Anda di halaman 1dari 34

PENGELOLAAN DANA

BANTUAN SEKOLAH SD
REGULER TAHUN 2022
DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN BANDUNG
Jl. RAYA SOREANG KM.17 KOMPLEK PEMDA KAB. BANDUNG
DASAR HUKUM
 UNDANG – UNDANG NO. 10 TAHUN 2020 TENTANG BEA MATERAI
 PERMENDAGRI NO. 24 TAHUN 2020 TENTANG PENGELOLAAN DANA BANTUAN OPERASIONAL SEKOLAH PADA
PEMERINTAH DAERAH
 PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET, DAN TEKNOLOGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2022
TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENGELOLAAN DANA BANTUAN OPERASIONAL PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN ANAK USIA
DINI, BANTUAN OPERASIONAL SEKOLAH, DAN BANTUAN OPERASIONAL PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN KESETARAAN
 KEPUTUSAN MENTERI PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET, DAN TEKNOLOGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 27lPl2022
TENTANG SATUAN BIAYA DANA BANTUAN OPERASIONAL PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI REGULER,
BANTUAN OPERASIONAL SEKOLAH REGULER, DAN BANTUAN OPERASIONAL PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN
KESETARAAN MASING-MASING DAERAH
 KEPUTUSAN MENTERI PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET, DAN TEKNOLOGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28lPl2022 TENTANG PENERIMA
DANA BANTUAN OPERASIONAL PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI REGULER, DANA BANTUAN OPERASIONAL SEKOLAH
REGULER, DAN DANA BANTUAN OPERASIONAL PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN KESETARAAN TAHUN ANGGRAN 2022
 PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NO. 231 /PMK.03/2019 TENTANG TATA CARA PENDAFTARAN
DAN PENGHAPUSAN NOMOR POKOK WAJIB PAJAK, PENGUKUHAN DAN PENCABUTAN PENGUKUHAN PENGUSAHA KENA
PAJAK SERTA PEMOTONGAN DAN / ATAU PEMUNGUTAN, PENYETORAN DAN PELAPORAN PAJAK BAGI INSTANSI
PEMERINTAH.
 PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NO. 4/PMK.03/2021 TENTANG PEMBAYARAN BEA MATERAI, CIRI
UMUM DAN CIRI KHUSUS MATERAI TEMPEL, MATERAI DALAM BENTUK LAIN DAN PENENTUAN KEABSAHAN MATERAI
SERTA PEMETERAIAN KEMUDIAN
 PERATURAN BUPATI BANDUNG NO. 15 TAHUN 2020 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN BUPATI BANDUNG NO. 22
TAHUN 2018 TENTANG IMPLEMENTASI TRANSAKSI NON TUNAI DILINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN BANDUNG
PENDAHULUAN
PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET, DAN TEKNOLOGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2022
TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENGELOLAAN DANA BANTUAN OPERASIONAL PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN ANAK USIA
DINI, BANTUAN OPERASIONAL SEKOLAH, DAN BANTUAN OPERASIONAL PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN KESETARAAN

Dana Bantuan Operasional Sekolah yang selanjutnya di sebut Dana BOS adalah
dana yang digunakan terutama untuk mendanai belanja nonpersonalia Bagi
satuan Dasar dan menengah sebagai pelaksanaan wajib belajar.

Dana BOS Reguler adalah dana BOS yang dialokasikan untuk membantu
kebutuhan Belanja Operasional seluruh peserta didik.
PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET, DAN TEKNOLOGI REPUBLIK
INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2022 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENGELOLAAN DANA
BANTUAN OPERASIONAL PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI, BANTUAN
OPERASIONAL SEKOLAH, DAN BANTUAN OPERASIONAL PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN
KESETARAAN

 Persyaratan sekolah yang mendapat Dana BOS Reguler yaitu :


