Anda di halaman 1dari 22

Back

Metode NTU-
Efektivitas
Metode NTU - Efektivitas
Pendekatan LMTD (Log Mean Temperature Differrent) dalam analisis penukar
kalor berguna bila suhu masuk dan suhu keluar diketahui atau dapat ditentukan
dengan mudah.
Sehingga LMTD dapat dihitung dan aliran kalor, luas permukaan, dan koefisien
perpindahan kalor menyeluruh dapat ditentukan.
Jika lebih dari satu suhu masuk atau suhu keluar pada penukar kalor tidak
diketahui, maka metode LMTD menjadi lebih rumit, sehingga memerlukan
penyelesaian dengan pendekatan coba-coba.
Dalam beberapa situasi, analisis akan lebih mudah dilaksanakan dengan
menggunakan metode yang berdasarkan atas efektivitas penukar – kalor dalam
memindahkan sejumlah kalor tertentu.
Metode efektivitas ini juga mempunyai beberapa keuntungan untuk menganalisis
soal – soal dimana kita harus membandingkan berbagai jenis penukar kalor guna
memilih jenis yang terbaik.
Efektivitas penukar kalor (heat – exchanger effectiveness) didefenisikan
sebagai berikut :

= Q nyata
Q maks
Actual heat transfer (perpindahan kalor nyata) dapat dihitung dari energi
yang dilepaskan oleh fluida panas atau energi yang diterima oleh fluida
dingin.
Q maks = Perpindahan kalor yang terjadi jika salah satu fluida mengalami
perubahan sehu sebesar beda suhu maksimum yang ada yaitu suhu fluida
panas masuk dikurangi dengan suhu fluida dingin keluar
Perhatikan gambar 10-7 merupakan profil untuk penukar kalor aliran sejajar dan
berlawanan arah :
Untuk penukar kalor aliran sejajar :

Untuk penukar kalor aliran lawan arah :

Untuk menentukan perpindahan kalor maksimum, harus dipahami


bahwa nilai maksimum akan didapat bila salah satu fluida mengalami
perubahan suhu sebesar beda suhu maksimum yang terdapat dalam
penukar kalor tersebut, yaitu selisih antara suhu masuk fluida panas
dan fluida dingin.
Fluida yang mungkin mengalami beda suhu maksimum ialah yang nilai mc-nya
minimum, karena neraca energi mensyaratkan bahwa energi yang diterima oleh
fluida yang satu mesti sama dengan energi yang dilepas oleh fluida yang satu lagi.
Apabila fluida yang mempunyai nilai mc yang lebih besar yang dibuat mengalami
beda suhu maksimum, maka tentu fluida yang satu lagi akan mengalami perubahan
suhu yang lebih besar dari maksimum, dan ini tentu saja tidak mungkin.
Jadi, perpindahan kalor maksimum yang mungkin dinyatakan sebagai:
Fluida minimum boleh yang panas dan boleh juga yang dingin, bergantung pada
laju aliran massa dan kalor spesifik. Untuk penukar kalor aliran sejajar:

Untuk penukar kalor aliran lawan arah, maka :


Jadi, secara umum efektivitas dapat dinyatakan sebagai :

Fluida minimum selalu ditandai dengan beda temperatur yang lebih besar dalam
suatu penukar kalor, dan perbedaan suhu maksimum dalam penukar kalor selalu
perbedaan suhu masuk dari cairan panas dan dingin.
Persamaan untuk efektivitas dalam aliran sejajar dapat kita turunkan sebagai berikut
(Pers. 10-10) :

Atau,

(10-
23)
Jika fluida dingin adalah fluida minimum, maka:
Perbandingan suhu dalam persamaan (10-23) dituliskan kembali akan
memberikan :

Yaitu dengan substitusi dari persamaan

Dari persamaan (10-6) dan (10-24) dapat dituliskan kembali


Dari hubungan persamaan tadi kembali ditinjau persamaan (10-23) akan memberikan
persamaan efektifitas:

Dapat dibuktikan bahwa persamaan tersebut dihasilkan sebagai efektivitas bila fluida
panas merupakan fluida minimum, kecuali mccc saling tukar dengan mhch. Maka dapat
dituliskan:

Dimana c = mc dinamakan laju kapasitas (Capacity Rate).


Analisis serupa dapat pula diterapkan pada kasus aliran lawan arah, dengan
persamaan :

Dimana :
Laju kapasitas = C =
N = NTU = = jumlah satuan perpindahan 
Jika = 0, maka Є = 1 -

UA/Cmin adalah Jumlah Satuan Perpindahan (number of transfer unit = NTU)


karena memberi petunjuk tentang ukuran penukar kalor.
Kays dan London [3] telah membuat suatu perbandingan efektifitas untuk
berbagai susunan penukar kalor, beberapa hasilnya disajikan dalam bentuk bagan
dalam gambar 10-12 sampai 10-17.
[3] Kays, W.M., dan A. L. London: “Compact Heat Exchanger,” 2d ed., McGraw-Hill Book Companies, New York, 1964
Walaupun bagan NTU-efektivitas sangat bermanfaat dalam soal perancangan,
beberapa penerapan lain memerlukan ketelitian yang lebih tinggi dari yang
biasa didapatkan dari grafik. Selain itu, prosedur rancang banyak yang
berdasarkan komputer yang memerlukan persamaan analisis untuk kurva –
kurva tersebut.
Dalam daftar 10-3 telah dirangkum persamaan – persamaan efektivitas. Dan
dalam daftar 10-4 telah dirangkum persamaan eksplisit untuk penentuan nilai
NTU dengan menggunakan efektivitas dan perbandingan kapasitas.
Contoh Soal 1
Sebuah penukar kalor seperti pada gambar 10-4 digunakan
untuk memanaskan minyak didalam tabung (c = 1,9
kJ/kg.°C) dari 15 °C menjadi 85 °C. Diluar tabung bertiup
uap yang masuk pada suhu 130 °C dan keluar pada 110 °C
dengan aliran massa 5,2 kg/s. Koefisien perpindahan kalor
menyeluruh adalah 275 W/m2. °C dan c uap adalah 1,86
kJ/kg. °C. Periksa daya guna penukar kalor dalam jika laju
aliran minyak diturunkan menjadi separuhnya, sedang
aliran uap tidak berubah. Andaikan U tetap.
Penyelesaian :
Untuk uap :

Dan untuk minyak :

Jadi, minyak adalah fluida minimum. Maka:

Dan,

Karena minyak adalah tak campur dan uap adalah campur sehingga kita
menggunakan daftar 10-3 dengan hubungan efektivitas sebagai :
Jika kita menggunakan gambar 10-14 kita harus
menghitung

Dan akan mendapatkan nilai efektivitas 0,8. sekarang,


dengan menggunakan efektifitas kita dapat
menentukan beda suhu fluida minimum (minyak),
yaitu

Jadi perpindahan kalor adalah


Soal 2
Air dengan laju 68 kg/menit dipanaskan dari suhu 35 °C hingga 75 °C
dengan minyak yang mempunyai kalor spesifik 1,9 kJ/kg. °C. Kedua
fluida itu dipakai dalam penukar kalor pipa ganda, dimana minyak
masuk pada suhu 110 °C dan keluar pada 75 °C. Koefisien
perpindahan kalor menyeluruh ialah 320 W/m2. °C. Hitunglah suhu air
keluar bila hanya 40 kg/menit air dipanaskan, tetapi banyaknya
minyak sama. Hitung pula perpindahan kalor total pada kondisi
tersebut.

Anda mungkin juga menyukai