Anda di halaman 1dari 36

NAMA KELOMPOK:

Churnia Datu
Ester Lilisda Rangan
Maryanne Sarah Limbong B.
Silvany Athira Kulla
Sri Wahyuni Tandirerung
Sumiati Torinding
Yemima Astin P.
KOMPETENSI DASAR 4.2

Menyaji hasil telaah tentang ketentuan


UUD Negara Republik Indonesia tahun
1945 yang mengatur wilayah Negara,
warga negara, dan penduduk, agama dan
kepercayaan, pertahanan dan keamanan
TUJUAN PEMBELAJARAN

1. Mengidentifikasi wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia


2. Membedakan Kedudukan Warga Negara dan Penduduk Negara
3. Menganalisis Kemerdekaan beragama dan berkepercayaan di
Indonesia
4. Mengidentifikasi sistem Pertahanan dan keamanan di Indonesia
5. Mengomunikasikan hasil telaah tentang ketentuan UUD Negara
Republik Indonesia yang mengatur wilayah negara, warga negara,
agama dan kepercayaan, pertahanan dan keamanan
1. wilayah kesatun negara Republik
Indonesia
    Wilayahnegara Indonesia terdiri dari daratan, lautan atau
perairan, dan udara. Daratan Indonesia terdiri dari pulau pulau
yang dipisahkan oleh perairan. Negara Indonesia mempunyai
wilayah negara dengan batas-batas dan hak-haknya ditetapkan
dengan undang-undang. Hal tersebut sesuai dengan pasal 25A
UUD 1945 yang berbunyi ” Negara Kesatuan Republik
Indonesia adalah sebuah negara kepulauan yang berciri
Nusantara dengan wilayah yang batas-batas dan hak-haknya
ditetapkan dengan undang-undang.
     
Pada umumnya batas wilayah negara dibuat dalam bentuk perjanjian
bilateral dan perjanjian multiteral. Batas antara satu negara dengan negara
lain biasanya sebagai berikut.
■ Batas alamiah, misalnya sungai, danau , pegunungan atau lembah.
■ Batas buatan, misalnya pagar kawat berduri, pagar tembok, dan tiang-
tiang tembok.
■ Batas menurut geo fisika, misalnya garis lintang dan garis bujur.
■ Maksud adanya penentuan batas wilayah negara yaitu agar setiap
negara mengetahui kejelasan batas wilayah kedaulatannya. Penentuan
batas wilayah sangat penting bagi keamanan dan kedaulatan suatu
negara. Hal ini berkaitan dengan pemanfaatan kekayaan alam dan
penyelenggaraan pemerintahan serta kejelasan status orang-orang yang
berada dalam negara tersebut.
Berikut pembagiaan Wilayah Negara Kesatuan Rebuplik Indonesia
1. Daratan 
Penentuan secara pasti tentang batas-batas wilayah daratan antara dua
negara atau lebih tidak akan menimbulkan masalah apabila sudah ada
kepastian dan persetujuan. Contohnya sebagai berikut.
■ Perjanjian antara Indonesia dan Australia tentang penetapan garis-garis
batas antara Indonesia dan Papua Nuginiyang ditandatangani pada
tanggal 21 februari 1973. batas wilayah tersebut berada di pulau Papua
yang membagi Pulau papua menjadi dua bagian, yaitu bagian barat
menjadi wilayah Indonesia dan bagian timur menjadi wilayah Papua
Nugini.
■ Perjanjian antara Belanda dan Inggris tentang penetapan batas wilayah
Hindia-Belanda di Pulau Kalimantan pada tangga 20 Juli 1891. Batas
tersebut sekarang ditandai sebuah tugu perbatasan , yaitu wilayah
pemerintahan Hindia-Belanda menjadi wilayah Indonesia dan wilayah
pemerintahan Kerajaan Inggris menjadi wilayah Malaysia. 
2. Lautan 
     Lautan atau perairan teritorial merupakan bagian wilayah dari suatu negara. sehubungan
dengan itu, terdapat dua konsepsi pokok tentang wilayah laut, yaitu sebagai berikut.
•Res nullius, menyatakan bahwa laut yang tidak ada pemiliknya dapat diambil dan dimiliki
oleh tiap-tiap negara.
•Res comunis , menyatakan bahwa laut adalah milik bersama masyarakat dunia sehingga
dapat diambil atau dimiliki oleh tiap-tiap negara.
  Menurut konsep umum, demi menunjang keselamatan negara, setiap negara berhak atas
bagian tertentu laut yang berbatasan dengan wilayah daratan negaranya sebagai bagian
wilayah teritorialnya. dalam hal ini yang diberlakukan adalah semua ketentuan dan
peraturan negaranya.
    Batas laut teritorial sesuai dengan Territoriale Zee en Maritime Kringen Ordonantie tahun
1939 menyatakan bahwa lebar laut
wilayah Indonesia adalah 3 mil diukur dari garis pantai terendah pada tiap-tiap pulau
Indonesia. Teori ini dikemukakan oleh ahli hukum Belanda, yaitu Bynkershoek. Pada zaman
pemerintahan hindia-belanda terdapat suatu konsepsi peraturan tentang wilayah laut
Indonesia , yaitu setiap pulau atau sekelompok pulau di Indonesia memiliki wilayah laut
tersendiri. Peraturan ini mengakibatkan terpisahnya antarpulau dan sekelompok pulau yang
satu dengan kelompok pulau yang lainnya.
    
Pada saat ini, penentuan batas wilayah laut telah memiliki dasar hukum, yaitu
menurut Konvensi PBB tentang Hukum Laut Internasional III tahun 1982 atau
United Nations Conference on The Law of the Sea (UNCLOS) di Jamaika.
Penentuan batas-batas laut dapat kita ketahui dalam bentuk traktat multirateral
yaitu sebagai berikut.
• Laut teritorial (LT), tiap-tiap negara mempunyai kekuasaan terhadap laut
teritorial hingga 12 mil dari garis pantai.
• Zona bersebelahan (ZB), penentuan batas zona bersebelahan adalah sejauh
12 mil laut di luar bats laut teritorial atau 24 mil laut dari garis pantai. Dalam
wilayah ini , negara dapat menindak pihak-pihak yang melakukan pelanggaran
terhadap undang-undang imigrasi fiskal, dan bea cukai.
• Zona Ekonomi Ekslusif (ZEE), merupakan wilayah laut dari suatu negara
yang batasnya 200 mil laut dari garis pantai. dalam wilayah itu , negara
mempunyai hak untuk menggali kekayaan alam dan melakukan kegiatan
ekonomi . Negara juga berhak menangkap nelayan asing yang ketahuan
menagkap ikan dalam ZEE-nya.
• Landas kontingen (LK), adalah wilayah daratan di
bawah permukaan laut diluar laut teritorial dengan
kedalaman 200 m atau lebih. Ketentuan ini
ditujukan untuk kepentingan penguasaan dan
yurisdiksi kekayaan dalam dasar laut dengan
negara tetangga.
• Landas benua (LB), batas landas benua yaitu
sejauh lebih dari 200 mil laut. dalam wilayah ini,
negara dapat melakukan ekploitasi dan eksplorasi
dengan kewajiban membagi keuntungan dengan
masyarakat internasional.
3. Udara
       Wilayah udaran meliputi daerah yang berada diatas wilayah  negara atau diatas
wilayah darat dan wilayah laut teritorial suatu negara. Di forum internasional belum
ada kesepakatan tentang kedaulatan suatu negara atas wilayah udara. Dalam pasal 1
Konvensi Paris tahun 1919 yang telah diganti dengan Konvensi Chicago tahun 1944
dinyatakan bahwa setiap negara mempunyai kedaulatan utuh dan ekslusif di wilayah
udaranya.
     Berikut adalah beberapa teori tentang batas wilayah udara.
a. Teori Negara Berdaulat di Udara
•Teori pengawasan, kedaulatan negara ditentukan oleh kemampuan negara dalam
mengawasi ruang udara di atas wilayahnya. Teori ini dikemukakan oleh Cooper
(19519).
•Teori udara, wilayah udara meliputi suatu ketinggian dari kemampuan udara untuk
mengangkat (mengapungkan) balon dan pesawat udara.
•Teori keamanan, negara mempunyai kedaulatan terhadap udaranya termasuk untuk
menjaga keamanannya. Teori ini dikemukakan oleh Fauchilli (1901) yang menentukan
ketinggian wilayah udara 1500 m. Akan tetapi tahun 1910 ketinggian tersebut
diturunkan menjadi 500 m.
Kebebasan wilayah udara
1) Kebebasan Udara Terbatas
Untuk memelihara keamanan dan keselamatan, setiap warga
negara berhak mengambil suatu tindakan tertentu.
• Negara hanya mempunyai hak sebatas wilayah teritorialnya.
2) Kebebasan Ruang Udara tanpa Batas
Tidak ada negara yang mempunyai hak dan kedaulatan di ruang
udara sehingga ruang udara itu bebas dan dapat dipergunakan
oleh siapapun.
4. Ekstrataeritorial
   Ekstrateritorial adalh daerah yang menurut kebiasaan internasional diakui
sebagai daerah kekuasaan suatu negara meskipun daerah tersebut berada
di wilayah kekuasaan negara lain.
 Daerah eksteritorial meliputi sebagai berikut.
a. Kapal yang Berlayar di Bawah Bendera Suatu Negara
     Kapal yang berlayar menggunakan bendera suatu negara dianggap
sebagai wilayah negara yang benderanya dikibarkan, baik ketika kapal itu
sedang berlayar di laut lepas maupun berada di wilayah negara lain.
b. Kedutaan atau Perwakilan Tetap di Wilayah Negara Lain
    Di wilayah ini diberlakukan larangan terhadap alat negara, misalnya polisi
atau pejabat kehakiman yang memasuki suatu negara tanpa izin dari pihak
keduataan. Setiap ada perwakilan diplomatik di suatu negara, pasti terdapat
daerah ekstrateritorial. Hal ini didasarkan pada hukum internasional hasil
Kongres Wina tahun 1815 dan Kongres Aachen tahun 1818
 PASAL 26 UUD 1945 menjelaskan bahwa :
1. Yang menjadi warga negara ialah orang-orang bangsa
Indonesia asli dan orang-orang bangsa lain yang disahkan
dengan UU sebagai warga negara. Maksudnya adalah warga 
negara Indonesia tidak semua orang-orang pribumi melainkan
warga bangsa lain yang sudah disahkan secara Undang-Undang.
2. Penduduk ialah WNI dan orang asing yang bertempat 
tinggal di Indonesia.
     3.Hal-hal mengenai warga negara dan penduduk diatur
dengan UU. Maksudnya adalah ada ketentuan-ketentuan khusus
untuk bertempat tinggal di Indonesia. 

ASAS-ASAS KEWARGANEGARAAN INDONESIA
           

1. Asas ius sanguinis (asas keturunan) : kewarganegaraan seseorang ditentukan


berdasarkan pada keturunan orang yang bersangkutan.
2. Asas ius soli (asas kedaerahan) : kewaragnegaraan seseorang ditemtukan
berdasarkan tempat kelahirannya.
 
Ada 3 kemungkinan status kewarganegaraan seorang penduduk :
1. Apatride : adanya seorang penduduk yang sama sekali tidak mempunyai
kewarganegaraan.
2. Bipatride : adanya seorang penduduk yang mempunyai 2 macam kewarganegaraan
sekaligus.
 3. Multipatride : seorang yang bipatride setelah dewasa ia mendapatkan
kewarganegaraan lain tanpa melepaskan status bipatridenya.
 
 
 
 
 
Ada 2 cara menentukan status kewarganegaraan
yang dilakukan oleh pemerintah
1. Stesel aktif : seseorang yang harus melakukan
tindakan hukum tertentu secara aktif (naturalisasi
biasa)
2. Stesel pasif : seseorang yang dengan sendirinya
dianggap menjadi warga negara tanpa melakukan
suatu tindakan hukum tertentu (naturalisasi
istimewa)
 

Naturalisasi Biasa
Syarat – syarat naturalisasi biasa :
1. Telah berusia 21 Tahun
2. Lahir di wilayah RI / bertempat tinggal yang paling akhir min. 5 thn berturut-
turut atau 10 tahun tidak berturut-turut
3. Apabila ia seorang laki-laki yg sdh kawin, ia perlu mendpt persetujuan istrinya
4. Dapat berbahasa Indonesia
5. Sehat jasmani & rohani
6. Bersedia membayar kepada kas negara uang sejumlah Rp.500 sampai
10.000 bergantung kepada penghasilan setiap bulan
7. Mempunyai mata pencaharian tetap
8. Tidak mempunyai kewarganegaraan lain apabila ia memperoleh
kewarganegaraan atau kehilangan kewarganegaraan RI .
 Naturalisasi Istimewa
Naturalisasi istimewa di negara RI dapat diberikan kepada warga negara asing
yang status kewarganegaraannya dalam kondisi sebagai berikut :
1. Anak WNI yang lahir di luar perkawinan yang sah, belum berusia 18 tahun
atau belum kawin diakui secara sah oleh ayahnya yang berkewarganegaraan
asing.
2.Anak WNI yang belum berusia 5 tahun meskipun telah secara sah sebagai
anak oleh WNA berdasarkan penetapan pengadilan, tetap sebagai WNI
3. Perkawinan WNI dengan WNA, baik sah maupun tidak sah dan diakui orang
tuanya yang WNI, atau perkawinan yang melahirkan anak di wilayah RI
meskipun status kewarganegaraan orang tuanya tidak jelas berakibat anak
berkewarganegaraan ganda hingga usia 18 tahun atau sudah kawin.
4. Pernyataan untuk memilih kewarganegaraan dibuat secara tertulis dan
disampaikan kepada pejabat dengan melampirkan dokumen sebagaimana
ditentukan di dalam perundang-undangan.
5. Pernyataan untuk memilih kewarganegaraan disampaikan
dalam waktu paling lambat 3 tahun setelah anak berusia 18
tahun atau sudah kawin.
6. Warga asing yang telah berjasa kepada negara RI dengan
pernyataan sendiri (permohonan) untuk menjadi warga negara
RI, atau dapat di minta oleh negara RI, kemudian mereka
mengucapkan janji setia dan sumpah (tidak perlu memenuhi
semua syarat sebagaimana dalam naturalisasi biasa). Cara ini
