Anda di halaman 1dari 28

AKUNTANSI BIAYA

PERTEMUAN 13
Metode Harga Pokok Aktivity
Based Costing (ABC)
Activity Based Costing  merupakan penentuan harga pokok
produk yang ditujukan untuk menyajikan informasi harga
pokok produk secara cermat untuk kepentingan
manajemen ,dengan mengukur secara cermat konsumsi
sumber daya dalam setiap aktivitas yang digunakan untuk
menghasilkan produk.
Tujuan  untuk mengalokasikan biaya ke transaksi dari
aktivitas yang dilaksanakan dalam suatu organisasi, dan
kemudian mengalokasikan biaya tersebut secara tepat ke
produk sesuai dengan pemakaian aktivitas setiap produk.
• Full Costing dan Variabel Costing (konvensional) penentuan harga
pokok produk pada fase produksi saja, sedangkan untuk Activity
Based Costing menitikberatkan penentuan harga pokok produk pada
semua fase pembuatan produk yang terdiri dari :
1. Fase desain dan pengembangan produk
- biaya desain
- biaya pengujian
2. Fase produksi
- unit level activity cost
- batch level activity cost
- product sustaining activity cost
- facility sustaining activity cost
3. Fase dukungan logistik
- biaya iklan
- biaya distribusi
- biaya garansi produk

Rincian biaya produksi dalam ABC:


1. Unit level activity cost : biaya ini dipengaruhi oleh
besar kecilnya jumlah unit produk yang dihasilkan.
Contohnya : biaya bahan baku, biaya tenaga kerja
langsung, biaya energi dan biaya angkutan.
2. Batch level activity cost : biaya ini berhubungan dengan
jumlah batch produk yang diproduksi. Besar atau kecilnya
biaya ini tergantung dari frekuensi order produksi yang diolah
oleh fungsi produksi. Biaya ini tidak dipengaruhi oleh jumlah
unit produk yang diproduksi dalam setiap order produksi.
Contoh : biaya angkutan bahan baku dalam pabrik, biaya
inspeksi, biaya order pembelian.

3. Produk sustaining activity cost : biaya ini berhubungan


dengan penelitian dan pengembangan produk dan biaya-biaya
untuk mempertahankan produk agar tetap dapat dipasarkan.
Biaya ini dibebankan kepada produk berdasarkan taksiran
jumlah unit yang akan dihasilkan selama umur produk
tersebut.
Biaya ini tidak terpengaruh oleh jumlah unit produk yang
diproduksi dan jumlah batch produksi yang dilaksanakan
oleh divisi penjual. Contoh : desain produk,desain proses
pengolahan produk, pengujian produk.

4. Facility sustaining activity cost : biaya ini berhubungan


dengan kegiatan untuk mempertahankan kapasitas yang
dimiliki oleh perusahaan. Biaya ini dibebankan kepada
produk atas dasar taksiran unit yang dihasilkan pada
kapasitas normal divisi penjual. Contoh : biaya depresiasi
dan amortisasi, biaya asuransi dan biaya karyawan kunci.
PERBANDINGAN SISTEM AKUNTANSI BIAYA
TRADISIONAL DAN SISTEM AKUNTANSI BIAYA
BERDASARKAN AKTIVITAS
PT HIMA menghasilkan beberapa jenis produk. Salah
satu jenis produk yang dihasilkan adalah produk A.
Dalam bulan Januari 2020, telah dihasilkan 1.000 unit
produk A. Produk ini menikmati biaya bahan Rp
120.000 dan BTKL Rp 80.000.

Sistem Akuntansi Biaya berdasarkan Biaya Tradisional;


BOP dibebankan atas dasar jam mesin, yaitu 500 jam
mesin, yang didasarkan pada tarif yang ditentukan di
muka dengan anggaran sebagai berikut:
PT Hima
Anggaran BOP Bulan Januari 2020
Elemen aktivitas Jumlah Biaya (Rp)
Set – up mesin (SM) 2.000.000
Penanganan Bahan (PB) 1.000.000
Pengendalian Limbah(PL) 500.000
Pengendalian Mutu (PM) 750.000
BOP lain-lain (BL) 2.000.000
JUMLAH ANGGARAN BOP 6.250.000
Anggaran Jam Mesin 20.000 Jam
Tarif BOP/ jam 312,50  6250000/20000

• Produk A menikmati 500 jam mesin, sehingga BOP yang dibebankan sebesar Rp
156.250,00. Jadi jumlah biaya produksi total produk A :
Biaya bahan = Rp 120.000
BTKL = Rp 80.000
BOP = Rp 156.250  (500 jam x 312,50)
Jumlah bi prod = Rp 356.250
Kuantitas 1000
HPP/unit = Rp 356,25  (356.250 / 1000)

Sistem Akuntansi Biaya berdasarkan aktivitas;