1. a. memiliki nomor pokok sekolah nasional yang terdata pada Dapodik;
2. b. telah mengisi dan melakukan pemutakhiran Dapodik sesuai dengan kondisi
riil di Satuan Pendidikan paling lambat tanggal 31 Agustus anggaran
sebelumnya;
3. c. memiliki izin untuk menyelenggarakan pendidikan bagi Satuan Pendidikan
yang diselenggarakan oleh masyarakat yang terdata pada Dapodik;
4. d. memiliki Rekening Satuan Pendidikan atas nama Satuan Pendidikan;
5. e. tidak merupakan satuan pendidikan kerja sama; dan
6. f. tidak merupakan satuan pendidikan yang dikelola oleh
kementerian/lembaga lai
KEPUTUSAN MENTERI PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET, DAN TEKNOLOGI REPUBLIK
INDONESIA NOMOR 27lPl2022 TENTANG SATUAN BIAYA DANA BANTUAN OPERASIONAL
PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI REGULER, BANTUAN OPERASIONAL
SEKOLAH REGULER, DAN BANTUAN OPERASIONAL PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN
KESETARAAN MASING-MASING DAERAH

 SATUAN BIAYA DANA BOS REGULER UNTUK KABUPATEN BANDUNG TAHUN 2021
1. Sekolah Dasar Rp. 960.000 / siswa/tahun
2. Sekolah menengah Pertama Rp. 1.170.000 /siswa/tahun
3. Sekolah Menengah Atas Rp. 1.600.000 / siswa/ tahun
4. Sekolah Menengah Kejuruan Rp. 1.700.000 / siswa/ tahun
5. Sekolah Luar Biasa Rp. 3.720.000 /siswa/ tahun
6. Paket A Rp. 1.300.000 /siswa/ tahun
7. Paket B Rp. 1.500.000 /siswa/ tahun
8. Paket C Rp. 1.800.000 /siswa/ tahun
PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET, DAN TEKNOLOGI REPUBLIK
INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2022 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENGELOLAAN DANA BANTUAN
OPERASIONAL PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI, BANTUAN OPERASIONAL
SEKOLAH, DAN BANTUAN OPERASIONAL PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN KESETARAAN

 BESARAN ALOKASI DANA BOS REGULER

Dihitung berdasarkan data jumlah peserta didik yang memiliki NISN berdasarkan data pada
Dapodik tanggal 31 Agustus

 PENYALURAN DANA BOS


Penyaluran dilakukan secara bertahap :
1) Tahap I dilakukan setelah sekolah menyampaikan laporan penggunaan Tahap II Tahun
sebelumnya
2) Tahap II dilakukan setelah sekolah menyampaikan laporan penggunaan Tahap III Tahun
sebelumnya
3) Tahap III dilakukan setelah sekolah menyampaikan laporan penggunaan Tahap I Tahun berjalan
PERENCANAAN ( PENYUSUNAN RKAS )
RKJM /RKT/KTSP/8
standar
( Untuk Program
Kegiatan )

RKBMD DAN RKPBMD


PENATAUSAHAAN, SEKOLAH
PELAPORAN DAN EVALUASI ( untuk Pengadaan Barang
dan Pemeliharaan )

KOMPONEN PENGGUNAAN
DANA BOS
Aplikasi ARKAS - MARKAS
( Permendikbud, Ristek
No. 2 Tahun 2022 )
PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET, DAN
TEKNOLOGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2022 TENTANG
PETUNJUK TEKNIS PENGELOLAAN DANA BANTUAN OPERASIONAL
PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI, BANTUAN
OPERASIONAL SEKOLAH, DAN BANTUAN OPERASIONAL
PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN KESETARAAN

A. PERENCANAAN
1. Penyusunan Rencana Kebutuhan dan Anggaran Sekolah ( RKAS ) baik secara
manual maupun online melalui Aplikasi-RKAS Kemdikbud.
a. Perencanaan Penganggaran Program Kegiatan Sekolah berdasarkan
RKJM/RKT/KTSP
b. Perencanaan Penganggaran Kebutuhan Barang/Jasa dan Pemeliharaan
Sekolah berdasarkan Rencana Kebutuhan Barang Milik Daerah ( RKBMD )
dan Rencana Kebutuhan Pemeliharaan Barang Milik Daerah ( RKPBMD )
Tahun 2022.
c. Sesuai Kebutuhan Sekolah
PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NO. 6 TAHUN
2021 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENGELOLAAN DANA BANTUAN OPERASIONAL
SEKOLAH REGULER

2. Pembentukan Tim Manajemen BOS Tingkat Satuan Pendidikan


a. 1 orang Kepala Sekolah selaku Penanggung Jawab
b. 1 orang Bendahara ( dari Unsur PNS Guru / P3K )
c. Anggota ( 1 orang dari guru PNS, 1 orang Komite dan 1 Orang dari Orangtua
/wali dari Peserta didik diluar komite Sekolah, yang dipilih oleh kepala
sekolah dan Komite Sekolah dengan mempertimbangkan kredibilitas dan
tidak memiliki konflik kepentingan.

Jika dalam hal sekolah tidak terdapat guru PNS, maka Kepala Sekolah
Merangkap sebagai Bendahara Dana BOS.
PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET, DAN TEKNOLOGI REPUBLIK
INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2022 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENGELOLAAN DANA
BANTUAN OPERASIONAL PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI, BANTUAN
OPERASIONAL SEKOLAH, DAN BANTUAN OPERASIONAL PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN
KESETARAAN

B. P E L A K S A N A A N

(1) Sekolah menggunakan Dana BOS Reguler untuk membiayai operasional penyelenggaraan
pendidikan di sekolah meliputi komponen:
 a. penerimaan Peserta Didik baru;
 b. pengembangan perpustakaan;
 c. pelaksanaan kegiatan pembelajaran dan ekstrakurikuler;
 d. pelaksanaan kegiatan asesmen dan evaluasi pembelajaran;
 e. pelaksanaan administrasi kegiatan sekolah;
 f. pengembangan profesi guru dan tenaga kependidikan;
 g. pembiayaan langganan daya dan jasa;
 h. pemeliharaan sarana dan prasarana sekolah;
 i. penyediaan alat multimedia pembelajaran;
 j. penyelenggaraan kegiatan peningkatan kompetensi keahlian;
 k. penyelenggaraan kegiatan dalam mendukung keterserapan lulusan; dan/atau
 l. pembayaran honor.
 (2) Pembayaran honor sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf l digunakan paling
banyak 50% (lima puluh persen) dari keseluruhan jumlah alokasi Dana BOS Reguler yang
diterima oleh Satuan Pendidikan

 (3) Pembayaran honor sebagaimana dimaksud pada ayat (2) diberikan kepada guru dengan
persyaratan:
 a. berstatus bukan aparatur sipil negara;
 b. tercatat pada Dapodik;
 c. memiliki nomor unik pendidik dan tenaga kependidikan; dan
 d. belum mendapatkan tunjangan profesi guru. (

 4) Ketentuan penggunaan pembayaran honor paling banyak 50% (lima puluh persen)
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan persyaratan memiliki nomor unik pendidik dan
tenaga kependidikan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) huruf c, dikecualikan pada
masa penetapan status bencana alam/non-alam yang ditetapkan oleh Pemerintah Pusat
dan/atau Pemerintah Daerah
 Pasal 27
 (1) Dalam hal pembayaran honor guru sebagaimana dimaksud dalam Pasal 26 ayat (2)
terdapat sisa dana, pembayaran honor dapat diberikan kepada tenaga kependidikan.
(2) Tenaga kependidikan yang dapat diberikan honor sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) harus memenuhi persyaratan sebagai berikut:
 a. berstatus bukan aparatur sipil negara; dan
 b. ditugaskan oleh kepala sekolah yang dibuktikan dengan surat penugasan atau
surat keputusan.
 Penggunaan Dana BOS Reguler untuk pengadaan barang dan/jasa
dilaksanakan melalui mekanisme pengadaan barang dan/atau jasa di
sekolah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan
mengenai pengadaan barang/jasa oleh satuan pendidikan.

 Pembelanjaan Dana BOS wajib menggunakan Aplikasi SIPLAH ( Sistem


Pembelanjaan di Sekolah ) kemdikbud.

 
Pasal 35 ( PELAPORAN )
(1) Kepala Satuan Pendidikan penerima Dana BOS harus menyampaikan laporan
realisasi penggunaan Dana BOS melalui sistem aplikasi rencana kegiatan dan
anggaran Satuan Pendidikan yang disediakan Kementerian.
(2) (2) Penyampaian laporan realisasi penggunaan Dana BOS sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan paling lambat:
(3) a. tanggal 31 Juli tahun anggaran berkenaan untuk penyampaian laporan
realisasi penggunaan Dana BOS Reguler tahap I;
(4) b. tanggal 31 Oktober tahun anggaran berkenaan untuk penyampaian laporan
realisasi penggunaan Dana BOS Reguler tahap II; dan
(5) c. tanggal 31 Januari tahun anggaran berikutnya untuk penyampaian laporan
keseluruhan penggunaan Dana BOS Reguler dan Dana BOS Kinerja yang
diterima dalam satu tahun anggaran.
LARANGAN BUAT SEKOLAH
Pasal 42

(1) Dalam pengelolaan Dana BOP PAUD, Dana BOS, dan Dana BOP Kesetaraan kepala Satuan
Pendidikan dan tim BOS sekolah dilarang:
(2) a. melakukan transfer Dana BOP PAUD, Dana BOS dan/atau Dana BOP Kesetaraan ke rekening
pribadi atau lainnya untuk kepentingan selain penggunaan dana;
(3) b. membungakan untuk kepentingan pribadi;
(4) c. meminjamkan kepada pihak lain;
(5) d. membeli perangkat lunak untuk pelaporan keuangan Dana BOP PAUD, Dana BOS dan/atau
Dana BOP Kesetaraan atau perangkat lunak lainnya yang sejenis;
(6) e. menyewa aplikasi pendataan atau aplikasi penerimaan Peserta Didik baru dalam jaringan;
(7) f. membiayai kegiatan yang tidak menjadi prioritas Satuan Pendidikan;
(8) g. membiayai kegiatan dengan mekanisme iuran;
(9) h. membeli pakaian, seragam, atau sepatu bagi guru atau Peserta Didik untuk kepentingan
pribadi yang bukan inventaris Satuan Pendidikan;
(10) i. memelihara prasarana Satuan Pendidikan dengan kategori kerusakan sedang dan berat;
(11) j. membangun gedung atau ruangan baru  
 k. membeli instrumen investasi;
 l. membiayai kegiatan untuk mengikuti pelatihan, sosialisasi, dan pendampingan terkait
program Dana BOP PAUD, Dana BOS dan/atau Dana BOP Kesetaraan yang
diselenggarakan oleh pihak lain selain Dinas dan/atau Kementerian;
 m. membiayai kegiatan yang telah dibiayai secara penuh oleh Pemerintah Pusat,
Pemerintah Daerah, atau sumber lain yang sah;
 n. menggunakan Dana BOP PAUD, Dana BOS dan/atau Dana BOP Kesetaraan untuk
kepentingan pribadi atau kelompok tertentu; dan/atau
 o. menjadi distributor atau pengecer bahan pembelajaran, buku, alat permainan
edukatif, dan/atau peralatan lainnya kepada Satuan Pendidikan dan/atau Peserta Didik

(2) Tim BOS Sekolah yang melanggar ketentuan larangan sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) dikenai sanksi sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

 
UNDANG – UNDANG NO. 10 TAHUN 2020 TENTANG BEA MATERAI dan PERATURAN
MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA No. 4/PMK.03/2021

 Peggunaan materai Baru sebesar Rp. 10.000 ( sepuluh ribu rupiah ) terhitung
mulai januari 2021 dengan Dokumen yang menyatakan jumlah uang dengan
nilai nominal lebih dari Rp. 5.000.000 ( lima juta rupiah).

 Penggunaan  materai lama masih berlaku sampai dengan 31 Desember 2021 dan
tidak dapat ditukarkan dengan uang atau bentuk apapun.

 Materai tempel direkatkan pada dokumen yang terutang bea materai dengan nilai
total paling sedikit Rp. 9.000 ( Sembilan ribu rupiah ), Rp.6000 + Rp.3000,
Rp.3000+Rp.3.000+Rp.3.000

 Pembubuhan Materai dengan direkatkan seluruhnya dengan utuh dan tidak


rusak, dibubuhi tandatangan sebagian disertai dengan pencantuman tanggal,
bulan, dan tahun dilakukannya penandatanganan.
PERATURAN BUPATI BANDUNG NO. 15 TAHUN 2020
TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS PERATURAN BUPATI BANDUNG NO 22 TAHUN
2018 TENTANG IMPLEMENTASI TRANSAKSI NON TUNAI DILINGUNGAN PEMERINTAH
KABUPATEN BANDUNG