diberikan oleh Presiden dengan persetujuan DPR.
 
Menurut UU nomor 12 tahun 2006 tentang kewarganegaraan RI menganut asas-asas berikut :
1. Asas ius soli (law of the soil) 
 penentuan status kewarganegaraan seseorang berdasarkan tempat kelahiran. Negara yang
menganut asas ini akan mengakui status kewarganegaraan seseorang anak apabila anak tersebut
lahir di wilayah negarannya. Negara yang menganut asas ius soli antara lain Argentina, Barbados,
Bolivia, Brasil, Kosta, Rika, dan Cile.
2. Asas ius Sanguinias (law of the blood) 
 penetuan status kewarganegaraan seseorang berdasarkan pertalian darah atau keturunan. Negara
yang menganut asas ini akan mengakui kewarganegaraan seorangg anak sebagai warga
negarannya apabila orang tua anak tersebut memiliki status kewarganegaraan negara setempat.
Jadi, seorang anak yang lahir dari orang tua yang memiliki kewarganegaraan berdasarkan ius
sanguinis berhak mendapat status kewarganegaraan ayah ibunya. Negara yang menganut asas ius
sanguinis antara lain Italia, Jepang, Jerman, Islandia, Tiongkok, Finlandia, dan India.
Berdasarkan ketentuan bahwa setiap orang berhak mendapat kewarganegaraan, negara Indonesia
juga mengakui mekanisme tata cara memperoleh kewarganegaraan melalui pewarganegaraan
Republik Indonesia melalui permohonan.
Penerapan asas-asas kewarganegaraan tersebut dalam sebuah negara
akan menimbulkan beberapa hal sebagai berikut:
1. Apatride 
yaitu seseorang tidak mendapat kewarganegaraan. Contohnya
seseorang yang dilahirkan oleh orang tua yang negarannya menganut
asas ius soli, sedangkan negara tempat seseorang tersebut dilahirkan
menganut asas ius sanguinis
2. Bipatride 
yaitu seseorang yang memperoleh dua kewarganegaraan. Contohnya
seseorang yang dilahirkan oleh orang tua yang negarannya menganut
asa ius sanguinis, sedangkan negara tempat seseorang tersebut
dilahirkan menganut ius soli.
 
 
 
 
3. Menganalisis kemerdekaan beragama dan
berkepercayaan di Indonesia
Kemerdekaan beragama dan berkepercayaan mengandung arti bahwa tiap-tiap manusia
bebas memilih, melaksanakan ajaran agama menurut keyakinan dan kepercayaaannya, dan
dalam hal ini tidak boleh dipaksa oleh siapapun, baik itu oleh pemerintah, pejabat agama,
masyarakat, maupun orang tua sendiri.
Kemerdekaan beragama dan berkepercayaan muncul karena secara prinsip, tidak ada
tuntunan agama apa pun yang mengandung unsur paksaan atau menyuruh penganutnya
untuk memaksakan agamanya kepada orang lain, terutama kepada seseorang yang telah
menganut salah satu agama. Selain itu, kemerdekaan beragama bukan dimaknai sebagai
kebebasan untuk menarik orang yang telah beragama atau mengubah agama yang telah
dianut seseorang.
Kemerdekaan beragama bukan dimaknai sebagai kebebasan untuk beribadah yang tidak sesuai
dengan tuntunan dan ajaran agama masing-masing, dengan kata lain tidak boleh untuk menistakan
agama dengan melakukan peribadatan yang menyimpang dari ajaran agama yang dianutnya.

Di dalam UUD NRI Tahun 1945, kemerdekaan beragama dan kepercayaan telah dijamin dalam
pasal 28 E ayat (1) dan (2) :
(1)  Setiap orang bebas memeluk agama dan beribadat menurut agamanya, memilih pendidikan dan
pengajaran, memilih pekerjaan, memilih kewarganegaraan, memilih tempat tinggal di wilayah
negara dan meninggalkannya, serta berhak kembali.
(2)  Setiap orang berhak atas kebebasan meyakini kepercayaan, menyatakan pikiran dan sikap,
sesuai dengan hati nuraninya.
disebutkan juga dalam pasal 29 UUD NRI Tahun 1945 ayat (2) yang berbunyi,
bahwa negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk
agamanya masing-masing dan untuk beribadat menurut agamanya dan
kepercayaannya itu.

Berbagai ketentuan yang telah disebutkan di atas menerangkan bahwa Negara


Indonesia telah menjamin warga negaranya untuk beragama dan berkepercayaan
sesuai keyakinan masing-masing. Dengan kata lain, Indonesia sejatinya telah
menegakkan adanya persamaan hak bagi tiap warga negara untuk menentukan dan
menetapkan pilihan agamanya, menunaikan ibadah serta segala sesuatu yang
berhubungan dengan agama dan kepercayaan yang dianutnya. jadi, seluruh warga
negara Indonesia berhak atas kemerdekaan beragama dan berkepecayaan secara
utuh, tanpa harus khawatir negara akan mengurangi kemerdekaan tersebut.
Untuk mewujudkan suatu kemerdekaan beragama, maka diperlukan beberapa hal seperti :
■ Pengakuan yang sama oleh pemerintah terhadap agama yang telah dipeluk oleh warga negara.
■ Tiap pemeluk agama memiliki kewajiban, hak dan kedudukan yang sama dalam negara dan
pemerintahan.
■ Adanya kebebasan yang otonom bagi setiap penganut agama dengan agamanya itu, apabila
terjadi perubahan agama, yang bersangkutan memiliki hak dan kebebasan untuk menetapkan dan
menentukan agama yang ia kehendaki.
■ Adanya kebebasan yang otonom bagi tiap golongan umat beragama serta perlindungan hukum
dan pelaksanaan kegiatan peribadatan dan kegiatan agama lainnya yang berhubungan dengan
eksistensi agama masing-masing.
4. Mengidentifikasi sistem pertahanan
dan keamanan di Indonesia
Pertahanan adalah  segala upaya untuk mempertahankan kedaulatan
negara yang meliputi keutuhan wilayah dan juga keselamatan
masyarakat dari segala gangguan yang mengancam keutuhan negara.
Pertahanan negara merupakan segala upaya untuk mempertahankan
kedaulatan yang bersifat semesta yang diselenggarakan dengan
kesadaran hak serta kewajiban sebagai warga negara dan juga
keyakinan akan kekuatan sendiri.
Pertahanan negara atau pertahanan nasional diselenggarakan oleh
pemerintah melalui sistem pertahanan negara.