Perhitungan BOP adalah sbb:
PT Hima
Anggara BOP Januari 2020
Jenis akt Jml biaya (Rp) Driver Biaya Taksiran DB Tarif BOP per
(DB) DB
SM 2.000.000 Jumlah set – up 100 20.000
PB 1.000.000 Berat bahan 5.000 200
PL 500.000 Berat limbah 100 5.000
PM 750.000 Jml periksa 100 7.500
BL 2.000.000 Jam mesin 20.000 100
Jumlah 6.250.000

• Produk A menikmati SM 4 kali, PB 1000 kg, PL 20


kg, PM 1 kali, dan jam mesin 500. Oleh karena
itu, pembebanan BOP untuk produk A adalah sbb
:
Jenis akt Driver Biaya DB Tarif BOP Pembebanan
(DB) sesungguhnya BOP
SM Jumlah set – up 4 20.000 80.000

PB Berat bahan 1.000 200 200.000

PL Berat limbah 20 5.000 100.000

PM Jml periksa 1 7.500 7.500

BL Jam mesin 500 100 50.000

Jumlah BOP dibebankan 437.500

• Jumlah Biaya produksi total produk A:


• Biaya bahan = Rp 120.000
• BTKL = Rp 80.000
• BOP = Rp 437.500
• Jumlah bi prod = Rp 637.500
• Kuantitas 1000
• HPP/unit = Rp 637,50
PT. Bochler memproduksi dan
Menjual Printer dalan 2 jenis kualitas:
Canggih Reguler
Volume Produksi 5,000 15,000
Harga jual $ 400,000 $ 200,000
Bahan langsung $ 200,000 $ 80,000
dan upah langsung

Jam kerja langsung 25,000 75,000


Identifikasi aktivitas, Cost Pool yang
dianggarkan dan driver aktivitas.
Aktivitas Cost Pool Driver Aktivitas
dianggarkan
Rekayasa $ 125,000 Jam rekayasa
Set up 300,000 Jumlah set up
Perputaran Mesin 1,500,000 Jam mesin

Pengepakan 75,000 Jumlah


pengepakan
Jumlah $ 2,000,000
Data unit Aktivitas atau transaksi
sesungguhnya:
Aktivitas Konsumsi Aktivitas Total
Canggih Reguler
Jam Rekayasa 5,000 7,500 12,500

Jumlah Set up 200 100 300

Jam Mesin 50,000 100,000 150,000


Jumlah 5,000 10,000 15,000
Pengepakan
Penentuan Overhead Tradisional:
Overhead dialokasikan berdasarkan jam kerja langsung

Total Jam Kerja 25,000 + 75,000 100,000 JKL


Langsung
Tarif Overhead/JKL $ 2,000,000/100,000 $ 20/JKL
Overhead $ 20 x 25,000 $ 500,000
dibebankan ke
Canggih
BOP/unit Canggih 500,000/5,000 $ 100
Overhead $ 20 x 75,000 1,500,000
dibebankan ke
Reguler
BOP/unit Reguler $ 1,500,000/15,000 100
Analisis ABC:
Driver Biaya Konsumsi Tarif Aktivitas
Aktivitas Aktivitas
(1) (2) (3) (4) = 2/3
Jam Rekayasa $ 125,000 12,500 $ 10

Jumlah Set up 300,000 300 1000

Jam Mesin 1,500,000 150,000 10


Jumlah 75,000 15,000 5
Pengepakan
$ 2,000,000
BOP DIBEBANKAN KEDUA JENIS:

Dasar Tarif Aktivitas Jml Aktivitas Overhead Overhead/U


Aktivitas Total
(1) (2) (3) (4) = 2x3 (5)
Jam Rekayasa $ 10 5,000 $ 50,000 $ 10  50000/5000
Jumlah Set up 1,000 200 200,000 40  200000/5000
Jam Mesin 10 50,000 500,000 100 500000/5000
Jumlah 5 5,000 25,000 5  25000/5000
Pengepakan
Dasar Tarif Jml Overhead Overhead/U
Aktivitas Aktivitas Aktivitas Total
(1) (2) (3) (4) = 2x3 (5)
Jam $ 10 7,500 $ 75,000 $ 5(75000/15,000)
Rekayasa
Jumlah Set 1,000 100 100,000 6,67(100,000/15,000)
up
Jam Mesin 10 100,000 1,000,000 66,67(1,000,000/15,000)
Jumlah 5 10,000 50,000 3,33(50,000/15,000)
Pengepakan
P.T. Ayu Jelita membuat 4 produk A, B,
C, dan D dengan data sebagai berikut :

Produk Unit Jumlah / Jam Jam Biaya Komponen


Keluaran Putaran Kerja Mesin / Material Material
Produksi Langsung unit / unit / unit
/ unit

A 25 3 2 2 Rp. 30 8
B 25 4 4 4 75 5
C 250 7 2 2 30 8
D 250 10 4 4 75 6
24
- Biaya variabel jangka pendek Rp 8.250,-
- Biaya variabel jangka panjang :
- biaya penjadwalan Rp 7.680,-
- biaya set up RP 3.600,-
------------
Rp 11.280,-
- Biaya penanganan material Rp 7.650,-
-------------
Rp 27.180,-

