Anda di halaman 1dari 51

Case

Stroke Iskemik
PRESENTAN

Ahmad Fauzan 20100707360803012


Reza Ihza Mahendra 20100707360803013
Mohd.Erlanda Putra N 20100707360803014
Liwahul Hamdi 20100707360803015
Ramadhan Al-Ayyubi 20100707360803016

PRESEPTOR
dr. Reno Sari Chaniago Sp.S M.Biomed

KEPANITERAAN KLINIK SENIOR


BAGIAN NEUROLOGI RSUD MOHAMMAD NATSIR SOLOK
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BAITURRAHMAH
2020
BAB I
Pendahuluan
1.Latar Belakang
stroke iskemik adalah manifestasi klinis dari gangguan fungsi cerebral,
baik fokal maupun menyeluruh, yang berlangsung dengan cepat, berlangsung
lebih dari 24 jam, tanpa ditemukannya penyebab selain daripada gangguan
vaskular.

Stroke iskemik adalah gangguan peredaran darah di otak yang berupa aliran
darah berkurang atau terhenti pada sebagian daerah di otak. Ganggguan
perdarahan darah ini mengakibatkan fungsi otak terganggu, dan bila berat
dapat mengakibatkan kematian sebagian sel-sel otak disebut infark
BAB II
Tinjauan Pustaka
1. Neuroanatomi

Otak harus menerima lebih kurang


satu liter darah per menit, yaitu sekitar
15% dari total darah yang di pompa
jantung saat beristirahat agar berfungsi
normal.
Otak mendapat darah dari 2 arteri yang pertama a. carotis interna yang terdiri dari
a. Carotis kanan dan kiri yang menyalurkan darah ke bagian depan otak yang disebut
sebagai sirkulasi arteri serebrum anterior. Yang kedua adalah vertebrobasiler yang
memasok darah kebagian belakang otak yang disebut sebagai sirkulasi arteri serebrum
posterior. Selanjutnya sirkulasi arteri serebrum anterior dan posterior bertemu dan
membentuk sirkulus wilisi.
Siklus Willis

Arteri-arteri yang terdapat dalam siklus


Willis:
A. cerebri anterior
A. communicans anterior
A. carotis interna 
A. cerebri posterior
A. communicans posterior
Lingkaran ini mempunyai fungsi yang penting. Susunan arteri otak ke dalam
Lingkaran Willis menciptakan redudansi atau jaminan dalam sirkulasi serebral.
Jika salah satu bagian dari lingkaran tersumbat atau menyempit (stenosis) atau
salah satu arteri memasok lingkaran tersebut tersumbat atau menyempit, aliran darah
dari pembuluh darah lainnya sering dapat mempertahankan perfusi serebral cukup baik
untuk menghindari gejala iskemia
2. Patofisiologi
3. Faktor Resiko
1. Hipertensi
2. Diabetes mellitus
3. Penyakit jantung
9. Hiperurisemia
4. Serangan iskemik sepintas (TIA)
10. Infeksi
5. Obesitas 11. genetik

6. Hiper-agregasi trombosit

7. Alkoholism dan merokok

8. Peningkatan kadar lemak darah


(kolesterol, trigliserida LDL)
Faktor risiko yang tidak dapat dimodifikasi termasuk:

1. Usia
2. Jenis Kelamin
3. Hereditas

Walaupun faktor ini tidak dapat diubah, namun tetap berperan sebagai
pengidentifikasi yang penting pada pasien yang berisiko terjadinya stroke.
4. Klasifikasi
Berdasarkan Penyebab KLASIFIKASI STROKE BERDASARKAN WAKTU

1. Stroke Trombosis
1. Serangan iskemia atau Transient Ischemic Attack
2. Stroke embolik (TIA)
2. Defisit Neurologik Iskemik Sepintas atau
Reversible Ischemic Neurological Defisit (RIND).
3. Stroke Progresif (Progresive Stroke atau Stroke
in evolution)
4. Stroke Komplet (Completed Stroke atau
Permanent Stroke)
5. MANIFESTASI KLINIS
Gejala Fokal

