11 Administrai Keuangan Koperasi
11 Administrai Keuangan Koperasi
KEUANGAN KOPERASI
2007 2006
Jumlah (Rp.) % Jumlah (Rp.) %
AKTIVA
Aktiva Lancar 550,000.00 48.27 533,000.00 43.32
Aktiva Tetap 539,500.00 47.35 647,500.00 52.62
Aktiva Tak Berwujud 50,000.00 4.39 50,000.00 4.06
Jumlah Aktiva 1,139,500.00 100.00 1,230,500.00 100.00
Utang
Jangka Pendek 210,000.00 18.43 243,000.00 19.75
Jangka Panjang 100,000.00 8.78 200,000.00 16.25
Jumlah Utang 310,000.00 27.20 443,000.00 36.00
Modal
Saham Paritas 150,000.00 13.16 150,000.00 12.19
Saham Biasa 679,500.00 59.63 637,500.00 51.81
Jumlah Modal 829,500.00 72.80 787,500.00 64.00
Jumlah Usaha + Modal 1,139,500.00 100.00 1,230,500.00 100.00
Analisa Ratio
Rasio Liquiditas,
Rasio Leverege (Solvabilitas),
Rasio Aktivitas,
Rasio Rentabilitas,
Rasio Coverage( Soliditas),
Rasio Liquiditas,
Rasio Liquiditas, yaitu ratio yang menunjukkan kemampuan perusahaan dalam
memenuhi kewajiban jangka pendeknya (termasuk kewajiban jangka panjang yang
telah berubah menjadi kewajiban jangka pendek)
Rasio Liquiditas dapat ditentukan
1.
melalui
Curren Rasio (rasio Lancar)
2. Cash rasio (rasio Kas)
3. Quic rasio ( Acid test rasio
Curren Rasio (rasio Lancar)
AktivaLancar
CURRENT RATIO = x 1 kali
KewajibanLancar
Contoh
Aktiva Lancar = Rp. 7.327
Kewjiban Lancar = Rp. 4.948
Maka Current rationya adalah
7.327
CURRENT RATIO = x1 kali = 1,48 Kali
4.948
kas Suratberh
arga
x1kali
Cash ratio =
KewajibanL
ancar
Misal
Kas dan Bank = Rp. 19
Surat-surat berharga = Rp. 0
Kewajiban Lancar = Rp 4.948
TotalKewaj iban
DER = x1kali
Modalsendiri
Misal
Total Kewajiban = Rp. 4.948
Modal Sendiri = Rp. 7.323
4.948
DER = x1kali 0,68kali
7.323
Dari DER menujukkan bahwa setiap
Rp. 1 modal yang dikeluarkan pemilik
perusahaan terdapat Rp. 0,68 dana
pihak kreditor.
Semakin tinggi ratio DER maka semakin
rendah tingkat keamanan dana yang
ditempatkan kreditor
Long term Debt dan Short term Debt
jika utang jangka pendek lebih besar maka resiko bisnis
juga besar dibanding dengan utang jangka panjang. Untuk
mengetahui perbandingan Lavarage antara utang jangka
panjang dengan utang jangka pendek dapat dipergunakan
rasio Long term Leverage
EBIT Rp.2.458
COVERAGE = X 100% 356%
Rp.691
Angka Rp. 1 merupakan beban bunga pijaman dijamin
oleh 356 % pendapatan atau sebesar Rp. 3,56.
Kemampuan membayar beban bunga dihitung dari laba
bersih sebelum pajak (Net Income / Profit Before Tax)
Devidend pay out ratio
Devidend pay out ratio, yaitu berapa besar bagian dari laba bersih dibagi dalam bentuk
deviden tunai
Asset PenjualanBersih
Turnover = X 1Kali
Aktiva
Contoh
Penjualan = Rp. 17.559
Total Aktiva = Rp. 12.271
Asset Rp.17.559
Turnover = X 1Kali = 1,43Kali
12.271
Perputaran Aktiva Tetap
(Fixed Asset Turnover)
Account Rp.17.559
ReceivableTurnover = X 1Kali 3,8kali
RP.4.586
Bahwa angka 3,8 menunjukkan bahwa Piutang
dagang akan tertagih kembali (menjadi tunia) dalam
waktu kurang dari 94 hari, yaitu 360/3,8.
Perputaran Piutang dagang dalam bentuk
jumlah hari dikenal dengan istilah
Account Receinable Collection period
360
Collection Period =
PerputaranPiu tan gDagang
atau
360
Collection Period =
PenjualanKredit / Piu tan gDagang
atau
Piu tan gDagang
Collection Period = x 360
PenjualanKredit
Contoh
Penjualan = Rp. 17.559
Piutang Dagang = Rp. 4.586
Rp.17.559
Collection Period = X 360hari 94hari
RP.4.586
Perputaran Piutang menunjukkan beberapa Indikasi:
1. Jumlah dana yang tertanam dalam bentuk Piutang Dagang sebelum
akhirnya menjadi bentuk tunai. Berhubungan dengan penyediaan
dana yang diperlukan untuk membiayai piutang tersebut karena setiap
aktiva harus dibiayai, semakin cepat piutang dagang maka dana
yang terikat didalamnya sedikit.