Hitunglah harga pokok perunit :


a. Menggunakan kalkulasi biaya produk konvensional dengan memakai tarif overhead jam tenaga
kerja
b. Menggunakan ABC dengan pemacu biaya sebagai berikut :
Biaya variabel jangka pendek Jam mesin
Biaya penjadwalan Jumlah putaran produksi
Biaya set up Jumlah putaran produksi
Biaya penanganan material Jumlah komponen
c. Bandingkan hasil dari kedua metode tersebut
penyelesaian
a. Kalkulasi biaya konvensional
  Jumlah jam tenaga kerja
A 25 X 2 = 50
B 25 X 4 = 100
C 250 X 2 = 500
D 250 X 4 = 1000
------
1650
  Rp. 27.180,-
Tarif Overhead Pabrik = ----------- = Rp.16,47/Jam TK
1.650
Keterangan A (Rp) B (Rp) C (Rp) D (Rp) Total
(Rp)

Material 750,0 1.875 7.500 18.750 28.875,0


Upah 350,0 700 3.500 7.000 11.550,0
Biaya 1.100,0 2.575 11.000 25.750 40.425,0
Utama
BOP @ 823.5 1.647 8.235 16.470 27.175,5
16.47
HP 1.923,5 4.222 19.235 42.220 67.600,5
Produksi
Unit 25 25 250 250
diproduksi
HP 77 169 77 169
Produksi /
unit
b. Kalkulasi Biaya dg metode Activity Based costing
1. By. Var jangka pendek Rp.8.250,- / 1.650 = Rp.5 / jam TK.
2. By. Pnjdwln Rp.7.680,- / 24 = Rp. 320 perputaran produksi.
3. By. Set Up Rp. 3.600,- / 24 = Rp. 150 perputaran produksi.
4. By penanganan Material Rp. 7.650/3.825 = Rp. 2/komponen.
Total Komponen
A 25 x 8 = 200
B 25 x 5 = 125
C 250 x 8 = 2.000
D 250 x 6 = 1.500 +
---------
3.825
Keterangan A (Rp) B (Rp) C (Rp) D (Rp) Total (Rp)

Biaya Utama 1.100,0 2.575,0 11.000,0 25.750 40.425,0

Bi Var. Jk 250,0 500,0 2.500,0 5.000,0 8.250,0


Pdk @ Rp.
5/Jam TK
Bi 960,0 1.280,0 2.240,0 3.200,0 7.680,0
Penjadwalan
@ Rp. 320
Bi Set Up @ 450,0 600,0 1.050,0 1.500,0 3.600,0
Rp.
150/putaran
Bi 400,0 250,0 4.000,0 3.000,0 7.650,0
Penangangan
material @
Rp.
2/komponen
HP Produksi 3.160.0 5.205,0 20.650,0 38.450,0 67.605,0

Unit 25 25 250 250


diproduksi
HP Produksi 126,4 208,2 83,16 153,8
/ unit
Membandingkan hasil yang di peroleh
Keterangan A (Rp) B (Rp) C (Rp) D (Rp)

HP Produksi 77,0 169,0 77,0 169,0


/ unit
metode
konvensiona
l
HP Produksi 126,4 208,2 83,16 153,8
/ unit
metode ABC
Keterangan A (Rp) B (Rp) C (Rp) D (Rp)

• Metode ABC lebih banyak membebankan overhead terhadap produk


dengan volumen yang lebih rendah dan cendrung membebankan
secara relatif lebih kecil terhadap produksi dengan volume yang lebih
tinggi
Latihan soal
• PT X membuat 4 produk A, B, C, dan D dengan
data sebagai berikut :
Produk Unit Jumlah / Jam Jam Biaya Komponen
Keluaran Putaran Kerja Mesin / Material Material
Produksi Langsung unit / unit / unit
/ unit

A 15 1 3 3 Rp. 20 6
B 20 2 5 5 65 3
C 150 5 3 3 20 6
D 150 8 5 5 65 4
16
Biaya variabel jangka pendek Rp 6.250,-
- Biaya variabel jangka panjang :
- biaya penjadwalan Rp 5.680,-
- biaya set up RP 1.600,-
------------
Rp 9.280,-
- Biaya penanganan material Rp 5.650,-
-------------
Rp 25.180,-

Hitunglah harga pokok perunit :


a. Menggunakan kalkulasi biaya produk konvensional dengan memakai tarif overhead jam tenaga
kerja
b. Menggunakan ABC dengan pemacu biaya sebagai berikut :
Biaya variabel jangka pendek Jam mesin
Biaya penjadwalan Jumlah putaran produksi
Biaya set up Jumlah putaran produksi
Biaya penanganan material Jumlah komponen
c. Bandingkan hasil dari kedua metode tersebut

Anda mungkin juga menyukai