Anda di halaman 1dari 9

KOMUNIKASI TERAPEUTIK PADA KLIEN DI ICU

KELOMPOK 2 :
 ANDI KRISTIAN SIHOMBING (042021002)
 ERPINA SIALLAGAN (042021005)
 HOTMA ROSARI HASUGIAN (042021008)
 RIAMA YANTI SITINJAK (042021011)
 TIARMA TRI APRILDA (042021014)
 Sr. EMERLINDA MANEK (042021017)
A. Pengertian
Dalam pembahasan materi “Komunikasi Terapeutik Pada Klien di ICU” hal
pertama yang harus kita ketahui yaitu mengenai pengertian dari komunikasi terapeutik,
selanjutnya dihubungkan dengan bagaimana keadaan dari klien yang berada pada ruang
ICU, untuk kemudian agar dapat kita pahami dan mengaplikasikannya saat berada dalam
kondisi tersebut.
Adapun pengertian dari komunikasi menurut Pendi (2009), Komunikasi merupakan
suatu proses karena melalui komunikasi seseorang menyampaikan dan mendapatkan
respon. Komunikasi dalam hal ini mempunyai dua tujuan, yaitu: mempengaruhi orang
lain dan untuk mendapatkan informasi.
Intensive Care Unit (ICU) menurut pengertian dari Departemen Kesehatan
Republik Indonesia merupakan unit perawatan khusus yang dikelola untuk merawat
pasien sakit berat dan kritis, cidera dengan penyulit yang mengancam serta melibatkan
tenaga kesehatan terlatih, didukung dengan kelengkapan peralatan khusus.
B. Komunikasi dengan Pasien Tidak Sadar di Ruangan ICU
Komunikasi dengan pasien tidak sadar merupakan suatu komunikasi dengan
menggunakan teknik komunikasi khusus/teurapetik dikarenakan fungsi sensorik dan
motorik pasien mengalami penurunan sehingga seringkali stimulus dari luar tidak dapat
diterima klien dan klien tidak dapat merespons kembali stimulus tersebut.
Pada pasien tidak sadar ini, pada dasarnya pasien tidak responsif, mereka masih
dapat menerima rangsangan. Pendengaran dianggap sebagai sensasi terakhir yang hilang
dengan ketidaksadaran dan yang menjadi pertama berfungsi.

C. Fungsi Komunikasi dengan Pasien Tidak Sadar


Menurut Pastakyu (2010), Komunikasi dengan klien dalam proses keperawatan
memiliki beberapa fungsi, yaitu:
1. Mengendalikan Perilaku
Pada klien yang tidak sadar, karakteristik pasien ini adalah tidak memiliki respon dan
klien tidak ada prilaku, jadi komunikasi dengan pasien ini tidak berfungsi sebagai
pengendali prilaku.
2. Perkembangan Motivasi
Pasien tidak sadar terganggu pada fungsi utama mempertahankan kesadaran,
tetapi klien masih dapat merasakan rangsangan pada pendengarannya
3. Pengungkapan Emosional
Pada pasien tidak sadar, pengungkapan emosional klien tidak ada, sebaliknya
perawat dapat melakukannya terhadap klien. Perawat dapat mengungkapan
kegembiraan, kepuasan terhadap peningkatan yang terjadi dan semua hal positif
yang dapat perawat katakan pada klien.
4. Informasi
Klien memiliki hak penuh untuk menerima dan menolak terhadap tindakan yang
akan kita berikan. Pada pasien tidak sadar ini, kita dapat meminta persetujuan
terhadap keluarga, dan selanjutnya pada klien sendiri.
D. Cara Berkomunikasi dengan Pasien Tidak Sadar
Menurut Pastakyu (2010), Cara berkomunikasi dengan klien dalam proses
keperawatan adalah berkomunikasi terapeutik.. Komunikasi terapeutik adalah
komunikasi yang direncanakan secara sadar, bertujuan dan kegiatannya dipusatkan
untuk kesembuhan klien.
Teknik terapeutik, perawat tetap dapat menerapkannya yang meliputi:
1. Menjelaskan
Dalam berkomunikasi perawat dapat menjelaskan apa yang akan perawat
lakukan terhadap klien.
2. Memfokuskan
Memfokuskan berarti memusatkan informasi pada elemen atau konsep kunci
dari pesan yang dikirimkan.
3. Memberikan Informasi
Fungsi berkomunikasi dengan klien salah satunya adalah memberikan
informasi.
4. Mempertahankan ketenangan
Mempertahankan ketengan pada pasien tidak sadar, perawat dapat
menujukkan dengan kesabaran dalam merawat klien.

Prinsip-Prinsip Berkomunikasi Dengan Pasien Yang Tidak Sadar


Menurut Pastakyu (2010), Pada saat berkomunikasi dengan klien yang tidak sadar,
hal-hal berikut perlu diperhatikan, yaitu:
1. Berhati-hati melakukan pembicaraan verbal di dekat klien, karena ada keyakinan
bahwa organ pendengaran merupakan organ terkhir yang mengalami penurunan
penerimaan, rangsangan pada klien yang tidak sadar. Klien yang tidak sadar
seringkali dapat mendengar suara dari lingkungan walaupun klien tidak mampu
meresponnya sama sekali.
2. Ambil asumsi bahwa klien dapat mendengar pembicaraan perawat. Usahakan
mengucapkan kata dan menggunakan nada normal dan memperhatikan materi
ucapan yang perawat sampaikan dekat klien.
3. Ucapkan kata-kata sebelum menyentuh klien. Sentuhan diyakini dapat menjadi
salah satu bentuk komunikasi yang sangat efektif pada klien dengan penurunan
kesadaran.
4. Upayakan mempertahankan lingkungan setenang mungkin untuk membantu klien
fokus terhadap komunikasi yang perawat lakukan.

E. Tahap Komunikasi dengan Pasien Tidak Sadar


Komunikasi terapeutik terdiri atas 4 fase, yaitu :
1. Fase Prainteraksi
Pada fase prainteraksi ini, petugas harus mengeksplorasi perasaan, fantasi dan
ketakutan sendiri. Petugas juga perlu menganalisa kekuatan kelemahan
profesional diri.
2. Fase Orientasi
Fase ini meliputi pengenalan dengan pasien, persetujuan komunikasi atau
kontrak komunikasi dengan pasien, serta penentuan program orientasi
3. Fase kerja / lanjutan
Pada fase kerja ini petugas perlu meningkatkan interaksi dan
mengembangkan faktor fungsional dari komunikasi terapeutik yang
dilakukan.
4. Fase Terminasi
Fase terminasi ini merupakan fase persiapan mental untuk membuat
perencanaan tentang kesimpulan pengobatan yang telah didapatkan dan
mempertahankan batas hubungan yang telah ditentukan.

Anda mungkin juga menyukai