2. Sampai tingkat tertentu, ratio ini merupakan indikator kualitas
Kolektor (penagih hutang) dari perusahaan. Bila perputaran piutang
berjalan lamban maka ada indikasi kolektor perusahaan bekerja
kurang bagus atau para penangih kurang bisa mendesak untuk
membayar tagihan yang telah jatuh tempo.
3. Perputaran piutang juga merupakan indikator kualitas piutang
dagang yang dimiliki, Bila perusahaan memiliki kebijakan kredit tiga
bulan dan kolektor telah bekerja maksimum, tetapi perputaran piutang
menunjukkan angka 4 bulan mungkin masalahnya terletak pada
kualitas pelanggan yang tidak mampu atau tidak mau membayar
maka perlu segera melaksanakan evaluasi.
Koperasi serba ada
LAPORAN HASIL USAHA
PER 31 DESEMBER 2007
H arg aPokokPenjualan
Inventory Turnover = X 1Kali
Persediaan
Contoh
Harga Pokok Penjualan = Rp. 14.284
Persediaan barang = Rp. 2.643
Rp.14.284
Inventory Turnover = X 1Kali 5,4kali
RP.2.643
Maka
H arg aPokokPenjualan
Inventory turnover =
Persediaan
360
Inventory turnover = H arg aPokokPenjulan / Persediaan
atau
persediaan
Inventory turnover = x 360
H arg aPokokPenj aulan
Contoh
Harga Pokok Penjualan = Rp. 14.284
Persediaan barang = Rp. 2.643
Rp.2.643
Inventory turnover = x 360hari 67hari
RP.14.284
Perputaran persediaan merupakan indikator
keberhasilan menajemen dalam mengelola
persediaan barang
keberhasilan tersebut dilihat dari
1. Sifat dari persediaan barang dagangan, apabila merupakan Slow Moving Item (seperti
mesin berat) atau Fast Moving Item (seperti consumer good)
2. Apabila Persedian barang lamban sedangkan barang yang dijual termasuk Fast moving
item, mungkin terdapat item yang telah tidak laku, misalnya out of date dan lain-lian,
atau pengendalian kurang bagus sehingga terjadi penumpukan barang.
Perputaran Utang Dagang
( Account Payable Turnover)
Menjadi
PERPUTARAN HARGAPOKOKPENJUALAN
UTANG DAGANG =
X 1Kali
UTANGDAGAN G
Contoh
Harga Pokok Penjualan = Rp. 14.284
Persediaan barang = Rp. 1.939
PERPUTARAN Rp.14.284
UTANG DAGANG = X 1Kali 7,37kali
RP.1.939
Account Payable
360
Turnover (hari) = PerputaranU tan gDagang
priode pembayaran utang sebagai berikut
LabaKotor
Gross Profit Margin =
x100%
Penjualan
Contoh Penjualan = Rp. 17.559
Laba Kotor = Rp. 3.275
3.275
Gross Profit Margin = x100% 18,65%
17.559
Dari contoh tersebut bahwa setiap Rp. 1 penjualan
yang dilakaukan perusahaan memperoleh laba Kotor
sebesar 18,65 % atau Rp. 0,1865
Dalam kondisi normal Gross Profit Margin, selalu bertanda positif hal ini
menunjukkan perusahaan dapat menjual barangnya diatas harga pokok, apa bila
bertanda Negatif maka perusahaan tersebut mengalami rugi pada bisnis utamanya.
Angka positif maupun negatif dalam Gross profit Margin
suatu perusahaan mungkin disebabkan oleh kejadian-kejadian
sebagai berikut
Net Profit Margin = Net Profit Margin yaitu tingkat keuntungan bersih yang
diperoleh dari bisnis (setelah dikurangi dengan seluruh biaya)
LabaBersih
Net Profit Margin = x100%
Penjualan
Contoh Penjualan = Rp. 17.559
Laba Bersih = Rp. 1.767
1.767
Net Profit Margin = x100% 10.06%
17.559
Rp.1.767
Return On Investment = Rp.12.271
x100 % 14, 40 %
Return On Equity (ROE)
Return On Equity (ROE) atau Tingkat pengembalian Modal, ratio ini mengukur berapa
besar pengembalian yang diperoleh pemilik bisnis (pemegang saham) atas modal
yang di setor untuk bisnis tersebut. REO merupakan Indikator untuk menguikur
keberhasilan bisnis dalam memperkaya pemegang saham.
Laba Bersih
Return On Equity = x100%
Modalsendiri
Rp.1.767
Return On Equity = x100% 24,13%
Rp.7.323
Sisa Laba
Rentabilitas = X 100 %
Modal Sendiri
SL – LP + BP
Rentabilitas Ekonomi =
MS + MA – PM
Dimana :
SL = Sisa Laba
LP = Laba Penyertaan di perusahaan lain.
BP = Bunga Pinjaman Jangka Panjang
MS = Modal Sendiri
MA = Modal Asing
PM = Penyertaan Modal Perusahaan Asing
SL - LP
Rentabilitas Modal Sendiri = X 100 %
MS - PM