BANTUAN SEKOLAH SD
REGULER TAHUN 2022
DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN BANDUNG
Jl. RAYA SOREANG KM.17 KOMPLEK PEMDA KAB. BANDUNG
DASAR HUKUM
UNDANG – UNDANG NO. 10 TAHUN 2020 TENTANG BEA MATERAI
PERMENDAGRI NO. 24 TAHUN 2020 TENTANG PENGELOLAAN DANA BANTUAN OPERASIONAL SEKOLAH PADA
PEMERINTAH DAERAH
PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET, DAN TEKNOLOGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2022
TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENGELOLAAN DANA BANTUAN OPERASIONAL PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN ANAK USIA
DINI, BANTUAN OPERASIONAL SEKOLAH, DAN BANTUAN OPERASIONAL PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN KESETARAAN
KEPUTUSAN MENTERI PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET, DAN TEKNOLOGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 27lPl2022
TENTANG SATUAN BIAYA DANA BANTUAN OPERASIONAL PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI REGULER,
BANTUAN OPERASIONAL SEKOLAH REGULER, DAN BANTUAN OPERASIONAL PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN
KESETARAAN MASING-MASING DAERAH
KEPUTUSAN MENTERI PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET, DAN TEKNOLOGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28lPl2022 TENTANG PENERIMA
DANA BANTUAN OPERASIONAL PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI REGULER, DANA BANTUAN OPERASIONAL SEKOLAH
REGULER, DAN DANA BANTUAN OPERASIONAL PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN KESETARAAN TAHUN ANGGRAN 2022
PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NO. 231 /PMK.03/2019 TENTANG TATA CARA PENDAFTARAN
DAN PENGHAPUSAN NOMOR POKOK WAJIB PAJAK, PENGUKUHAN DAN PENCABUTAN PENGUKUHAN PENGUSAHA KENA
PAJAK SERTA PEMOTONGAN DAN / ATAU PEMUNGUTAN, PENYETORAN DAN PELAPORAN PAJAK BAGI INSTANSI
PEMERINTAH.
PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NO. 4/PMK.03/2021 TENTANG PEMBAYARAN BEA MATERAI, CIRI
UMUM DAN CIRI KHUSUS MATERAI TEMPEL, MATERAI DALAM BENTUK LAIN DAN PENENTUAN KEABSAHAN MATERAI
SERTA PEMETERAIAN KEMUDIAN
PERATURAN BUPATI BANDUNG NO. 15 TAHUN 2020 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN BUPATI BANDUNG NO. 22
TAHUN 2018 TENTANG IMPLEMENTASI TRANSAKSI NON TUNAI DILINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN BANDUNG
PENDAHULUAN
PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET, DAN TEKNOLOGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2022
TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENGELOLAAN DANA BANTUAN OPERASIONAL PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN ANAK USIA
DINI, BANTUAN OPERASIONAL SEKOLAH, DAN BANTUAN OPERASIONAL PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN KESETARAAN
Dana Bantuan Operasional Sekolah yang selanjutnya di sebut Dana BOS adalah
dana yang digunakan terutama untuk mendanai belanja nonpersonalia Bagi
satuan Dasar dan menengah sebagai pelaksanaan wajib belajar.
Dana BOS Reguler adalah dana BOS yang dialokasikan untuk membantu
kebutuhan Belanja Operasional seluruh peserta didik.
PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET, DAN TEKNOLOGI REPUBLIK
INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2022 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENGELOLAAN DANA
BANTUAN OPERASIONAL PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI, BANTUAN
OPERASIONAL SEKOLAH, DAN BANTUAN OPERASIONAL PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN
KESETARAAN
SATUAN BIAYA DANA BOS REGULER UNTUK KABUPATEN BANDUNG TAHUN 2021
1. Sekolah Dasar Rp. 960.000 / siswa/tahun
2. Sekolah menengah Pertama Rp. 1.170.000 /siswa/tahun
3. Sekolah Menengah Atas Rp. 1.600.000 / siswa/ tahun
4. Sekolah Menengah Kejuruan Rp. 1.700.000 / siswa/ tahun
5. Sekolah Luar Biasa Rp. 3.720.000 /siswa/ tahun
6. Paket A Rp. 1.300.000 /siswa/ tahun
7. Paket B Rp. 1.500.000 /siswa/ tahun
8. Paket C Rp. 1.800.000 /siswa/ tahun
PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET, DAN TEKNOLOGI REPUBLIK
INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2022 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENGELOLAAN DANA BANTUAN
OPERASIONAL PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI, BANTUAN OPERASIONAL
SEKOLAH, DAN BANTUAN OPERASIONAL PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN KESETARAAN
Dihitung berdasarkan data jumlah peserta didik yang memiliki NISN berdasarkan data pada
Dapodik tanggal 31 Agustus
KOMPONEN PENGGUNAAN
DANA BOS
Aplikasi ARKAS - MARKAS
( Permendikbud, Ristek
No. 2 Tahun 2022 )
PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET, DAN
TEKNOLOGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2022 TENTANG
PETUNJUK TEKNIS PENGELOLAAN DANA BANTUAN OPERASIONAL
PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI, BANTUAN
OPERASIONAL SEKOLAH, DAN BANTUAN OPERASIONAL
PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN KESETARAAN
A. PERENCANAAN
1. Penyusunan Rencana Kebutuhan dan Anggaran Sekolah ( RKAS ) baik secara
manual maupun online melalui Aplikasi-RKAS Kemdikbud.
a. Perencanaan Penganggaran Program Kegiatan Sekolah berdasarkan
RKJM/RKT/KTSP
b. Perencanaan Penganggaran Kebutuhan Barang/Jasa dan Pemeliharaan
Sekolah berdasarkan Rencana Kebutuhan Barang Milik Daerah ( RKBMD )
dan Rencana Kebutuhan Pemeliharaan Barang Milik Daerah ( RKPBMD )
Tahun 2022.
c. Sesuai Kebutuhan Sekolah
PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NO. 6 TAHUN
2021 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENGELOLAAN DANA BANTUAN OPERASIONAL
SEKOLAH REGULER
Jika dalam hal sekolah tidak terdapat guru PNS, maka Kepala Sekolah
Merangkap sebagai Bendahara Dana BOS.
PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET, DAN TEKNOLOGI REPUBLIK
INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2022 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENGELOLAAN DANA
BANTUAN OPERASIONAL PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI, BANTUAN
OPERASIONAL SEKOLAH, DAN BANTUAN OPERASIONAL PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN
KESETARAAN
B. P E L A K S A N A A N
(1) Sekolah menggunakan Dana BOS Reguler untuk membiayai operasional penyelenggaraan
pendidikan di sekolah meliputi komponen:
a. penerimaan Peserta Didik baru;
b. pengembangan perpustakaan;
c. pelaksanaan kegiatan pembelajaran dan ekstrakurikuler;
d. pelaksanaan kegiatan asesmen dan evaluasi pembelajaran;
e. pelaksanaan administrasi kegiatan sekolah;
f. pengembangan profesi guru dan tenaga kependidikan;
g. pembiayaan langganan daya dan jasa;
h. pemeliharaan sarana dan prasarana sekolah;
i. penyediaan alat multimedia pembelajaran;
j. penyelenggaraan kegiatan peningkatan kompetensi keahlian;
k. penyelenggaraan kegiatan dalam mendukung keterserapan lulusan; dan/atau
l. pembayaran honor.
(2) Pembayaran honor sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf l digunakan paling
banyak 50% (lima puluh persen) dari keseluruhan jumlah alokasi Dana BOS Reguler yang
diterima oleh Satuan Pendidikan
(3) Pembayaran honor sebagaimana dimaksud pada ayat (2) diberikan kepada guru dengan
persyaratan:
a. berstatus bukan aparatur sipil negara;
b. tercatat pada Dapodik;
c. memiliki nomor unik pendidik dan tenaga kependidikan; dan
d. belum mendapatkan tunjangan profesi guru. (
4) Ketentuan penggunaan pembayaran honor paling banyak 50% (lima puluh persen)
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan persyaratan memiliki nomor unik pendidik dan
tenaga kependidikan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) huruf c, dikecualikan pada
masa penetapan status bencana alam/non-alam yang ditetapkan oleh Pemerintah Pusat
dan/atau Pemerintah Daerah
Pasal 27
(1) Dalam hal pembayaran honor guru sebagaimana dimaksud dalam Pasal 26 ayat (2)
terdapat sisa dana, pembayaran honor dapat diberikan kepada tenaga kependidikan.
