Anda di halaman 1dari 30

SEJARAH PERKEMBANGAN

KOPERASI

Dr. H Khaerul Saleh, S.P.,M.Si


Sejarah Pertumbuhan Koperasi di Dunia.
Koperasi mula-mula tumbuh pada abad ke–19, yang terutama
disebabkan oleh berbagai kesulitan, diantaranya kesulitan ekonomi,
kepincangan pembagian pendapatan yang disebabkan oleh sistem
kapitalisme. Koperasi dibentuk oleh orang-orang secara spontan
untuk menolong dirinya sendiri dan untuk kesejahtraan masyarakat
sekelilingnya.
Koperasi tumbuh dan berkembang terutama di negara-
negara yang menganut sistem/paham demokrasi, Untuk
mengatasi kesulitan ekonominya mereka kemudian bekerja
secara bersama–sama.
Ide koperasi itu sendiri mula-mula timbul di Inggris
dengan tokohnya antara lain :
 Pieter Corneliszoon Plocboy;
 John Beller; dan
 Robert Owen (Pendiri Koperasi Konsumsi di Rochdale).
Gerakan Koperasi di Inggris.
Pada pertengahan abad ke-18 sampai dengan permulaan
abad ke-19 di Inggris terjadi suatu perombakan
mendasar terhadap sistim pabrik modern yang dikenal
dengan Revolusi Industri. sehingga menimbulkan
bermacam-macam akibat dalam lapangan perekonomian
dan sosial.
Industri rumah tangga yang mula-mula banyak
berkembang akhirnya satu persatu dihentikan karena
tidak mampu bersaing dengan barang-barang yang
dihasilkan oleh pabrik. Tenaga manusia dipabrik lama
kelamaan digantikan perannya oleh mesin yang
mengakibatkan semakin merosotnya upah buruh,
banyak pekerja terutama wanita dan anak-anak
diberikan upah yang sangat minim disertai dengan jam
kerja yang sangat panjang, terutama semakin
nampaknya jurang pemisah antara si kaya dengan
simiskin. Ditengah tengah berkecamuknya penderitaan
sosial dan ekonimi,
lanjutan
Tokoh-tokoh Koperasi di Inggris dr.
William King dan Robert Owen yang
tampil dengan mengemukakan
konsep-konsep sistem perekonomian
dalam bentuk koperasi. yang
dipelopori oleh kaum buruh pabrik
tenun di Rochdael Inggris pada
tanggal 12 Desember 1844 dibawah
pimpinan Charles Howart. Pada
permulaan berdirinya Koperasi ini
beranggotakan 28 orang, dengan
usaha membuat Toko yang
menyediakan kebutuhan anggota,
lanjutan
Usahanya dimulai dengan mengadakan tabungan sebanyak 2
pence tiap minggu bagi anggota. usahanya semakin
berkembang dan dikenal dikalangan kaum buruh, sehingga
anggota semakin banyak, dan cemoohan menjadi julukan
“The Equitable pioneers of Rochdale” (perintis Rochdale
yang Jujur). Hasil gemilang yang dicapai oleh Dalam tarap
permulaan usaha yang dijalankan hanya menjual barang-
barang keperluan sehari-hari, setelah modalnya besar
koperasi ini kemudian mendirikan pabrik tepung .
Koperasi ini menarik perhatian Rakyat, sehingga di Inggris
