Anda di halaman 1dari 35

Teori Interpersonal : Sullivan

Oleh : Juliarni Siregar, M. Psi, Psikolog


1. Sekilas Teori Interpersonal
• Sullivan adalah orang Amerika pertama yang mengkonstruksi
sebuah teori kepribadian yang komprehensif
• Sebuah kepribadian tidak pernah bisa diisolasi dari kompleks
relasi-relasi antar pribadi yang di dalamnya dia tinggal dan
membuat keberadannya jadi demikian.
• Teori interpersonal Sullivan menekankan pentingnya beragam
tahap perkembangan (masa bayi, masa kanak-kanak, masa anak
muda, masa praremaja, masa remaja awal, masa remaja akhir,
dan masa dewasa,
• Pribadi yang sehat mampu membangun keintiman dengan
pribadi lain, namun kecemasan bisa lahir dari hubungan antar
pribadi yang tidak memuaskan di usia berapapun.
• Perkembangan kepribadian sangat krusial pada usia pra remaja
(pertama kali anak mampu membangun persahabatan yang
intim dan belum sepenuhnya terganggu oleh ikatan-ikatan
hawa nafsu)
2. Biografi Harry Stack Sullivan
• Lahir di kota pertanian kecil Norwich dekat New York pada 21
Februari 1892 sebagai satu-satunya anak dalam keluarganya yang
bisa bertahan hidup setelah dilahirkan oleh ibunya (Ella Stack
Sullivan).
• Orangtuanya beragama katolik keturunan Irlandia  hidup dalam
kemiskinan
• Ayahnya pemalu, menarik diri, pendiam dan tidak pernah
membangun hubungan akrab dengan Harry  bekerja sebagai
buruh tani
• Ibunya meninggalkan rumah, dirawat di RSJ  Harry diasuh oleh
neneknya.
• Pada usia pra sekolah Sullivan tidak memiliki kenalan / teman
seusia dengannya.
• Setelah masuk sekolah, ia menjadi orang yang tidak populer 
satu-satunya anak katolik Irlandia di tengah-tengan komunitas
protestan.
• Usia 8 ½ tahun, Sullivan menjalin persahabatan
dengan seorang anak laki-laki yang berusia 13 tahun
yaitu Clarence Bellinger.
• Mereka dikucilkan secara sosial, namun berkembang
secara intelektual  keduanya menjadi psikiater
setelah dewasa dan tidak pernah menikah.
• Sullivan sangat tertarik pada buku dan sains (bukan
pertanian)
• Lulus SMA dengan nilai sempurna pada usia 16 tahun.
• Masuk ke Fak. Kedokteran di Cornell University dan
diskors selama 1 tahun karena memesan sejumlah
bahan kimia ilegal lewat surat, padahal Sullivan hanya
menjadi korban penipuan oleh teman-temannya.
• Kemudian Sullivan menghilang selama 2 tahun.
• Satu tahun setelah kegagalan kuliahnya, Sullivan akhirnya masuk ke
Chicago College of Medicine and surrgery dan mengikuti wajib
militer.
• Setelah perang usai, Sullivan terus mengabdi sebagai petugas
militer  awalnya melayani di Lembaga Pendidikan Federal,
kemudian di Rumah Sakit Umum Chicago.
• Kemudian Sullivvan pindah ke Rumah Sakit St. Elizabeth bekerja
dengan sejumlah pasien skizofrenik  studinya tentang skizofrenik
menghasilkan asumsi tentang hubungan antar pribadi.
• Selanjutnya, Sullivan pindah ke NewYork City dan membuka praktik
pribadi
• Sullivan mengambil pelatihan menganalisis diri di bawah
bimbingan Sandor Frenczi (murid Freud), Adolf Meyer dan William
Alanson White.
• Sullivan juga mendapat pengaruh dari ilmuwan sosial lainnya.
• Pada 14 Januari 1949, Sullivan meninggal karena pembuluh
otaknya pecah.
3. Berbagai Tegangan
• Sullivan melihat kepribadian sebagai sistem energi.
• Energi dapat eksis sebagai tegangan (potensi untuk
bertindak) maupun sebagai aksi itu sendiri
(transformasi energi).
• Tegangan adalah potensi untuk bertindak yang
dapat atau tidak dialami dalam kesadaran  tidak
semua tegangan bisa dirasakan secara sadar.
• Ada 2 tipe tegangan :
– Kebutuhan  menghasilkan tindakan produktif
– Kecemasan  mengarah pada perilaku yang non
produktif
a. Kebutuhan
• Kebutuhan adalah tegangan yang dihasilkan oleh ketidakseimbangan
biologis antara seseorang dengan lingkungan fisiokimianya, baik di dalam
maupun di luar organisme.
• Kebutuhan bersifat episodik  setelah terpuaskan, pada periode waktu
berikutnya kebutuhan akan muncul lagi.
• Kebutuhan antar pribadi yang paling mendasar adalah kelembutan.
• Bayi mengembangkan kebutuhan untuk menerima kelembutan dari
pengasuh utamanya dalam bentuk tangisan, senyuman, dsb.
• Ibu memiliki kebutuhan untuk memberi kelembutan, misalnya dalam
bentuk sentuhan, atau pelukan.
• Kelembutanan adalah kebutuhan umum karena terkait dengan well being
seseorang.
• Kebutuhan umum juga mencakup makanan, air, oksigen, dll.
• Kebutuhan umum berkebalikan dengan kebuthan zonal yang muncul dari
zona-zona tubuh tertentu.
• Beberapa zona tubuh merupakan instrumen memuaskan kebutuhan umum
maupun kebutuhan zonal.
• Contoh : mulut memuaskan kebutuhan umum yaitu makan.
b. Kecemasan
• Kecemasan ditransfer oleh orangtua kepada bayi lewat empati.
• Orangtua dan bayi tidak mampu mereduksi kecemasannya.
• Contoh : bayi menangis ibu keliru mengartikan rasa cemas
sebagai rasa lapar  ibu memberi ASI, namun bayi tidak mau
 ibu menjadi semakin cemas  semakin menambah
kecemasan bayi.
• Kecemasan mencegah agar kebutuhan tidak terpuaskan dan
memberi efek pelenyapan.
• Kecemasan adalah daya pemecah belah utama yang
menghalangi perkembangan hubungan antar pribadi yang
sehat.
• Kecemasan (1) mencegah seseorang untuk belajar dari
kesalahan mereka (2) bertahan untuk mengejar harapan masa
kanak-kanak terhadap rasa aman, (3) memastikan agar
seseorang tidak pernah belajar dari pengalaman mereka.
c. Berbagai Transformasi Energi
• Tegangan-tegangan yang sudah ditransformasikan
menjadi tindakan, entah yang tersembunyi atau
yang tampak disebut transformasi energi.
• Transformasi energi dapat berbentuk perilaku
yang tujuannya untuk memuaskan kebutuhan
dan mereduksi kecemasan.
• Transformasi energi lebih banyak mengambil
bentuk emosi, pikiran dan perilaku yang sengaja
disembunyikan.
4. Berbagai Dinamisme (Karakter/Pola
Kebiasaan)
• Dinamisme adalah transformasi energi yang terorganisasi
sebagai pola tingkahlaku tipikal yang mencirikan perilaku
seseorang di sepanjang hidup mereka.
• Dinamisme memiliki 2 kelas utama :
– Kelas pertama adalah kelas yang terkait dengan zona spesifik
tubuh, seperti mulut, anus dan alat kelamin.
– Kelas kedua adalah kelas yang terkait dengan tegangan-
tegangan  terdiri atas 3 kategori :
• Disjungsi / pemisahan diri  pola perilaku destruktif terkait dendam
• Isolasi / pengucilan  pola perilaku yang tidak terkait dengan
hubungan antarpribadi, seperti nafsu
• Konjungsi / penyatuan  mencakup pola perilaku yang bermanfaat,
seperti keintiman dan sistem diri.
a. Kedendaman
• Dinamisme disjungtif / pemisahan diri yang
berbentuk niat jahat dan rasa benci, dicirikan oleh
perasaan seperti hidup diantara musuh.
• Muncul saat usia 2 atau 3 tahun  anak berharap
kelembutan ibu, namun ditolak, diabaikan atau
anak berhadapan dengan rasa cemas / sakit saat
mengharapkan kelembutan ibu  anak bertahan
dengan cara mengadopsi perilaku dendam.
• Tindakan dendam dapat muncul dalam bentuk
kecemasan, kenakalan, kesadisan, atau jenis
perilaku asosial / antisosial.
b. Keintiman
• Tumbuh dari kebutuhan sebelumnya akan kelembutan,
namun lebih spesifik dan melibatkan hubungan
antarpribadi yang dekat antara 2 orang yang kurang
lebih setara statusnya (bukan ketertarikan seksual)
• Berkembang sebelum masa pubertas (masa praremaja)
• Syarat keintiman adalah kesetaraan, jadi keintiman
yang dimaksud bukan antara anak da orangtua.
• Keintiman merupakan dinamisme yang menyatukan
yang dapat menurunkan tingkat kecemasan dan
kesepian.
c. Nafsu
• Nafsu merupakan dinamisme khusus yang
sangat kuat selama masa remaja, seringkali
mengarah pada penurunan rasa percaya diri
dan kecemasan karena upaya menyalurkan
nafsu seringkali ditentang oleh oranglain.
• Nafsu seringkali menghindari hubungan intim.
d. Sistem Diri
• Sebuah pola perilaku konsisten yang mempertahankan rasa aman
hubungan antarpribadi manusia dengan melindungi mereka dari rasa
cemas.
• Sistem diri juga merupakan dinamisme konjungtif yang muncul dari
situasi antarpribadi yang berkembang lebih awal dari pada keintiman
(usia 12-18 bulan)
• Tugas utama sistem diri adalah melindungi manusia dari kecemasan 
sistem diri menjadi penghalang bagi perubahan yang baik pada
kepribadian.
• Ketika sistem diri berkembang, manusia membentuk gambaran yang
konsisten tentang diri mereka sendiri  pengalaman antarpribadi
yang bertentangan dengan harga diri langsung diartikan mengancam
rasa aman mereka.
• Ada dua pengoperasian rasa aman yaitu :
– Dissosiasi  hasrat, kebutuhan yang ditolak untuk masuk ke dalam kesadaran
– Ketidakpedulian selektif  penolakan untuk melihat hal-hal yang tidak ingin
dilihat / tidak sesuai dengan sistem diri
5. Berbagai Personifikasi
• Personifikasi disebut sebagai gambaran tertentu
manusia tentang diri mereka dan oranglain.
• Personifikasi bisa akurat atau tidak karena diwarnai
oleh kebutuhan dan kecemasan oranglain sehingga
bisa didistorsi.
• Ada 3 personifikasi dasar yang berkembang selama
masa bayi yaitu ibu jahat, ibu baik dan saya.
• Beberapa anak juga memiliki personifikasi eidetik.
a. Ibu Jahat – Ibu Baik
• Personifikasi ibu jahat tumbuh dari pengalaman
bayi dengan puting susu yang buruk  tidak
nyata / hanya representasi buram bayi karena tidak
diberi makan dengan baik  berdasarkan persepsi
bayi terhadap ibu yang cemas dan dendam
• Setelah personifikasi ibu jahat terbentuk, bayi akan
mencapai personifikasi ibu baik yang diperoleh
melalui perilaku lembut, dan kooeratif dari ibu /
pengasuhnya  berdasarkan persepsi bayi
terhadap ibu yang lembut dan tenang.
• Sampai bayi mengembangkan bahasa, dua gambar
ibu yang bertentangan itu dapat hadir bersamaan
dengan mudah.
b. Personifikasi “Aku”
• Selama periode pertengahan masa bayi, seorang anak
memerlukan 3 personifikasi “aku” (aku jahat, aku baik dan
bukan aku) yang membangun personifikasi diri.
• Pengalaman dihukum dan tidak disetujui oleh ibu,
melahirkan personifikasi aku jahat.
• Pengalaman akan penghargaan dan persetujuan melahirkan
personifikasi aku baik.
• Kecemasan berat yang muncul tiba-tiba dapat menyebabkan
bayi membentuk personifikasi bukan aku.
• Pada orang dewasa, kecemasan yang mendadak
menyebabkannmunculnya emosi misterius dan personifikasi
bukan aku dapat muncul dalam mimpi, episode skizofrenik,
dan reaksi lainnya.
c. Personifikasi Eidetik
• Hubungan antar pribadi dapat dilakukan
individu dengan karakter yang tidak realistik /
imajiner yang ditemukan anak untuk
melindungi rasa percaya diri mereka (teman
imajiner)
• Personifikasi eidetik juga bisa terjadi pada
orang dewasa.
6. Berbagai Tingkatan Kognisi
• Sullivan membagi kognisi menjadi 3 tingkatan
yaitu (1) prototaksis, (2) parataksis, (3)
sintaksis.
• Tingkatan kognisi ini terkait dengan cara
mengamati, membayangkan dan memahami.
a. Tingkatan Prototaksis
• Pengalaman paling dini dan primitif pada bayi yang
berkaitan dengan zona tubuh yang berbeda.
• Bayi merasa lapar dan sakit (pengalaman
prototaksis)  menghasilkan tindakan yang dapat
diamati, contoh : menghisap dan menangis  bayi
tidak tahu alasan atas tindakannya dan tidaktahu
kaitan tindakannya dengan fakta bahwa ia diberi
makan.
• Pada orang dewasa, pengalaman protaksis dapat
berbentuk sensasi-sensasi, imaji-imaji, suasana hati
dan impresi sesaat yang aneh dan tidak bisa
diungkapkan dengan kata-kata.
b. Tingkatan Parataksis
• Pengalaman parataksis bersifat pralogis meyakini
ada hubungan sebab akibat dari dua persitiwa yang
muncul bersamaan.
• Misalnya : ketika anak mengucapkan “tolong”, anak
mendapat permen  anak berpikir bahwa kata
tolong akan selalu menghasilkan permen.
• Pada tingkat kognisi ini anak butuh seseorang yang
mampu memahaminya  jika tidak, anak akan
memintanya kepada pribadi imajiner mereka.
c. Tingkatan Sintaksis
• Pengalaman konsensual yang valid (pengalaman
yang maknanya disetujui oleh 2 orang atau lebih)
dan dapat dikomunikasikan secara simbolis (simbol
bahasa dan gerak tubuh).
• Contoh : ketika bunyi suara dan gerak tubuh
dimaknai sama antara orangtua dan anak
• Jika anak telah mencapai tingkatan sintaksis, tingkat
kognisi prototaksis dan parataksis tidak akan hilang.
• Orang dewasa mengalami 3 tingkat kognisi tersebut
7. Tahap-Tahap Perkembangan
• Sullivan mempostulasikan 7 tahap
perkembangan yang masing-masing krusial
bagi pembentukan kepribadian manusia.
• Perubahan kepribadian bisa terjadi kapanpun,
tapi kebanyakan terjadi selama masa transisi
dari satu tahap ke tahap berikutnya.
a. Masa Bayi
• Mulai lahir – 18/24 bulan (tingkat kognisi sintaksis)
• Bayi dapat menjadi manusia melalui kelembutan yang diterima dari
ibu/pengasuh.
• Kelembutan yang diterima bayi menuntut adanya kerjasama ibu –
pengasuh  bayi bulai belajar membangun hubungan antar pribadi.
• Hubungan empatik ibu-bayi membawa dampak bagi perkembangan rasa
cemas bayi.
• Bayi mereduksi kecemasan dengan cara apapun, misal : menolak putting
susu ibu (tindakan yg tidak mereduksi kecemasan), menangis (ekspresi
rasa cemas meningkat)
• Anak memiliki perlindungan bawaan di dalam dirinya yaitu apati dan
tenggelamnya kesadaran menyebabkan bayi dapat tertidur meskipun
dalam keadaan lapar.
• Anak masih memiliki bahasa autistik (sedikit memahami oranglain)
• Bayi mengembangkan personifikasi ganda mengenai ibu.
– Ibu baik jika memenuhi kebutuhannya
– Ibu jahat jika menstimulasi rasa cemas)
b. Masa Kanak-Kanak
• Dimulai dari munculnya bahasa sintaksis sampai munculnya kebutuhan akan
teman bermain yang sebaya (18/24 bulan – 5/6 tahun).
• Personifikasi ganda mengenai ibu sekarang bergabung menjadi satu  persepsi
anak terhadap ibu lebih kongruen dengan fakta.
• Personifikasi ganda masih ada namun tertahan di tingkatan parataksis.
• Anak menyatukan personifikasi aku ke dalam satu dinamisme diri tunggal
• Persepsi baik dan jahat sudah mulai dipengaruhi oleh nilai sosial / moral
• Emosi anak mulai timbal balik  anak mampu memberi kelembutan seperti yang
diberi ibu kepada dirinya
• Anak mulai memiliki hubungan dengan teman imajiner  ini adalah peristiwa
positif yang membantu anak untuk siap menjalin hubungan dengan teman yang rill
selama tahap pra remaja nanti.
• Merupakan periode akulturasi yang cepat  anak belajar bahasa, budaya dan tata
cara hidup lainnya.
• Anak mulai belajar dramatisasi dan penyibukan diri
– Dramatisasi  menirukan suara atau tindakan figur otoritas
– Penyibukan diri  strategi untuk menghindari rasa cemas
• Anak mulai belajar menangani rasa cemas dan menstabilkan kepribadian mereka
c. Masa Anak Muda
• Mulai muncul kebutuhan akan teman sebaya yang setara untuk
memuaskan kebutuhan akan keintiman.
• Mulai usia 5/6 tahun – 8 ½ tahun
• Anak belajar kompetisi, kompromi dan kerjasama.
• Anak-anak bermain tanpa memperhitungkan perbedaan gender
• Anak mulai membuat pemilahan antara diri sendiri dan orang
dewasa
• Dunia nyata mulai menjadi fokus perhatian
• Anak mulai mengembangkan orientasi menuju kehidupan
(menetapkan tujuan yang didasarkan pada memori dan prediksi.
• Orientasi menuju kehidupan ini membantu anak untuk
mempersiapkan diri anak untuk menjalin hubungan yang lebih
dalam dengan oranglain.
d. Masa Praremaja
• Mulai usia 8 ½ tahun dan berakhir dengan masa remaja.
• Masa pra remaja  masa keintiman dengan seseorang,
biasanya yang sama jenis kelaminnya.
• Pada masa ini terbentuk kemampuan untuk mengasihi 
kasih yang tidak egois dan belum tercampur dengan nafsu
• Pada masa ini, anak lebih mementingkan rasa disukai oleh
teman sebaya dari pada disukai oleh guru.
• Masa ini merupakan masa yang paling tidak terganggu dan
bebas
• Pengalaman selama masa praremaja sangat kritis dan
menentukan perkembangan kepribadian di masa berikutnya.
• Masa ini berhenti dengan dimulainya pubertas.
e. Masa Remaja Awal
• Dimulai ketika pubertas dan berakhir dengan
kebutuhan akan cinta seksual terhadap seorang
pribadi.
• Keintiman sudah diiringi oleh nafsu.
• Ada 3 hal penting yang terjadi pada masa ini yaitu
keintiman, nafsu dan kebutuhan akan rasa aman.
• Pada masa ini diperlukan rasa intim yang sudah
dibangun selama tahap perkembanagn pra remaja 
nafsu tanpa keintiman  anak melihat pasangannya
hanya sebagai objek seks saja.
f. Masa Remaja Akhir
• Dimulai ketika remaja mampu merasa intim dan nafsu
pada orang yang sama dan berakhir pada masa dewasa
saat seseorang mampu membangun hubungan cinta yang
abadi
• Ciri utama masa remaja akhir adalah penyatuan antara
keintiman dan nafsu.
• Jika tidak berhasil di tahap perkembangan sebelumnya,
maka remaja akan sangat mengandalkan mode para taksis
untuk menghindari rasa cemas, dan menggunakan ketidak
pedulian selektif, disosiasi dan simtom neurotik lainnya
untuk mempertahankan rasa percaya dirinya.
g. Masa Dewasa
• Periode dimana orang dapat membangun
cinta minimal dengan satu pribadi yang
signifikan.
• Berpikir di tingkat sintaksis dan menemukan
hidup menarik dan menyenangkan.
8. Gangguan-Gangguan Psikologis
• Semua gangguan psikologis memiliki asal-usul
hubungan antar pribadi
• Sullivan membedakan antara 2 kelas utama
skizofrenia yaitu :
– Skizorenia yang penyebabnya organik
– Skizofrenia karena faktor situasional
• Reaksi yang mendahului skizofrenia yaitu rasa
kesepian, percaya diri yang rendah, emosi misterius,
hubungan yang tidak memuaskan dengan oranglain,
kecemasan yang meningkat.
9. Psikoterapi
• Tujuan terapi adalah untuk memperbaiki hubungan pasien
dengan oranglain
• Terapis berfungsi sebagai pengamat partisipan, menjadi
bagian dari hubungan antar pribadi, menyediakan pasien
kesempatan untuk membangun kembali komunikasi
sintaksis dengan manusia lain.
• Fokus terapis adalah memahami dan membantu pasien
memperbaiki prediksi, menemukan kesulitan dalam
hubungan antar pribadi, dan memulihkan kemampuan
mereka untuk berpartisipasi dalam pengalaman
konsensual yang valid
10. Riset-Riset Terkait
11. Kritik Terhadap Sullivan
12. Konsep Kemanusiaan Sullivan
• Memandang manusia dengan hipotesis satu
genus

Anda mungkin juga menyukai