Berpeluang Menghasilkan :
• Produk Sempurna
• Produk Cacat
Menyebabkab perusahaan harus
• Produk Rusak mengeluarkan “biaya kualitas”
Definisi Biaya Kualitas
Adalah biaya – biaya yang timbul karena mungkin atau telah terdapat produk yang
kualitasnya buruk
Aktifitas Aktifitas
Pengendalian Kegagalan
1) Metode Pengali
Mengasumsikan total biaya kegagalan adalah hasil pengalian dari biaya-biaya
kegagalan yang terukur, rumusnya :
Total biaya kegagalan eksternal = k (Biaya kegagalan eksternal yang terukur)
Dimana k adalah efek pengali, diperoleh berdasarkan pengalaman.
Contoh : Jika k = 4, dan biaya kegagalan eksternal yang terukur $2 juta, maka biaya
kegagalan eksternal adalah $8 juta
L (y) = k (y – T)²
Dimana :
L = Kerugian kualitas
k = Konstanta proporsionalitas besarnya tergantung pada struktur biaya kegagalan eksternal
perusahaan
y = Nilai aktual dari karakteristik kualitas
T = Nilai target dari karakteristik kualitas
Fungsi Kerugian Kualitas Taguchi
Apabila total unit yang diproduksi adalah 2.000 dan deviasi kuadrat rata-rata adalah 0,025, maka biaya per
unit yang diharapkan adalah 0,025 x $400 = $10 dan total biaya kerugian kualitas yang diperkirakan untuk
produksi 2.000 unit adalah $10 x 2.000 unit = $20.000
Apabila nilai k belum diketahui maka harus diestimasi terlebih dahulu. Nilai k dihitung dengan
membagi perkiraan biaya pada salah satu batas spesifikasi tertentu dengan deviasi kuadrat dari
batas dari nilai target. Rumusnya sebagai berikut :
k = c/d²
Dimana :
c = kerugian pada batas spesifikasi atas atau bawah
d = jarak batas dari nilai target
Contoh :
Suatu perusahaan menentukan bahwa pelanggan tidak akan menerima penyimpangan lebih
dari 0,05 dari target nilai dengan target ketebalan 0,5 dan biaya sebesar $5.000 akan dikeluarkan
untuk setiap penolakan produk oleh pelanggan
Maka :
k = $5.000/(0,05)² = $ 2.000.000
Pelaporan biaya kualitas
Langkah – langkah membuat pelaporan biaya kualitas :
1. Menentukan biaya kualitas sesungguhnya untuk setiap komponen
kualitas.
2. Mengelompokkan komponen-komponen biaya kualitas dalam
kelompok-kelompok biaya kualitas.
Pandangan tradisional
Pandangan kontemporer
Analisis Trend
Pandangan tradisional
Biaya
0 AQL 100%
Pandangan Kontemporer
Biaya
• Untuk mendapatkan manfaat biaya, tidak
diperbolehkan ada produk yang tidak sesuai
spesifikasi”
• Tingkat optimal dari kualitas terjadi pada
kondisi cacat nol (zero defect), dimana total
biaya kualitas terendah dicapai ketika tidak
ada cacat.
0 100%
ABM & Biaya Kualitas Optimal
Persen penjualan
15
Grafik Biaya
Kualitas Total
10
Intern Luar
Pencegahan Penilaian Kegagalan Kegagalan
ditetapkan dari satu input produktivitas yang biasanya diukur dengan menghitung rasio output ke
input: Rasio produktivitas Output dibagi Input. Produktivitas yang hanya menggunakan satu input
yang diukur disebut produktivitas parsial.
• Contoh:
Pada tahun 2007, salah satu pabrik Ladd Lighting memproduksi 120.000 lampu gantung
ruangan untuk grosir bangunan dan menggunakan 40.000 jam tenaga kerja. Rasio
produktivitas tenaga kerja adalah tiga lampu gantung per jam (120.000/40.000). Ini adalah
ukuran operasional, karena unit dinyatakan dalam istilah fisik.
Jika harga jual setiap unit adalah $50 dan biaya tenaga kerja adalah $12 per jam, maka output
dan input dapat dinyatakan dalam dolar. Rasio produktivitas tenaga kerja, dinyatakan dalam
istilah keuangan adalah $12,50 dari pendapatan per dolar dari biaya tenaga kerja
($6.000.000/$480.000).
Pengukuran Parsial dan Pengukuran Perubahan Efisiensi Produktif
Rasio produktivitas tenaga kerja dari tiga lampu gantung per jam mengukur
pengalaman produktivitas dari Ladd Lighting. Rasio tersebut menyampaikan
sedikit informasi tentang efisiensi produktif atau apakah produktivitas
perusahaan telah meningkat atau menurun.
Untuk melakukan pengukuran harus dilakukan perbandingan ukuran
produktivitas aktual saat ini dengan ukuran produktivitas periode sebelumnya.
Periode sebelumnya ini disebut sebagai periode dasar. Periode sebelumnya
dapat berupa periode yang diinginkan. Misalnya, tahun sebelumnya, minggu
sebelumnya, atau bahkan periode di mana batch produk terakhir diproduksi.
• Contoh:
Tahun 2007 adalah periode dasar dan standar produktivitas tenaga kerja, yaitu tiga
lampu gantung per jam. Selanjutnya akhir tahun 2007, Ladd Light memutuskan untuk
mencoba prosedur baru untuk memproduksi dan merakit motor dengan harapan bahwa
prosedur baru akan menggunakan lebih sedikit tenaga kerja.
Pada tahun 2008, terdapat 150.000 lampu gantung diproduksi, menggunakan 37.500 jam
kerja. Rasio produktivitas tenaga kerja untuk tahun 2008 adalah empat unit per jam
(150.000/37.500). Terdapat peningkatan produktivitas satu unit perjam.
Menilai dampak produktivitas terjadi pada keuntungan saat ini adalah salah satu cara
untuk menilai perubahan produktivitas. Laba berubah dari periode dasar ke periode
berjalan. Sebagian dari perubahan laba itu disebabkan oleh perubahan produktivitas.
Mengukur jumlah perubahan laba yang disebabkan oleh perubahan produktivitas
didefinisikan sebagai: pengukuran produktivitas terkait laba. Menilai pengaruh
perubahan produktivitas pada laba periode berjalan akan membantu manajer
memahami pentingnya ekonomi dari perubahan produktivitas.
Menghubungkan perubahan produktivitas dengan keuntungan dijelaskan dengan
aturan berikut (Aturan Kaitan Laba), yaitu Untuk periode saat ini, hitung biaya input
yang akan digunakan jika tidak ada perubahan produktivitas, dan bandingkan biaya ini
dengan biaya input yang benar-benar digunakan. Selisih biaya adalah jumlah laba
yang berubah karena perubahan produktivitas.
Komponen Pemulihan Harga
• Mutu dan produktivitas merupakan kunci keberhasilan dalam menghadapi persaingan yang semakin ketat. Dengan memusatkan
diri pada mutu dan produktivitas perusahaan akan tetap bersaing dalam pasar dunia, karena perusahaan yang menekankan mutu
akan dapat meningkatkan mutu dalam suatu masa hal itu telah menghasilkan peningkatan produktivitas. Oleh karena itu
penyempurnaan mutu dan peningkatan produktivitas harus selalu berjalan beriringan.
• Berdasarkan latar belakang masalah di atas, penulis merasa tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul: ” Hubungan
Antara Biaya Mutu Dengan Produktivitas”.
Pembahasan
1. Deskripsi Data
Berdasarkan data penelitian terhadap biaya mutu tahun 2004 – 2008 dapat dideskripsikan jumlah
produksi (tabel 1), jumlah penjualan (tabel 2), jumlah jam kerja langsung dan tarif biaya tenaga
kerja langsung per jam departemen produksi (tabel 3), jumlah pemakaian bahan (tabel 4), jumlah
harga bahan baku (tabel 5), komposisi biaya mutu (tabel 6).
Data Produksi
Tabel 1
Data Jumlah Produksi PT Macanan Jaya Cemerlang
Tahun 2004-2008
Tahun Jumlah
2004 15.478.800
2005 16.987.970
2006 18.035.721
2007 20.342.654
2008 23.532.752
Data Penjualan
Tabel 2
Data Jumlah Penjualan PT Macanan Jaya Cemerlang Tahun 2004-2008
(dalam jutaan rupiah)
Tahun 2004 2005 2006 2007 2008
Jumlah 75.543 98.632 131.784 164.869 219.362
Data Jam Kerja
Tabel 3
Data Jumlah Jam Kerja Langsung dan Tarif Biaya Tenaga Kerja langsung
per Jam Departemen Produksi PT Macanan Jaya Cemerlang Tahun 2004-
2008
Jumlah Jam Tenaga Tarif per Jam
Tahun
Kerja Langsung (JTKL) (Rp)
2004 978.834,87 395,6
2005 997.433,76 527,5
2006 1.051.124,13 719,38
2007 1.038.172,28 894,9
2008 834.982,13 932,32
Data Pemakaian Bahan
Jenis
Bahan 2004 2005 2006 2007 2008
Baku
Kertas 3.762.872 3.973.643 4.227.399 4.696.300 4.980.590
Tinta 2.504.034 2.750.240 2.809.130 2.990.212 3.534.030
Kardus 1.986.400 2.161.328 2.419.104 2.819.870 3.230.986
Lem 802.350 925.150 958.947 1.250.830 1.789.930
Benang 368.308 432.076 444.556 560.171 638.124
Total 9.423.964 10.242.437 10.859.136 12.317.383 14.173.660
Data Harga Bahan Baku
Tabel 5
Data Harga Bahan Baku PT Macanan Jaya Cemerlang Tahun 2004-2008
Jenis
2004 2005 2006 2007 2008
Bahan
(Rp) (Rp) (Rp) (Rp) (Rp)
Baku
Kertas 1.545 1.560 1.830 2.100 2.168
Tinta 1.050 1.070 1.350 1.438 1.450
Kardus 929 947 985 1.020 1.108
Lem 792 798 895 918 942
Benang 544 550 670 769 785
Total 4.860 4.925 5.730 6.245 6.450
Data Komposisi Biaya Mutu
Data Komposisi Biaya Mutu
Data Komposisi Biaya Mutu
Data Komposisi Biaya Mutu
Hasil analisis komposisi biaya mutu tahun 2004-2008 yang dimiliki oleh PT. Macanan Jaya Cemerlang tersebut jika
dikaitkan dengan teori pandangan tradisional dan pandangan kelas dunia maka dapat disimpulkan bahwa PT.
Macanan Jaya Cemerlang lebih cenderung pada pandangan kelas dunia, yang mana dalam pandangan kelas dunia
dikatakan bahwa, semula perusahaan meningkatkan biaya pengendalian agar dapat mengurangi biaya kegagalannya
sehingga tercapai trade-off. Selanjutnya perusahaan dapat memotong kembali biaya pengendalian. Akhirnya,
perusahaan dapat mengurangi semua biaya mutu secara permanen. Hal tersebut sesuai dengan keberhasilan PT.
Macanan Jaya Cemerlang dalam mengurangi produk rusak dan sekaligus menurunkan biaya mutu total (TQC)
perusahaan dari tahun 2004-2008 yang mana tahun 2004 sebanyak Rp 1.898.444.907, tahun 2005 sebanyak Rp
1.845.181.709, tahun 2006 sebanyak Rp 1.716.865.533, tahun 2007 sebanyak Rp 1.525.322.467, dan tahun 2008
sebanyak Rp 1.157.005.305.
Pembahasan
2. Analisis Data
𝑛 ∑ 𝑋𝑌 − (∑ ( 𝑋 ) ( ∑ ( 𝑌 ) ) )
𝑟=
√ { ∑
𝑛 𝑋 2
− ( ∑ 𝑋 ()2
) }{ ∑
𝑛 𝑌 2
− ( ∑ 𝑌 ()2
)}
X = biaya Mutu
r = Korelasi
Hubungan Biaya Mutu dengan Produktivitas
( 4×5,782,342,043 ) − ( 6,244,375,014×3.885.615.363 )
r=
√( 4×10,017,592,710 )− (6,244,375,014() )× √( 4×4,724,814,550 )−(3,975,105,360() )
2 2
− 1.679.870 .190
r= =−0,926
√ 1.078 .151 .520 X 3.097 .795 .580
Hubungan Biaya Mutu dengan Produktivitas
− 1,309561759
t o=
0,377523509
t o =− 3,469
Hubungan Biaya Mutu dengan Produktivitas
hubungan negatif dan nyata antara biaya mutu dengan produktivitas, yaitu semakin minimal biaya
mutu maka produktivitas akan semakin meningkat. Hal ini didukung oleh pandangan kelas dunia
yang mengatakan bahwa semula perusahaan meningkatkan biaya pengendalian agar dapat
mengurangi biaya kegagalanya sehingga tercapai trade-off. Selanjutnya perusahaan dapat
memotong kembali biaya pengendalian. Akhirnya, perusahaan dapat mengurangi semua biaya mutu
secara permanen dan mutu dapat ditingkatkan. Peningkatan mutu umumnya mengarah pada
peningkatan produktivitas.
TERIMAKASIH