dalam tahun 1852 tidak kurang dari 400 koperasi telah berdiri
dan berjalan dengan baik, pada tahun 1962 dapat dibentuk
pusat koperasi pembelian dengan nama The Coperative
Wholesale Society (CWS).
keberhasilan Koperasi Rochdale, ternyata terletak pada
kesadaran anggotanya, dimana sebelum menjalankan
usahanya diadakan permufakatan bersama dan peraturan
yang berlaku tetap dijunjung tinggi. Peraturan yang
diciptakan Rochdale tidak hanya ditiru oleh koperasi lain di
Inggris melainkan ditiru diluar negri dengan dan dikenal
dengan “Rochdale Principles”.
Gerakan Koperasi di Jerman.
 Pada permulaan abad ke-19 Jerman
perekonomiannya masih bercorak Agraris, nasib
kaum tani sendiri pada umumnya sangat buruk.
Penyebabnya antara lain sebagaian besar tanah
dimiliki bangsawan atau tuan tanah. Sejak
diberlakukannya Undang-undang Agraria tahun
1807, maka tuan tanah harus memberikan
kebebasan kepada petani–petani yang menjadi
hamba sahayanya. Kondisi buruh di Jerman
sama halnya dengan di Inggris yakni tenaganya
diperas untuk kepentingan kaum kapitalis.
Sehingga banyak diantara buruh tani tersebut
jatuh pada praktek sistim ijon dan terlibat
rentenir.
lanjutan
 Pada situasi demikian, Friedrich W. Raiffeisen,
seorang walikota Flommers field, pada tahun
1848 berhasil mendirikan suatu perkumpulan
perkreditan bagi kaum tani yang modalnya
diperoleh dari tabungan petani-petani yang
bersangkutan, yang selanjutnya perkumpulan
tersebut dinamakan koperasi simpan pinjam.
 Herman Schulze Delitzsch, seorang hakim di
Delitzsch dan menjabat sebagai ketua komisi
perdagangan dalam parlemen membuat
Koperasi Simpan pinjam yang bergerak dalam
bidang perdagangan , dengan kedua koperasi
tersebut maka buruh yang ada di perkotaan
maupun di pedesaan terlepas dari cengkraman
lintah darat.
Gerakan Koperasi di Perancis.
Diawali Revolusi Prancis tahun 1789 sampai akhir
pemerintahan Napoleon (Pertengahan abad 18 dan 19),
perancis sering terlibat dalam peperangan sehingga
perekonomian selalu mengalami kegoncangan, para
bangsawan banyak menyingkir keluar negri, setelah revolusi
berakhir banyak diantara mereka kembali ke negrinya
dengan menuntut hak-haknya berupa tanah yang telah
dibagi-bagikan kepada rakyat selama revolusi berlangsung.
Tujuan Revolusi adalah menumbangkan kekuasaan Raja yang
absolut dan feodal untuk digantikan dengan
pemerintahan yang berkedaulatan rakyat, kenyataanya
kedaulatan jatuh ketangan kaum kapitalis (Faham
Liberalisme Adam Smith yang dipelopri oleh JB Say dan R.
bastiat menguasai Struktur Pemerintahan) yang pada
akhirnya keadaan ekonomi kaum buruh semakin terhimpit
dengan digantikannya tenaga kerja manusia dengan
mesin.
lanjutan

 Dalam keadaan kritis tersebut muncullah Charles


Fourier. Louis Blanc dan Ferdinand Lessalle, dimana
ketiganya memberikan gagasan untuk mendirikan suatu
wadah yang dapat menghimpun kaum buruh agar dapat
melepaskan diri dari hukum kaum kapitalis. Akan tetapi
sayangnya ketiga tokoh tersebut gagasannya sulit untuk
dilaksanakan karena kedudukan kaum kapitalis masih
sangat kuat dan sebagian besar bergerak dalam bidang
perindustrian, mendirikan Koperasi dalam Industri
berarti langsung terlibat dalam persaingan melawan
kapitalis yang jauh lebih kuat, akhirnya walaupun
Koperasi telah terbentuk dan ada juga yang sudah
berhasil, akhirnya tidak dapat hidup karena
menggantunkan pada bantuan pemerintah.
PERKEMBANGAN GERAKAN KOPERASI DI
INDONESIA
Priode Tahun 1896 – 1908.

Penjajahan mengakibatkan penderitaan dan kemelaratan


rakyat, pemerataan pendapatan ekonomi sangatlah pincang,
dimana Struktur ekonomi bercorak pertanian statis ditambah
lagi pajak yang dirasa sangat mencekik leher rakyat. Dilain
pihak tingkat pendidikan dan pengetahuan rakyat yang
sangat rendah, tingkat hidup rakyat jauh dibawah kebutuhan
minimum, kondisi ini memang sangat dikehendaki oleh
penjajah agar dapat melestarikan kolonialismenya dengan
menindas rakyat dan memperkokoh serta mengeruk hasil
sebanyak mungkin untuk kepentingan para penjajah.
Terdorong oleh kenyataan tersebut dan untuk
memperbaiki taraf hidup rakyat, timbullah prakarsa untuk
membentuk usaha bersama dalam wadah Koperasi simpan
pinjam yang diberinama Hulp en Speaarbank (Bank
lanjutan
Hulp en Speaarbank (Bank pertolongan dan simpanan) dipelopori
oleh R. Aria Wiraatmaja seorang patih di Purworejo dan dibantu oleh
E. Steburgh seorang asisten residen Purworwjo, Tujuan dari bank
tersebut adalah untuk menolong para pegawainya dari jeratan lintah
darat. Ide dari R. Aria ini kemudian dikembangkan oleh De Wolff
Van Weterrode dengan citi-cita untuk memberikan kredit menurut
sistim Raifeisen di jerman sehingga nama Hulp en Speaarbank
diganti menjadi Hulp Spaar en landbouw credit bank (Bank
bantuan, simpanan dan kredit pertanian), bank ini memberikan
kredit kepada petanin dan mendirikan 250 buah lumbung desa
sebagai badan untuk meminjam padi kepada rakyat. Modal badan ini
pertama kali diperoleh dari Zakat dengan kepengurusannya adalah
suatu komisi yang terdiri dari Kepala desa, juru tulis desa dan
penghulu kampung, sementara itu pemerintah Hindia Belanda
mendirikan Organisasi perkreditan bagi rakyat yang diberinama
Algemene Volkscrediet Bank (AVB) dan lembaga ini sekarang
dinamakan Bank Rakyat Indonesia.
Priode Tahun 1908 – 1927
 Pada Priode ini diawali dengan perkumpulan Budi
Utomo pada tahun 1908 yang menganjurkan untuk
berdirinya suatu lembaga Koperasi, terutama koperasi
konsumsi model Rochdale, tetapi usaha tersebut
mengalami hambatan karena perhatian rakyat
terhadap koperasi pada waktu itu masih kurang.
 Tahun 1912 Haji Samanhudi mendirikan Sarikat
Dagang Islam yang bergerak dalam bidang ekonomi
dan politik , organisasi ini bertujuan untuk
memperkuat kedudukan perdagangan di Indonesia
dalam bersaing dengan perdagangan Tionghoa.
disamping itu juga mempelopori berdirinya Koperasi
Industri kecil dan kerajinan.
lanjutan
Tahun 1915 pertama kalinya dibuat UU
mengenai perkoperasian yaitu Verordening up
de Cooperative Veriningingen (Undang-
undang perkumpulan Koperasi), undang-undang
ini dibuat pada tanggal 17 April 1915 dan
merupakan Indish Staatblad No. 431.
Isi dari Undang-undang No. 413 tersebut yaitu :
• Akta pendirian harus dibuat dalam Bahasa
Belanda.
• Harus ada ijin dari Gubernur Jendral.
• Biaya Meterai 50 Gulden.
• Akta pendirian harus dibuat dengan perantar
Notaris.
• Hak penggunaan tanah menurut hukum Eropa.
lanjutan
Dari isi tersebut jelas bahwa Undang-undang
tersebut tidak sesuai dengan kondisi Bangsa
Indonesia karena untuk mendirikannya
diperlukan biaya yang cukup tinggi. Kemudian
pada tahun 1920 dibentuklan sebuah panitia
Koperasi (Cooperatine Commissien) yang
diketuai oleh J.H. Boeke, tugas panitia
menyelidiki apakah gerakan koperasi
memberikan manfaat bagi bangsa Indonesia dan
mencari metoda serta cara-cara untuk hasrat
berkoperasi. dari hasil penyelidikan tersebut
diperoleh laporan bahwa Pemerintah Hindia
Belanda agar turut aktif bekerja memberikan
bantuan terhadap gerakan koperasi untuk
mencapai tujuan sosial dan politik.
Priode Tahun 1927 – 1942.
Ditandai dengan lahirnya Undang-undang Koperasi No.
91 Stbl 1927, yang isinya antara lain :
1. Anggaran Dasar menggunakan Bahasa Indonesia atau
Bahasa Daerah.
2. Tidak perlu melapor kepada Gubernur Jendral.
3. Materai tergantung kepada daerah tersebut atau
ditentukan 3 Gulden.
4. hak penggunaan tanah ditetapkan menurut Adat
5. Berlaku khusus bagi bangsa Indonesia.
6. Dengan Undang undang tersebut maka perkembangan
perkoperasian di Indonesia, sehingga pada akhir tahun
1933 telah berdiri 1.540 buah Koperasi dan yang
disyahkan oleh pemerintah sebanyak 172 buah.
lanjutan

Pada Tahun 1933 diterbitkannya kembali


Undang-undang perkoperasian No. 108
(Algemene Regeling op de Cooperative
vereningingen) yang isinya antara lain :
1. Akta pendirian harus dalam bahasa Belanda.
2. Harus ada ijin dari Gubernur Jendral.
3. Akta harus disyahkan oleh Notaris dengan
Materai.
4. Berlaku bagi orang Indonesia dan orang barat
yang mengingkari hukum barat.
Priode Tahun 1942 –1945

Pada priode ini perkembangan Koperasi


mengalami priode yang sangat buruk
dimana diawali dengan datangnya tentara
Jepang, koperasi dijadikan sebagai alat
Peperangan dengan mewajibkan semua
masyarakat desa untuk masuk menjadi
anggota Koperasi Desa yang disebut
KUMIAI, dimana Kumiai ini sebenarnya
adalah wadah untuk menghimpun
perlengkapan perang sehingga
masyarakat mengalami kelaparan dimana-
mana.
Priode Tahun 1945 – 1960

Dengan di Proklamirkannya Kemerdekaan pada


tanggal 17 Agustus 1945 bangsa Indonesia telah
merasakan adanya angin kebebasan dalam
menentukan nasib dirinya sendiri, dalam UUD
1945 pasal 33 ayat (1) disebutkan bahwa :
perekonomian disusun sebagai usaha bersama
berdasarkan asas kekeluargaan,
dengan landasan konstitusional tersebut maka
pemerintah mempunyai kewajiban dalam
mengembangkan gerakan Koperasi. Pada tahun
1946 di Ciparai dibentuklah Pusat Koperasi
Priangan.
Tugas Pusat Koperasi Priangan.

1. Mengkoordinir Koperasi yang ada di Jawa


Barat.
2. Mendorong terbentuknya Koperasi desa
yang serba usaha di Jawa Barat.
3. Mengusahakan kongres Koperasi seluruh
Indonesia yang pertama.
pada bulan Juli 1947 diadakanlah kongres Koperasi
I seluruh Indonesia di Tasikmalaya dan dihadiri oleh
wakil-wakil dari 53 Kabupaten di Jawa dan Madura

Hasil dari Kongres tersebut menetapkan :


• Mendirikan Organisasi Koperasi Rakyat Indonesia
(SOKRI).
• Tanggal 12 Juli ditetapkan sebagai hari Koperasi.
• Mendirikan Bank Koperasi.
• Asas Koperasi adalah Gotong Royong.
• Mengusahakan Koperasi Desa sebagai dasar
untuk memperkuat susunan perekonomian.
• Mengadakan Gerakan Tabungan.
Pada tahun 1949 berdasarkan keputusan kongres lahirlah
UU Perkoperasian No. 179, dimana isinya merupakan
Koreksi atas Peraturan No. 91/1927 antara lain :

1. Mendirikan Koperasi tidak melalui Notaris tetapi dibawah


penilaian pengawasan pemerintah.
2. Siapa saja dapat menjadi anggota Koperasi.
Pada kongres ke II yang diadakan di Tasikmalaya pada
tanggal 12 Juli 1953 menetapkan beberapa hal yang
intinya menjadikan Kegiatan Koperasi sebagai Gerakan
Koperasi, isi dari ketetapan itu antara lain :
1. Mendirikan Dewan Koperasi Indonesia (DKI) sebagai
Pengganti SOKSI.
2. Menetapkan Pelajaran Koperasi sebagai mata pelajaran
di Sekolah-sekolah.
3. Menetapkan Drs, M. Hatta sebagai bapak Koperasi
Indonesia.
lanjutan
Berdasarkan hasil dari Kongres tersebut maka
Dewan Koperasi Indonesia memberikan
penerangan, pendidikan dan membentuk Kader-
kader Koperasi baik di Desa maupun di Kota.

UU No. 179 tidak sesuai dengan asas bangsa


Indonesia maka pada tahun 1958
dikeluarkanlah UU koperasi Nomor 79 tahun
1958, dimana esensinya bahwa pemerintah
harus aktif membimbing dan membantu baik
Moril Maupun Materil untuk menumbuhkan
Koperasi disegala sektor perekonomian
Priode Tahun 1960 –Sampai sekarang
 Awal tahun 60-an berkemabang dua pemikiran
dalam masyarakat terhadap tujuan Ekonomi
Indonesia yaitu satu Pihak menginginkan
masyarakat yang adil dan makmur dan dilain
pihak adanya keinginan membentuk masyarakat
kapitalis, sehingga terjadi keadaan Konsolidasi
dan Prustrasi dikalangan masyarakat Koperasi,
untuk mengatasi hal tersebut maka pemerintah
mengeluarkan Intruksi No. 2 /1960 tentang
pembentukan Badan Penggerak Koperasi
(Bapengkop) dan Intruksi Presiden No. 3 /1960
Tentang Pendidikan Koperasi..
 Musyawarah Nasional Koperasi I pada tanggal 24
April 1961 yang diadakan di Surabaya dan dilanjutkan
dengan Munas Koperasi II di Jakarta tahun 1965,
hasil dari munas tersebut lahirlah UU No. 14 tahun
1965 Tentang Pokok-pokok Perkoperasian, tetapi isi
dari undang-undang tersebut menyimpang dari Cita-
cita Koperasi yang sebenarnya karena dimasukkan
unsur-unsur politik Dengan Tumbangnya Orde lama
dan digantikan dengan Orde Baru maka pemerintah
berniat memurnikan Koperasi sesuai dengan UUD
1945, dengan waktu yang sangat singkat maka
pejabat sementara Presiden RI pada tanggal 18
Desember 1967 mengesahkan UU No. 12 tahun 1967
Tentang Pokok-pokok Perkoperasian
Isi UU No 12 tahun 1967 antara lain :
1. , Keanggotaan sukarela.
2. Asas demokrasi dan kekuasaan tertinggi
ada pada rapat anggota.
3. Sisa hasil usaha dibagikan atas jasa
anggota.
4. Adanya pembatasan atas bunga modal.

5. Mensejahterakan anggota dan daerah


kerjanya.
6. Manajemen terbuka.

7. Swadaya, Swakerta dan swasembada.


lembega-lembaga lain yang mendukung pada gerakan
Koperasi imlementasi UU No 12 tahun 1967 meliputi :

1. Pusat Pendidikan Koperasi (Pusdikop),


2. Lembaga Jaminan Kredit Koperasi (LJKK),
3. Badan Usaha Unit Desa/Koperasi Unit
Desa (BUUD/KUD),
4. Bank Umum Koperasi Indonesia
(BUKOPIN),
5. Koperasi Pembiayan Indonesia (KPI)
lanjutan

 Dengan berkembangnya Tingkat Teknologi dan


Komunikasi membawa pengaruh positif terhadap
tingkat perekonomian yang ada sehingga
membawa pada kegiatan perdagangan yang
tidak mengenal batas wilayah (Perdagangan
bebas) maka Undang-Undang No. 12/1967
dianggap kurang relevan dengan
perkembangan jaman sehingga disiapkanlah
Undang-undang yang baru yang memuat Pokok-
pokok perkoperasian, sehingga pada tanggal 21
Oktober 1992 disahkanlan Undang-Undang No,
25 tahun 1992 sebagai pengganti Undang-
Undang No. 12 tahun 1967.
Isi Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1992
meliputi :
1. Menyiapkan kelembagaan Koperasi bukan hanya
sebagai lembaga sosial tetapi sebagai Badan Usaha
yang berusaha untuk menghasilkan laba (Fropit).
2. Adanya Jaminan kepada setiap anggota Koperasi
untuk menerima Hak dan Kewajiban sesuai dengan
Azas Koperasi.
3. Adanya keleluasan bagi Koperasi untuk menggali
dan mengembangkan Modal baik melalui Modal
Sendiri (SP, SW dan S Manasuka) juga
memungkinkan untuk menerima Modal dari luar
berupa penerbitan Saham.
Era Reformasi 1999 keluarnya Keputusan
Mentri No. 17 Tahun 1999
Isi Kepmenkop No. 17 Tahun 1999

• KUD bukanlah satu-satunya koperasi


yang ada di Desa dan melayani
kebutuhan Petani.
• Akta Pendirian Koperasi, cukup
ditandatangani oleh Kepala Kantor
Koperasi Kabupaten/Kota.
UU Koperasi N0 17 thn 2012
 Modal koperasi bukan hanya simpanan
pokok dan wajib didalamnya juga ada
penyertaan saham
 Bentuk koperasi dapat berupa cv maupun
PT
 Dapat melakukan ekspansi keusaha selain
kebutuhan anggota
 sisa hasil usaha berupa dividen

Anda mungkin juga menyukai