1. Hemiparesis/hemiplegia
2. Hemianestesia
3. Hemianopia, diplopia
4. Disarti afasia
5. Ataxia, vertigo, nistagmus
Berdasarkan Anamnesis
Berdasarkan tanda neurologis
6. Diagnosis
A. Anamnesis
1. Terutama terjadinya keluhan / gejala defisit neurologi yang
mendadak
2. Tanpa trauma kepala
3. Adanya faktor resiko
B. Pemeriksaan Fisik
4. Adanya defisit neurologi fokal
5. Ditemukan faktor resiko (hipertensi, kelainan jantung)
6. Bising pada auskultasi atau kelainan pembuluh darah
lainnya
Skor Stroke: Algoritma Gajah Mada
7.Pemeriksaan Penunjang
1. CT Scan dan MRI
Untuk menetapkan secara pasti letak dan kausa dari stroke. CT scan
menunjukkan gambaran hipodens.

2. Ekokardiografi
Pada dugaan adanya tromboemboli kardiak (transtorakal, atau
transesofageal)

3. Ultrasound scan arteri karotis


Bila diduga adanya ateroma pada arteri karotis

4. Pemeriksaan darah lengkap


Perlu untuk mencari kelainan pada cairan darah sendiri
8. PENATALAKSANAAN
Pengelolaan umum, pedoman 5 B

a. Breathing : Jalan nafas harus terbuka lega, hisap lendir dan slem untuk
mencegah kekurang oksigen dengan segala akibat buruknya

b. Blood : Tekanan darah pada tahap awal tidak boleh segera diturunkan, karena
dapat memperburuk keadaan, kecuali pada tekanan darah sistolik > 220
mmHg dan atau diastolik > 120 mmHg (stroke iskemik), sistolik > 180
mmHg dan atau diastolik > 100 mmHg (stroke hemoragik). Penurunan
tekanan darah maksimal 20 %. Obat-obat yang dapat dipergunakan
Nicardipin (0,5 – 6 mcg/kg/menit infus kontinyu), labetolol 20 –80 mg
IV bolus tiap 10 menit, kaptopril 6,25 – 25 mg oral / sub lingual
c. Brain : Bila didapatkan kenaikan tekanan intra kranial dengan tanda nyeri
kepala muntah proyektil dan bradikardi relatif harus di berantas, obat
yang biasa di pakai adalah manitol 20% 1 - 1,5 gr/kgBB dilanjutkan
dengan 6 x 100 cc (0,5 gr/Kg BB),

d. Bladder : Hindari infeksi saluran kemih bila terjadi retensio urine sebaiknya
dipasang kateter intermitten. Bila terjadi inkontinensia urine, pada
laki-laki pasang kondom kateter, pada wanita pasang kateter.

e. Bowel : Kebutuhan cairan dan kalori perlu diperhatikan, hindari obstipasi, Jaga
supaya defekasi teratur, pasang NGT bila didapatkan kesulitan menelan
makanan
Pengelolaan berdasarkan penyebabnya

1. Memperbaiki aliran darah ke otak (reperfusi) : Usaha menghilangkan sumbatan


adalah rt-PA (recombinan tissue plasminogen activator) dengan dosis 0,9
mg/kgBB maksimal 90 mg (10% diberikan bolus & sisanya infus kontinyu dalam
60 menit). obat pentoxifillin yang yang mengurangi viskositas darah dengan
meningkatkan deformabilitas sel darah merah dengan dosis 15 mg/kgBB/hari.

2. Prevensi terjadinya trombosis (antikoagualsi)


heparin dengan dosis awal 1.000 u/jam cek APTT 6 jam kemudian sampai
dicapai 1,5 – 2,5 kali kontrol hari ke 3 diganti anti koagulan oral,
Pengelolaan berdasarkan penyebabnya

3. Proteksi neuronal/sitoproteksi
• CDP-Choline : dosis 500 – 2.000 mg sehari selama 14 hari
• Piracetam : Dosis bolus 12 gr IV dilanjutkan 4 x 3 gr iv sampai hari ke empat,
hari ke lima dilanjutkan 3 x 4 gr peroral sampai minggu ke empat, minggu ke
lima sampai minggu ke 12 diberikan 2 x 2,4 gr per oral
• Statin
• Cerebrolisin : dosis 30 – 50 cc selama 21 hari
Pencegahan Serangan Ulang