(2) Tenaga kependidikan yang dapat diberikan honor sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) harus memenuhi persyaratan sebagai berikut:
a. berstatus bukan aparatur sipil negara; dan
b. ditugaskan oleh kepala sekolah yang dibuktikan dengan surat penugasan atau
surat keputusan.
Penggunaan Dana BOS Reguler untuk pengadaan barang dan/jasa
dilaksanakan melalui mekanisme pengadaan barang dan/atau jasa di
sekolah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan
mengenai pengadaan barang/jasa oleh satuan pendidikan.
Pasal 35 ( PELAPORAN )
(1) Kepala Satuan Pendidikan penerima Dana BOS harus menyampaikan laporan
realisasi penggunaan Dana BOS melalui sistem aplikasi rencana kegiatan dan
anggaran Satuan Pendidikan yang disediakan Kementerian.
(2) (2) Penyampaian laporan realisasi penggunaan Dana BOS sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan paling lambat:
(3) a. tanggal 31 Juli tahun anggaran berkenaan untuk penyampaian laporan
realisasi penggunaan Dana BOS Reguler tahap I;
(4) b. tanggal 31 Oktober tahun anggaran berkenaan untuk penyampaian laporan
realisasi penggunaan Dana BOS Reguler tahap II; dan
(5) c. tanggal 31 Januari tahun anggaran berikutnya untuk penyampaian laporan
keseluruhan penggunaan Dana BOS Reguler dan Dana BOS Kinerja yang
diterima dalam satu tahun anggaran.
LARANGAN BUAT SEKOLAH
Pasal 42
(1) Dalam pengelolaan Dana BOP PAUD, Dana BOS, dan Dana BOP Kesetaraan kepala Satuan
Pendidikan dan tim BOS sekolah dilarang:
(2) a. melakukan transfer Dana BOP PAUD, Dana BOS dan/atau Dana BOP Kesetaraan ke rekening
pribadi atau lainnya untuk kepentingan selain penggunaan dana;
(3) b. membungakan untuk kepentingan pribadi;
(4) c. meminjamkan kepada pihak lain;
(5) d. membeli perangkat lunak untuk pelaporan keuangan Dana BOP PAUD, Dana BOS dan/atau
Dana BOP Kesetaraan atau perangkat lunak lainnya yang sejenis;
(6) e. menyewa aplikasi pendataan atau aplikasi penerimaan Peserta Didik baru dalam jaringan;
(7) f. membiayai kegiatan yang tidak menjadi prioritas Satuan Pendidikan;
(8) g. membiayai kegiatan dengan mekanisme iuran;
(9) h. membeli pakaian, seragam, atau sepatu bagi guru atau Peserta Didik untuk kepentingan
pribadi yang bukan inventaris Satuan Pendidikan;
(10) i. memelihara prasarana Satuan Pendidikan dengan kategori kerusakan sedang dan berat;
(11) j. membangun gedung atau ruangan baru
k. membeli instrumen investasi;
l. membiayai kegiatan untuk mengikuti pelatihan, sosialisasi, dan pendampingan terkait
program Dana BOP PAUD, Dana BOS dan/atau Dana BOP Kesetaraan yang
diselenggarakan oleh pihak lain selain Dinas dan/atau Kementerian;
m. membiayai kegiatan yang telah dibiayai secara penuh oleh Pemerintah Pusat,
Pemerintah Daerah, atau sumber lain yang sah;
n. menggunakan Dana BOP PAUD, Dana BOS dan/atau Dana BOP Kesetaraan untuk
kepentingan pribadi atau kelompok tertentu; dan/atau
o. menjadi distributor atau pengecer bahan pembelajaran, buku, alat permainan
edukatif, dan/atau peralatan lainnya kepada Satuan Pendidikan dan/atau Peserta Didik
(2) Tim BOS Sekolah yang melanggar ketentuan larangan sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) dikenai sanksi sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
UNDANG – UNDANG NO. 10 TAHUN 2020 TENTANG BEA MATERAI dan PERATURAN
MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA No. 4/PMK.03/2021
Peggunaan materai Baru sebesar Rp. 10.000 ( sepuluh ribu rupiah ) terhitung
mulai januari 2021 dengan Dokumen yang menyatakan jumlah uang dengan
nilai nominal lebih dari Rp. 5.000.000 ( lima juta rupiah).
