Anda di halaman 1dari 12

EKONOMI

PERPAJAKAN
A. Pengertian Pajak
Pajak dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) memiliki arti pungutan wajib, biasanya berupa uang yang harus
dibayar oleh penduduk sebagai sumbangan wajib kepada negara atau pemerintah sehubungan dengan pendapatan,
pemilikan, harga beli barang, dan sebagainya.
Secara sederhana, pembayaran pajak dapat diartikan seperti kewajiban yang harus dilakukan oleh warga negara dalam upaya
untuk pembiayaan negara dan pembangunan nasional. Semua prosedur pembayaran pajak harus sesuai dengan peraturan
perundangan-undangan yang ada.

Pajak menjadi sebuah pungutan wajib kepada negara sebagai bukti menjadi warga negara yang baik. bentuk pajak yang
berlaku di Indonesia ini beraneka macam. Salah satu pajak yang wajib dibayar oleh seorang karyawan atau pekerja yaitu
pph pasal 21.

Pengertian Dari Pph 21


Menurut peraturan dari Direktur Jenderal Pajak yang tertera dinomor PER-32/PJ/2015, arti dari pph 21 merupakan
sebuah pajak penghasilan atas pendapatan seperti halnya gaji, upah, honorarium , maupun yang lainnya. Penghasilan
tersebut menjadikan sebuah bentuk dari hasil sebuah pekerjaan yang dilakukan oleh orang pribadi.
Fungsi Dari Pph 21
Pajak pada dasarnya memiliki tujuan untuk membangun sebuah negeri ini. Dengan sebuah pajak akan meningkatkan
kekayaan negara sehingga bisa menjadi negara yang lebih maju dan berkembang. Sebelum pada perhitungan pph 21,
alangkah lebih baik jika mengetahui fungsi dari pph 21 tersebut. nah, berikut beberapa fungsi dari pph 21, diantaranya:

1. Sebagai Sebuah Anggaran Atau Budgeter

Pada dasarnya pph 21 ini mampu memberikan sebuah


pemasukan keuangan negara dimana mampu untuk
mengumpulkan dana dari subjek pajak yang ada.

2. Untuk Mengatur Regulasi

Dengan sebuah pajak seperti halnya pph 21, bisa menjadi


sebuah alat yang digunakan untuk mengatur kebijakan dalam
sebuah negara. Aturan tersebut bisa meliputi lapangan sosial
dan juga ekonomi yang ada.
3. Sebagai Fungsi Distribusi
Pemerataan menjadi hal yang penting dalam sebuah negara, tentu tidak hanya untuk menghilangkan sebuah tingkat
kesenjangan saja. Dengan adanya sebuah pph 21 akan mampu menjadi sraana untuk menyesuaikan pendapatan dan
kesejahteraan masyarakat. 

Ketentuan Perhitungan Pph 21


Setelah mengetahui apa arti serta fungsi dari pph 21 tersebut, tentu penasaran bagaimana perhitungan
dalam pajak yang satu ini. meskipun tidak sulit, namun perhitungan pph 21 perlu adanya pemahaman
tersendiri. Berdasarkan pasal nomor 17 ayat 1 dalam Undang-Undang nomor 36 tahun 2008, untuk tarif
dari pajak penghasilan pribadi menggunakan ketentuan sebagai berikut:
•Penghasilan netto kena pajak Sampai dengan 50 juta sebesar 5%
•Untuk penghasilan 50 juta sampai dengan 250 juta 15%
•Bagi yang berpenghasilan 250 juta sampai dengan 500 juta 25%
•Untuk mereka yang Diatas 500 juta 30%
Penghasilan tidak kena pajak, diberlakukan sebuah perhitungan sebagai berikut;
•Untuk wajib pajak pribadi yang dikenai tarif PTKP sebesar Rp.54.000.000.
•Bagi wajib Pajak yang kawin dikenai tarif PTKP sebesar Rp.4.500.000.
•Untuk seorang istri yang penghasilannya digabung dengan penghasilan suami dikenai tarif PTKP sebesar
Rp.54.000.000.
•Dan bagi 4.500.000 untuk setiap tambahan anggota keluarganya yang sedarah menjadi tanggungan
sepenuhnya paling banyak 3 orang setiap keluarga.
Cara Perhitungan Pajak Penghasilan dan Simulasi Pembayaran
 
Salah satu jenis pajak yang wajib dibayarkan oleh setiap warga negara adalah Pajak Penghasilan (PPh). Oleh karena itu
perhitungan pajak penghasilan menjadi sangat penting diketahui bagi Anda yang sudah berpenghasilan.
Pajak penghasilan dibebankan kepada seseorang yang sudah memiliki penghasilan yang diatur dalam undang-undang
tentang pajak. Disebutkan bahwa yang terkena pajak PPh adalah semua bentuk penghasilan, termasuk upah, gaji,
tunjangan, honorarium, atau pembayaran lain yang berhubungan dengan jasa, kegiatan, jabatan atau pekerjaan.
Pengetahuan tentang cara perhitungan pajak penghasilan ini berguna bagi wajib pajak dalam proses pelaporan pajak.
Perhitungan pajak penghasilan sendiri dihitung berdasarkan besaran upah yang diterima, semakin besar upah maka
semakin tinggi pajak yang dikenakan.
Berikut langkah-langkah dalam perhitungan pajak penghasilan yang perlu Anda ketahui untuk memudahkan Anda dalam
membayar kewajiban sebagai warga negara.
Menghitung Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP)
Jika sudah mendapatkan penghasilan bersih selama satu tahun maka tahapan selanjutnya adalah menghitung Penghasilan
Tidak Kena Pajak (PTKP). Tujuan dari menghitung PTKP adalah untuk mencari Penghasilan Kena Pajak (PKP).
PTKP sudah mempunyai tarif yang sudah ditetapkan oleh Direktorat Jenderal Pajak. Tarif PTKP yang perlu diketahui
sebagai berikut:
Rp54.000.000 untuk diri wajib pajak orang pribadi.
Rp4.500.000 tambahan untuk wajib pajak yang telah menikah.
Rp54.000.000 untuk istri yang penghasilannya digabung dengan penghasilan suami.
Rp4.500.000 tambahan untuk setiap anggota keluarga sedarah dalam garis keturunan lurus serta anak angkat yang
menjadi tanggungan sepenuhnya, paling banyak 3 orang untuk setiap keluarga.
Menghitung Penghasilan Kena Pajak (PKP)
Selesai dengan menghitung PTKP, langkah berikutnya dalam perhitungan pajak penghasilan adalah mengetahui besaran
PKP yang diperoleh dengan melakukan pengurangan antara penghasilan bersih dengan PTKP.

Perhitungan Pajak Penghasilan (PPh)


Setelah Anda mengetahui besaran PKP, kemudian tentukan persentase perhitungan pajak penghasilan (PPh) yang
diterapkan dengan ketentuan sebagai berikut:
•PKP kurang dari Rp50.000.000 dikenai tarif pajak sebesar 5%
•PKP antara Rp50.000.000 -- Rp250.000.000 dikenai tarif pajak sebesar 15%
•PKP antara Rp250.000.000 -- Rp500.000.000 dikenai tarif pajak sebesar 25%
•PKP di atas Rp500.000.000 dikenai tarif pajak 30%
Langkah selanjutnya dalam perhitungan pajak penghasilan yaitu dengan mengalikan antara PKP yang sudah diperoleh
dengan persentase sesuai ketentuan. Hasil perkalian tersebut adalah PPh yang wajib dibayarkan dalam periode satu
tahun.
Contoh kasus menghitung Pajak Penghasilan
Bagus adalah seorang ayah yang sudah memiliki satu istri dan satu anak. Ia berpenghasilan 96.000.000 per bulan dan
mempunyai beban tanggungan 4.000.000 per bulan. Berikut cara untuk menemukan pajak penghasilan.

a) Penghasilan bersih = (penghasilan kotor – beban tanggungan)


= 96.000.000 – 4.000.000
= 92.000.000
b) PTKP (1 istri dan 1 anak)
54.000.000 + 4.500.000 + 4.500.000
= 63.000.000
c) PKP (penghasilan bersih – PTKP)
92.000.000 – 63.000.000
= 29.000.000
d) PPh (PKP x Persentase PPh)
29.000.000 x 5%
= 1.450.000
Maka pajak penghasilan yang harus dibayarkan oleh Bagus sebesar 1.450.000.
Contoh Perhitungan Pph 21
Ketika bingung dengan ketentuan yang ada, bisa dengan melihat contoh seperti berikut ini. untuk contoh untuk
perhitungan pph 21 sebagai berikut:
Aminah merupakan seorang karyawan di PT. Ayo Maju Sejahtera. Dia memiliki penghasilan Rp.10.000.000 perbulan
di tambah uang makan Rp.750.000 perbulan. Dengan adanya pembebanan iuran seperti halnya pensiun yang harus
dibayar sebesar Rp.500.000. Aminah ini sudah menikah dan memiliki seorang anak laki-laki. Untuk pembayaran Pph
21 yang harus dikeluarkan Aminah yaitu sebagai berikut;

Pengeluaran
Gaji Pokok : Rp.10.000.000 X 12 bulan = RP.120.000.000 per
tahun.
Uang Makan : Rp.750.000 X 12 bulan = Rp.9.000.000 per
tahun.
Tunjangan : Rp.1.500.000 X 12 bulan = Rp.18.000.000 per
tahun.
Total : Rp.147.000.000
Pengeluaran
PTKP :Wajib pajak pribadi + wajib Pajak kawin + Tanggungan anak
Rp.54.000.000 + Rp.4.500.000 + Rp.4.500.000 = Rp.63.000.000.
Biaya Jabatan : Rp. 10.000.000 X 5% = Rp.500.000.
Iuran Pensiun : Rp.1.000.000 X 1% = Rp.1.000.000.
Total : Rp.78.000.000.
Penghasilan Bersih : Rp.147.000.000 – Rp.78.000.000 = Rp.69.000.000.
Tarif pajak diatas Rp.50.000.000 sebesar 15%.
Jadi Rp.69.000.000 X 15% = Rp.10.350.000 per tahun.
Jadi untuk perbulannya yang harus Aminah keluarkan yaitu Rp.10.350.000 : 12 bulan = Rp.862.500 per bulan.
Dengan contoh tersebut, Aminah harus membayar PPh sebesar Rp.862.500 setiap bulannya.
Aditia merupakan seorang kepala keluarga dengan satu anak. Aditia bekerja di salah satu perusahaan swasta. Penghasilan
bruto (kotor) yang terdiri dari gaji, tunjangan, dan pembayaran lain adalah senilai Rp100.000.000. Aditia membayar iuran
pensiun dan tunjangan hari tua senilai Rp2.000.000 setiap bulan. Maka, berikut perhitungan pajak penghasilan yang harus
dibayar oleh Aditia.
1.Hitung penghasilan bersih (Penghasilan Bruto - beban tanggungan) Rp100.000.000 - Rp2.000.000 = Rp98.000.000
2.Hitung PTKP (PTKP = Pribadi + Istri + Anak) Rp54.000.000 + Rp4.500.000 + Rp4.500.000 = Rp63.000.000
3.Hitung PKP (PKP = Penghasilan bersih - PTKP) Rp98.000.000 - Rp63.000.000 = Rp35.000.000
4.Hitung PPh (PKP x Persentase PPh) Karena PKP Aditia kurang dari Rp50.000.000, maka pajak yang harus ia bayarkan
adalah 5% dari PKP-nya Rp35.000.000 x 5% = Rp1.750.000
5.Maka, PPh yang harus dibayarkan Aditia selama setahun adalah sebesar Rp1.750.000.
Contoh lain perhitungan pajak penghasilan belum menikah
Ridwan adalah seorang karyawan di sebuah perusahaan swasta yang belum menikah. Dengan begitu, berikut simulasi
perhitungan pajak Ridwan.
1.Gaji per bulan = Rp6.000.000
2.Penghasilan neto per tahun = Rp6.000.000 x 12 = Rp72.000.000
3.PTKP = Rp54.000.000
4.PKP Ridwan = Rp72.000.000 – Rp54.000.000 = Rp18.000.000
5.Pembayaran PPh (tarif 5%) = 5% x Rp18.000.000 = Rp900.000

Anda mungkin juga menyukai