 Pasal 6, point (3) pengeluaran belanja daerah secara non tunai dikecualikan
untuk :
a. Pengeluaran belanja untuk keperluan penanggulangan pada saat terjadi
bencana alam yang dibiayai dari belanja tidak terduga ;
b. Pengeluaran belanja Barang / jasa untuk kegiatan Bantuan Operasional
Sekolah dan belanja yang dilaksanakan secara swakelola pada TK,SD dan SMP
sampai dengan Rp. 5.000.000 ( lima juta rupiah ) perhari.
ATURAN PERPAJAKAN
PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NO. 231 /PMK.03/2019 TENTANG TATA CARA PENDAFTARAN DAN
PENGHAPUSAN NOMOR POKOK WAJIB PAJAK, PENGUKUHAN DAN PENCABUTAN PENGUKUHAN PENGUSAHA KENA PAJAK
SERTA PEMOTONGAN DAN / ATAU PEMUNGUTAN, PENYETORAN DAN PELAPORAN PAJAK BAGI INSTANSI PEMERINTAH.

A. PPh yang wajib dipotong dan / atau dipungut oleh Instansi Pemerintah

 PPh Pasal 21
Penghasilan pekerjaan, jasa atau kegiatan
1) PNS
a. Pegawai Golongan I dan II =0%
b. Pegawai Golongan III =5%
c. Pegawai Golongan IV = 15 %
d. Pegawai yang tidak memiliki NPWP = 20 %
ATURAN PERPAJAKAN
PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NO. 231 /PMK.03/2019 TENTANG TATA CARA PENDAFTARAN DAN
PENGHAPUSAN NOMOR POKOK WAJIB PAJAK, PENGUKUHAN DAN PENCABUTAN PENGUKUHAN PENGUSAHA KENA PAJAK
SERTA PEMOTONGAN DAN / ATAU PEMUNGUTAN, PENYETORAN DAN PELAPORAN PAJAK BAGI INSTANSI PEMERINTAH.

2) Pegawai Tidak tetap/Tenaga kerja lepas, upah harian, upah mingguan, upah
satuan, upah borongan upah bulanan, honorarium, komisi, fee, dan imbalan
sejenis dengan nama dalam bentuk apapun sehubungan dengan
pekerjaan, jasa dan kegiatan, uang saku, uang representasi, uang rapat
dikenakan 5 % s/d 20 % ( pph pasal 21 dan 26 ) ( untuk kegiatan / penghasilan
> UMR )

3) menyetorkan PPh 21 paling lambat tanggal 10 setiap bulannya, melaporkan


SPT masa PPh Pasal 21 paling lambat tgl 20 setiap bulannya
ATURAN PERPAJAKAN
PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NO. 231 /PMK.03/2019 TENTANG TATA CARA PENDAFTARAN DAN
PENGHAPUSAN NOMOR POKOK WAJIB PAJAK, PENGUKUHAN DAN PENCABUTAN PENGUKUHAN PENGUSAHA KENA PAJAK
SERTA PEMOTONGAN DAN / ATAU PEMUNGUTAN, PENYETORAN DAN PELAPORAN PAJAK BAGI INSTANSI PEMERINTAH.

1. ( UNTUK DANA BOS TIDAK BOLEH DIPUNGUT )

 PPh Pasal 22 ( Pembelian Barang )


Pembelian Barang paling banyak Rp 2.000.000 ( dua juta rupiah ) tidak
termasuk PPN dan bukan pembayaran yang dipecah.
pemotongan PPh Pasal 22 sebesar 1,5% ( satu koma lima persen ) dari harga
pembelian tidak termasuk PPN.
 Contoh :
Perhitungan Pemotongan PPh untuk pembelian Barang tidak termasuk PPN
Nilai Faktur Barang Rp. 2.100.000 x 1,5% = 31.500

Perhitungan Pemotongan PPh untuk pembelian Barang termasuk PPN


Nilai Faktur barang Rp. 2.500.000 x 10/110 = 227.273 ( Nilai PPN )
Rp. 2.500.000 – Rp. 227.273 = Rp. 2.272.727 ( Nilai Pembayaran )
Rp. 2.272.273 x 1,5% = 34.084 ( Nilai PPh )
 PPh Pasal 23 ( Sewa dan catering )
Sewa dan Penghasilan lain sebesar 2% ( dua persen ) tidak ada batasan nilai
Wajib pajak yang tidak memiliki NPWP akan dikenakan tarif pemotongan
lebih tinggi dari 100 %.
 PPN ( Barang )
Jumlah PPN yang wajib dipungut yaitu 10% ( sepuluh persen ) dikalikan
dengan dasar pengenaan pajak. Jumlah Pembayaran paling banyak
Rp. 2.000.000 tidak termasuk jumlah PPN dan bukan pembayaran yang
dipecah dari suatu transaksi yang nilai sebenarnya lebih dari Rp. 2.000.000,
maka PPN tidak perlu dipungut.
Contoh : 1
Harga pembayaran termasuk PPN = Rp. 2.750.000
Jumlah PPN : 10/110 x Rp. 2.750.000 = Rp. 250.000 ( - )
Jumlah yang dibayarkan kepada Rekanan = Rp. 2.500.000
Contoh Nilai Pembelian yang tidak perlu dipungut PPN
Jumlah Pembayaran termasuk PPN = Rp. 2.090.000
Jumlah PPN : 10/110 x Rp. 2.090.000 = Rp. 190.000 ( - )
Jumlah yang dibayarkan kepada Rekanan = Rp. 1.900.000

Meskipun pembayaran termasuk PPN Rp. 2.090.000 tetapi karena


pembayaran kepada Rekanan berjumlah Rp. 1.900.000
( tidak lebih dari Rp. 2.000.000 ) maka PPN yang tertuang tidak perlu di
pungut oleh Instansi Pemerintah / Sekolah, tetapi harus dipungut dan
disetor oleh PKP Rekanan pemerintah dan Faktur pajak tetap harus dibuat.
PPND ( Pajak Penambahan Nilai Daerah )
untuk Jasa Katering di wajibkan membayar PPND sebesar 10 % dari nilai
pembelian Barang dengan besaran paling banyak Rp. 2.000.000
dibuktikan dengan kepemilikan NPWPD ( Perusahaan ).
EVALUASI DALAM PENGELOLAAN DANA BOS REGULER SD

A. PERENCANAAN
• Sekolah Tidak menyusun RKAS sesuai dengan RKJM,RKT, KTSP, RKBMD dan
RKPBMD
• Nilai Satuan Barang pada RKAS Berbeda – beda
• Satuan barang tidak sesuai dengan pembelanjaan
• ( Buah,Set,Buku,Rim,lembar,dus,Box,exsemplar,stell,lusin,pak dll)
• Penyusunan RKAS belum sesuai dengan Juknis BOS Reguler
B. PELAKSANAAN

• Bendahara tidak membuat LPJ ( BKU, Buku Kas Tunai, Buku Bank, Buku
Pembantu Pajak, Lampiran LPJ )
• Penarikan Dana tidak sesuai dengan RKAS
• Dana di titip ke rekening Guru/orang yang bukan sebagai penjual/pemilik
perusahaan
• Bendahara tidak melakukan Pemotongan dan Pemungutan atas Pajak
• Nilai Pajak yang dipotong/dipungut oleh Bendahara tidak sesuai dengan
aturan Perpajakan
• Pembayaran pajak di tunda-tunda ( melebihi batas waktu )
• Pada Kwitansi pembayaran tertulis sudah terima dari Kepala Sekolah
seharusnya Bendahara Sekolah
• Kwitansi tidak diberi Nomor
B. PELAKSANAAN

