Anda di halaman 1dari 23

ANTIARITMIA

DAN
KARDIOTONIK
Apt. Novia Sinata, M.Si
Kelompok 1 :
Ade bora natalia (2000049)
Alfitrah ramadan (2000050)
Atikah yulia riza (2000053)
Depa gloria kristin pardede (2000056)
Irbah roihana (2000069)
Ledis enjela simorangkir (2000071)
Rahma alwina (2000073)
Riska anggraini (2000083)
Sella octriani (2000087)
Siska natalia br sinaga (2000090)
ANTIARITMIA
Aritmia merupakan suatu kondisi jantung
yang berkontraksi dengan ritme yang
tidak beraturan. Dalam hal ini dapat lebih
cepat (takiaritmia) ataupun lebih lambat
(bradiaritmia), walaupun lebih umum
yang mengalami percepatan ritme
jantung.
Obat yang selektif terhadap nodus sinius (pemicu
jantung) dan nodus atrioventrikular
1. Obat sinus bradikardia : digunakan untukmeningkatkan kerja picu
jantung : golongan simpatomimetik serta parasimpatolitik
2. Obat sinus takikardia : Obat yang digunakan golongan beta-blocker
terutama sotalol.
3. Obat untuk fibrilasi ventrikel : untuk mengurangi fibrilasi ventrikel/
fluttering digunakan obat yang dapat menghambat penjalaran impuls
pada atrioventrikular yang mengarah ke ventrikel. Ca kanal bloker
(verapamil) dan glikosida jantung (digoksin).
B. Obat-obatan yang berpengaruh pada masukkan atau
keluarnya ion-ion Na+ , Ca+ , serta K +
Penstabilisasi K-channel
membrane bloker

Antagonis
Beta-bloker kalsium (ca
kanal bloker)
1. Penstabilisasi menbrane
Kelas 1
memanjangkan repolarisasi Merupakan zat-zat stabilisasi
Kuinidin, Prokainamid, dan membrane dengan
Disopiramid
mengurangi kepekaan
Kelas 2 membrane sel jantung untuk
mempersingkat repolarisasi rangsangan akibat
Lidokain, Fenitpin, Tokainid, dan
Meksiletin
penghambatan pemasukan
ion Na+ ke membrane dan
Kelas 3 perlambatan depolarisasinya.
efek ringan terhadap repolarisasi
Flekainid, Enkainid, dan Profafenon.
2. Beta bloker
• Mengurangi hiperaktivitas adrenergik
di miocard dengan penurunan
frekuensi dan daya kontraksinya.
Digunakan untuk aritmia dan
profilaksis infark jantung
• Obat-obat β – bloker : Atenolol,
Bisoprolol, Nadolol dan lain-lain
3. K – Channel bloker

• Memblokade saluran kalium


masa refrakter dan lamanya aksi potensial
diperpanjang → terjadi pada serabut
purkinje dan serabut otot ventrikel.
• Dengan adanya penghalangan terhadap
saluran ion K+ , maka frekuensi kontraksi
jantung akan menurun

• Obat-obat K – channel bloker : Amiodaron


4.Antagonis
kalsium
• Penghambatan pemasukan ion Ca2+
penyaluran impuls AV diperlambat dan
masa refrakter diperpanjang.
• Dihidropiridin : Nifedipin, Nikardipin,
Felodipin, Amlodipin dll.
• Difeninalkilamin : Verapamil, Galopamil,
Tiapamil dan lain-lain.
• Benzodiazepin : Diltiazem
Obat antiaritmia Kelas I
Mekanisme kerja : obat obat antiaritmia kelas 1 bekerja dengan menghambat
kanal natrium yangsensitif voltase oleh mekanisme yang sama dengan kerja
anestesi lokal.
Klasifikasi obat antiaritmia kelas 1 :
Klasifikasi obat Mekanisme kerja Tanggapan
IA Penyekat kanal Na+ Memperlambamemdepolarisasi fase 0
IB Penyekat kanal Na+ Memperpendek repolarisasifase 3
IC Penyekat kanal Na+ Memperlambat depolarisasifase 0 secara nyata
Contoh : IA : kuinidin, prokainamid, dan disopiramid. IB : Lidokain, fenitoin,
tokinid, meksiletin. IC: Flekainid,enkainid dan pafenon.
Obat obat antiaritmia kelas II

Mekanisme kerja : termasuk antagonis beta–adrenergik. Obat obat ini mengurangi


depolarisasi fase4, sehingga memerlukan otomatisasi, memperpanjang konduksi AV,
menurunkan denyut jantungdan kontraksi. Berguna untuk pengobatan takiartimia
yang disebabkan oleh karena peningkatanaktivitas simpatik,. Juga berguna untuk
fibrilasi dan futter atrium dan takikardia reentry nodus AV
Contoh : propanolol, metoprolol dan pindolol, esmolol.
Obat obat antiaritmia kelas III

Mekanisme kerja : menghambat kanal kalium dan karenanya


mengurangi arus kalium keluar selamarepolarisasi sel jantung. Obat
ini memperpanjang lama potensial aksi tanpa
mengganggudepolarisasi fase 0 atau potensial membran istirahat.
Selanjutnya, obat ini memperpanjang perioderefrakter efektif. Semua
obat kelas III mempunyai potensi menimbulkan aritmia.
Contoh : sotalol, bretilium, amiodaron.
Obat obat antiaritmia golongan IV

Mekanisme kerja : penyekat kanal kalsium. Obat ini mengurangi


arus masukyang dibawa kalsium.Menybabkan penurunan
kecepatan depolarisasi spontan fase 4 dan memperlambat konduksi
yangterdapat dalam jaringan yang bergantung pada arus kalsium
seperti nodus AV. Meskipun kanalkalsium yang sensitif k terdapat di
berbagai jaringan, efek utama penyekat kanal kalsium adalahpada
otot polos vaskular dan jantung.
Contoh : verapamil dan diltiazem.
Kardiotonika
Kardiotonika adalah obat-obat dengan khasiat
memperkuat kontraktilitas otot jantung (efek ionotrop
positif). Kardiotonika terutama digunakan pada
penderita gagal jantung (dekompensasi) untuk
memperbaiki fungsi pompanya.
Kelompok Obat Kardiotonika

A. Glikosida Jantung B. Dopaminergika C. Penghambat


fosfodiesterase
MEKANISME
KERJA
DIGITALIS
Digitalis bekerja di tubuh dengan cara
menghalangi fungsi enzim natriumkalium
ATPase sehingga meningkatkan kadar
kalsium di dalam sel-sel otot jantung.
Meningkatnya kadar kalsium di dalam otot
sel-sel jantung inilah yang menjadi sebab
meningkatnya kekuatan kontraksi otot
jantung (efek inotropik positif).
A. Glikosida Jantung/ Digitalis

Digitalis purpurea
Klasifikasi ilmiah :
– Kerajaan: Plantae
– Divisi: Magnoliophyta
– Kelas: Magnoliopsida
– Ordo: Lamiales
– Famili: Plantaginaceae
– Genus: Digitalis Carolus Linnaeus

Efek Samping :
• Apabila digunakan secara berlebihan, digitalis dapat berfungsi sebagai racun.
• Seluruh bagian tumbuhan ini mengandung glikosida, yang dapat menyebabkan keracunan.
• Reaksi-reaksi keracunan yang pertama mulai dari mual, muntah, diare, sakit perut,
halusinasi, sakit kepala hingga delirium (kebingungan parah dan berkurangnya kesadaran
terhadap lingkungan sekitar). Tergantung pada tingkat keracunan, korban keracunan juga
mempunyai denyut nadi yang lemah, tremor, xanthopsis (apa yang dilihat terlihat kuning),
kejang-kejang dan bahkan dapat menyebabkan gangguan irama jantung yang mematikan.
DIGITALIS MEMILIKI 3 FUNGSI PADA OTOT JANTUNG :

Kerja inotropik positif


01
(meningkatkan kontraksi miokardium)

Kerja kronotropik negatif


02
(memperlambat denyut jantung)

Kerja dromotropik negatif


(mengurangi hantaran sel-sel jantung) 03
Indikasi :
Untuk mengobati gagal jantung kongestif, untuk mengobati gangguan
irama jantung pada atrium (serambi bagian atas jantung yang
membiarkan darah mengalir ke jantung).

• Dosis
Sediaan Digoksin : 0,25 mg/tablet Dosis digitalisasi rata-rata 3-
6 tablet sehari dalam dosis terbagi. Untuk digitalisasi cepat
dimulai2 - 3 tablet, diikuti 1 -2 tablet tiap 6-8 jam sampai
tercapai digitalisasi penuh. Untuk digitalisasi lambat dan dosis
penunjang 1/2-2 tablet sehari (1/2 - 1 tablet pada usia lanjut),
tergantung pada berat badan dan kecepatan bersihan
kreatinin. Dosis harusdikurangi pada penderita dengan
gangguan fungsi ginjal.

Efek samping :
Biasanya karena dosis yang tinggi menyebabkan mual, muntah, diare,
gangguan penglihatan, sakit kepala, mengantuk, bingung, gelisah,
gangguan ritme, dan block jantung.
B. Dopaminergika

 Dopaminergika adalah neurotrasmitter sentral, sebagai precursor adrenalin


 Khasiat farmakologi penting.
 Di jaringan perifer terdapat dua jenis reseptor dopamin :
– Reseptor DA1 erutama berada otot polos jantung, otak, dan ginjal
Dobutamin
– Reseptor DA2 terdapat di saraf simpati, juga dalam jantung dan kulit.
MEKANISME KERJA :

• Dobutamine merupakan amina simpatomimetik yang mempunyai efek stimulasi yang kuat

pada reseptor-β1 dan efek yang lemah pada reseptor-β2 dan reseptor α1 di jantung.
• Dobutamine secara langsung menstimulasi reseptor β1 di jantung untuk meningkatkan
kontraktilitas miokard dan isi sekuncup, yang akan menyebabkan peningkatan curah
jantung.
• Aliran darah koroner dan konsumsi oksigen miokard biasanya meningkat karena terjadi
peningkatan kontraktilitas miokard. Tidak seperti dopamine, dobutamine tidak
menyebabkan pelepasan norepinefrin endogen.
• Dobutamine mengurangi peningkatan tekanan pengisian ventrikel (pengurangan preload)
dan memfasilitasi konduksi nodus atrioventrikel (AV).
C. Penghambat Fosfodiesterase

 Merupakan penghambat enzim fosfodiesterase yang selektif


bekerja pada jantung.
 Hambatan enzim ini menyebabkan peningkatan kadar siklik
AMP (cAMP) dalam sel miokard yang akan meningkatkan kadar
kalsium intrasel.
 Akumulasi cAMP menyebabkan aktivasi protein kinase A.
Membuka saluran kalsium sehingga lebih banyak ion kalsium
(Ca 2 +) ke dalam otot jantung. Dengan demikian, kekuatan
kontraksi sel-sel otot jantung meningkat (positif inotropik).
Thankyou

Anda mungkin juga menyukai