Pertahanan Nasional adalah gabungan kekuatan antara sipil dan militer


yang diupayakan oleh negara untuk melindungi integritas wilayahnya.
Pertahanan negara merupakan tugas utama Kementerian Pertahanan.
Sistem pertahanan dan keamanan negara yang bersifat
semesta bercirikan:
a)  Kerakyatan, yakni orientasi pertahanan dan
keamanan negara diabdikan oleh dan untuk
kepentingan rakyat.
b)  Kesemestaan, yakni seluruh sumber daya nasional di
dayagunakan bagi upaya pertahanan.
c) Kewilayahan, yakni gelar kekuatan pertahanan
dilakukan secara menyebar di seluruh wilayah Negara
Kesatuan Republik Indonesia, sesuai dengan kondisi
geografi sebagai negara kepulauan
Sistem pertahanan dan keamanan rakyat semesta yang
dikembangkan bangsa Indonesia ialah sebuah sesuai dengan
kondisi bangsa Indonesia. Posisi wilayah Indonesia yang
berada di posisi silang (diapit dua benua dan dua samudra) di
satu sisi memberikan keuntungan, namun disisi lain
memberikan ancaman keamanan yang besar baik berupa
ancaman militer dari negara lain maupun kejahatan
internasional.
  Selain itu, kondisi wilayah Indonesia sebagai negara
kepulauan, tentu nya memerlukan sistem pertahanan dan
keamanan yang yang kokoh untuk menghindari ancaman
perpecahan. Dengan kondisi seperti itu, maka dapat
disimpulkan bahwa sistem pertahanan dan kemanan rakyat
 Kesadaran bela negara dalam konteks sistem pertahanan
dan keamanan negara
Para pahlawan bangsa berkorban dan bertumpah darah
ketika berperang melawan penjajah demi untuk
mempertahankan wilayah Negara Kesatuan Republik
Indonesia (NKRI). Mereka mempunyai motivasi yang amat
tinggi untuk mempertahankan kemerdekaan yang telah diraih.
Oleh sebab itu, untuk menghargai jasa para pahlawan kita,
kita pun harus memiliki rasa rela berkorban untuk
mempertahankan negara, mempunyai kesadaran bela negara
serta memiliki rasa nasionalisme yang tinggi terhadap negara
yang merupakan tempat tinggalnya baik secara langsung
maupun tidak langsung.
Pasal 27 ayat (3) UUD 1945 menyatakan bahwa setiap warga negara berhak ikut
serta dalam upaya pembelaan negara. Ikut serta dalam kegiatan bela negara
diwujudkan dengan partisipasi dalam kegiatan penyelenggaraan pertahanan dan
kemanan negara, sebagaimana diatur dalam Pasl 30 ayat (1) UUD 1945 yang
menyatakan bahwa tiap-tiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam usaha
pertahanan dan keamanan negara.
Kesadaran bela negara di hakikatnya ialah kesediaan berbakti pada negara dan
berkorban demi membela negara. Upaya bela negara selain sebagai kewajiban dasar
pun merupakan kehormatan bagi setiap warga negara yang dilakukan dengan penuh
kesadara, tanggung jawab dan sikap rela berkorban demi bangsa dan negara.
Sebagai warga negara sudah sepantasnya ikut serta dalam bela negara sebagai bentuk
kecintaan kita kepada pada negara serta bangsa. Saat ini masih ada kecendrungan
masyarakat yang menafsirkan bahwa bela negara itu ialah tanggung jawab TNI dan
POLRI. Bela negara bukanlah tanggung jawab TNI dan POLRI saja, namun
merupakan tanggung jawab semua warga negara sebagai komponen bangsa.
Kesadaran bela negara banyak sekali cara untuk untuk
mewujudkannnya. Membela negara tidak harus dalam wujud perang
perang atau angkat senjata, tetapi dapat juga dilakukan dengan cara lain
seperti ikut dalam mengamankan lingkungan sekitar, membantu korban
bencana, menjaga kebersihan, mencegah bahaya narkoba, mencegah
perkelahian antar per orangan ataupun antar kelompok satu dengan yang
lain, meningkatkan hasil panen pertanian, cinta produk-produk yang
dibuat di dalam negeri, melestarikan budaya Indonesia serta tampil
sebagai anak bangsa yang berprestasi baik pada tingkat nasional maupun
internasional, termasuk belajar dengan tekun serta mengikuti kegiatan
organisasi maupun ekstra kulikuler seperti OSIS dan lain sebagainya.
 
5. Mengomunikasikan hasil telaah tentang ketentuan UUD Negara
Republik Indonesia yang mengatur wilayah negara, warga negara,
agama dan kepercayaan, pertahanan dan keamanan

Pengertian Wilayah Negara


Daerah atau lingkup yang menunjukan batas-batas
suatu negara yang bersangkutan dapat melaksanakan
kekuasaannya, sehingga menjadi tempat berlindung
bagi rakyat sekaligus sebagai tempat bagi pemerintah
untuk mengorganisir dan menyelenggarakan
pemerintahannya.
Yang termasuk dalam wilayah negara meliputi:
Wilayah darat Meliputi: segala sesuatu yang nampak di permukaan bumi, misalnya rawa,
sungai, gunung, dan lembah. Batas wilayah daratan suatu negara ditentukan melalui
perjanjian antar negara yang wilayahnya berbatasan. Macam-macam perbatasan negara bisa
berupa: perbatasan alam, perbatasan ilmu pasti, dan perbatasan buatan.
Wilayah laut Meliputi: wilayah perairan suatu negara yang disebut perairan teritorial. Pada
umumnya batas lautan teritorial dihitung 3 mil dari pantai pada saat air surut. Ada 2
pandangan dalam sejarah hukum laut internasional:
- Res Nullius
- Res Comunis
Wilayah udara Merupakan daerah udara yang berada di atas daerah negara di permukaan
bumi baik di atas wilayah perairan maupun daratan.
Wilayah ekstrateritorial (konvensional) Wilayah yang menurut hukum internasional diakui
sebagai wilayah kekuasaan suatu negara, walaupun sebetulnya wilayah itu berada di wilayah
negara lain. Misalnya, wilayah kedutaan besar negara asing yang terdapat di ibu kota suatu
negara. Wilayah yang dimiliki suatu negara merupakan salah satu pokok berdirinya negara.
Oleh karena itu batas-batas wilayah suatu negara harus jelas dan tegas.
 Ketentuan Hukum / Pasal yang Mengatur Wilayah Negara
Pasal 25 A UU NRI 1945. Sedangkan UU yang mengatur tentang wilayah NKRI
adalah UU No. 43 Tahun 2008.

 Warga Negara dan penduduk negara Indonesia


Pengertian Warga Negara
Menurut UU Nomor 12 Tahun 2006 tentang Kewarganegaraan Republik Indonesia:
Warga negara adalah warga suatu negara yang ditetapkan berdasarkan peraturan
perundang-undangan. Warga negara Indonesia adalah setiap orang yang berdasarkan
peraturan perundang-undangan dan/atau berdasarkan peraturan pemerintah RI
dengan negara lain sebelum undang-undang ini berlaku (UU Nomor 12 /2006)
sudah menjadi warga negara Indonesia.
  Pengertian Penduduk negara
- Penduduk yaitu Mereka-mereka yang memang berdomisili atau bertempat tinggal
(punya alamat di Indonesia).
 Agama dan Kepercayaan
■ Pengertian Agama
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, agama adalah sistem yang mengatur tata keimanan
(kepercayaan) dan peribadatan kepada Tuhan Yang Mahakuasa serta tata kaidah yang berhubungan
dengan pergaulan manusia serta lingkungannya.
Ketentuan tentang agama dan kepercayaan diatur dalam UUD NRI 1945 yang bunyinya sebagai
berikut:
■ Negara berdasar atas Ketuhanan Yang Maha Esa (Pasal 29 (1) )
■ Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk agamanya masing-masing
dan untuk beribadat menurut agama dan kepercayaannya itu. (Pasal 29(2))
■ Setiap orang bebas memeluk agama dan beribadat menurut agamanya, memilih pengajaran,
pekerjaan, kewarganegaraan tempat tinggal wilayah negara dan meninggalkannya, serta berhak
kembali. (Pasal 28E (1))
■ Setiap orang berhak atas kebebasan meyakini kepercayaan, menyatakan pikiran, sikap, sesuai
hati nuraninya . (Pasal 28E (2))
 Pertahanan dan Keamanan
Pengertian Pertahanan dan Keamanan
UU Nomor 3 Tahun 2002, pertahanan negara adalah segala usaha untuk
mempertahankan kedaulatan Negara, keutuhan wilayah Negara Kesataun Republik
Indonesia, dan keselamatan segenap bangsa dari ancaman dan gangguan terhadap
keutuhan bangsa dan negara.
  pertahanan negara pada hakikatnya merupakan segala upaya pertahanan bersifat
semesta, yang penyelenggaraannya didasarkan pada kesadaran akan hak dan
kewajiban seluruh warga negara serta keyakinan pada kekuatan sendiri untuk
mempertahankan kelangsungan hidup bangsa dan negara Indonesia yang merdeka
dan berdaulat. Kesempatan mengandung makna pelibatan seluruh rakyat dan
segenap sumber daya nasioal, sarana dan prasarana nasional, serta seluruh wilayah
Negara sebagai satu kesatuan pertahanan yang utuh dan menyeluruh.
SEKIAN DAN
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai