Metode Penerjemahan: Nama: Elisabet Rusmian Nim: 2193131018
Metode Penerjemahan: Nama: Elisabet Rusmian Nim: 2193131018
Metode Penerjemahan lebih cenderung pada sebuah cara yang digunakan oleh
penerjemah dalam proses penerjemahan sesuai dengan tujuannya, Misalnya sebuah opsi
global penerjemah yang mempengaruhi keseluruhan teks. Jadi metode penerjemahan
sangat mempengaruhi hasil terjemahan. Artinya hasil terjemahan teks sangat ditentukan
oleh metode penerjemahan yang dianut oleh penerjemah karena maksud, tujuan dan
kehendak penerjemah akan berpengaruh terhadap hasil terjemahan teks secara
keseluruhan. Molina dan Albir (2002:507)
Hal tersebut diperkuat oleh pendapat Newmark dalam Ordudary (2007:1) yang
menyatakan: “[w]hile translation methods relate to whole texts, translation procedures
are used for sentences and the smaller units of language”. Selanjutnya Newmark
(1988:45) telah mengelompokkan metode-metode penerjemahan berikut ke dalam dua
kelompok besar. Empat metode pertama lebih ditekankan pada Bsu, yaitu Word-for-
word translation, Literal translation, Faithful translation, dan Semantic translation dan
empat metode kedua lebih ditekankan pada Bsa, Adaptation, Free translation,
Idiomatic translation, dan Communicative translation.
1. Penerjemahan Kata-demi-kata
Metode penerjemahan ini sangat terikat pada tataran kata, sehingga susunan kata sangat
dipertahankan. Dalam melakukan tugasnya, penerjemah hanya mencari padanan kata
Bsu dalam Bsa. Susunan kata dalam kalimat terjemahan sama persis dengan susunan
kata dalam kalimat Bsu.
Par exemple :
Tsu : Je vais à Paris demain.
Tsa : Saya akan pergi ke Paris besok.
2. Penerjemahan Harfiah
Penerjemahan semantis lebih fleksibel dengan Bsa. Berbeda dengan penerjemahan setia,
penerjemahan semantis harus mempertimbangkan unsur estetika teks Bsu dengan cara
mengkompromikan makna selama masih dalam batas kewajaran.
Par exemple :
Tsu : He is a book-worm.
Tsa : *Dia (laki-laki) adalah seorang yang suka sekali membaca.
Frase book-worm diterjemahkan secara fleksibel sesuai dengan konteks budaya dan
batasan fungsional yang berterima dalam Bsa. Tetapi terjemahan di atas kurang tepat dan
seharusnya diterjemahkan menjadi: ’Dia seorang kutu buku.’
5. Penerjemahan Adaptasi (Adaption)
Metode ini ialah metode yang paling bebas dalam penerjemahan. Unsur-unsur budaya yang
terdapat pada BSu diganti dengan unsur budaya yang lebih dekat dan akrab pada pembaca
sasaran. Metode ini sering dipakai pada penerjemahan teks drama atau puisi .
Par exemple :
Tsu : Quand il me prend dans ses bras
Qu'il me parle tout bas
Je vois la vie en rose.
Tsa : Ketika dia menarikku ke dalam dekapannya
Dan bicara padaku dengan suara lembut menawan
Aku melihat kehidupan bernuansa merah muda.
6. Penerjemahan Bebas (Free Translation)
7. Terjemahan Idiomatik