• Kwitansi dibuat format oleh sekolah seharusnya kwitansi menggunakan Kop


Toko/CV/PT kecuali pedagang eceran
• Profil Perusahaan Toko/CV/PT dan atau Surat Keterangan Usaha tidak
dilampirkan di LPJ
• Tanggal Lunas Bayar tidak disi
• Tanda tangan kepala Sekolah /Bendahara menggunakan cap Kening
• Kesalahan pengetikan pada Kwitansi / faktur masih mengunakan type-X
seharusnya dicoret dua garis dan di paraf Bendahara.
• Besaran Nilai Uang dan terbilang berbeda / penjabaran terbilang salah
• Pembelian Barang yang dikenai tarif materai, tidak dibubuhi materai.
• Materai tidak diberi tanggal bulan dan tahun
• Pada Kwitansi pembayaran toko/CV tidak diberi tanda tangan dan CAP
• Tanggal, kepada, no Faktur tidak di isi
• Tanda Terima pada Faktur tidak di tanda tangan
• Di LPJ sekolah masih melampirkan Salinan Faktur Warna Merah
• Sekolah tidak melampirkan Nota Pembelian Barang dan Faktur barang yang
sudah diterima diLPJ
• LPJ Makan dan Minum Rapat /Kegiatan masih di uangkan ( mengunakan Daftar
Penerimaan Uang Mamin )
• LPJ mamin tamu tidak didukung dengan Buku Tamu /dokumentasi
• LPJ Mamin di Faktur tidak dirinci nama barangnya ( dus/paket) lampiran
menu tidak ada
• Sekolah tidak membuat surat Pesanan untuk pembelian Barang / pemesanan
( mamin, catering, belanja modal )
• LPJ Kegiatan tidak dirinci ( hanya kwitansi penyerahan uang )
• LPJ Pemeliharaan Sekolah belum sesuai ( Pembelian Bahan dengan Upah tidak
realistis )
• Daftar Upah pekerja tidak dibuat /besaran upah berbeda2
• Sekolah merehab Bangunan dengan tingkat kerusakan berat mengunakan dana
BOS
• Masih ada sekolah yang membiayai kegiatan diluar program sekolah
• Nilai Kwitansi dan faktur berbeda
• Nilai Pajak tidak dituangkan ke dalam faktur dan kwitansi
• Sekolah belum bisa membedakan biaya Transportasi dan SPPD
• Untuk biaya Poto Copy sekolah masih mengabungkan pembelanjaan berbeda
toko dalam sau kwitansi / bulan
• Pembelanjaan ATK dan Poto Copy masih di gabung kedalam satu Faktur
• Tanda tangan di daftar hadir harian/rapat/penyerahan honor masih belum
lengkap di tanda tangan
• Di LPJ untuk penyerahan Honor/Transport di buat rangkap antara Daftar dan
Kwitansi per orang
• Bukti Transfer tidak dilampirkan di LPJ / lampiran LPJ transfer tidak ada
• Dokumentasi kegiatan tidak dimasukan ke LPJ
• Foto Copy Buku Tabungan dan Rekening Koran tidak dilampirkan ke dalam LPJ
• Pembelanjaan Barang tidak sesuai dengan RKAS
• LPJ Honor tidak dilampirkan dengan SK Pengangkatan/SP/Kontrak
Kerja/Daftar Hadir/Jadwal Mengajar ( Daring/luring) dokumentasi.
• Masih ada kelebihan penarikan Dana
• Saldo kas Tunai lebih dari 5 Juta
• Penarikan uang tunai 5 juta / hari tidak sesuai RKAS
C. PELAPORAN
• Sekolah Tidak menyusun Laporan Sesuai Juknis
• Pelaporan dengan Lampiran LPJ Berbeda
• Saldo “Nol” nilai /bukti pebelanjaan/pengeluaran di LPJ kurang dan atau
sebaliknya LPJ melebihi nilai BKU/laporan
• Pada Laporan BMD ( Belanja Modal ) sekolah tidak merinci pembelian barang
baik Merk/Type/No.Seri Barang/Judul buku/Pengarang/Penerbit/Foto
Barang/Labelisasi.
• Pembelanjaan / Pembelian Barang yang menjadi Aset ( Belanja Modal ) tidak
dicatat / dilaporkan secara rinci baik Kwitasi/Faktur ke Pengelola Barang di
Sekolah ( sehingga Bukti Penyaluran Barang Inventaris /Berita Acara TGR tidak
dibuat oleh Pengurus Barang di sekolah )
• Pembelian barang habis pakai tidak di laporkan ke Pengurus Barang di Sekolah
sehingga Pencatatan Barang habis pakai / Stok Opname barang tidak
dilaporkan. ( baik Kwitansi/Faktur dan bukti penyalurannya ).
SELESAI
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai