Anda di halaman 1dari 25

ADMIXTURE

Dosen Pengampu : Apt. Ferdy Firmansyah, M.Farm


Kelompok 1

1. Ade Bora Natalia (2000049)


2. Alftrah Ramadhan (2000050)
3. Astuti Armeliya (2000052)
4. Atikah Yulia Riza (2000053)
5. Cindy Ayu Lestari (2000054)
6. Defrika Dian Tamni (2000055)
7. Depa Gloria Kristin Pardede (2000056)
0
1
ADMIXTURE
IV Admixture
IV admixture adalah suatu larutan steril yang dimaksudkan
untuk penggunaan parenteral (diberikan melalui intravena) yang
dibuat dengan cara mencampurkan satu atau lebih
produk  parenteral ke dalam satu wadah. 
Pada saat ini program IV admixture makin banyak digunakan.

Produk parenteral : produk (obat, nutrisi) yang dimasukkan


kedalam badan dengan menggunakan jarum melalui beberapa
jalan.
IV ADMIXTURE
Kegiatan :
Faktor yang perlu
Mencampurkan sediaan diperhatikan :
intravena kedalam infus
- Ruangan khusus
Melarutkan sediaan iv
dalam bentuk serbuk - Lemari pencampuran
dengan pelarut sesuai
biological safety cabinet
mengemas menjadi sediaan - hepa filter
siap pakai
Ada lebih dari 40% pasien di RS menerima
iv terapi berupa : cairan elektrolit, nutrisi,
dan pemberian obat-obatan.
• Pemberian obat rute iv
1. Obat diberikan tersendiri
2. Secara iv admixture
istilah dalam iv admixture
1. LVP : larutan steril, bebas pirogen, 100 ml atau lebih diberikan
secara intravena LVP digantungkan pada penggantung 36 inc dari
tempat tidur penderita, larutan IV kemudian dapat mengalir ke
cateter yang ditempatkan pada vena pasien
2. LVP vehicle (pembawa) : larutan LVP yang tidak mengandung obat
3. LVP product: sediaan yang mengandung satu atau lebih produk
obat dalam suatu LVP vehicle
Latar belakang

 Farmasis berbeda dengan nurse dimana farmasis


menguasai terhadap problem
1. contaminan : farmasis tahu “cara kerja aseptik” yang
diperlukan untuk iv admixture sehingga akan
meminimalkan terjadinya kontaminasi
2. compatibility : farmasi tahu problem-problem fisika, kimia,
incompatibilitas terapeutik sehingga dapat mengatasi jika
problem ini muncul
3. stability : farmasis tahu stability obat
 Efisiensi cost : farmasis dapat menyiapkan obat
parenteral lebih ekonomis daripada nurse,
contoh : – waktu penyiapan > cepat –
penyimpanan obat dengan tepat – waktu
perawat > banyak untuk pasien.
 Errors : potensial kesalahan menurun recheck
ulang terhadap perhitungan
 Quality meningkat iv admixture selalu diikuti
kontrol kualitas terhadap larutan sebelum dan
sesudah preparation
 Proses : fa menerima permintaan untuk
menyiapkan iv admixture (berisi : jenis dan jumlah
volume pelarut, dosis/kecepatan pemberian obaat)
setelah disiapkan oleh AA fa melakukan
pemeriksaan terhadap kebenaran label pasien
 Pharmaceutical care : salah satu bentuk pelayanan
pharmaceutical care.
Tujuan iv admixture
1. Mengencerkan larutan injeksi yang iritan
2. Menghindari konsentrasi obat yang tinggi saat pemberian obat
yang cepat
3. Mempertahankan kadar terapi obat dalam plasma
4. Pertimbangan via oral kurang efektif (contoh pasien pada
kondisi kritis), pemberian im absorpsi kurang baik karena
gangguan sirkulasi, mengencerkan suatu obat jika terlalu pekat
diberikan iv bolus
Cara pemberian
01 02
Injeksi intravena Injeksi intratekal
Injeksi yang berikan langsung pemberian injeksi melalui
ke pembuluh darah sumsum tulang belakang

03 04
Injeksi subkutan Injeksi
pemberian injeksi di bawah intramuskular
pemberiaan injeksi di
kulit otot.
Keuntungan iv admixture

01 02 03
Fungsi ganda
Hemat vena Lebih praktis dalam
- memelihara atau pada pemberian banyak pemberian
menjaga keseimbangan
obat, pembuluh vena
cairan tubuh - obat yang
ada di dalam diharapkan terbatas convenience
dapat mempertahankan
untuk pasien
kadar terapi obat dalam
plasma
Kerugian iv admixture
Pencampuran IV ADMIXTURE secara sembarangan
dapat berakibat fatal

• Reaksi dan interaksi


 Air embolus (Memberikan efek pada saat persalinan (air
ketuban)
 Bleeding (perdarahan)
 Reaksi alergi (Reaksi Hipersensitivitas) adalah reaksi-reaksi
dari sistem kekebalan yang terjadi ketika jaringan tubuh yang
normal mengalami cedera/terluka.
Lanjutan

 Phlebitis adalah iritasi vena oleh alat IV, obat-obatan, atau infeksi
yang ditandai dengan kemerahan, bengkak, nyeri tekan pada sisi
IV

 Pirogen adalah suatu zat yang menyebabkan demam, terdapat 2


jenis pirogen yaitu pirogen eksogen dan pirogen endogen.
Pirogen eksogen berasal dari luar tubuh seperti Toksin.

 Ekstravasasi adalah bocornya obat dari vena ke dalam jaringan


disekitarnya. Hal ini dapat terjadi karena batang jarum menembus
vena, atau karena obat bersifat korosif dan merusak vena.
jurnal
Abstrak

Pencampuran sediaan parenteral (iv admixture) yang sudah dilaksanakan


secara umum di rumah sakit mempunyai kemungkinan terjadinya kegagalan baik
berupa inkompatibilitas obat maupun gangguan stabilitas obat. Penelitian ini
bertujuan mengetahui angka inkompatibilitas obat dalam pencampuran sediaan
parenteral di RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo Purwokerto yang mengalami
inkompatibilitas fisika yang teramati secara organoleptis. Penelitian ini merupakan
penelitian deskriptif prospektif. Data yang telah dikumpulkan lalu dianalisis secara
deskriptif. Dari 667 pencampuran sediaan parenteral di bangsal bedah saraf
RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo selama bulan Februari 2010, dapat
disimpulkan angka inkompatibilitas potensial sebesar 0,45% dan inkompatibilitas
aktual sebesar 2,55%. Inkompatibilitas aktual yang terjadi berupa kristal 0,17%,
endapan 0,17%, dan kabut sementara 2,04% pada pencampuran fenitoin dengan
NaCl atau ringer laktat
pendahuluan
Obat-obat injeksi yang digunakan melalui rute
parenteral merupakan obat-obatan yang paling
banyak dipakai pada pasien rawat inap.

Pencampuran sediaan parenteral yaitu


kombinasi penggunaan dua jenis obat atau
lebih.
Metode

Pengumpulan data menggunakan metode observasi dan


dilakukan dengan cara prospektif. Data yang telah
dikumpulkan kemudian dianalisis secara deskriptif dan
dibandingkan dengan literatur standar yaitu Handbook
on Injectable Drugs. Objek yang diamati adalah hasil
pencampuran sediaan parenteral. Pengamatan
dilakukan secara organoleptis terhadap performa
inkompatibilitas fisika obat yang meliputi warna,
kekeruhan, endapan, serta terbentuknya kabut dan
kristal.
Hasil
Hasil penelitian ini menunjukkan terdapat 5.237 obat parenteral yang
diberikan kepada pasien selama satu bulan. Jenis sediaan yang
diberikan berjumlah 46 jenis. Total pencampuran sediaan parenteral
yang terjadi sebesar 667 pencampuran (12,74%). Inkompatibilitas
potensial terjadi pada 0,45% hasil pencampuran (3 sediaan), 4,35%
hasil pencampuran (29 sediaan) yang tidak diketahui kompatibilitas
potensialnya dari literatur dan keseluruhan hasil pencampuran
sediaan yang tidak diketahui tersebut kompatibel secara aktual.
Inkompatibilitas aktual terjadi pada 3% hasil pencampuran.
Inkompatibilitas aktual yang terjadi selama pengamatan berupa
kristal (satu sediaan), endapan (satu sediaan), dan kabut sementara
(15 sediaan)
Pencampuran sediaan parenteral paling banyak NaCl
0,9% 100 cc dengan fenitoin 100 mg yaitu sebesar 589
campuran. Pencampuran yang menunjukkan hasil 100%
kompatibel adalah pencampuran NaCl 0,9% 100 cc
dengan seftriakson 2 g maupun dengan fenitoin 50 mg

Ketorolak 10 mg dengan ringer laktat maupun NaCl 0,9%


100 cc, ringer laktat 500 cc-fentanil1amp–ketorolak 10 mg,
ringer laktat 500 cc-vitamin B1 100 mg-vitamin B12 5.000
mcg, ringer laktat 500 cc dengan neurotropik 1 amp, ringer
laktat dengan

mekobalamin, ketorolak 30 mg-diazepam 30 mg dengan ringer laktat, KaEN 3B


maupun KaEN MG-3, dan ringer laktat-diazepamdeksketoprofen trometamol 150
mgmekobalamin 1.500 mcg. Pencampuran yang menghasilkan 100% larutan
inkompatibel adalah pencampuran fenitoin 100 mg dalam ringer laktat baik 200 cc
maupun 400 cc (Tabel 1).
kesimpulan
Pencampuran sediaan parenteral di bangsal bedah
saraf rumah sakit umum daerah menghasilkan
inkompatibilitas potensial sebesar 0,45% dan
inkompatibilitas aktual sebesar 2,55%. Inkompatibilitas
aktual yang terjadi berupa kristal 0,17%, endapan
0,17%, dan kabut sementara 2,04% pada pencampuran
fenitoin dengan NaCl atau ringer laktat.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai