Anda di halaman 1dari 72

Biaya Kualitas dan Produktivitas :

Pengukuran, Pelaporan, dan Kontrol


(by Don R.Hansen & Maryanne M. Mowen)

Disusun Oleh Kelompok 4 :

Bayu Achmad Rassa’id 200820101066


Rania Febrianti210820101010
Rohmat Hasanul Ahwal210820101015
Andy Iswindarto 210820101023
Ari Prihastutik210820101047
Definisi Kualitas
Apa Itu Kualitas?
Kualitas Adalah Tingkat Keunggulan atau kualitas Adalah Ukuran Relatif Tentang
Suatu Hal Yang Baik

Kualitas Merujuk Pada Produk/Jasa Yg Memenuhi


Kepuasan Pelanggan Atau Melebihi Harapan
Pelanggan (Sesuai Dgn
Produk/Jasa Berkualitas Dimensi Kualitas)
Dimensi Kualitas
1. Kinerja (Performance)
2. Estetika (Aesthetics)
3. Kemudahan Perawatan & Perbaikan (Serviceability)
4. Fitur (Features)
5. Keandalan (Reliability)
6. Tahan Lama (Durability)
7. Kualitas Kesesuaian (Quality Of Conformance)
8. Kecocokan Penggunaan (Fitness For Use)
• Produk cacat  produk yang tidak sesuai dengan spesifikasinya
• Produk nol cacat  produk yang sesuai dengan spesifikasinya

Apa itu sesuai dengan spesifikasi ???


• Pandangan tradisional  nilai target ditentukan, serta batas atas dan
batas bawah ditetapkan agar diperoleh penyimpangan produk yang
bisa diterima untuk suatu karakterisitik kualitas yang ditentukan
• Pandangan kualitas kokoh  selalu memenuhi nilai target, tidak
mengenal rentang penyimpangan yang bisa diterima
• Produk cacat  perbaikan
minor
• Produk rusak  perbaikan
mayor atau tidak bisa diperbaiki

INPUT PROSES OUTPUT DISTRIBUSI PELANGGAN

Produk cacat/rusak : diberi garansi, perbaikan,


penggantian
 Berakibat kehilangan pelanggan
Proses produksi
• Pengolahan bahan baku menjadi produk jadi
• Pengemasan
• Pengepakan

BAHAN BAKU PRODUK JADI

Berpeluang Menghasilkan :
• Produk Sempurna
• Produk Cacat
Menyebabkab perusahaan harus
• Produk Rusak mengeluarkan “biaya kualitas”
Definisi Biaya Kualitas

Adalah biaya – biaya yang timbul karena mungkin atau telah terdapat produk yang
kualitasnya buruk

Aktifitas Aktifitas
Pengendalian Kegagalan

Aktifitas pengendalian Aktifitas kegagalan menimbulkan


menimbulkan biaya pengendalian biaya kegagalan
1. Biaya Pengendalian

a. Biaya Pencegahan (Prevention Cost)


Timbul untuk mencegah kualitas yang buruk selama proses produksi
produk atau jasa

b. Biaya Penilaian (Appraisal Cost)


Timbul untuk menentukan apakah produk dan jasa sesuai dengan
permintaan atau kebutuhan pelanggan
Biaya Pencegahan Biaya Penilaian
• Rekayasa kualitas • Inspeksi dan pengujian bahan
• Program pelatihan kualitas baku
• Perencanaan kualitas • Inspeksi kemasan
• Pelaporan kualitas • Pengawasan kegiatan penilaian
• Evaluasi dan pemilihan • Penerimaan produk
pemasok • Penerimaan proses
• Audit kualitas • Pengukuran (inspeksi dan
• Dll. pengujian peralatan)
• dll

Dianggap sebagai investasi


2. Biaya Kegagalan

a. Biaya Kegagalan Internal


Terjadi Ketika produk/jasa tidak sesuai spesifikasi atau kebutuhan
pelanggan

b. Biaya Kegagalan Eksternal


Terjadi ketika produk/jasa gagal memenuhi atau memuaskan
permintaan atau kebutuhan pelanggan setelah produk/jasa tersebut
sampai ditangan pelanggan
Biaya Kegagalan Internal Biaya Kegagalan Eksternal
• Penghentian produksi • Garansi
• Pengerjaan ulang • Perbaikan
• Inspeksi ulang • Ketidakpuasan pelanggan
• Pengujian ulang • Kehilangan pangsa pasar
• Perubahan desain • Tanggung jawab hukum yang
• Dll. timbul
• Biaya mengatasi keluhan
pelanggan
• Dll.

Dianggap sebagai biaya


Mengukur Biaya Kualitas

1) Metode Pengali
Mengasumsikan total biaya kegagalan adalah hasil pengalian dari biaya-biaya
kegagalan yang terukur, rumusnya :
Total biaya kegagalan eksternal = k (Biaya kegagalan eksternal yang terukur)
Dimana k adalah efek pengali, diperoleh berdasarkan pengalaman.
Contoh : Jika k = 4, dan biaya kegagalan eksternal yang terukur $2 juta, maka biaya
kegagalan eksternal adalah $8 juta

2) Metode Penelitian Pasar


Untuk menilai dampak kualitas yang buruk terhadap penjualan dan pangsa pasar
 Dengan melakukan survey pelanggan dan wawancara anggota tim penjualan
perusahaan
3) Fungsi Kerugian Kualitas Taguchi
Mengasumsikan biaya kualitas tersembunyi hanya terjadi atas unit-unit yang menyimpang
dari batas spesifikasi atas dan bawah.
Selanjutnya, biaya kualitas yang tersembunyi meningkat secara kuadrat karena nilai aktual
menyimpang dari nilai target. Persamaannya sebagai berikut :

L (y) = k (y – T)²

Dimana :
L = Kerugian kualitas
k = Konstanta proporsionalitas besarnya tergantung pada struktur biaya kegagalan eksternal
perusahaan
y = Nilai aktual dari karakteristik kualitas
T = Nilai target dari karakteristik kualitas
 
Fungsi Kerugian Kualitas Taguchi

$ Memperlihatkan bahwa biaya kualitas


Biaya
adalah nol pada nilai target dan
meningkat secara simetris dengan
tingkat yang semakin bertambah jika
nilai aktual menyimpang dari nilai
target baik kearah batas spesifikasi atas
maupun kearah batas spesifikasi bawah

Batas Target Batas


Spesifikasi Nilai Spesifikasi
Bawah Atas
Contoh :

Misalnya k = $400 dan diameter T = 10 inchi.

Unit Diameter Aktual (y) y-T (y – T)² k (y – T)²


1 9,9 - 0,10 0,010 $ 4,00
2 10,1 0,10 0,010 $ 4,00
3 10,2 0,20 0,040 $ 16,00
4 9,8 - 0,20 0,040 $ 16,00
Total 0,100 $ 40,00
Rata-Rata 0,025 $ 10,00

Apabila total unit yang diproduksi adalah 2.000 dan deviasi kuadrat rata-rata adalah 0,025, maka biaya per
unit yang diharapkan adalah 0,025 x $400 = $10 dan total biaya kerugian kualitas yang diperkirakan untuk
produksi 2.000 unit adalah $10 x 2.000 unit = $20.000
Apabila nilai k belum diketahui maka harus diestimasi terlebih dahulu. Nilai k dihitung dengan
membagi perkiraan biaya pada salah satu batas spesifikasi tertentu dengan deviasi kuadrat dari
batas dari nilai target. Rumusnya sebagai berikut :

k = c/d²
Dimana :
c = kerugian pada batas spesifikasi atas atau bawah
d = jarak batas dari nilai target

Contoh :
Suatu perusahaan menentukan bahwa pelanggan tidak akan menerima penyimpangan lebih
dari 0,05 dari target nilai dengan target ketebalan 0,5 dan biaya sebesar $5.000 akan dikeluarkan
untuk setiap penolakan produk oleh pelanggan
Maka :
k = $5.000/(0,05)² = $ 2.000.000
Pelaporan biaya kualitas
Langkah – langkah membuat pelaporan biaya kualitas :
1. Menentukan biaya kualitas sesungguhnya untuk setiap komponen
kualitas.
2. Mengelompokkan komponen-komponen biaya kualitas dalam
kelompok-kelompok biaya kualitas.

