastermasuk
tangga tidak lantai ruangan yang
ruangan dipakai
khusus sendiri.
untuk usaha,
warung, restoran,
2. Jika ada toko, salon,
2 bangunan kandang
terpisah ternak, lantai
yang ditempati olehjemur (lamporan
satu rumah semen),
tangga dan masih
lumbung
dalampadi
satudan
bloklain-lain.
sensus, maka luas lantainya dihitung seluruhnya.
Untuk bangunan
3. Taman yang dibertingkat, luas atau
dalam rumah, lantaiyang
adalah jumlah luas
disamping rumahdari semuamasih
namun tingkat yang
di bawah
ditempati.
atap, semuanya ditambahkan sebagai luas lantai.
4. Jika luas lantai lebih dari 998 m2 ditulis 998.
Isikan luas lantai dari bangunan tempat tinggal yang dihuni oleh rumah tangga
responden dan tuliskan ke dalam kotak yang tersedia (dalam m 2). Isian pada rincian
ini harus lebih besar dari nol.
3. JENIS LANTAI TERLUAS

Yang dicatat dalam rincian ini adalah jenis lantai yang paling luas dari bangunan
tempat tinggal yang dihuni rumah tangga.

Bila bangunan tersebut menggunakan lebih dari satu jenis lantai yang luasnya sama,
maka yang dianggap sebagai lantai terluas adalah lantai yang bernilai lebih tinggi
(kode terkecil).
(Lihat Buku Pedoman Halaman 15 - 16)

Parket Vinil Teraso


4. JENIS DINDING TERLUAS

Dinding adalah sisi luar/batas dari suatu bangunan atau penyekat dengan
bangunan fisik lain. Bila bangunan tersebut menggunakan lebih dari satu jenis
dinding yang luasnya sama, maka yang dianggap sebagai dinding terluas adalah
dinding yang bernilai lebih tinggi (kode terkecil).
Lakukan pengamatan langsung. Bila petugas tidak dapat melihat/mengamati
langsung, maka petugas dapat bertanya kepada responden
(Lihat Buku Pedoman Halaman 16 - 17)
5. JENIS ATAP TERLUAS

Lakukan pengamatan langsung. Bila petugas tidak dapat melihat/mengamati


langsung, maka petugas dapat bertanya kepada responden. Lingkari salah satu kode
jenis atap terluas dari bangunan fisik tempat rumah tangga responden berada
Atap adalah penutup bagian atas suatu bangunan sehingga orang yang mendiami di
bawahnya terlindung dari terik matahari, hujan dan sebagainya. Untuk bangunan
bertingkat, atap yang dimaksud adalah bagian teratas dari bangunan tersebut.
(Lihat Buku Pedoman Halaman 17 - 18)

Untuk Rincian 3-5 (jenis lantai, dinding, dan atap) petugas selain
mewawancarai, juga mengamati jenisnya dan kondisi/kualitasnya,
apakah dalam keadaan baik atau buruk.
5. JUMLAH KAMAR TIDUR

Kamar tidur adalah ruangan yang benar-benar difungsikan hanya untuk tidur. Jika
suatu ruangan memiliki fungsi lebih dari 1 (satu), seperti untuk tidur dan untuk
ruang tamu maka tidak dihitung sebagai kamar tidur.
Ruangan adalah bagian dari suatu tempat tinggal yang memiliki luas (panjang x
lebar) minimum sekitar 3 m2, dibatasi minimal oleh 3 dinding/sekat yang tetap
minimal pada 3 sisi dan tertutup dari lantai hingga langit-langit, atau tingginya
dinding/sekat minimal sekitar 2 m.
7. SUMBER AIR MINUM

Penjelasan:
 Rumah tangga yang minum dari air leding yang diperoleh dari pedagang air keliling
dianggap mempunyai sumber air minum leding eceran.
Perlu
Rumahdiingat bahwa
tangga yangyang ditanyakanberasal
air minumnya di sini dari
adalah sumbernya.
mata Jika
air atau air rumah
hujan yangtangga
responden
ditampung mendapatkan
dan dialirkanair
kedari
rumahmata air yang
dengan disalurkan sampai
menggunakan ke rumah, maka
pipa pralon/pipa leding
sumber airnya adalah
maka sumber mata air.tetap mata air atau air hujan.
air minumnya
Bila
Rumah tanggamenggunakan
responden yang menggunakan dua
air yang sumber
berasal airbeberapa
dari minum atau lebih,air,
sumber maka sumber
maka pilih
air minum
salah yang dicatat
satu sumber adalah
air yang volumeyang terbanyak
airnya palingdimanfaatkan selama
banyak digunakan olehsebulan
rumah
terakhir.
tangga tersebut.
(Lihat
Bila suatu
Bukurumah
Pedomantangga menggunakan
Halaman sumur terlindung sebagai sumber air
18 – 20)
minum, namun dalam mengambil (menaikkan) airnya, rumah tangga itu
menggunakan pompa (pompa tangan atau pompa listrik), maka sumber air rumah
tangga tersebut tetap dikategorikan sebagai sumur terlindung.
 Untuk sumber air dari leding, sumur terlindung dan sumur tak terlindung berlaku
baik yang terletak di dalam rumah, di luar rumah, maupun di tempat umum.
Beberapa Contoh Sumber Air Minum
8. CARA MEMPEROLEH AIR MINUM

Kode 1: Membeli eceran adalah apabila membeli air untuk minum secara bukan
langganan biasanya saat membeli langsung bayar.
Kode 2: Langganan adalah apabila membeli air untuk minum secara
periodik/bulanan.
Contoh: Leding dari PAM/PDAM/BPAM, atau air kemasan yang dibeli secara
berlangganan.
Kode 3: Tidak membeli adalah bila diperoleh dengan usaha sendiri tanpa harus
membayar.
Penjelasan:
Bila menyuruh tetangga untuk mengambil air dari waduk dengan memberi upah,
cara memperoleh air minum dianggap membeli eceran.
9a. SUMBER PENERANGAN UTAMA

Apabila responden menggunakan lebih dari satu sumber penerangan, maka pilih
sumber penerangan yang paling lama dipakai satu bulan terakhir. Jika waktu
penggunaan sama, maka pilih kode yang terkecil.
Kode 1: Listrik PLN adalah sumber penerangan listrik yang dikelola oleh PLN. Ruta
responden dikatakan menggunakan listrik PLN baik menggunakan maupun tidak
menggunakan meteran (volumetrik).
Kode 2: Listrik non PLN adalah sumber penerangan listrik yang dikelola oleh
instansi/pihak lain selain PLN termasuk yang menggunakan sumber penerangan dari
accu (aki), generator, dan pembangkit listrik tenaga surya (yang tidak dikelola oleh
PLN).
Kode 3: Bukan Listrik, seperti petromak, aladin, pelita, sentir, obor, lilin, karbit, biji
jarak, kemiri, dan lain-lain.
9b. DAYA LISTRIK TERPASANG

Rincian ini ditanyakan jika Rincian 9a berkode 1 (Listrik PLN). Lingkari salah satu
kode daya terpasang listrik.
Catatan :
Jika ada beberapa rumah tangga yang memakai satu meteran, maka daya yang
terpasang dibagi jumlah rumah tangga yang memakai. Jika hasil pembagian tersebut
tidak terdapat dalam pilihan, maka pilih daya yang paling mendekati.
Contoh : Daya 1.300 watt digunakan oleh 3 rumah tangga, maka daya yang
terpasang di setiap rumah tangga adalah 1.300 watt dibagi 3 ruta, yaitu 433,33 watt.
Jadi, daya yang terpasang di setiap rumah tangga dituliskan 450 watt (kode 1).
10. BAHAN BAKAR UTAMA UNTUK MEMASAK

 Pertanyaan ini dimaksudkan untuk mendapatkan informasi mengenai bahan bakar


utama yang digunakan ruta untuk memasak.
 Bila menggunakan bahan bakar lebih dari satu maka dipilih bahan bakar yang
paling banyak digunakan.
 Memasak termasuk memasak nasi, memasak air untuk membuat kopi, teh, dan
sebagainya.
11a. FASILITAS BAB

Kode 1: Sendiri, bila fasilitas tempat buang air besar yang digunakan khusus oleh
rumah tangga responden, walaupun kadang-kadang ada yang menumpang.
Kode 2: Bersama, bila fasilitas tempat buang air besar digunakan bersama dengan
beberapa rumah tangga tertentu. Tidak ada batasan berapa rumah tangga yang
menggunakan secara bersama-sama, asalkan penggunaannya terbatas pada
beberapa rumah tangga.
Kode 3: Umum, bila fasilitas tempat buang air besar yang penggunaannya tidak
terbatas pada rumah tangga tertentu, tetapi siapa saja dapat menggunakannya.
Contoh MCK yang disediakan pemerintah untuk masyarakat, dan sejenisnya.
Kode 4: Tidak ada, bila rumah tangga responden tidak mempunyai fasilitas
tempat buang air besar, misalnya lahan terbuka yang bisa digunakan untuk buang
air besar (tanah/kebun/halaman/semak belukar), pantai, sungai, danau, kolam
dan lainnya
11b. JENIS KLOSET

Kloset adalah tempat duduk/jongkok yang digunakan di WC/kakus.


1. Kloset leher angsa adalah kloset yang di bawah dudukannya terdapat saluran
berbentuk huruf "U" (seperti leher angsa) dengan maksud menampung air
untuk menahan agar bau tinja tidak keluar.
2. Kloset plengsengan adalah jamban/kakus yang di bawah dudukannya terdapat
saluran rata yang dimiringkan ke pembuangan kotoran.
3. Kloset cemplung/cubluk adalah jamban/kakus yang di bawah dudukannya
tidak ada saluran, sehingga tinja langsung ke tempat
pembuangan/penampungan akhirnya.

Petugas dipastikan untuk melihat jenis kloset yang digunakan


oleh rumah tangga
CONTOH JENIS KLOSET
12. TEMPAT PEMBUANGAN AKHIR TINJA

Kode 1: Tangki adalah tempat pembuangan akhir yang berupa bak penampungan,
biasanya terbuat dari pasangan bata/batu atau beton di semua sisinya baik
mempunyai bak resapan maupun tidak.
Kode 2: SPAL adalah Sistem Pembuangan Air Limbah (SPAL) terpadu.
Kode 3: Lubang tanah, bila limbahnya dibuang ke dalam lubang tanah yang tidak
diberi pembatas/tembok (tidak kedap air).
Kode 4: Kolam/sawah/sungai/danau/laut, bila limbahnya dibuang ke
kolam/sawah atau sungai/danau/laut.
Kode 5: Pantai/tanah lapang/kebun, bila limbahnya dibuang ke daerah pantai atau
tanah lapang, termasuk dibuang ke kebun.
Kode 6: Lainnya, bila limbahnya dibuang ke tempat selain yang telah disebutkan di
atas.

(Lihat Buku Pedoman Halaman 24 – 25)


CONTOH GAMBAR TEMPAT PEMBUANGAN AKHIR TINJA

Anda mungkin juga menyukai