Penggunaan materai lama masih berlaku sampai dengan 31 Desember 2021 dan
tidak dapat ditukarkan dengan uang atau bentuk apapun.
Materai tempel direkatkan pada dokumen yang terutang bea materai dengan nilai
total paling sedikit Rp. 9.000 ( Sembilan ribu rupiah ), Rp.6000 + Rp.3000,
Rp.3000+Rp.3.000+Rp.3.000
Pasal 6, point (3) pengeluaran belanja daerah secara non tunai dikecualikan
untuk :
a. Pengeluaran belanja untuk keperluan penanggulangan pada saat terjadi
bencana alam yang dibiayai dari belanja tidak terduga ;
b. Pengeluaran belanja Barang / jasa untuk kegiatan Bantuan Operasional
Sekolah dan belanja yang dilaksanakan secara swakelola pada TK,SD dan SMP
sampai dengan Rp. 5.000.000 ( lima juta rupiah ) perhari.
ATURAN PERPAJAKAN
PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NO. 231 /PMK.03/2019 TENTANG TATA CARA PENDAFTARAN DAN
PENGHAPUSAN NOMOR POKOK WAJIB PAJAK, PENGUKUHAN DAN PENCABUTAN PENGUKUHAN PENGUSAHA KENA PAJAK
SERTA PEMOTONGAN DAN / ATAU PEMUNGUTAN, PENYETORAN DAN PELAPORAN PAJAK BAGI INSTANSI PEMERINTAH.
A. PPh yang wajib dipotong dan / atau dipungut oleh Instansi Pemerintah
PPh Pasal 21
Penghasilan pekerjaan, jasa atau kegiatan
1) PNS
a. Pegawai Golongan I dan II =0%
b. Pegawai Golongan III =5%
c. Pegawai Golongan IV = 15 %
d. Pegawai yang tidak memiliki NPWP = 20 %
ATURAN PERPAJAKAN
PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NO. 231 /PMK.03/2019 TENTANG TATA CARA PENDAFTARAN DAN
PENGHAPUSAN NOMOR POKOK WAJIB PAJAK, PENGUKUHAN DAN PENCABUTAN PENGUKUHAN PENGUSAHA KENA PAJAK
SERTA PEMOTONGAN DAN / ATAU PEMUNGUTAN, PENYETORAN DAN PELAPORAN PAJAK BAGI INSTANSI PEMERINTAH.
2) Pegawai Tidak tetap/Tenaga kerja lepas, upah harian, upah mingguan, upah
satuan, upah borongan upah bulanan, honorarium, komisi, fee, dan imbalan
sejenis dengan nama dalam bentuk apapun sehubungan dengan
pekerjaan, jasa dan kegiatan, uang saku, uang representasi, uang rapat
dikenakan 5 % s/d 20 % ( pph pasal 21 dan 26 ) ( untuk kegiatan / penghasilan
> UMR )
A. PERENCANAAN
• Sekolah Tidak menyusun RKAS sesuai dengan RKJM,RKT, KTSP, RKBMD dan
RKPBMD
• Nilai Satuan Barang pada RKAS Berbeda – beda
• Satuan barang tidak sesuai dengan pembelanjaan
• ( Buah,Set,Buku,Rim,lembar,dus,Box,exsemplar,stell,lusin,pak dll)
• Penyusunan RKAS belum sesuai dengan Juknis BOS Reguler
B. PELAKSANAAN
• Bendahara tidak membuat LPJ ( BKU, Buku Kas Tunai, Buku Bank, Buku
Pembantu Pajak, Lampiran LPJ )
• Penarikan Dana tidak sesuai dengan RKAS
• Dana di titip ke rekening Guru/orang yang bukan sebagai penjual/pemilik
perusahaan
• Bendahara tidak melakukan Pemotongan dan Pemungutan atas Pajak
• Nilai Pajak yang dipotong/dipungut oleh Bendahara tidak sesuai dengan
aturan Perpajakan
• Pembayaran pajak di tunda-tunda ( melebihi batas waktu )
• Pada Kwitansi pembayaran tertulis sudah terima dari Kepala Sekolah
seharusnya Bendahara Sekolah
• Kwitansi tidak diberi Nomor
B. PELAKSANAAN