Supaya penyusunan laporan biaya kualitas mudah dilakukan dan


dipahami, lazimnya dibuat dalam bentuk presentase dari penjualan.
Pengelolaan biaya kualitas

Pandangan tradisional

Pandangan kontemporer

ABM dan biaya kualitas optimal

Analisis Trend
Pandangan tradisional

Biaya

• J.M.Juran dalam Model biaya kualitas optimal


• Kenaikan biaya pengendalian maka penurunan biaya
kegagalan,
• Jika kenaikan biaya < penurunan biaya pengendalian
perusahaan dapat meneruskan optimalisasi biaya
kualitas.
• Pada satu titik akan dicapai nilai optimal (tingkat
kualitas dapat diterima/AQL)

0 AQL 100%
Pandangan Kontemporer

Biaya
• Untuk mendapatkan manfaat biaya, tidak
diperbolehkan ada produk yang tidak sesuai
spesifikasi”
• Tingkat optimal dari kualitas terjadi pada
kondisi cacat nol (zero defect), dimana total
biaya kualitas terendah dicapai ketika tidak
ada cacat.

0 100%
ABM & Biaya Kualitas Optimal

Biaya bernilai tambah Biaya tidak bernilai tambah


 Biaya pencegahan (jika  Biaya kualitas kelompok
effesien) penilaian
 Kegagalan internal dan
eksternal

Menggunakan Biaya untuk pengurangan biaya kualitas

1. Mengidentifikasi akar penyebab biaya aktivitas


2. Sumber kegagalan/ ketidak efensienan teridentifikasi
3. Langkah – langkah pengurangan biaya.
Analisis trend
Kualitas Sebenarnya Biaya sebagai
Biaya Penjualan Pe rsentase (%) dari Penjualan
2004 $440.000 $2.200.000 20,0%
2005 423.000 2,350.000 18.0
2006 412.500 2,750.000 15.0
2007 392.000 2.800.000 14.0
2008 280.000 2.800.000 10.0
20

Persen penjualan
15
Grafik Biaya
Kualitas Total
10

2004 2005 2006 2007 2008


Selanjutnya yaitu gambaran lebih mendalam
untuk setiap komponen biaya kualitas.

Intern Luar
Pencegahan Penilaian Kegagalan Kegagalan

2004 2.0% 2.0% 6.0% 10,0%


2005 3.0 2.4 4.0 8.6
2006 3.0 3.0 3.0 6.0
2007 4.0 3.0 2.5 4,5
2008 4.1 2.4 2.0 1.5
Penggunaan Informasi Biaya Kualitas

Tujuan utama pelaporan biaya kualitas adalah


memperbaiki dan mempermudah perencanaan, Penetapan Harga Strategis
pengendalian, serta pengambilan keputusan
manajerial.

Sebagai contoh, dalam memutuskan Informasi Biaya


pengimplementasian program seleksi pemasok, Kualitas
seorang manajer pastinya memerlukan penilaian
terhadap biaya kualitas saat ini pada setiap
bagian/kategorinya, hingga melakukan penilaian
terhadap berbagai kemungkinan penghematan- Analisis Produk Baru
penghematan yang bisa dilakukan perusahaan
Penggunaan Informasi Biaya Kualitas Untuk
Penetapan Harga Strategis

Suatu perusahaan A mengalami masalah penurunan pangsa pasar. Mereka mengambil


langkah penurunan harga sebesar 15%, sehingga dapat mengembalikan posisi kompetitifnya.
Volume produksi 1.000.000 unit dan harga awal produk sebesar $20. Dengan target
pengurangan biaya kualitas sebesar 50%.
Data estimasi biaya kualitasnya adalah sebagai berikut :
Biaya-biaya kualitas (Estimasi)
Pemeriksaan bahan baku $ 200.000
Sisa bahan baku 800.000
Produk ditolak 500.000
Pengerjaan ulang 400.000
Pemeriksaan produk 300.000
Garansi 1.000.000
Total estimasi $ 3.200.000
Harga produk awal = $ 20
Harga yang akan ditetapkan = $ 17 (pengurangan 15%)

Biaya Kualitas awal sebesar $ 3.200.000 ($ 3,2 per unit)

Biaya kualitas yang akan digunakan :

50% x $ 3.200.000 = $ 1.600.000

$ 1600.000 / 1.000.000 = $ 1,60 per unit

Artinya, pengurangan biaya kualitas sebesar 50% ternyata hanya dapat


mengurangi harga produk sebesar $ 1,60 per unit, sementara perusahaan
mentargetkan penurunan harga sebesar $ 3 per unit. Dengan demikian
perusahaan dapat menerapkan kebijakan penurunan harga dalam
beberapa tahap.
Laporan : Analisis Produk Baru, Proyek No.675
Estimasi siklus hidup produk : 2 tahun
Proyeksi potensi penjualan : 50.000 unit
Proyeksi laporan laba rugi siklus hidup :

Penjualan (50.000 unit x $ 60)


$ 3.000.000
Biaya input :
Bahan baku
Penggunaan 800.000
Tenaga kerja
informasi biaya 400.000
kualitas untuk Sisa bahan baku
150.000
analisis produk baru Pemeriksaan
350.000
Perbaikan
200.000
Pengembangan produk
500.000
Penjualan
300.000
Total biaya input
$ 2.700.000
Laba siklus hidup
$ 300.000 (10%)
Keputusan : Ditolak
Alasan :
Laba siklus hidup lebih kecil dari 18% pengembalian atas penjualan yang
disyaratkan oleh perusahaan
Laporan : Analisis Produk Baru, Proyek No.675
Estimasi siklus hidup produk : 2 tahun
Proyeksi potensi penjualan : 50.000 unit
Proyeksi laporan laba rugi siklus hidup :
Penjualan (50.000 unit x $ 60) $ 3.000.000
Biaya input :
Bahan baku 800.000
Tenaga kerja 400.000
Sisa bahan baku 0
Pemeriksaan 50.000
Perbaikan 0
Pengembangan produk 500.000
Penjualan 300.000
Total biaya input $ 2.050.000
Laba siklus hidup $ 950.000 (31,6%)
Keputusan : Diterima
Alasan :
Laba siklus hidup lebih besar dari 18% pengembalian atas penjualan yang
disyaratkan oleh perusahaan.
Informasi biaya kualitas diperlukan untuk membantu manajer
dalam mengendalikan kinerja kualitas dan berfungsi sebagai input
dalam pengambilan keputusan. Informasi biaya kualitas dapat
digunakan untuk mengevaluasi kinerja program peningkatan kualitas
secara menyeluruh dan membantu memperbaiki berbagai keputusan
manajerial.
Produktivitas

Produktivitas menyangkut seberapa efisien input digunakan untuk menghasilkan output.


Ukuran produktivitas sebagian mengevaluasi penggunaan input tunggal yang efisien.

Efisiensi produktif total adalah titik di mana dua kondisi terpenuhi:


1. Untuk setiap campuran input yang akan menghasilkan output tertentu, tidak ada lebih
dari satu input yang digunakan daripada yang diperlukan untuk menghasilkan output.
2. Diberikan campuran yang memenuhi kondisi yang pertama, campuran yang paling
murah dipilih.
Pengukuran Produktivitas

• Pengukuran produktivitas hanyalah penilaian kuantitatif dari perubahan


produktivitas. Tujuannya adalah untuk menilai apakah efisiensi produktif
meningkat atau menurun. Pengukuran produktivitas bisa aktual atau prospektif.

• Pengukuran produktivitas sebenarnya memungkinkan manajer untuk menilai,


memantau, dan mengontrol perubahan. Calon pengukuran berwawasan ke
depan, dan berfungsi sebagai masukan untuk pengambilan keputusan strategis.

• Secara khusus, pengukuran ini memungkinkan manajer untuk membandingkan


manfaat relatif dari kombinasi input yang berbeda, memilih input dan campuran
input yang memberikan manfaat besar.
Pengukuran Produktivitas Parsial

ditetapkan dari satu input produktivitas yang biasanya diukur dengan menghitung rasio output ke
input: Rasio produktivitas Output dibagi Input. Produktivitas yang hanya menggunakan satu input
yang diukur disebut produktivitas parsial.
• Contoh:
Pada tahun 2007, salah satu pabrik Ladd Lighting memproduksi 120.000 lampu gantung
ruangan untuk grosir bangunan dan menggunakan 40.000 jam tenaga kerja. Rasio
produktivitas tenaga kerja adalah tiga lampu gantung per jam (120.000/40.000). Ini adalah
ukuran operasional, karena unit dinyatakan dalam istilah fisik.

Jika harga jual setiap unit adalah $50 dan biaya tenaga kerja adalah $12 per jam, maka output
dan input dapat dinyatakan dalam dolar. Rasio produktivitas tenaga kerja, dinyatakan dalam
istilah keuangan adalah $12,50 dari pendapatan per dolar dari biaya tenaga kerja
($6.000.000/$480.000).
Pengukuran Parsial dan Pengukuran Perubahan Efisiensi Produktif

Rasio produktivitas tenaga kerja dari tiga lampu gantung per jam mengukur
pengalaman produktivitas dari Ladd Lighting. Rasio tersebut menyampaikan
sedikit informasi tentang efisiensi produktif atau apakah produktivitas
perusahaan telah meningkat atau menurun.
Untuk melakukan pengukuran harus dilakukan perbandingan ukuran
produktivitas aktual saat ini dengan ukuran produktivitas periode sebelumnya.
Periode sebelumnya ini disebut sebagai periode dasar. Periode sebelumnya
dapat berupa periode yang diinginkan. Misalnya, tahun sebelumnya, minggu
sebelumnya, atau bahkan periode di mana batch produk terakhir diproduksi.
• Contoh:

Tahun 2007 adalah periode dasar dan standar produktivitas tenaga kerja, yaitu tiga
lampu gantung per jam. Selanjutnya akhir tahun 2007, Ladd Light memutuskan untuk
mencoba prosedur baru untuk memproduksi dan merakit motor dengan harapan bahwa
prosedur baru akan menggunakan lebih sedikit tenaga kerja.
Pada tahun 2008, terdapat 150.000 lampu gantung diproduksi, menggunakan 37.500 jam
kerja. Rasio produktivitas tenaga kerja untuk tahun 2008 adalah empat unit per jam
(150.000/37.500). Terdapat peningkatan produktivitas satu unit perjam.

Kesimpulan: Mengubah produktivitas tenaga kerja memberikan bukti bahwa proses


tersebut berhasil.
Keuntungan dari Tindakan Parsial

Langkah-langkah parsial memungkinkan manajer untuk fokus pada penggunaan input


tertentu. Pengukuran parsial operasi memiliki keuntungan karena mudah ditafsirkan
oleh semua orang di dalam organisasi dan oleh karena itu mudah digunakan untuk
menilai kinerja produktivitas.

Kerugian dari Tindakan Parsial

Jika digunakan secara terpisah, dapat menyesatkan. Penurunan produktivitas satu


input mungkin diperlukan untuk meningkatkan produktivitas input lainnya.
Pertukaran seperti itu diinginkan jika biaya keseluruhan menurun, tetapi efeknya
akan terlewatkan dengan menggunakan salah satu ukuran parsial.
Pengukuran Produktivitas Total

Mengukur produktivitas untuk semua input sekaligus disebut


pengukuran produktivitas total. Dalam praktiknya, mungkin tidak
perlu mengukur pengaruh semua input. Banyak perusahaan
mengukur produktivitas hanya dari faktor-faktor yang dianggap
sebagai indikator yang relevan dari kinerja dan keberhasilan
organisasi. Jadi, dalam istilah praktis, pengukuran produktivitas total
dapat didefinisikan sebagai pemfokusan pada sejumlah input yang
terbatas, yang secara total menunjukkan keberhasilan organisasi.
Pengukuran Produktivitas Terkait Laba

Menilai dampak produktivitas terjadi pada keuntungan saat ini adalah salah satu cara
untuk menilai perubahan produktivitas. Laba berubah dari periode dasar ke periode
berjalan. Sebagian dari perubahan laba itu disebabkan oleh perubahan produktivitas.
Mengukur jumlah perubahan laba yang disebabkan oleh perubahan produktivitas
didefinisikan sebagai: pengukuran produktivitas terkait laba. Menilai pengaruh
perubahan produktivitas pada laba periode berjalan akan membantu manajer
memahami pentingnya ekonomi dari perubahan produktivitas.
Menghubungkan perubahan produktivitas dengan keuntungan dijelaskan dengan
aturan berikut (Aturan Kaitan Laba), yaitu Untuk periode saat ini, hitung biaya input
yang akan digunakan jika tidak ada perubahan produktivitas, dan bandingkan biaya ini
dengan biaya input yang benar-benar digunakan. Selisih biaya adalah jumlah laba
yang berubah karena perubahan produktivitas.
Komponen Pemulihan Harga

Ukuran terkait laba menghitung jumlah perubahan laba dari periode


dasar ke periode berjalan yang disebabkan oleh perubahan
produktivitas. Selisih antara perubahan laba total dan perubahan
produktivitas terkait laba disebutkomponen pemulihan harga.
Kualitas dan Produktivitas

Meningkatkan kualitas dapat meningkatkan produktivitas, dan


sebaliknya. Misalnya, jika pengerjaan ulang dikurangi dengan
memproduksi lebih sedikit unit yang cacat, lebih sedikit tenaga kerja
dan lebih sedikit bahan yang digunakan untuk menghasilkan output
yang sama. Sehingga, mengurangi jumlah unit yang rusak
meningkatkan kualitas; mengurangi jumlah input yang digunakan
meningkatkan produktivitas.
Pembagian Keuntungan

Pembagian keuntungan adalah memberikan insentif tunai kepada


seluruh tenaga kerja perusahaan yang menjadi kunci peningkatan
kualitas dan produktivitas.

Misalnya, sebuah perusahaan memiliki target untuk mengurangi


jumlah unit yang rusak sebesar 10 persen selama kuartal berikutnya
untuk pabrik tertentu. Jika tujuan tercapai, perusahaan
memperkirakan bahwa $1.000.000 akan dihemat (dengan
menghindari hal pengerjaan ulang atau perbaikan garansi).
Studi Kasus
Disini kami kelompok 4 mengambil study kasus dari skripsi Anggrid
Yanuarista pada tahun 2010 dengan judul “Hubungan antara Biaya
Mutu dengan produktivitas Studi Kasus pada PT. Macanan Jaya
Cemerlang Klaten”.
Latar Belakang
• PT Macanan Jaya Cemerlang merupakan perusahaan penerbit dan percetakan barang, yang berupa buku pelajaran dan majalah.
Perusahaan ini menyadari pentingnya mengadakan pengawasan terhadap mutu. Mutu merupakan salah satu faktor utama dalam
proses percetakan karena dalam proses tersebut tidak diperkenankan untuk membuat kesalahan yang berakibat pada rendahnya
mutu produk dan menurunnya produktivitas. Untuk itu sebelum kesalahan-kesalahan itu terjadi harus diperlukan upaya
pengendalian biaya mutu.

• Mutu dan produktivitas merupakan kunci keberhasilan dalam menghadapi persaingan yang semakin ketat. Dengan memusatkan
diri pada mutu dan produktivitas perusahaan akan tetap bersaing dalam pasar dunia, karena perusahaan yang menekankan mutu
akan dapat meningkatkan mutu dalam suatu masa hal itu telah menghasilkan peningkatan produktivitas. Oleh karena itu
penyempurnaan mutu dan peningkatan produktivitas harus selalu berjalan beriringan.

• Berdasarkan latar belakang masalah di atas, penulis merasa tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul: ” Hubungan
Antara Biaya Mutu Dengan Produktivitas”.
Pembahasan
1. Deskripsi Data

Berdasarkan data penelitian terhadap biaya mutu tahun 2004 – 2008 dapat dideskripsikan jumlah
produksi (tabel 1), jumlah penjualan (tabel 2), jumlah jam kerja langsung dan tarif biaya tenaga
kerja langsung per jam departemen produksi (tabel 3), jumlah pemakaian bahan (tabel 4), jumlah
harga bahan baku (tabel 5), komposisi biaya mutu (tabel 6).
Data Produksi
Tabel 1
Data Jumlah Produksi PT Macanan Jaya Cemerlang
Tahun 2004-2008
Tahun Jumlah
2004 15.478.800
2005 16.987.970
2006 18.035.721
2007 20.342.654
2008 23.532.752
Data Penjualan

Tabel 2
Data Jumlah Penjualan PT Macanan Jaya Cemerlang Tahun 2004-2008
(dalam jutaan rupiah)
Tahun 2004 2005 2006 2007 2008
Jumlah 75.543 98.632 131.784 164.869 219.362
Data Jam Kerja
Tabel 3
Data Jumlah Jam Kerja Langsung dan Tarif Biaya Tenaga Kerja langsung
per Jam Departemen Produksi PT Macanan Jaya Cemerlang Tahun 2004-
2008
Jumlah Jam Tenaga Tarif per Jam
Tahun
Kerja Langsung (JTKL) (Rp)
2004 978.834,87 395,6
2005 997.433,76 527,5
2006 1.051.124,13 719,38
2007 1.038.172,28 894,9
2008 834.982,13 932,32
Data Pemakaian Bahan
Jenis
Bahan 2004 2005 2006 2007 2008
Baku
Kertas 3.762.872 3.973.643 4.227.399 4.696.300 4.980.590
Tinta 2.504.034 2.750.240 2.809.130 2.990.212 3.534.030
Kardus 1.986.400 2.161.328 2.419.104 2.819.870 3.230.986
Lem 802.350 925.150 958.947 1.250.830 1.789.930
Benang 368.308 432.076 444.556 560.171 638.124
Total 9.423.964 10.242.437 10.859.136 12.317.383 14.173.660
Data Harga Bahan Baku
Tabel 5
Data Harga Bahan Baku PT Macanan Jaya Cemerlang Tahun 2004-2008
Jenis
2004 2005 2006 2007 2008
Bahan
(Rp) (Rp) (Rp) (Rp) (Rp)
Baku
Kertas 1.545 1.560 1.830 2.100 2.168
Tinta 1.050 1.070 1.350 1.438 1.450
Kardus 929 947 985 1.020 1.108
Lem 792 798 895 918 942
Benang 544 550 670 769 785
Total 4.860 4.925 5.730 6.245 6.450
Data Komposisi Biaya Mutu
Data Komposisi Biaya Mutu
Data Komposisi Biaya Mutu
Data Komposisi Biaya Mutu
Hasil analisis komposisi biaya mutu tahun 2004-2008 yang dimiliki oleh PT. Macanan Jaya Cemerlang tersebut jika
dikaitkan dengan teori pandangan tradisional dan pandangan kelas dunia maka dapat disimpulkan bahwa PT.
Macanan Jaya Cemerlang lebih cenderung pada pandangan kelas dunia, yang mana dalam pandangan kelas dunia
dikatakan bahwa, semula perusahaan meningkatkan biaya pengendalian agar dapat mengurangi biaya kegagalannya
sehingga tercapai trade-off. Selanjutnya perusahaan dapat memotong kembali biaya pengendalian. Akhirnya,
perusahaan dapat mengurangi semua biaya mutu secara permanen. Hal tersebut sesuai dengan keberhasilan PT.
Macanan Jaya Cemerlang dalam mengurangi produk rusak dan sekaligus menurunkan biaya mutu total (TQC)
perusahaan dari tahun 2004-2008 yang mana tahun 2004 sebanyak Rp 1.898.444.907, tahun 2005 sebanyak Rp
1.845.181.709, tahun 2006 sebanyak Rp 1.716.865.533, tahun 2007 sebanyak Rp 1.525.322.467, dan tahun 2008
sebanyak Rp 1.157.005.305.
Pembahasan
2. Analisis Data

a. Komposisi Biaya Mutu

1) Menghitung Total Quality Cost (TQC)


Menghitung TQC (Total Quality Cost)
Menghitung TQC (Total Quality Cost)
Menghitung TQC (Total Quality Cost)
Perbandingan Kenaikan QCC dan Penurunan QAC
Komposisi Biaya Mutu
Komposisi Biaya Mutu
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa apabila dilihat dari perbandingan
biaya pengendalian dan biaya kegagalan terhadap biaya total ternyata
persentase biaya kegagalan semakin kecil (mendekati nol), dengan demikian
ada indikasi komposisi biaya mutu semakin baik.
Produktivitas
Rasio Produktivitas
KNP (Kuantitas Masukan Netral Produktivitas)
Biaya KNP Bahan dan Tenaga Kerja Langsung
BKS (Biaya Kini Sesungguhnya)
Dampak Produktivitas Berkait Laba (DPBL)
Tingkat Kenaikan Rasio
Hubungan Biaya Mutu dengan Produktivitas

1. Mencari besarnya nilai korelasi (r)

𝑛 ∑ 𝑋𝑌 − (∑ ( 𝑋 ) ( ∑ ( 𝑌 ) ) )
𝑟=
√ { ∑
𝑛 𝑋 2
− ( ∑ 𝑋 ()2
) }{ ∑
𝑛 𝑌 2
− ( ∑ 𝑌 ()2
)}

X = biaya Mutu

Y = Produktivitas Berkait Laba

r = Korelasi
Hubungan Biaya Mutu dengan Produktivitas

1. Mencari besarnya nilai korelasi (r)


Hubungan Biaya Mutu dengan Produktivitas

1. Mencari besarnya nilai korelasi (r)

( 4×5,782,342,043 ) − ( 6,244,375,014×3.885.615.363 )
r=
√( 4×10,017,592,710 )− (6,244,375,014() )× √( 4×4,724,814,550 )−(3,975,105,360() )
2 2

− 1.679.870 .190
r= =−0,926
√ 1.078 .151 .520 X 3.097 .795 .580
Hubungan Biaya Mutu dengan Produktivitas

2. Menguji Hasil Korelasi


Dari hasil uji r diperoleh nilai to sebesar –3,469 yang
ternyata lebih kecil dari nilai -t 0,05:2 sebesar -2,920.
r √𝑛 − 2 Dengan demikian Ho ditolak dan Ha diterima sehingga
t o=
√ 1 − 𝑟 2 dapat ditarik kesimpulan bahwa ada hubungan negatif
yang sangat kuat dan nyata antara biaya mutu dan
produktivitas
− 0,926 √ 4 − 2 berkait laba pada PT. Macanan Jaya
t o= Cemerlang.
√ 1 − ( − 0,926 )
2

− 1,309561759
t o=
0,377523509

t o =− 3,469
Hubungan Biaya Mutu dengan Produktivitas

2. Menguji Hasil Korelasi

hubungan negatif dan nyata antara biaya mutu dengan produktivitas, yaitu semakin minimal biaya
mutu maka produktivitas akan semakin meningkat. Hal ini didukung oleh pandangan kelas dunia
yang mengatakan bahwa semula perusahaan meningkatkan biaya pengendalian agar dapat
mengurangi biaya kegagalanya sehingga tercapai trade-off. Selanjutnya perusahaan dapat
memotong kembali biaya pengendalian. Akhirnya, perusahaan dapat mengurangi semua biaya mutu
secara permanen dan mutu dapat ditingkatkan. Peningkatan mutu umumnya mengarah pada
peningkatan produktivitas.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai