NIM :D1C221036
PRODI : TEKNIK PERTANIAN
MK : ALSINTAN
3.4 Pelumpuran
Dalam aktivitas pelumpuran, kualitaCs hasil pelumpuran dapat dibandingkan dengan melihat nilai IndeksPelumpuran
(IP) maupun Indeks Kelunakan (IK) hasil pelumpuran yang dapat dilihat pada Tabel 5. Nilai indekspelumpuran yang didapat
menunjukkan nilai lumpur yang tercipta setelah dilakukan pengolahan tanah(bajakdangaru). Tingkat persentase lumpur lebih
dari 50 % menunjukkan nilai lumpur yang pekat, sehingga baikuntukpertumbuhan padi dan nilai IP yang semakin mendekati
100% menunjukkan pencampuran antara air denganlumpur semakin baik, sedangkan persentase lumpur yang kecil
menunjukkan tanah yang masih encer sehinggatidak baik untuk pertumbuhan padi. Nilai indeks pelumpuran yang didapat
dari pengukuran adalah lebihdari 50%,sehingga kondisi lumpur sudah cukup baik untuk dilakukan proses selanjutnya
3.5 Konsumsi Bahan Bakar
Pengukuran konsumsi bahan bakar pada mesin pertanian (traktor roda dua) dilakukan dengan
metodegelasukur. Sebelum mesin beroperasi, tangki bahan bakar pada mesin diisi hingga penuh sesuai
dengankapasitastangki lalu setelah mesin selesai beroperasi nilai konsumsi bahan bakar pada mesin akan diketahui
denganmengisi kembali (refill) bahan bakar pada tangki mesin dengan menggunakan gelas ukur.
Konsumsi bahan bakar sangat dipengaruhi oleh lamanya pengerjaan suatu luasan lahan.
Semakinlamapengoperasian traktor, maka konsumsi bahan bakar akan semakin tinggi, dan sebaliknya. Lamanya
pengoperasiantraktor ini tidak terlepas dari kapasitas lapang traktor. Kapasitas lapang efektif terkecil atau
pengoperasiantraktorterlama adalah pada aktivitas pembajakan, yaitu sebesar 0.119 ha/jam dengan konsumsi bahan
bakar sebesar6.3l/ha. Hasil ini sesuai dengan literatur [10], yang menyatakan bahwa semakin lama pengoperasian
traktor, makasemakin tinggi konsumsi bahan bakar.
Selain itu, terdapat faktor lain yang juga mempengaruhi konsumsi bahanbakar yaitu kedalaman pengolahan
dan ketinggian air pengolahan. Semakin dalam peralatan mengolahtanah,maka beban yang ditarik oleh traktor juga
akan semakin besar. Ketinggian genangan pengolahan mempengaruhitingkat kepadatan tanah yang akan diolah. Air
yang cukup akan memperlunak tanah, sehingga bebanyangditarikoleh traktor semakin berkurang. Ketiadaan
genangan pengolahan akan membuat beban traktor menjadi beratyang dapat memperbesar konsumsi bahan bakar.
3.6 Efisiensi Kinerja Pengolahan Tanah
Efisiensi kinerja pengolahan tanah didapat dari rata-rata kapasitas lapang tiap sumber tenaga
padaaktivitaspembajakan, penggaruan, dan pelumpuran. Dari Tabel 8 dapat dilihat bahwa
kapasitas lapang efektif terbesaruntuk aktivitas pengolahan tanah adalah pada penggunaan
traktor roda dua, yaitu sebesar 0.168ha/jam,sedangkan kapasitas lapang efektif terkecil adalah
pada penggunaan cangkul, yaitu sebesar 0.006ha/jam.Kapasitas lapang teoritis terbesar untuk
aktivitas pengolahan tanah adalah pada traktor roda dua, yaitu0.298ha/jam dan nilai kapasitas
lapang teoritis terkecil yaitu pada pengolahan tanah menggunakan cangkul sebesar0.013 ha/jam.
Hasil pengukuran menunjukkan bahwa besarnya kapasitas lapang tiap jam dengan tiga
sumber tenagamemperlihatkan perbedaan yang besar. Artinya besar luas lahan yang dapat
diselesaikan dalamsatujamolehtigasumber tenaga berbeda-beda. Penggunaan cangkul sebagai
sumber tenaga merupakan aktivitas pengolahantanah dengan durasi waktu terlama, sedangkan
penggunaan traktor roda dua merupakan aktivitas pengolahantanah dengan durasi waktu tercepat
dibandingkan.
Berdasarkan data yang diperoleh, diketahui bahwa nilai total efisiensi kinerja terbesar
pengolahantanahadalah menggunakan traktor roda dua yaitu sebesar 56.210%, sedangkan
efisiensi kinerja terkecil adalahpadapengolahan tanah menggunakan kerbau, yaitu sebesar
29.977%. Perbedaan ini terjadi karena pengolahan tanah secara manual menggunakan
kerbau dipengaruhi oleh tenaga yang memiliki keterbatasan dalamwaktukerjaperhari,
sedangkan pengolahan tanah secara mekanis menggunakan traktor roda dua memiliki
kemampuankerjayang lebih tinggi karena menggunakan mesin. Dalam hal ini nilai rata-rata
efisiensi yang didapat dipengaruhi olehaktivitas pengolahan tanah penggaruan dan
pelumpuran. Kegiatan penggaruan dan pelumpuran menghasilkan efisiensi lapang yang
jauh lebih kecil daripada kegiatan pembajakan. Hal ini mempengaruhi rata-rata efisiensi
kinerja pengolahan tanah.
4. Kesimpulan
Analisis efisiensi kinerja pengolahan tanah sawah secara manual dan mekanis dapat
disimpulkanantaralain,hasil efisiensi kinerja pada pengolahan tanah sawah dengan
menggunakan cangkul, kerbau, dan traktor rodaduamasing-masing sebesar 45.556%,
29.977%, dan 56.21%. Efisiensi terbesar diperoleh pada penggunaantraktorroda dua,
sedangkan efisiensi terkecil diperoleh pada penggunaan kerbau. Dalam hal ini efisiensi
pengolahantanah didapat dari nilai rata-rata efisiensi tiap aktivitas pengolahan tanah
pembajakan, penggaruan, danpelumpuran. Kegiatan penggaruan dan pelumpuran
menghasilkan efisiensi lapang yang jauh lebih kecil daripadakegiatan pembajakan. Hal ini
mempengaruhi rata-rata efisiensi kinerja pengolahan tanah