• Obat-obat anti platelet aggregasi


• Obat-obat untuk perbaikan fungsi jantung dari ahlinya
• Faktor resiko dikurangi seminimal mungkin

Rehabilitasi

• Memperbaiki fungsi motorik


• Mencegah kontraktur sendi
• Agar penderita dapat mandiri
• Rehabilitasi sosial perlu dilakukan juga karena penderita
biasanya jatuh dalam keadaan depresi
Laporan Kasus
Nama : Tn.Hidayat Jenis Kelamin : Laki-Laki

Umur : 59th Agama : Islam

Pekerjaan : Ojek Alamat : Koto Baru

No.RM : 210553
Keluhan Utama :
Lemah Pada Ekstremitas Inferior

Riwayat Penyakit Sekarang :


Seorang pasien laki-laki umur 59th dating ke IGD RSUD
M.NATSIR Solok dengan keluhan lemah anggota gerak bawah.
Anggota gerak bawah melemah terjadi setelah pasien pulang dari
ngojek, dan pasien terjatuh dari motor dengan posisi kaki kiri
menahan badan pasien. Pasien tidak ada keluhan lain seperti
Demam (-), Batuk (-), Flu (-).
Riwayat Penyakit Dahulu :
• Riwayat Stroke Ringan ada
• Riwayat Hipertensi ada
• Riwayat Kolestrol Tinggi ada

Riwayat Penyakit Keluarga :


• Riwayat Hipertensi ada
• Riwayat Stroke ada
Riwayat Pribadi dan Sosial:
Seorang pasien laki-laki berusia 59th,tinggal bersama istri dan
anaknya. Aktivitas sehari-hari mandiri sebagai tukang
ojek,beraktivitas sedang.pasien memiliki pola makan teratur.riwayat
kebiasan minum kopi jarang,merokok disangkal.
Kelenjar Getah Bening

Leher : tidak ada pembesaran


Aksila : tidak ada pembesaran
Inguinal : tidak ada pembesaran

Paru
Inspeksi : Bentuk dan pergerakan dada simetris kiri dan kanan dalam
keadaan statis dan dinamis
Palpasi : Fremitus taktil normal kanan=kiri
Perkusi : Sonor di kedua lapang paru.
Auskultasi : ronkhi -/-, wheezing -/-
Jantung
Inspeksi : ictus cordis tidak terlihat
Palpasi : ictus cordis tidak teraba
Perkusi : batas jantung normal
Auskultasi : irama murni, reguler, bising (-), gallop (-)

Abdomen
Inspeksi : Perut tampak membuncit
Palpasi : Supel, NT (-), NL (-)
Perkusi : Timpani
Auskultasi : bising usus (+) normal
Status Neurologis
GCS = 15 (E4 V5 M6)
Tanda Rangsangan Meningeal :
Kaku kuduk : (-) Brudzinsky II : (-)
Brudzinsky I : (-) Kernig : (-)
Pupil : isokor 3mm/3mm
Reflek Cahaya kanan (+), kiri (+)
Pemeriksaan Nervus Kranial
Penciuman Kanan Kiri
Nervus I Olfaktorius
Subjektif normal normal

Objektif dengan bahan normal normal

Penglihatan Kanan Kiri


Nervus II Optikus Tajam Penglihatan normal normal

Lapang Pandang normal normal

Melihat Warna normal normal

Funduskopi Tidak Dilakukan Tidak Dilakukan


N III Occulomotorius
Kanan Kiri

Bola Mata normal normal

Ptosis Tidak ada Tidak ada

Gerakan Bulbus normal normal

Strabismus Tidak ada Tidak ada

Nistagmus Tidak ada Tidak ada

Ekso/Endopthalmus Tidak ada Tidak ada

Pupil Isokor Isokor

• Bentuk Bulat Bulat

• Reflek Cahaya + +

• Reflek Akomodasi Tidak Dilakukan Tidak Dilakukan

• Reflek Konvergensi Tidak Dilakukan Tidak Dilakukan


Nervus IV Trochlearis

Kanan Kiri

Gerakan mata kebawah Normal Normal

Sikap Bulbus Tidak dilakukan Tidak dilakukan

Diplopia Tidak dilakukan Tidak dilakukan

Nervus VI Abdusen
Kanan Kiri

Gerakan mata kelateral Normal Normal

Sikap Bulbus Tidak dilakukan Tidak dilakukan

Diplopia Tidak dilakukan Tidak dilakukan


Nervus V Trigeminus
Kanan Kiri
Motorik
• Membuka mulut Normal Normal
• Menggerakkan rahang Normal Normal
• Menggigit Normal Normal
• mengunyah Normal Normal
Sensorik
• Divisiopthalmika
o Reflek kornea + +
o Sensibilitas baik baik
• Divisimaksila
o Reflek masetter baik baik
o Sensibilitas baik baik
• Divisi Mandibula
o Sensibilitas baik baik
Nervus VII Facialis
Kanan Kiri

Raut Wajah Simetris Simetris

Sekresi Air Mata Tidak dilakukan Tidak dilakukan

Fissura Palpebra Tidak dilakukan Tidak dilakukan

Menggerakkan Dahi Simetris Simetris

Menutup Mata Normal Normal

Mencibir/Bersiul Normal Normal

Memperlihatkan Gigi Normal Normal

Sensasi lidah 2/3 depan Tidak dilakukan Tidak dilakukan

Hiperakusis Tidak dilakukan Tidak dilakukan


Nervus VIII Vestibularis
Kanan Kiri

Suara Berbisik + +

Detik Arloji Normal Normal

Rinne Test Tidak Dilakukan Tidak Dilakukan

Weber Test Tidak Dilakukan Tidak Dilakukan

Scwabach Test Tidak Dilakukan Tidak Dilakukan

• Memanjang

• Memendek

Nistagmus Tidak Dilakukan Tidak Dilakukan

• Pendular

• Vertikal

• Siklikal

Pengaruh Posisi Kepala Tidak Dilakukan Tidak Dilakukan


Nervus IX Glossopharingeus
Kanan Kiri

Sensasi lidah 1/3 belakang Normal Normal

Reflek Muntah + +

Nervus X Vagus
Kanan Kiri

Arkus Faring Simetris Simetris

Uvula Ditengah ditengah

Menelan Normal Normal

Artikulasi Jelas Jelas

Suara Jelas Jelas

Nadi Normal Normal


Nervus XI Accessorius
Kanan Kiri

Menoleh ke kanan Normal Normal

Menoleh ke kiri Normal Normal

Mengangkat bahu ke kanan Normal Normal

Mengangkat bahu ke kiri Normal Normal

Nervus XII Hipoglossus


Kanan Kiri

Kedudukan lidah dalam Simetris Simetris

Kedudukan lidah dijulurkan Simetris Simetris

Tremor Tidak ada Tidak ada

Fasikulasi - -

Atrofi - -
Pem. Koordinasi

Cara Berjalan Normal Disartria Normal

Romberg Test Normal Disgrafia Normal

Ataksia Normal Supinasi-pronasi Normal

Rebound Penomen Normal Test jari hidung Normal

Test Tumit Lutut Normal Test hidung jari Normal


Pem. Fungsi Motorik A. Badan Respirasi Normal Normal Normal
Duduk Normal Normal Normal
B. Berdiri Gerak Normal Normal Normal
dan Berjalan Spontan
Tremor - - -
Atetosis Tidak dilakukan Tidak Tidak
dilakukan dilakukan
Mioklonik Tidak dilakukan Tidak Tidak
dilakukan dilakukan
Khorea Tidak dilakukan Tidak Tidak
dilakukan dilakukan
C. Superior Inferior
Ekstremitas
Kanan Kiri Kanan Kiri
Gerakan aktif aktif aktif aktif
Kekuatan 555 555 555 555
Trofi eutrofi eutrofi eurofi eutrofi
Tonus eotonus eotonus eotonus eotonus
Pem. Sensibilitas
Sensibilitas Taktil Normal

Sensibilitas Nyeri Normal

Sensibilitas Ternis Normal

Sensibilitas Normal

Sensibilitas Kortikal Tidak dilakukan

Stereognosis Tidak dilakukan


Pengenalan 2 titik Tidak dilakukan

Pengenalan rabaan Normal


Sistem Refleks
1. Fisiologis Kanan Kirir Kanan Kiri
Kornea Normal Normal Biseps ++ ++
Berbamkis Tidak dilakukan Tidak dilakukan Triseps ++ ++
Laring Normal Normal APR ++ ++
Maseter Tidak dilakukan Tidak dilakukan KPR ++ ++
Dinding Perut Tidak dilakukan Tidak dilakukan Bulbokavernosus Tidak dilakukan Tidak dilakukan

• Atas Tidak dilakukan Tidak dilakukan Cremaster Tidak dilakukan Tidak dilakukan
• Tengah Tidak dilakukan Tidak dilakukan Sfingter Tidak dilakukan Tidak dilakukan
• Bawah Tidak dilakukan Tidak dilakukan Tidak dilakukan Tidak dilakukan
2. Patologis
Lengan Tungkai - -
Hoffmen- - Babinski - -
Tromner
Chaddoks - -
Oppenhiem - -
Gordon - -
Schaeffer - -
Klonus paha Tidak dilakukan Tidak dilakukan
Klonus kaki Tidak dilakukan Tidak dilakukan
3. Fungsi Otonom

• Miksi Normal

• Defekasi Normal

• Sekresi Keringat Normal

4. Fungsi Luhur

Kesadaran Baik Tanda Dementia

• Reaksi Bicara Baik • Refleks Glabela -

Fungsi Intelek Baik • Refleks Snout -

Reaksi Emosi Baik • Refleks Normal


Menghisap
• Refleks Normal
Memegang
• Refleks -
Palmomental
Pemeriksaan Laboratorium
Darah Rutin :
- HB :17,49 g/dL
- Eritrosit : 5,99
- HT : 47,1 %
- Leukosit :10.500/uL
- Trombosit : 219.000 /uL

Kimia Klinis
•Trigliserida : 251 mg/dl
•Kolesterol Total : 263 mg/dl
•Asam Urat : 7,07 mg/dl

Pemeriksaan penunjang
CT SCAN
Diagnosis

Diagnosa Klinis : Stroke Ishkemik


Diagnosa Topik : Intracerebri hemisper dextra
Diagnosa Etilogi : Penyumbatan pembuluh darah
Diagnosa Sekunder : Hipertensi Emergency
Diagnosa Banding : Hemiparese
Prognosis

Prognosa quo ad vitam : Dubia ad Bonam


Prognosa quo ad sanationam : Dubia ad Malam
Prognosa quo ad funcionam : Dubia ad Malam
Tatalaksana

Candesartan 1 x 8 mg po
Asam folat 2 x 1 po
Acetilcolin 2 x 500 iv
Betahistin 2 x 6 mg po
Aptor 1 x 100 mg po
Clopidogrel 1 x 75 mg po
Amlodipin 1 x 5 mg po
FOLLOW UP
Follow Up Hari ke-I
Selasa, 10 November 2020 , Rawatan hari V, onset hari ke….

Subjektif : Objektif :
- Lemah sebelah kiri kaki > tangan- KU : TSS
•Bicara pelo (+) • Kes : CMC
•Badan terasa letih (+) • TD : 200/90 mmHg
•Lidah terasa berat (+) • HR : 103 x/menit
•Sesak (+) • RR : 25 x/menit
•BAK (+) • T : 36,4 C
•BAB (-) • GCS E3M4V3 : 10
• System motorik : 444/333
BAB III
Kesimpulan
Kesimpulan
Stroke adalah salah satu penyakit penyebab kematian kedua dan
penyebab kecacatan ketiga didunia yang termasuk dalam cerebrovascular
disease, yaitu gangguan fungsi otak yang berhubungan dengan penyakit
pembuluh darah yang mensuplai ke otak.
Penyebab dari stroke iskemik yaitu thrombosis serebri dan emboli
serebri. Adapun faktor resiko dari stroke iskemik ada yang dapat
dimodifikasi dan ada tidak dapat dimodifikasi.
Gejala klinis stroke iskemik itu dapat timbul mendadak, Seperti
sakit kepala, mual, muntah, Menunjukkan gejala neurologis kontraleteral
terhadap pembuluh yang tersumbat. Penatalaksanaan stroke iskemik ini
sendiri dapat dilakukan dengan terapi umum,terapi khusus,terapi
intervensi/operatif maupun fisioterapi.

Anda mungkin juga menyukai